Anda di halaman 1dari 4

Tema Iman Tanda Dicintai Allah SWT, Pentingnya Kedudukan Iman

 
PORTAL JEMBER - Khutbah Jumat singkat dengan tema "Iman Tanda Dicintai Allah
SWT" menjelaskan pentingnya iman sebagai tanda Allah mencintai hamba-Nya. Allah SWT
memberi dunia kepada mereka yang dicintai-Nya dan mereka yang tidak, tapi iman diberikan
khusus kepada hamba yang Allah cintai.

‫َ اَل‬ َ ‫َأ‬ ‫َئ‬ َ ُ ْ ‫َأ‬ ُ ُ َ َْ َ ُُ َ َ ُ َ ّ َ


ُ ‫ َم ْن َي ْهده‬،‫ َون ُعوذ باهللِ م ْن ش ُرور نفسنا َوم ْن َسي ات ْع َمالنا‬،‫إن ال َـح ْمد لله ن ْـح َمد ُه َون ْستع ْينه َون ْستغف ُر ُه‬ َّ
  ‫هللا ف‬ ِِ ِ ِ ِّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ً ‫َ َأ ْ َأ‬ َ ‫اَل‬ َّ َ َّ ‫َ َأ ْ َأ‬ ‫ُ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ اَل‬
‫ ش َه ُد ن ال ِإ ل َه ِإ ال هللا َو ْح َد ُه ش ِر ْي َك ل ُه َو ش َه ُد َّن ُم َـح َّمدا َع ْب ُد ُه َو َر ُسوله‬،‫ض ِل ْل ف َه ِاد َي ل ُه‬ ‫ ومن ي‬،‫م ِضل له‬
‫َأ‬
َ ‫وت َّن اَّل َو ْن ُت ْم ُم ْسل ُم‬ ُ ُ َ ‫َّ َ َ َّ ُ َ َ اَل‬ ُ َّ ُ َ َ َّ َ ُّ َ ‫َأ‬
‫ون‬ ِ ‫ يا يها ال ِذين آمنوا اتقوا الله حق تقا ِت ِه و تم ِإ‬،‫قال هللا تعالىـ فى كتابه الكريم‬
‫َّ ُ ُ َ اًل‬
 ‫ين َآم ُنوا َّات ُقوا الل َه َوقولوا ق ْو َس ِد ًيدا‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها َّالذ‬،‫وقال تعالى‬
ِ
َ َ ََ َ َّ ُ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ ‫ُ ْ ْ َ ُ ْ َأ‬
 ‫وبك ْم َو َم ْن ُي ِط ِع الل َه َو َر ُسول ُه فق ْد ف َاز ف ْو ًزا َع ِظ ًيما‬ ‫يص ِلح لكم عمالكم ويغ ِفر لكم ذن‬
َّ َّ َ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ‫َ ُ َّ َ َأ‬
ُ ‫ َو َش َّر اُأل‬،‫الل ُه َع َل ْيه َو َس َّل َم‬ َ ‫ ف َّن َأ‬،‫َأ َّما َب ْع ُد‬ 
َ ‫ص َد َق ْال‬
 ‫ور‬ِ ‫م‬ ِ ‫ى‬ ‫ل‬‫ص‬ ‫د‬
ٍ ‫م‬ ‫ح‬‫م‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ِ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫و‬ ، ‫ه‬ِ ‫الل‬ ‫اب‬ ‫ت‬‫ك‬ِ ‫يث‬
ِ ‫د‬ِ ‫ح‬ ‫ِإ‬
َ
‫ُم ْح َدث ُات َها‬
Ummatal Islam,
Sesungguhnya nikmat yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah nikmat
hidayah yang Allah berikan kepadanya. Karena sesungguhnya nikmat hidayah itulah yang
akan kita bawa sampai ke kuburan. Sesungguhnya nikmat hidayah itulah yang akan
bermanfaat nanti di hari akhirat kelak. Adapun nikmat materi, nikmat harta, itu tidak akan
kita bawa kepada kuburan ataupun dalam kehidupan akhirat kelak. Dalam hadits Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫َ َ اَّل‬ ‫اَل‬ ‫اَل‬ ْ ُّ َّ
‫ان ِإ َم ْن ُي ِح ُّب‬ ‫الدن َيا َم ْن ُي ِح ُّب َو َم ْن ُي ِح ُّب َو ُي ْع ِطي اِإْل يم‬ ‫وِإ َّن الل َه ُي ْع ِطي‬ َ

“Sesungguhnya Allah memberi dunia pada orang yang Allah cintai maupun yang tidak.
Sedangkan iman hanya diberikan kepada orang yang Allah cinta.” (HR. Bukhari dalam
Adabul Mufrad)
 
Allah memberikan dunia kepada mukmin dan kepada kafir. Dan Allah tidak memberikan
keimanan kecuali kepada orang-orang yang beriman saja.
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan orang-orang yang beriman dengan hidayah dan
menginginkan untuk orang-orang yang beriman yang terbaik untuk mereka. Allah tidak ingin
menjadikan surganya orang yang beriman di dunia, karena kenikmatan dunia tidaklah kekal.
Allah ingin jadikan surganya orang-orang yang beriman itu nanti di akhirat kelak. Di sana
mereka akan hidup kekal abadi, tak akan ada lagi kesakitan, tidak akan ada kesedihan, tidak
pula akan ada kesusahan. Di sana hanya ada kesenangan dan terus kesenangan, tidak akan
ada lagi kematian.
 
Berbeda dengan orang-orang kafir. Allah jadikan surga mereka di dunia ini. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َْ ُ ُ ‫مْل‬ ْ
‫ا ُّلدن َيا ِس ْج ُن ا ْؤ ِم ِن َو َج َّنة الكا ِف ِـر‬ 
“Dunia itu adalah penjara untuk orang yang beriman dan surga bagi orang-orang yang kafir.”
(HR. Muslim)
 
Seorang mukmin dipenjara oleh Allah dengan perintah dan larangan-laranganNya. Banyak
sekali larangan-larangan yang Allah larang kepada kita. Allah melarang kita makan riba,
Allah larang kita berzina, Allah larang kita dengan banyak sekali larangan-larangan. Orang
yang kurang beriman akan berkata: “Mengapa agama ini banyak larangannya?” Tapi orang
yang beriman berkata: “Sami’na wa Atha’na” Sesungguhnya itu semua adalah sudah
perintah Allah, kami menginginkan yang terbaik dari itu semua, yaitu surga Allah Jalla wa
‘Ala.
  
Maka orang-orang kafir, mereka tidak mau diatur oleh Allah, mereka lebi senang diatur oleh
hawa nafsunya, mereka mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya. Oleh karena itu dunia
menjadi kesenangan dan surga bagi mereka. Mereka hidup di dunia sebebas-bebasnya
bagaikan binatang ternak, mereka hidup di dunia bersenang-senang, berfoya-foya, kemudian
mereka berbuat maksiat kepada Allah Jalla wa ‘Ala, dan terkadang Allah berikan kepada
mereka kenikmatan agar bertambahlah dosa-dosa mereka sehingga semakin beratlah siksa
mereka dalam kehidupan akhirat. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
ْ َ ُ َّ َ
ٌ ‫است ْد َر‬ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُّ ْ َ ْ َ ْ ْ ُ َ َّ َ ْ ‫َ َ َأ‬
 ‫اج‬ ِ ‫اص ِيه ما ي ِح ُّب فِإ ن َما هو‬
ِ ‫ِإ ذا ر يت الله يع ِطي العبد ِمن الدنيا على مع‬
 “Apabila kamu melihat Allah terus-menerus memberikan kepada seorang hamba apa yang
dia mau dari kehidupan duni sementara ia terus-menerus berbuat maksiat kepada Allah,
sesungguhnya ia adalah istidraj (Diulur oleh Allah agar tambah sesat, agar tambah keras
siksanya pada hari kiamat).” (HR. Ahmad)
 
Orang yang beriman, terkadang Allah jadikan dia susah dalam kehidupan dunia ini. Untuk
apa? Yaitu agar ia tidak tertipu dengan kehidupan dunia, supaya ia terhindar dari fitnah
dunia, supaya ia terhindar dari berbagai macam hal-hal yang bisa merusak keimanannya.
Allah berikan kepada dia berbagai macam ujian agar ia selamat di dunia dan agar terpelihara
keimanannya. Sehingga kemudian dengan itulah dia pun Allah masukkan ke dalam
surgaNya yang luasnya seluas langit dan bumi.
 
Orang yang beriman lebih memilih sabar di dunia daripada sabar dalam api neraka.
Sedangkan orang-orang yang beriman, mereka tidak sabar untuk menaati Rabbnya, mereka
tidak sabar dengan ujian-ujian yang Allah berikan di dunia. Sehingga akhirnya mereka lebih
memilih sabar dalam api neraka. Sementara mereka sendiri tidak beriman akan adanya api
neraka.
 
Maka saudaraku, bersyukurlah kepada Allah yang sudah memberikan kepada kita nikmat
yang sangat besar ini.  Hidayatul Iman, itulah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan
kepada orang-orang yang Ia cintai, karena orang-orang yang dicintai itu adalah dikhususkan
dan diistimewakan oleh Allah dengan keimanan.
 
Di zaman yang penuh dengan fitnah ini, fitnah syahwat, fitnah syubhat, ternyata kita masih
diberikan oleh Allah kekuatan untuk menaati Allah, kekuatan untuk menjauhi maksiat-
maksiat, kekuatan untuk terus menuntut ilmu Allah. Demi Allah, itu adalah merupakan
kenikmatan yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba.
 
Maka saudaraku, ketika kita diberikan oleh Allah kemampuan terus demikian, bersyukurlah
kepada Allah. Karena sesungguhnya ternyata kita termasuk orang-orang yang Allah berikan
kebaikan. Kewajiban kita terus untuk mempertahankan hidayah ini sampai akhir hayat.
 
 
Khutbah II
 
Orang yang beriman lebih memilih sabar di dunia daripada sabar dalam api neraka.
Sedangkan orang-orang yang beriman, mereka tidak sabar untuk menaati Rabbnya, mereka
tidak sabar dengan ujian-ujian yang Allah berikan di dunia. Sehingga akhirnya mereka lebih
memilih sabar dalam api neraka. Sementara mereka sendiri tidak beriman akan adanya api
neraka.
 
Maka saudaraku, bersyukurlah kepada Allah yang sudah memberikan kepada kita nikmat
yang sangat besar ini.  Hidayatul Iman, itulah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan
kepada orang-orang yang Ia cintai, karena orang-orang yang dicintai itu adalah dikhususkan
dan diistimewakan oleh Allah dengan keimanan.
 
Dizaman yang penuh dengan fitnah ini, fitnah syahwat, fitnah syubhat, ternyata kita masih
diberikan oleh Allah kekuatan untuk menaati Allah, kekuatan untuk menjauhi maksiat-
maksiat, kekuatan untuk terus menuntut ilmu Allah. Demi Allah, itu adalah merupakan
kenikmatan yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba.
 
Maka saudaraku, ketika kita diberikan oleh Allah kemampuan terus demikian, bersyukurlah
kepada Allah. Karena sesungguhnya ternyata kita termasuk orang-orang yang Allah berikan
kebaikan. Kewajiban kita terus untuk mempertahankan hidayah ini sampai akhir hayat.
 
Ummatal Islam,
Di masa pandemi ini, Allah ingin mengambil sedikit kenikmatan yang pernah Allah berikan
dahulu. Dahulu kita banyak berbuat maksiat mungkin, dengan adanya pandemi Allah ingin
menggugurkan dosa-dosa kita, juga dengan kita berusaha menghadapi kesulitan demi
kesulitan yang kita hadapi.
 
Adapun orang-orang yang beriman, dia sadar bahwasanya dunia itu sesuatu yang fana, dia
tidak akan hidup lama di dunia, ia akan menghadapi kehidupan akhirat nanti, ia pasti akan
meninggal dunia. Maka ia tidak jadikan dunia di hatinya. Yang ia jadikan adalah akhirat di
hatinya, saudaraku. Sedangkan para pecinta dunia itu menganggap bahwasanya kasih sayang
Allah itu dengan kekayaan dan kenikmatan. Allah mengatakan tentang para pecinta dunia
itu:
َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫َ َأ َّ َ َ ْ َ اَل‬ ْ ‫َأ‬ ُ ‫ان َذا َما ْاب َتاَل ُه َر ُّب ُه َفَأ ْك َر َم ُـه َو َن َّع َم ُه َف َي ُق‬ َ ‫ َفَأ َّما ا‬  
ُ ‫نس‬
‫عل ْي ِه ِر ْزق ُـه‬... ‫﴾ و ما ِإ ذا ما ابت ه فقدر‬١٥﴿ ‫ول َر ِّبي ك َر َم ِن‬ ‫ِإ‬ ‫ِإْل‬
‫َ اَّل‬ َ َ ‫َ َ ُ ُ َ َأ‬
  ‫﴾ ك‬١٦﴿ ‫فيقول ر ِّبي هان ِن‬
“Adapun manusia, apabila Allah berikan kepada dia kenikmatan dan rezeki, Allah luaskan
rezekinya, dia berkata: ‘Allah sayang kepadaku, Allah memuliakan diriku.’ Adapun ketika
Allah sempitkan rezekinya, dia berkata: ‘Allah tidak sayang kepadaku, Allah menghinakan
diriku.’ Allah mengatakan: ‘Sekali-kali tidak…’” (QS. Al-Fajr[89]: 17)
 
Bukan itu tanda kasih sayang Allah kepada seorang hamba. Kasih sayang Allah kepada
hamba hakikatnya dijadikan dia istiqamah di atas hidayah, dijadikan ia sabar menghadapi
berbagai macam ujian dan cobaan, dijadikan ia mau tunduk dan patuh terhadap perintah,
demikian pula menjauhi larangan.
 
Itulah, saudaraku.. Hakikat seorang hamba yang Allah inginkan kebaikan.
 Maka saudaraku, inilah hidayah yang Allah masih memberikan kepada kita. Jangan sia-
siakan! Ingat, Allah mampu untuk mencabut kembali hidayah itu dari kita bila kita tidak
menjaganya dengan baik, bila kita sia-siakan hidayah itu, kemudian kita malah memilih jalan
kebatilan setelah kita mengetahui kebenaran. Nas’alullah as salamah wal ‘afiah.

َ َ َ َّ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ ُ َّ َ
‫ َو َب ِار ْك َعلى ُم َح َّم ٍد‬.‫ ِإ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫صل ْي َت َعلى ِإ ْب َر ِاه ْي َم َو َعلى ِآل ِإ ْب َر ِاه ْي َم‬ ‫ص ِّل َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى ِآل محم ٍد كما‬ ‫اللهم‬
َ َ ْ َ َ
‫ ِإ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫َو َعلى ِآل ُم َح َّم ٍد ك َما َب َارك َت َعلى ِإ ْب َر ِاه ْي َم َو َعلى ِآل ِإ ْب َر ِاه ْي َم‬
َ َ َ َّ َ َ َ َّ ‫املسل َمات َواملْؤ من ْي َن َواملْؤ م َنات اَأل ْح َياء م ْن ُه ْم َواَأل ْم َو‬ َ َْ ْ ْ ُ
  ‫ ف َيا‬،‫ات‬ ِ ‫ات ِإ نك س ِم ْي ٌع ق ِر ْي ٌب ُم ِج ْي ُب الدعو‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ْ ‫الله َّم اغ ِف ْر ِلل ُم ْس ِل ِمين و‬
‫اجات‬ َ ‫َقاض َي‬
َ ‫الح‬
ِ
،‫ اللهم اصلح والة أمورنا يا رب العاملين‬،‫ اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم‬،‫اللهم تقبل أعمالنا يا رب العاملين‬
‫واجعلنا من التوابين واجعلنا من املتطهرين‬
َّ ‫اب‬
 ‫الن ِار‬ َ ‫الد ْن َيا َح َس َن ًة َوفي اآلخ َرة َح َس َن ًة َوق َنا َع َذ‬
ُّ ‫َر َّب َنا آت َنا في‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
 :‫عباد هللا‬
َ
َ ‫نكر َو ْال َب ْغي ۚ َيع ُظ ُك ْم ل َع َّل ُك ْم َت َذ َّك ُر‬
‫ون‬
‫مْل‬
َ ُ َ َ ْ َْ َ ٰ َََْ َْٰ ُْ
‫ا‬‫و‬ ‫اء‬ ‫ش‬ ‫ح‬‫ف‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫و‬ ‫ى‬‫ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫اء‬ َ ‫الل َـه َيْأ ُم ُر ب ْال َع ْدل َوا ْح َسان َو‬
‫يت‬
َّ َّ
‫ِإ ن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِ ِإ‬ ‫ِ ِإْل‬ ِ
ُ ْ َ َ ََ ُ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ُْ َ
َ ‫كر هللا‬
‫أكب‬ ِ ،‫ واشك ُروه على ِنع ِم ِه ي ِزدكم‬،‫فاذك ُروا هللا الع ِظ ْي َم يذك ْركم‬
ُ ‫ولذ‬

Anda mungkin juga menyukai