Anda di halaman 1dari 20

KITAB MAHKOTA ZIAROH

MOHAMAD WINOTO
AMALIYAH

Tim 11 Cagar Budaya Cakra Aswaja RI Yayasan Cakra Amaliyah

PENERBIT CV. PENA PERSADA

MAHKOTA ZIAROH i
KITAB MAHKOTA ZIAROH

Penulis:
Mohamad Winoto
Amaliyah

Tim 11 Cagar Budaya Cakra Aswaja RI Yayasan Cakra Amaliyah

ISBN: 978-623-455-059-7

Penerbit CV. Pena Persada


Redaksi :
Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas
Jawa Tengah
Email: penerbit.penapersada@gmail.com
Website: penapersada.com Phone: (0281) 7771388
Anggota IKAPI

All right reserved


Cetakan pertama: 2022

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip


atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penulis dan penerbit
ii MAHKOTA ZIAROH
MUQODIMAH
SHOLALLOHU ‘ALA MUHAMMAD

ِ
ُ‫السالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللا َوبَ َرَكاتُه‬ َّ
‫ ََل َح ْو َل َو ََل‬،‫ول هللا‬ ِ ‫السالَ ُم َعلى ر ُس‬ َّ ‫الصالَةُ َو‬ َّ ‫هلل َو‬ ِ ‫هللا ال حم ُد‬ ِ ‫بِس ِم‬
َ َ َْ ْ
ِ
َ‫قُ َّوةَ ا ََّل ِِبهلل‬
‫الس َم ِاء‬
َّ ‫ تَبَ َار َك الَّ ِذ ْي َج َع َل ِِف‬،‫ْيا‬ ِ ْ ِ‫اد ِه َخب‬
ً ْ ‫ْيا بَص‬ ً
ِ ‫ّلِل الَّ ِذي َكا َن بِ ِعب‬
َ
ِِ
ْ َّ ‫اَ ْْلَ ْم ُد‬
‫ أَ ْش َه ُد اَ ْن َلَ إِلَهَ إَِلَّ هللاُ وأَ ْش َه ُد‬.‫ْيا‬ ِ ِ ِ
ً ْ ‫اجا َوقَ َم ًرا ُمن‬ ً ‫بُ ُرْو ًجا َو َج َع َل ف ْي َها س َر‬
‫اعيَا إِ َل‬ِ ‫ ود‬،‫اَ َّن ُُمَ َّم ًدا عب ُده ورسولُه الَّ ِذي ب عثَه ِِب ْْل ِق ب ِشْيا ونَ ِذي را‬
َ َ ً ْ َ ًْ َ َ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ُ ُ ْ َ
‫ص ْحبِ ِه َو َسلِ ْم‬ ِِ ِ
َ ‫ص ِل َعلَ ْيه َو َعلَى آله َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ْيا‬
ِ ‫ا ْْل ِق ِبِِ ْذنِِه و ِسر‬
ً ْ ‫اجا ُمن‬ًَ َ َ
‫ أ ََّما بَ ْع ُد؛‬.‫تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْ ًْيا‬

Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui dan maha


melihat hamba-hambanya. Maha suci Allah, Dia-lah yang
menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya
penerang dan bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan
izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan
shalawat dan salam baginya dan keluarganya, yaitu doa dan
keselamatan yang berlimpah.

‫س ِد ِه فِی‬
َ ‫اح َو َعلَی َج‬ ِ ‫ص ِل َعل َی ُرْو ِح َسيِ ِد َن ُُم َّمد فِی اْلَ ْرَو‬ َ ‫أَللَّ ُه َّم‬
‫ص ْحبِ ِه َو َسلِ ْم‬ ِِ ِِ
َ ‫لی قَ ِْبه فی اْل ُقبُ ْوِر َو َعلَی اَله َو‬
ِ ‫اْلَج‬
َ ‫ساد َو َع‬
َْ
MAHKOTA ZIAROH iii
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada ruh Nabi Muhammad
saw, diantara semua ruh, kepada jasadnya diantara semua jasad,
kepada kuburnya diantara semua kubur, dan limpahkanlah pula
rahmat dan keselamatan kepada keluarganya dan sahabatnya.

َ ‫للّٰ ُه َّم اجْ عَ ْل ِل ْي نُ ْو ًرافِ ْي قَ ْلبِ ْي َونُ ْو ًرافِ ْي قَ ْب ِر ْي َونُ ْو ًرافِ ْي‬
‫س ْم ِع ْي‬
‫ش ْع ِر ْي َونُ ْو ًرا ِف ْي َبش َِر ْي َونُ ْو ًرا ِف ْي‬
َ ‫ص ِر ْي َونُ ْو ًرا ِف ْي‬ َ ‫َونُ ْو ًرا ِف ْي َب‬
َّ ‫ام ْن َب ْي ِن َيد‬
‫َي‬ ِ ‫ َونُ ْو ًر‬.‫ام ْي‬
ِ ‫ظ‬َ ‫لَحْ ِم ْي َونُ ْو ًرا ِف ْي د َِم ْي َونُ ْو ًرا ِف ْي ِع‬
‫ام ْن‬ ِ ‫ام ْن َخ ْل ِف ْي َونُ ْو ًراع َْن َي ِم ْينِ ْي َونُ ْو ًراع َْن‬
ِ ‫ش َما ِل ْي َونُ ْو ًر‬ ِ ‫َونُ ْو ًر‬
َ ‫اواَع ِْطنِ ْي نُ ْو ًر‬
‫اواجْ عَ ْل‬ ِ ‫فَ ْوقِ ْي َونُ ْو ًر‬
َ ‫ اَللّٰ ُه َّم ِز ْدنِ ْي نُ ْو ًر‬.‫ام ْن تَحْ تِ ْي‬
‫اواجْ عَ ْلنِ ْي نُ ْو ًرا‬
َ ‫ِل ْي نُ ْو ًر‬

Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, cahaya dalam


kuburku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam
penglihatanku, cahaya dalam rambutku, cahaya dalam kulitku,
cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku dan cahaya dalam
tulang-tulangku. Dan cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku,
cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di
atasku dan cahaya di bawahku. Ya Allah tambahkanlah cahaya
kepadaku, berikanlah cahaya kepadaku dan jadikanlah cahaya
bagiku dan jadikanlah diriku cahaya.

َ ‫طأْنَا ۚ َربَّنَا َو ََل تَحْ ِم ْل‬


‫علَ ْينَا‬ َ ‫َاخ ْذنَا إِ ْن نَسِينَا أ َ ْو أ َ ْخ‬
ِ ‫ربَّنَا ََل تُؤ‬
‫علَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْب ِلنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِ ِّم ْلنَا َما ََل‬
َ ُ‫إِص ًْرا َك َما َح َم ْلتَه‬
‫ار َح ْمنَا ۚ أ َ ْنتَ َم ْو ََلنَا‬ ْ ‫عنَّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو‬ َ ‫ْف‬ُ ‫طاقَةَ لَنَا بِ ِه ۖ َواع‬َ
َ‫علَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْلكَافِ ِرين‬ ُ ‫فَا ْن‬
َ ‫ص ْرنَا‬

iv MAHKOTA ZIAROH
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada
kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kamu memikulnya.
Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau
penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.

Kendal, Pebruari 2022


Penulis

MAHKOTA ZIAROH v
DAFTAR ISI

MUQODIMAH SHOLALLOHU ‘ALA MUHAMMAD ............. iii


DAFTAR ISI ..................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
BAB II ZIAROH KUBUR ALA SUFI ....................................... 16
BAB III HAKEKAT TAWASUL KEPADA NABI, WALI
DAN ULAMA ............................................................... 21
BAB IV KEADAAN MAYIT SAAT ADA YANG
BERZIAROH ................................................................. 27
BAB V HAL YANG BISA MENYAKITI SI MAYYIT ............ 42
BAB VI TENTANG HADIAH BACAAN .................................. 47
BAB VII SIAPA BILANG AL QUR'AN HANYA DIBACA
OLEH ORANG YANG MASIH HIDUP. ..................... 60
BAB VIII ADAB DAN TATA CARA ZIARAH KUBUR
WALIYULLOH ............................................................. 63
BAB IX TATA CARA ZIARAH/WASILAH ............................. 75
BAB X ASAL USUL TAHLIL ................................................. 113
BAB XI APAKAH BOLEH MENGKHUSUSKAN SURAT
TERTENTU DALAM AL QUR’AN DENGAN
MENGULANGI BACAAN ATAU
MENDENGARKAN. .................................................. 127
BAB XII DASAR HUKUM HITUNGAN HARI DOA BAGI
MAYYIT ...................................................................... 155
BAB XIII PEMAHAMAN ZIAROH KUBUR DALAM
PERSPEKTIF WASATHIYAH ..................................... 162
BAB XIV PENUTUP .................................................................. 170
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 171
TENTANG PENULIS ................................................................. 175

vi MAHKOTA ZIAROH
BAB I

PENDAHULUAN

Istilah Ziyārah (‫ )زيارة‬berasal dari akar kata kerja lampau


zāra (‫)زار‬, berasal dari kata za-wa-ra (‫)زور‬. Dalam bahasa
Inggris kata ini berarti “to visit, call, pay a visit.” Sedangkan
dalam bahasa Indonesia berarti: “mengunjungi, hubungan, dan
berkunjung.” Pelaku ziarah disebut zā’ir/zā’irūn, zā’irah/
zā’irāt atau zuwwar/ zuwwārāt yang berarti “peziarah-
pengunjung, penghubung atau tamu.”
Sedangkan Ziarah secara istilah adalah mendatangi
kubur sewaktu-waktu untuk memohon rahmat Tuhan bagi
orang yang dikuburkan di dalamnya dan sebagai peringatan
supaya orang yang hidup dapat mengingat akan mati dan nasib
di kemudian hari.
Makna ziarah tidak hanya mengunjungi pemakaman
semata tetapi terdapat sebuah niat untuk mendoakan dan
mengambil pelajaran dari kegiatan ziarah tersebut. (A. Warson
Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia,
(Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1985), h. 592. As'ad M . Ali
Kalalah, Kamus Indonesia Arab, (Jakarta: Bulan Bintang,
1987), h. 286 M. Thalib, Fiqih Nabawi, (Surabaya, Al-Ikhlas,
1989), h. 108, Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 606, Baca juga M. Misbahul
Mujib, “Tradisi Ziarah dalam Masyarakat Jawa”, Jurnal
Kebudayaan Islam, Vol. 14, No. 2, Yogyakarta, 2016, h. 11).
Ziaroh kubur merupakan salah satu perbuatan yang
mengalami perubahan (nasikh-mansukh). Pada masa
permulaan Islam, Rasulullah melarang melakukan praktik
ziaroh, tapi kemudian larangan tersebut mansukh (diubah)
menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan untuk dilakukan.

MAHKOTA ZIAROH 1
Nabi Muhammmad SAW menganjurkan untuk ziaroh
kubur ke pemakaman kaum muslimin, karena ziarah kubur
mengandung banyak manfaat. Larangan umat muslim
berziaroh ke kuburan pada masa sebelumnya, disebabkan
kondisi keimanan umat yang dianggap masih lemah, serta
sosiologis masyarakat Arab di masa itu yang didominasi
kepercayaan pada dewa.
Rasulullah SAW khawatir kalau ziarah kubur
diperbolehkan, umat Islam akan menjadi penyembah kuburan.
Seiring berjalannya waktu dan Islam yang semakin berkembang,
dimana akidah umat Islam kuat dan tidak ada kekhawatian
untuk berbuat syirik. Rasulullah SAW membolehkan pra
sahabatnya untuk melakukan ziarah kubur. Rasulullah
menganjurkan kegiatan ziarah ke kubur, seperti tertulis dalam Sunan
Turmudzi No. 973 berikut ini:

‫ت‬ُ ‫"قَ ْد ُك ْن‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّم‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ال‬ َ َ‫َح ِديْث بُ َريْ َد ْة ق‬
‫نَ َه ْي تُ ُك ْم َع ْن ِزَي َرةِ الْ ُقبُ ْوِر فَ َق ْد أُ ِذ َن لِ ُم َح َّمد ِِف ِزَي َرةِ قَ ِْب أُِم ِه فَ ُزْوُرَها فَِإ َّّنَا‬
ِ ْ‫تَ ْذكِر ا‬
)‫آلخ َرةِ" (رواه الرتمذي‬ ُ
Artinya: Hadis dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Saya pernah melarang berziarah
kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin
untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang
berziarahlah..! Karena hal itu dapat mengingatkan
kamu kepada akhirat.

‫ لَعَنَ هللا‬:‫سلَّ َم‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ قَال‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
‫زائرات القبور‬

2 MAHKOTA ZIAROH
Dinarasikan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW. bersabda:
Allah melaknat para wanita peziarah kubur. (HR Ibnu Hibban:
3178).

Dalam sanad hadits tersebut terdapat perawi Umar bin


Abi Salamah yang dinilai lemah. Sebagian ahli ilmu
mengatakan bahwa hadits itu diucapkan sebelum Nabi SAW
membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Kemudian
hadits telah dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik
laki-laki maupun perempuan. Berkaitan dengan hal ini,
Rasulullah bersabda dalam salah satu haditsnya:
ُ ‫ُك ْن ُت َن َه ْي ُت ُك ْم َع ْن زَي َارة ْال ُق ُبور َف ُز‬
َ ‫ور‬
‫وها‬ ِ ِ ِ
Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi
(sekarang) berziarahlah kalian,” (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah tidak hanya


memerintahkan ziarah kubur, tapi beliau juga menjelaskan
manfaat-manfaat dalam melaksanakan ziarah kubur. Hal ini
seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
ُ ْ َ ْ ُّ َّ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ُ ْ ُ
‫ َوت ْد ِم ُع‬،‫ ف ِإن ُه ُي ِرق القل َب‬،‫وها‬‫ورأَل فزور‬ ِ ‫كنت نهيتكم عن ِزيار ِة القب‬
ُ َُ َ َ ْ َُ َ ْ
‫ َوَل تقولوا ُه ْج ًر‬،‫ َوتذ ِك ُراْل ِخ َرة‬،‫ال َع ْين‬

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi


(sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah
kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata,
mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian
berkata buruk (pada saat ziarah),” (HR. Hakim).
Perilaku ziarah kubur juga dilakukan oleh Rasulullah,
hal ini beliau lakukan setelah malaikat Jibril menemui
Rasulullah seraya berkata:
MAHKOTA ZIAROH 3
َ ْ َ ََ ْ َ َْ ْ َ ْ
‫ِإ َّن َرَّب َك َيأ ُم ُر َك أن تأ ِت َي أ ْه َل ال َب ِق ْي ِع فت ْستغ ِف ُرل ُه ْم‬

Artinya: “Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli


kubur baqi’ agar engkau memintakan ampunan buat
mereka” (HR. Muslim)

Setelah adanya perintah dari Allah untuk menziarahi


kuburan Ahli Baqi’, Rasulullah membiasakan menziarahi
tempat tersebut pada saat giliran menginap di rumah Aisyah
radliyallahu ‘anha. Hal ini seperti tercantum dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah:
َ َ َ َ َ َّ ُ َّ ُ ُ َ َ
‫ان ل ْيل ُت َها ِم ْن َر ُسو ِل‬‫ كلما ك‬- -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ ‫كان َرسول‬
َ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ
‫آخ ِرالل ْي ِل ِإلى ال َب ِق ِيع ف َي ُقو ُل‬ِ ‫ يخ ُرج ِمن‬- -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ
َّ
َ ُ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ َّ
‫وع ُدون غ ًدا ُم َؤ َّجلون‬ ‫السالم عليكم دارقو ٍم مؤ ِم ِنين و أتاكم ما ت‬
َ َ ْ َ ْ َّ َ ُ َ ُ ُ َّ َ َ ْ َّ َ
‫َّللا ِبك ْم َل ِحقون الل ُه َّم اغ ِف ْر أل ْه ِل َب ِق ِيع الغ ْرق ِد‬ ‫و ِإنا ِإن شاء‬

Artinya: “Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah


‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam
menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam:
‘Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur
dari kalangan kaum mukmin. Segera datang apa yang
dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami Insya
Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah
penghuni kubur Baqi’ Gharqad,” (HR. Muslim).

Berdasarkan dalil-dalil dalam hadits di atas, tidak dapat


disangsikan lagi bahwa ziarah kubur adalah hal yang
diperbolehkan bahkan tergolong sebagai hal yang dianjurkan
(sunnah). Anjuran melaksanakan ziarah kubur ini bersifat
umum, baik menziarahi kuburan orang-orang shalih ataupun

4 MAHKOTA ZIAROH
menziarahi kuburan orang Islam secara umum. Hal ini seperti
ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali:

‫زيارة القبورمستحبة على الجملة للتذكرواَلعتباروزيارة قبور‬


‫الصالحين مستحبة ألجل التبرك مع اَلعتبار‬

Artinya: “Ziarah kubur disunnahkan secara umum dengan


tujuan untuk mengingat (kematian) dan mengambil
pelajaran, dan menziarahi kuburan orang-orang
shalih disunnahkan dengan tujuan untuk tabarruk
(mendapatkan barakah) serta pelajaran,”

Bahkan legalitas melaksanakan ziarah kubur ini telah


disepakati oleh seluruh mazhab umat Islam. Hal ini seperti
disampaikan dalam kitab Hujjah Ahlissunnah Wal Jama’ah:

‫زيارة القبورتجيزها مذاهب املسلمين كلها‬

Artinya: “Ziarah kubur diperbolehkan oleh seluruh mazhab


umat Islam,”

Maka dapat disimpulkan bahwa praktek ziarah kubur


merupakan salah satu ajaran agama Islam yang secara tegas
dianjurkan oleh syariat. Dan sebaiknya seseorang pada saat
melaksanakan ziarah kubur agar senantiasa menjaga adab-
adab dalam berziarah kubur, agar ziarah kubur yang
dilakukannya mendapatkan pahala dan kemanfaatan serta
dilakukan dengan cara yang benar.
Fenomena dalam ziarah kubur adanya tawassul kepada
Nabi Muhammad SAW dan para aulia dan sholihiin,
sebagaimana dalam kitab bughyah al-Mustarsyidin dijelaskan
bahwa bertawwasul kepada para nabi dan para wali pada masa
hidupnya atau setelah wafatnya, hukumnya adalah Mubah.

MAHKOTA ZIAROH 5
Selain itu, dalam kitab al-mausu’ah al-fiqhiyah juga
dijelaskan bahwa seluruh ahli kubur itu hidup. Mereka dapat
berfikir, mendengar, melihat dan mengetahui orang-orang
yang menziarahinya dan orang-orang yang mengucapkan
salam kepadanya. Mereka juga bisa membalas salam.
Hal ini berdasarkan hadist Nabi dan ijma’. Seperti hadits
yang diriwayatkan oleh al- Bukhori :

َ َ َ ْ
‫ الخ (رواه‬....‫ِإ َّن الـ َم ِيت ِإذا ُد ِف َن َوت َو َّلي عنه أصحابه يسمع فرع نعال‬
)‫البخاري‬

Artinya: Sesungguhnya mayit apabila telah dikubur sedangkan


orang-orang yang menziarahinya telah pergi, dia
(mayit) bisa mendengarkan suara sandal (pentakziyah
yang pergi meninggalkannya).

Ziarah tidak hanya dilakukan laki-laki, perempuan juga


ikut meramaikan kuburan. Tawaran pahala sebesar dua qiradh
dan keinginan untuk mendoakan kerabat yang telah meninggal
menjadi alasan mereka menuju kuburan.
Di Indonesia, ziaroh kubur adalah lumrah, namun di
Arab Saudi, ziarah kubur tidak bisa dilakukan oleh perempuan.
Muslimah hanya bisa berdiri di pagar atau pintu pemakaman
dan tidak boleh masuk. Hal ini dilakukan tidak hanya saat
ziarah tapi juga saat pemakaman.
Hukum ziarah kubur memang ada perbedaan pandangan
dari ulama. Ada ulama yang mutlak mengharamkan, ada juga
yang makruh, mubah, atau haram dengan persyaratan. Mazhab
Hambali beranggapan bahwa ziaroh bagi muslimah mutlak
haram. Hal ini didapat dari Ibnu Abbas RA yang menyebut,
"Rasulullah melaknat para wanita yang menziarahi kubur dan
menjadikannya masjid dan memberikan penerangan di

6 MAHKOTA ZIAROH
atasnya." Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Abu Hurairah juga
berkata, "Rasulullah Saw melaknat perempuan peziarah kubur.
Sementara itu, pandangan yang memakruhkan seorang
muslimah berziarah kubur adalah Mazhab Syafi'iyah. Hadis
yang melarang perempuan berziarah kubur hukumnya sahih,
begitu pula hadis dari Aisyah tentang pembolehan wanita
berziarah kubur. Karena itu Mazhab Syafi'iyah menilai ziarah
kubur boleh dilakukan oleh muslimah.
Ulama yang menilai tindakan ziarah kubur boleh bagi
perempuan memaknai hadits berisi larangan ini keluar atas
kemungkaran yang bisa saja dilakukan oleh perempuan ketika
ziarah kubur. Larangan yang dikeluarkan bukan semata atas
praktik ziarahnya.
Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas
Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam menyebut, laknat adalah
pengusiran dari rahmat Allah. Salah satu tanda besar tindakan
yang dilaknat adalah konsekuensi rajam, had, atau ancaman
keras dari pembuat syariat.
Sementara Rasulullah SAW melaknat perempuan
peziarah kubur. Ini menjadi dalil bagi ulama yang
mengharamkan secara mutlak, ziarah kubur bagi perempuan.
Sementara ulama yang membolehkannya memahami hadits ini
sebagai keharaman atas perempuan yang melakukan
kemungkaran saat berziarah seperti histeris menampar pipi,
menyobek kantong pakaian, dan meratap karena kekurangan
rasa sabar dan kebanyakan rasa sedih mereka.
Perangai muslimah di masa itu suka meratap dan
mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Perempuan juga
makhluk yang sangat mudah terpancing secara emosional.
Apalagi menyaksikan keluarganya dimasukkan ke liang lahat,
dikhawatirkan mereka akan meratap atau merusak kondisi
psikologisnya. Hal ini yang diiharapkan tidak terjadi saat
perempuan mendatangi kuburan.
MAHKOTA ZIAROH 7
Selain perangai perempuan masa itu, tahayul dan kurafat
seputar kuburan juga masih banyak terdengar. Tidak sedikit
masyarakat menyembah atau mengagung-agungkan kuburan.
Ketika keimanan umat Islam dinilai telah kuat, larangan ini
dihapus. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda,
"Aku dahulu pernah melarang kalian ziarah kubur, maka
(sekarang) ziarahlah kalian."
Hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda,
"Rasulullah SAW melaknat para wanita yang sering berziarah
kubur. Rasul melarang muslimah terlalu sering ziarah kubur
karena alasan-alasan yang berhubungan dengan fitnah. Namun
jika hanya sesekali, hal tersebut diperbolehkan. Ummu
Athiyyah juga pernah berkata, Kita dilarang untuk mengikuti
jenazah (ke pemakaman), namun beliau (Rasulullah SAW)
tidak bersungguh-sungguh (dalam melarang).
Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz meyakini dan
menyetujui pendapat yang menyatakan perempuan boleh
berziarah kubur namun tidak terlalu sering. Ziaroh kubur
memang membawa manfaat dan mudharat. Dari segi manfaat,
ziarah kubur mengingatkan umat pada kematian.
Suatu saat nanti, si peziarah juga akan bernasib sama
dengan mayit yang dimakamkan. Ia punya kesadaran bahwa
dunia tidak kekal. Sementara aspek mudharatnya datang
karena perempuan dikenal sebagai makhluk yang mudah
terbawa perasaan. Dikhawatirkan wanita yang larut dalam
kesedihan akan mengeluarkan kata-kata ratapan atau ucapan
yang menentang takdir.
Sedangkan menurut pemahaman Ahlussunnah
WalJama'ah, hukumnya sunnah muakkad. Maka dari itu ziarah
makam/kubur adalah merupakan perbuatan yang dianggap
baik, jangankan ke makam Nabi Muhammad SAW, ke makam
ibu-bapak, makam ulama-ulama, makamnya orang-orang

8 MAHKOTA ZIAROH
yang mati syahid dan makamnya para pahlawan Islam saja
bernilai pahala.
Manfaat ziarah kubur antara lain,akan melembutkan
hati, mengingatkan kepada kematian dan mengingatkan akan
negeri akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

،‫ َوتَ ْد َم ُع الْ َع ْي‬،‫ت َّنَْي تُ ُك ْم َع ْن ِزَي َرةِ اْل ُقبُوِر أََلَ فَ ُزْوُرْو َها فَِإ َّّنَا تَ ْر َق اْل َق ْلب‬ُ ‫ُك ْن‬
‫ َوَلَ تَ ُقولُوا ِه ْج ًرا‬، ‫آلخ َرة‬ ِ ْ‫وتَ ْذكِر ا‬
ُ َ
Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah
kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian
berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati,
meneteskan air mata, mengingatkan kalian akan negeri
akhirat namun jangan kalian mengucapkan kata-kata
batil (di dalamnya) (HR Al-Hakim).

ِ ِ ِ ‫إِِن َّنَي ت ُكم عن ِزيرةِ الْ ُقبوِر فَ زور‬


َ ْ ‫وها فَإ َّن ف ْي َها ع‬
‫بة‬ َ ُ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُْ

Sesungguhnya dulu aku telah melarang kalian dari


berziarah kubur, maka sekarang ziarahilah kubur,
sesungguhnya pada ziarah kubur itu ada pelajaran (bagi
yang hidup) (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Baihaqi).

Ziarah yang disyariatkan yaitu ziarah kubur dengan


tujuan untuk mengingat kematian, akhirat, untuk memberikan
salam kepada ahli kubur serta mendoakan mereka atau
memohonkan ampun untuk mereka. Imam Turmudzi
meriwayatkan satu hadits di mana Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallama bersabda:

MAHKOTA ZIAROH 9
،‫ فَ َق ْد أ ُِذ َن لِ ُم َح َّمد ِِف ِزَي َرةِ قَ ِْب أ ُِم ِه‬،‫ت َّنَْي تُ ُك ْم َع ْن ِزَي َرةِ ال ُقبُوِر‬
ُ ‫قَ ْد ُك ْن‬
ِ ‫فَ زوروها فَِإ َّّنَا تُ َذكِر‬
َ‫اآلخ َرة‬ ُ َ ُُ
Artinya: “Sungguh dahulu aku melarang kalian untuk
berziarah kubur. (Kini) telah diijinkan bagi
Muhammad untuk berziarah ke kubur ibunya. Maka
berziarah kuburlah kalian, karena sesungguhnya
ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat.

Dalam riwayat Imam Muslim Rasul menuturkan:

َ ‫ور فَِإ َّّنَا تُ َذكِ ُر ال َْم ْو‬


‫ت‬ َ ُ‫وروا الْ ُقب‬
ُ ‫فَ ُز‬
Artinya: Maka berziarah kuburlah kalian, karena
sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan
pada kematian.

Ziarah kubur menurut hadits di atas bisa menjadikan


pelakunya teringat akan kematian dan kehidupan akhirat,
bahwa ia pada saatnya kelak akan mati dan mengalami segala
yang ada di alam barzakh dan akhirat. (Belajar Toleransi dari
Imam Syafi’i saat Ziarahi Makam Abu Hanifah)
Dalam beberapa riwayat kita bisa menjumpai keterangan
bahwa Rasulullah pernah berziarah ke makam ibundanya
Sayidatina Aminah. Beliau juga berziarah ke komplek
pemakaman Baqi’ untuk menziarahi ahli kubur para sahabat
yang gugur di perang Badar dan Uhud. Hadits riwayat Imam
Muslim dari Abu Hurairah:

‫ فَبَ َكى َوأَبْ َكى‬،‫ب أ ُِم ِه‬ َّ ِ َّ َ ‫َِّب‬


َ ْ َ‫صلى هللاُ َعلَْيه َو َسل َم ق‬ ُّ ِ‫ َز َار الن‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬،َ‫َع ْن أَِِب ُه َريْ َرة‬
ُ‫َم ْن َح ْولَه‬
10 MAHKOTA ZIAROH
Artinya: Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallama
pernah berziarah ke kubur ibundanya, maka beliau
menangis dan menjadikan orang di sekitarnya
menangis.

Imam Malik dalam Muwatho’-nya juga meriwayatkan:

‫ُصلِ َي َعلَْي ِه ْم‬ ِ ِ ُ ْ‫إِِن بُعِث‬


َ ‫ت إِ َل أ َْه ِل الْبَقي ِع ل‬

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus (untuk berziarah) ke ahlul


baqi’ untuk mendoakan mereka.”

Di Indonesia sebagian besar masyarakat muslim


melakukan ziaran kubur dengan berbagai macam mitivasi.
Ada di antara mereka yang aktif berziarah kubur ke makam
orang tua setiap hari tertentu untuk berkirim do’a, ada juga
yang pada bulan-bulan tertentu secara rombongan berziarah ke
makam para wali dan kiai dengan tujuan bertabarruk, dan lain
sebagainya.
Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya Nashâihul ‘Ibâd
menuturkan ada 4 (empat) macam motivasi orang melakukan
ziarah kubur:

Pertama, ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati


dan akhirat. Ziarah dengan motivasi ini bisa hanya dengan
melihat kuburan atau komplek pemakaman saja tanpa harus
tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan. Tidak harus
kuburan orang muslim, bahkan kuburan orang kafir sekalipun
bisa menjadi sarana untuk menjadikan seorang muslim
mengingat kematian dan kehidupan akhirat yang pada saatnya
nanti akan ia lakukan.

MAHKOTA ZIAROH 11
Kedua, ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang
yang ada di dalam kuburan. Menurut Syekh Nawawi ziarah
dengan tujuan ini disunahkan bagi setiap orang muslim.
Tentunya kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di
dalamnya bersemayam jenazah orang muslim, pun tidak harus
kuburan keluarga sendiri.

Ketiga, ziarah kubur dengan motivasi untuk tabarruk atau


mendapatkan keberkahan. Ziarah dengan tujuan ini
disunahkan dengan mengunjungi kuburnya orang-orang yang
dikenal baik pada waktu hidupnya.

Keempat, ziarah kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak


ahli kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua.

Semestinya ziarah kubur dilakukan sesuai tuntunan


syari’at tanpa ada motivasi-motivasi lain yang bertentangan
dengan apa yang diajarkan oleh agama melalui para ulama.
Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 9.

ِ َ‫ين ََل يَ ْعلَ ُمو َن إِ ََّّنَا يَتَ َذ َّكر أُولُو ْالَلْب‬ ِ َّ ِ َّ


‫اب‬ ُ َ ‫قُ ْل َه ْل يَ ْستَ ِوي الذ‬
َ ‫ين يَ ْعلَ ُمو َن َوالذ‬
Artinya: “Katakanlah, apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sebenarnya hanya orang yang berakal
sehat yang dapat menerima pelajaran.”

Salah satu manfaat yang didapat dari ziarah kubur adalah


kita sebagai manusia akan mendapat peringatan akan kematian
dan alam akhirat, yang sejatinya menunggu kita. Terutama
ziaroh kubur mengunjungi makam orang tua, sesungguhnya
dapat menjadi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan sang
anak semasa orang tuanya masih hidup.

12 MAHKOTA ZIAROH
Salah satu pendapat dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir lit
Tahbrani juz 19 menyebutkan:

‫ َح َّدثَنَا‬,‫ َح َّدثَنَا أَ ِب‬,‫َح َّدثَنَا ُممد بن أَ ْْحَد أَبُو النُّ ْع َمان بن شبل البصري‬
‫عن َعْب ِد اْل َك ِرْي أَب‬ ْ ‫َعم أَِب ُممد بن النُّ ْع َمان َع ْن َْي َي بن العُالَء البجلي‬
‫ال َر ُس ْو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬َ َ‫اهد َع ْن أَِب ُه َريْ َرةَ ق‬ ِ َ‫أُميَّة َعن ُم‬
ْ َ
(‫ب بِرا‬ َ َ‫"م ْن َز َار قَ ْبُ أَبَ َويْه أَ ْو اَ َح ُد ُهَا َف ُك ِل ُج ْم َعة غَ َف َر لَه َوَكت‬
َ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, barang siapa berziarah ke
makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap
hari Jumat maka Allah mengampuni dosa-dosanya
dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti
kepada kedua orang tuanya.
Manfaat yang lain
Pertama, menyegarkan ingatan bahwa kita akan mati,
menyusuli orang tua, kakek, nenek dan sebagainya yang
diziarahi.

Kedua, mendorong untuk semakin mendekatkan diri kepada


Allah. Apalagi pada saat bulan Ramadan yang pahalanya
berlipat ganda bagi mereka yang beribadah di dalam bulan
ramadhan.

Ketiga, menyadarkan peziarah kubur, untuk banyak berbuat


kebaikan di sisa hidup ini karena yang dibawa mati hanya
amal ibadah kepada Allah dan kebaikan terhadap sesama.

Keempat, mendorong untuk selalu mendoakan kepada orang


tua, kakek, nenek dan saudara yang dikasihi dan orang-orang
Islam supaya selamat di dunia dan akhirat.

MAHKOTA ZIAROH 13

Anda mungkin juga menyukai