Anda di halaman 1dari 4

ُ َّ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ َ ِّ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َْْ َ

َّ
،‫ وََْد َْ لا ِِله ِِلا اهلل‬،‫ وعلى آ ِل ِه وصح ِب ِه ومن والاه‬، ِ‫ والصلاة والسلام على س ِي ِدنا محم ٍد رسو ِل اهلل‬، ِ‫الحمد هلل‬
ُ َ َ
ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً ََّ ُ َ َ ِّ َ َّ ُ َ ْ َ
‫وََْد َْ س ِيدنا محمدا عبده ورسوله‬.

ْ ُ ُ َ َّ ُ ْ ُ َ َ َّ ُ َّ َ ْ َ َ ْ ُ َْ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ِّ َ ُ ْ َ ََّ
َ‫وتوا الع ْْلم‬ َ ْ َ َ
َ ‫ يرف ِع اهلل ال ِذين آمنوا ِمنكم وال ِذين‬:‫ ف ِ ِإني َو ِصيكم ونف ِس ي ِبتقوى اهللِ الق ِائ ِل في محك ِم ِكت ِاب ِه‬،‫َما بعد‬
ِ

)١ :‫ير (سورة المجادلة‬ ٌ ‫اهلل ب َما َت ْع َم ُْلو َْ َخب‬


ُ َّ ‫َد َر َجات َو‬
ِ ِ ٍ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi
untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban
dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Hadirin rahimakumullah, Allah subhanahu wa ta’ala memuji para u lama dalam
firman-Nya :

ُ َ ‫ه‬ ْ ُ َ ٰ َّ
ُ ‫اهلل لك ْم َواِ َذا ق ْي َل ان ْ ُش ُز ْوا َفان ْ ُش ُز ْوا َي ْر َفع ا ه‬
‫هلل‬ ُ ‫يٰٓ َايُّ ََا الذيْ َن ا َم ُن ْوْٓا ا َذا ق ْي َل لك ْم َت َفَّس ُح ْوا فى ال َم ٰجْلس َف ْاف َس ُح ْوا َي ْف َسح‬
ِ ِ ْۚ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ُ َّ ُ ٰ َّ
ٌ‫اهلل ب َما َت ْع َم ُْل ْو َْ َخب ْير‬
ُ ‫الذيْ َن ا َم ُن ْوا م ْنك ْم َوالذيْ َن ا ْو ُتوا الع ْْل َم َد َر ٰجت َو ه‬
ِ ِ ٍۗ ٍ ِ ِ ْۙ ِ ِ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan..” (QS al
Mujadilah: 11)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

ْ ٰ َ ْ ً َ ْ ْ ُ ُ ُ َ ٰۤ ْ َ ُ َّ َ ٰ َ ٗ ََّ ‫َ َ ه‬
ُ‫زْ ُز الحَك ْيم‬ َ ْ َ ُ َّ َ ُ ‫َْد‬
ِ ‫اهلل انه ل ْٓا ِاله ِالا هوْۙ َوال َمْلىِٕكة َواولوا ال ِعْل ِم قاۤىِٕماۢ ِبال ِقس ِطٍۗ ل ْٓا ِاله ِالا هو الع ِ ي‬
ْ
ِ
Maknanya: “Allâh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu), tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang Mahakuat lagi Maha
Bijaksana” (QS Ali ‘Imran: 18).

Dalam ayat di atas, Allah menyebutkan namanya, lalu malaikat dan para ulama. Hal ini menunjukkan betapa tingginya keutamaan, kemuliaan dan
keluhuran para ulama. Dalam ayat yang lain, Allah menegaskan bahwa sungguh tidak sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu.
Allah ta’ala berfirman :

َ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َْ ْ َ ْ ُ
)٩ :‫قل هل يست ِوي ال ِذين يعْلموْ وال ِذين لا يعْلموْ (سورة الزمر‬

Maknanya: “Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS az-Zumar: 9).

Bagaimana mungkin sama antara ulama dan orang awam, antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu, sedangkan Allah ta’ala
menyatakan bahwa orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya adalah yang paling takut dan bertakwa kepada Allah. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman :
َ َ
ٌ َ ٌ َ َ َّ َّ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َّ
)١١ :‫اهلل َتقاكم ِِْ اهلل ع ِْليم خ ِبير (سورة الحجرات‬
ِ ‫ِِْ َكرمكم ِعند‬

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian menurut Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui yang tampak dan tersembunyi dari keadaan hamba” (QS al Hujurat: 13).

Bagaimana mungkin sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu, sedangkan Rasululluh shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda :

َْ ْ ُ َ ُ َ َ ُ ْ َ
‫اء َو َرثة الأن ِب َي ِاء (رواه البخاري) ـ‬‫العْلم‬

“Para ulama adalah pewaris para Nabi” (HR al-Bukhari).

Dan yang diwariskan oleh para nabi kepada para ulama bukanlah harta benda akan tetapi sesuatu yang lebih berharga dibandingkan harta benda,
yaitu ilmu agama.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengenai keutamaan orang yang berilmu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ََْ َ َ ْ ََ َْ َ َ َْ ُ ْ َ
ْ
)‫فضل الع ِال ِم على الع ِاب ِد كفض ِل ْي على َدناكم (رواه الترمذي‬

Maknanya: “Keutamaan orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya atas ahli ibadah yang mengetahui sahnya ibadah adalah seperti
perbandingan keutamaanku atas orang yang paling rendah derajatnya di antara kalian” (HR at-Tirmidzi).

Keutamaan ini disebabkan tidak lain karena manfaat orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya itu meluas ke berba gai lapisan
masyarakat, tidak terbatas pada dirinya sendiri. Berbeda dengan orang yang ahli ibadah yang manfaatnya hanya terbatas pada dirinya sendiri.

Hadirin rahimakumullah, Cukup sebagai bukti atas keutamaan ilmu bahwa orang yang tidak berilmu sekalipun, jika dikatakan berilmu, maka ia tidak
akan menolak dan pasti merasa senang. Sebaliknya jika orang yang tidak berilmu dikatakan bodoh, pasti ia akan menolak dan tidak mau dikatakan
bodoh.

Oleh karena itulah, Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita agar menuntut ilmu agama dan mengabarkan kepada kita betapa
besar pahala yang diperoleh oleh orang yang menuntut ilmu agama. Beliau bersabda :
َ َ َ
ٌ َ ٌ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ِّ َ ُ ْ ْ َ َ ٌ ْ َ ْ ْ َ ً َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ِّ َ َ َ
)‫ لأْ تغدو فتتعْلم بابا ِمن ال ِعْل ِم خير لك ِمن َْ تص ِلي َلف ركع ٍة (ح ِديث ث ِابت رواه ابن ماجه‬،‫يا َبا ذ ٍر‬

Maknanya: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau pergi lalu belajar satu bab ilmu agama, maka itu lebih baik bagimu daripada melakukan shalat sunnah
seribu rakaat” (HR Ibnu Majah.

Hal ini dikarenakan menuntut ilmu agama hukumnya wajib sedangkan melakukan shalat-shalat sunnah sebanyak apapun hukumnya tetaplah sunnah.
Tentu perbuatan yang wajib lebih utama daripada perbuatan yang sunnah. Dalam hadits lain, Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َ
َ ْ ْ َ ُ ْ ِّ ْ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ُ َ ُ َ
)ْ‫ا‬
ِ ‫م‬ ‫ي‬‫إ‬ِ ‫ال‬ ‫ب‬ِ ‫ع‬ْ ‫في‬ ‫البيَقي‬ ‫(رواه‬ ‫ن‬ِ ‫ي‬ ‫الد‬
ِ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ‫ه‬
ٍ ‫ق‬ ‫ف‬
ِ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫ف‬ َ ‫ء‬
ٍ ‫ي‬ ‫ش‬‫ب‬ِ ‫اهلل‬ ‫د‬‫ما ع ِب‬

Maknanya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan yang agung, maka Allah akan berikan kepadanya pemahaman yang mendalam
tentang ilmu agama (dengan dimudahkan untuk belajar kepada para ulama yang terpercaya)” (HR al-Bukhari dan Muslim)

audara-saudara seiman, Para ulama mengatakan bahwa menyibukkan diri dengan menuntut ilmu agama lebih utama dari melakukan ibadah-ibadah
badaniyah yang sunnah. Hal itu dikarenakan manfaat ilmu meluas dan bermanfaat bagi diri orang yang berilmu dan orang lain. Se dangkan ibadah-
ibadah badaniyyah yang sunnah manfaatnya terbatas pada diri sendiri. Keutamaan tersebut juga dikarenakan ilmu dapat menentukan sah atau
tidaknya berbagai macam ibadah. Sahnya Ibadah membutuhkan ilmu dan bergantung kepadanya, sedangkan ilmu tidak bergantung kepada ibadah.
Seseorang yang beribadah tanpa dasar ilmu akan melakukan bentuk ibadah yang rusak yang akan membuatnya celaka di akhirat. Keutamaan tersebut
juga dikarenakan para ulama adalah pewaris para Nabi dan hal ini tidak berlaku bagi ahli ibadah yang bukan ulama. Ilmu juga tetap ada pengaruh
dan manfaatnya meski pemiliknya sudah meninggal. Keberadaan ilmu juga menyebabkan hidupnya syariat dan terpeliharanya ajaran-ajaran agama.
Ilmu agama adalah hidupnya Islam. Artinya, dengan ilmu agama, seseorang akan mampu menjaga keislamannya dan keislaman orang lain. Dan
dengan ilmu agama, ajaran-ajaran Islam akan terjaga kemurniannya dari pihak-pihak yang berupaya untuk menyelewengkannya. Oleh karenanya,
disebutkan dalam sebuah hadits:

َ َْ ْ َ
َ ْ َّ َ َ ُّ َ ٌ َ ٌ ْ َ َ َ
ِّ
‫اْ ِمن َل ِف ع ِاب ٍد (رواه البيَقي في ْعب الإيماْ) ـ‬
ِ ‫احد َْد على الشيط‬ ِ ‫ولف ِقيه و‬
“Satu orang faqih (orang yang mendalam pengetahuan agamanya) lebih sulit bagi setan untuk menggoda dan menjerumuskannya daripada seribu
ahli ibadah” (HR al Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Hadirin rahimakumullah, ulama hidupnya tidak abadi, maka penting kita perhatikan dan siapkan penerusnya terlebih di kampung kita sendiri. Ketika
kita memiliki keterbatasan waktu atau kurangnya ilmu agama untuk mengajari putra-putri kita maka Jangan ragu untuk menitipkan anak-anak kita
ke pesantren, ke ustadz atau ustadzah untuk dibimbing belajar ilmu agama. Jangan khawatir akan masa depan karirnya di dunia, dari pengusaha
sampai Presiden sudah ada perwakilan dari latar belakang santri. Sala satu tanda dicabutnya ilmu dari muka bumi adalah dengan mewafatkan para
ulamanya dan kita semua harus mempersiapkan penerusnya serta mari kita muliakan para ulama terkhusus ulama, ustadz, ustadzah di kampung kita
sendiri yang dari merekalah anak kita diajari dasar – dasar agama. Demikian khutbah kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua .

ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ َّ َ َ َّ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ُ ‫َ َ َ ه‬
‫ ونفع ِني واِ ياكم ِبما ِفي ِه ِمن الصل ِاة والزك ِاة والصدق ِة و ِتلاو ِة القرا ِْ وَ ِِي ِع‬،‫بارك اهلل ِلي ولكم ِفي هذا اليو ِم الك ِري ِم‬
ُ َ ‫َ َ َ ْ َْ ُ ه‬
َ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ِّ َ ََّ َ َ
ْ َ َ ْ َ َّ
،‫ َقول ق ِول ْي هذا وَستغ ِفر اهلل ِل ْي ولكم‬،‫ وتقبل ِم ِني و ِمنكم َ ِِيع َعم ِالنا ِِنه هو الح ِكيم الع ِْليم‬،‫ات‬ ِ ‫الطاع‬
ْ
ْ ‫َف‬
َّ ‫ ِاَّن ُه ُه َو ال َغ ُف ْو ُر‬،‫اس َت ْغف ُر ْو ُه‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ِ
‫ْ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ٰ َ َّ ه ُ َ ْ َ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫َ‬
‫َ ْ َ‬
‫َ‬ ‫َ ُ َ ِّ َ ُ َ ِّ ُ َ َ َ ِّ َ ُ ََّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ َْْ ُ ه َ َ َ‬
‫هلل وكفى‪ .‬وَص ِلي وَس ِْلم على س ِي ِدنا محم ٍد المصطفى‪ .‬وعلى آلِ ِه وَصح ِاب ِه َه ِل الوفا‪ََْ .‬د َْ لا ِاله ِالااهلل وحده لا‬ ‫ْ‬ ‫الحمد ِ ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ ُ َّ َ ْ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َْ‬ ‫ه َْ‬ ‫َْ َ‬ ‫ُ َْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ََ ُ َ ً َ ُُ‬ ‫ْ َ ُ َّ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬
‫اهلل الع ِل ِّي الع ِِ ْي ِم‬ ‫ش ِر ْيك له‪َ .‬وََْد َْ َس ِِّيدنا محَّمدا ع ْبده َو َر ُسوله‪َ .‬ما بعد‪ .‬ف َيا َيَُّا ال ُم ْس ِْل ُموْ‪ْ َ .‬و ِص ْيك ْم َونف ِس ْي ِبتقوى ِ‬
‫ِ‬
‫وْ َع َلى النِ ِّي‪ .‬ياَ‬
‫َّ‬ ‫َ َ َ ِّ ْ َ ْ َ َ َ َّ ه َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ‬ ‫َ ْ َ ْ َ َّ ه َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َّ َ َ َّ َ‬
‫واعْل ُموا َْ اهلل َم َركم ِبأم ٍر ع ِِي ٍم‪َ .‬م َركم ِبالصل ِاة والسل ِام على ن ِب ِي ِه الك ِري ِم‪ .‬فقال‪ ِِْ :‬اهلل ومل ِائكته يصْل‬
‫ِِ‬
‫َ‬ ‫َ َّ‬
‫ّٰللَا َص ِّل َع َلى َس ِّيد َنا ُم َحَّمد َو َع َلى آل َس ِّيد َنا ُم َحَّمد ك َما َصَّْل ْي َت َع َلى َس ِّيد َنا ِ ْب َراه ْيمَ‬ ‫َّ‬ ‫َي ُّ ََا الذ َين آ َم ُنوا َص ُّْلوا َع َل ْيه َو َس ِّْل ُموا تَ ْسْلي ًما‪ َ .‬ه ُ‬
‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬
‫آل َس ِِّي ِدنا‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫اه‬ ‫ر‬ ‫َو َعلى آل َس ِّي ِد َنا ِ ْب َراه ْي َم َو َبار ْك َعلى َس ِّي ِد َنا ُم َحَّم ٍد َو َعلى آل َس ِّي ِد َنا ُم َحَّم ٍد ك َما َب َارك َت َعلى َس ِّي ِد َنا ِ ْب َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ َّ َ َ ٌ َ ٌ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫اه ْي َم‪ِ ،‬ف ْي العال ِم ْين ِِنك ح ِِ ْيد ِمج ْيد‪.‬‬ ‫َْ‬
‫ِِبر ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ه َُّ َّ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َّ ِّ ْ َ‬ ‫اغف ْر ل ْْل ُم ْؤمن ْي َن َو ْا ُلم ْؤم َنات َو ْا ُلم ْسْلم ْي َن َو ْا ُلم ْسْل َمات َا َلا ْحيآء م ْن َُ ْم َو ْا َلا ْم َ‬ ‫َ ه َُّ ْ‬
‫ات ّٰللَا َ ِعز ا ِلإسلام والمس ِْل ِمين وَ ِذل ا ِلشرك‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ّٰللَا ِ ِ ِ ِ‬
‫ْ َ َ َ َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ ِّ َّ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ِّ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ِّ ْ ْ َ َ ِّ ْ‬
‫الدي ِن واع ِل ك ِلم ِاتك ِِلى‬ ‫الدين واخذل من خذل المس ِْل ِمين و د ِمر َعداء ِ‬ ‫والمش ِر ِكين وانصر ِعبادك المو ِح ِدية وانصر من نصر ِ‬
‫َ ْ َ ِّ ْ َ ه َُّ ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ‬
‫وني ِسَّيا‬ ‫الدي ِن‪ّٰ .‬للَا ادفع عنا البلاء والوباء والزلا ِزل وا ِلمحن وسوء ا ِلفت ِن وا ِلمحن ما ظَر ِمنَا وما بطن عن بَ ِدنا ِاند ِ‬ ‫ي وم ِ‬
‫َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ ْ ْ َّ ً َ َ َّ ْ َ َ ْ َ ََّ َ‬ ‫ْ ُ َْ‬
‫َّ َ‬
‫اب الن ِار‪َ .‬ربنا‬ ‫لآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫و‬ ‫الدنْ َيا َح َس َن ًة َ‬ ‫ُّ‬
‫ى‬ ‫ف‬ ‫نا‬ ‫ت‬ ‫آ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ب‬‫ر‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫م‬ ‫ال‬‫لع‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ة‬‫عآم‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ْل‬ ‫س‬ ‫لم‬ ‫ا‬ ‫اْ‬ ‫د‬ ‫َ‬‫لب‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ائ‬ ‫س‬‫خآص ًة َو َ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ُْ ْ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ه َّ ه َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ‬ ‫او ْْ َل ْم َت ْغف ْر َل َنا َو َت ْر َح ِْ َنا َل َن ُك ْو َنَّن م َن ْالَخاسر ْي َ‬ ‫َ‬
‫َظ َْل ْم َنا ا ْن ُف َس َن َ‬
‫اْ و ِِيَت ِاء ِذي القرَى‬ ‫ِ‬ ‫س‬ ‫إح‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫د‬‫ع‬ ‫ال‬‫ب‬‫ِ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫اهلل‬ ‫ِْ‬ ‫اهلل‬
‫ِ‬ ‫اد‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ِ‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اِ‬
‫ه َ َْ‬ ‫ْ ُ ُ َ ْ‬ ‫ْ‬
‫هَ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َّ‬ ‫ُ ُ َ َ َّ ُ َ َ‬ ‫َ ْ َ َ ُْ ْ َ َ َ ْ‬ ‫َْ َ َ‬
‫اهلل َكَ ُر‪.‬‬ ‫اهلل الع ِِ ْي َم َيذك ْرك ْم َول ِذك ُر ِ‬ ‫البغي‪َ ،‬ي ِعِك ْم لعلك ْم تذك ُر ْوْ‪ .‬فاذك ُروا‬ ‫وينهى ع ِن الفحش ِاء والمنك ِر و‬
‫ِ‬

Anda mungkin juga menyukai