2023
Instalasi Laboratorium Terpadu
Sub Inst. Patologi Klinik
Tata Kelola, Kepemimpinan, dan
Pengaturan (TKP)
/
Governance, Leadership, and Direction
(GLD)
SK DIRUT tentang Visi dan Misi RSCM
MISI 2020-2024
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional berstandar
internasional.
2. Menyelenggarakan layanan kesehatan semesta berbasis institusi maupun komunitas
melalui AHS (Academic Health System).
3. Menyelenggarakan Pendidikan yang menghasilkan tenaga kedokteran dan kesehatan
unggul.
4. Menyelenggarakan rumah sakit berbasis Smart Hospital.
5. Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata Kelola yang andal dan
akuntabel
Dr.dr. Merci Monika, SpPK dr. Dean Handimulya, SpPK dr. Eka Susanto, SpPA(K) dr. Yulia Rosa
(Kepala Sub Instalasi Pelayanan, (Kepala Sub Instalasi (Kepala Sub Instalasi Saharman, SpMK(K)
Mutu dan Pengembangan Administrasi Umum dan Pelayanan, Mutu dan (Kepala Sub Instalasi
Patologi Klinik) Operasional) Pengembangan Patologi Pelayanan, Mutu dan
Anatomi) Pengembangan Mikrobiologi
DIREKSI Klinik)
Manajemen Instalasi Pelayanan Laboratorium Terpadu
“ M enolong, memberikan yang terbaik KARS JCI
CN.1609
SERT/01/VII/2012
KODE ETIK (CODE OF
CONDUCT)
KEWENANGAN SECARA UMUM
1. MENJAGA KERAHASIAAN
2. KERAHASIAAN USERNAME DAN PASSWORD
PETUGAS
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)/
International Patient Safety Goals (IPSG)
Standar IPSG merupakan
standar keselamatan
pasien yang WAJIB dilaksanakan di
SEMUA AREA yang melayani pasien
IPSG 2.1 • Meningkatkan proses serah terima hasil kritis dari uji diagnostik
IPSG 6.1 • Mengurangi risiko cedera akibat jatuh pasien pasien rawat jalan
Standar IPSG.1
Metode: dengan pertanyaan terbuka
menanyakan Dua Identitas Pasien (nama lengkap dan tanggal
lahir) dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
MERAH ALERGI/ALERGY
DNR DNR
Pada pasien yang tidak dapat dipasang gelang risiko STIKER berwarna yang
ditempel pada halaman depan status pasien.
Rencana Gelang Barcode dan Penanda Risiko
Teknik komunikasi:
1. SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation)
Metode SBAR diterapkan untuk menyampaikan:
– Hasil nilai kritis
– Kondisi pasien dengan monitoring ketat
– Hasil pemeriksaan penunjang
– Peralihan tugas/jaga
– Transfer pasien
Daftar obat:
Elektrolit pekat, elektrolit, anestesi umum, antineoplatik,
obat yang memengaruhi darah, antidiabetik,
vasokonstriktor, penghambat neuromuskular.
High
Aler t
Kebijakan:
1. Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses
terbatas dengan diberi lakban merah dan diberi stiker yang jelas.
2. Rumah sakit membuat Daftar Obat Hight Alert .
High
Aler t
KCl 7,46%
NaCl 3%
Pelatihan IPSG-Inst. Laboratorium Terpadu
Elektrolit Pekat
Kalium Dihidrogen
Phosphat (KH2PO4)
Natrium Gliserofosfat
Pentahidrat
(C3H17Na2O11P)
Pelatihan IPSG-Inst. Laboratorium Terpadu
Goal 4 Keamanan Pembedahan
TIME-OUT SIGN-OUT
• Sesaat sebelum insisi, setelah
pembiusan • Setelah tindakan/operasi selesai,
• Dipandu perawat sirkulasi, diikuti sebelum pasien keluar kamar operasi
seluruh anggota tim
• Anggota – menyebut nama dan • Perawat sirkulasi – konfirmasi nama
tugas masing-masing dan tindakan, jumlah alat yang
• Operator – memastikan benar
pasien, benar tindakan, benar lokasi, digunakan, melabel spesimen yang
antibiotik profilaksis sudah diberikan diambil, mencatat kendala selama
tindakan
IPSG 5 Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
5 MOMENTS OF HAND
HYGIENE
Sebelum kontak dengan pasien
Sebelum melakukan tindakan aseptik
Setelah kontak dengan pasien
Setelah terpajan dengan cairan tubuh
Setelah kontak dengan lingkungan pasien
STANDARD IPSG. 5
MENURUNKAN RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN
Identifikasi proses perawatan yang perlu perbaikan dan
mengadopsi serta menerapkan intervensi berbasis bukti
Pneumonia terkait
Infeksi daerah operasi
ventilator – Ventilator-
– Surgical Site
Associated Pneumonia
Infection (SSI)
(VAP)
Mengurangi Risiko Cedera Pasien
Goal 6
akibat Jatuh
Didokumentasikan dalam
lembar edukasi pasien
rawat jalan Pelatihan IPSG-Inst. Laboratorium Terpadu
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) /
Staff Qualification and Education (SQE)
Personal File
Tenaga Staf Medik dan Tenaga Kesehatan Lain
1. Surat Lamaran
2. Daftar Riwayat Hidup
3. Ijazah dan verifikasi
4. Sertifikat kompetensi dari badan sertifikasi dan verifikasi
5. STR dan verifikasi
6. SIP dan verifikasi
7. Surat Tugas dan Uraian Jabatan yang masih berlaku
8. Sertifikat pelatihan/Seminar/Workshop terbaru dan verifikasi
9. Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut dan APAR
10. Sertifikat Orientasi RS
11. Riwayat pemeriksaan kesehatan
12. Copy Clinical Privilege yang masih berlaku dan copy clinical privileges sebelumnya (Khusus untuk
staf medis dokumen asli ada pada Komite Medik)
13. Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir
14. Hasil asesmen kompetensi (kecuali Dokter)
Personal File
Tenaga Non Kesehatan
1. Surat Lamaran
2. Daftar Riwayat Hidup
3. Ijazah dan verifikasi
4. Sertifikat pelatihan/Seminar/Workshop terbaru dan verifikasi
5. Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut dan APAR
6. Sertifikat Orientasi RS
7. Surat Tugas dan Uraian Jabatan
8. Riwayat pemeriksaan kesehatan
9. Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan /
Facility Management Safety (FMS)
PENANGANAN LIMBAH
JENIS LIMBAH
1.Limbah Padat Medis
A. Aturan Umum
Jenis Limbah Keterangan
Limbah infeksius limbah yang mengandung organisme patogen, meliputi kultur infeksius dari kegiatan
laboratorium, materi yang terkena darah atau cairan tubuh, kantong darah, limbah pasien
isolasi penyakit menular, dan limbah farmasi yang terkontaminasi cairan tubuh pasien.
Limbah benda obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat
tajam memotong, melukai atau menusuk kulit, seperti jarum suntik, jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet, pecahan kaca, pecahan/patahan ampul, pecahan botol, dan
pisau bedah.
JENIS LIMBAH
1.Limbah Padat Medis
B. Penanganan limbah padat medis di ruangan
• Wadah sampah medis harus memenuhi syarat (bersih,tertutup,berlabel, tidak bau, berlapis
plastik yang sesuai), dan diletakkan pada tempat yang menghasilkan limbah.
• Penghasil limbah membuang sampah medis kedalam wadah/tempat sampah medis dan
memastikan limbah terbuang sesuai jenisnya :
– Infeksius berlabel “sampah infeksius” kantong plastik kuning.
– Sampah benda tajam ke dalam wadah/kotak benda tajam (sharp container/safety box)
yang tahan tusukan dan tahan air serta berlabel “sampah benda tajam” dan lambang
“biohazard”
JENIS LIMBAH
1.Limbah Padat Medis
B. Penanganan limbah padat medis di ruangan
• Pengumpulan limbah padat medis dilakukan oleh petugas cleaning service di ruangan
dengan mengenakan pakaian kerja dan APD.
• Kantong plastik kuning yang sudah terisi sampah medis 2/3 bagian harus dibuang.
JENIS LIMBAH
2. Limbah Benda Tajam
A. Aturan Umum
• Limbah benda tajam harus dibuang sendiri oleh individu penghasil limbah.
• Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tersendiri memperhatikan
terkontaminasi atau tidak.
• Jangan membengkokkan jarum suntik bekas pakai dan jangan menyarungkan kembali
tutup jarum.
JENIS LIMBAH
2. Limbah Benda Tajam
B. Penanganan Limbah Benda Tajam
Wadah tempat limbah benda tajam berupa kotak/kontainer benda tajam (safety box/Sharp
container) yang memenuhi kriteria : anti bocor, tahan tusukan, tidak mudah dibuka, mempunyai
penutup, berlabel “limbah benda tajam” dan lambang “biohazard”, dan mempunyai
pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan.
JENIS LIMBAH
2. Limbah Benda Tajam
B. Penanganan Limbah Benda Tajam
• Tutup rapat lubang wadah limbah benda tajam bila sudah terisi 2\3 bagian atau sampai
tanda batas pengisian.
• Pastikan semua lubang wadah limbah benda tajam sudah tertutup rapat sebelum
dibuang.
• Tulis lokasi/nama ruangan, tanggal dan waktu dengan spidol permanen/tahan air pada
wadah limbah benda tajam.
• Bawa wadah limbah benda tajam ke dalam troli sampah medis bersama sampah medis
lainnya, letakkan pada posisi paling atas dan jangan terbalik (posisi lubang wadah
limbah benda tajam tidak berada di bawah.
• Serahkan ke petugas incinerator untuk dimusnahkan.
JENIS LIMBAH
3. Limbah Cair
• Jenis limbah cair yang dihasilkan adalah kegiatan di laboratorium rumah sakit dibagi 2,
yaitu :
• Limbah cairan tubuh: adalah buangan cair berupa feses, urine, muntahan, darah, nanah,
sputum, cairan spooling dan cairan tubuh.
• Limbah cair bahan kimia: adalah buangan cair berupa cairan kimia sisa pengeceran,
cairan kimia sisa substrat, cairan kimia sisa reagensia, cairan kimia sisa larutan
perendam.
• Limbah cair umum: adalah buangan cair berupa sisa antiseptik, sisa pembersih lantai, air
sisa makanan/minuman, air buangan AC, air buangan humidifier dan buangan lumpur
IPAL.
JENIS LIMBAH
4. Limbah B3
Pengertian B3 (PP No.74 Th 2001)
TINDAKAN JIKA
TERJADI KEBAKARAN :
I-P-E
Informasikan
Padamkan
Evakuasi
P • PULL: Tarik atau cabut pengaman
APAR
S
Kode Darurat
CODE BLUE
CODE RED
CODE GREY
CODE PINK
CODE PURPLE
CODE GREEN
CODE BLACK
PENUNJUKAN PJ SPILL KIT DAN EYE WASHER, DAN APAR
Terdapat perubahan personil PPDS baru yang stase di ruang rawat inap, daftar nama Sudah dilakukan permintaan update daftar
PPDS belum diupdate dan belum didapatkan nomor telpon PPDS baru. PPDS berkoordinasi dengan komkordik di
tahun 2021.
Dokter jada tidak selalu stand by di nurse station ruang rawat inap, biasanya karena Adanya stempel PPDS yang mencantumkan
sedang di ruang jaga atau sedang berkeliling ke ruangan lain. Hal ini juga terjadi di nomor HP PPDS sehingga petugas
Kiara Ultimate dimana dokter jaga ruangan merangkap jaga IGD setelah siang hari. pendaftaran di lab dapat menginput nomor
Penggunaan stempel PPDS yang membantu identifikasi nomor telpon dokter PPDS HP PPDS yang meminta sehingga nomor HP
juga tidak dapat diaplikasikan di Kiara Ultimate. PPDS yang diminta dapat langsung dilihat di
LIS.
Bila hasil kritis keluar setelah dokter meminta sudah tidak di tempat dan harus
dilaporkan ke ppds jaga dan ppds jaga tidak di tempat sehingga pelaporan
disampaikan ke perawat.
Rekomendasi:
Melakukan pengadaan handphone jaga di setiap KSM terkait, terutama untuk IPD dan Anak sebagai departemen yang paling
banyak merawat pasien dengan nilai kritis juga untuk Kiara Ultimate.
Turn Around Time (TAT) Pemeriksaan CITO
1. Turn Around Time (TAT) adalah waktu yang dibutuhkan sejak sampel di check in sampai hasil
keluar.
2. Pemeriksaan CITO adalah sejumlah pemeriksaan yang disepakati sebagai pemeriksaan
yang membutuhkan hasil yang cepat dengan pertimbangan kondisi klinis pasien.
3. TAT pemeriksaan CITO paling lama adalah 2 jam. Bila membutuhkan hasil yang lebih cepat makan
hasil pemeriksaan dapat ditunggu oleh pengantar sampel.
4. Pemeriksaan CITO :
a. Hematologi Rutin k. Fibrinogen
b. APTT l. Glukosa Sewaktu
c. PT m. Analisa Gas Darah
d. CK n. Anti Dengue
e. CKMB o. NS-1
f. Elektrolit
g. Kreatinin
h. Ureum
i. D-Dimer
j. Troponin-i
INSIDEN KNC
• Apa Insiden KNC Terbanyak di Lab?
Jenis-jenis Insiden:
1. KPCS: Kondisi Potensial Cedera Signifikan
2. KNC: Kejadian Nyaris Cedera
3. KTC: Kejadian Tidak Cedera
4. KTD: Kejadian Tidak Diharapkan
5. Kejadian Sentinel
Definisi Insiden
No Insiden KNC
1 Pasien diketahui alergi penisilin, tetapi tidak terpasang stiker penanda alergi
di gelang identitas pasien.
2 Dokter salah menulis dosis obat, namun diketahui oleh farmasis dan
dikonfirmasi ke dokter.
3 Pasien datang dari IGD ke Gedung A Lantai 6 tidak disertakan formulir
transfer antar ruang.
4 Keterlambatan pemberian hasil lab karena alat rusak.
5 Delayed pemberian obat Vit K inj karena persediaan kosong
Contoh Insiden
No Insiden KTC
Pasien dilakukan rontgen thorax ulang karena hasil rontgen sebelumnya
1
hilang, USG harus diulang karena hasil tidak lengkap
2 Sample darah hilang/lisis di laboratorium, hingga diambil darah ulang
3 Hasil pemeriksaan darah tertukar karena kesalahan penempelan barcode.
4 Pasien BAB di meja operasi
Dokter salah memasukkan antibiotik Ceftriaxon ke dalam cairan irigasi folly
5
katheter
No Insiden KTD
1 Pasien memutuskan isoman karena salah menerima hasil PCR positif
seharusnya negatif.
2 Terjadi infeksi pasca operasi fistel
3 Terjadi plebitis, terjadi ekstravasasi saat pemberian obat adriamycin.
4 Pasien kejang karena obat tertunda
5 Aspirasi pasien anak
DEFINISI: Definisi Insiden Baru Edisi 7
5. Kejadian Sentinel:
Kejadian yang terjadi pada pasien yang tidak berhubungan dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau penyakit yang mendasari dan
menyebabkan terjadinya kematian/ cedera berat/ cedera sementara derajat
berat.
Wajib poster:
1. Di setiap ruangan
2. Poliklinik
3. Tempat pengunjung
4. Ruang tunggu
5. Lift
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Aturan Umum
Penampilan saat bekerja :
1. Selalu kenakan jas laboratorium berlengan panjang dan pas saat bekerja.
4. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki dengan jari kaki yang terbuka, harus
dari bahan impermeabel.
CLEAN HANDS EVERY TIME REMOVING DROPING THE MASK ON THE NECK
EACH PPE
TOUCH PATIENT, BODY LIQUID, ASEPTIC WRITE, HANDLE MEDICAL RECORDS AND
AND HANDLE DOORS WITH GLOVES
SEPTIC ACTION WITH GLOVES
CHANGE GLOVES IF DIRTY WEARING GLOVES CONSTANTLY WITHOUT
INDICATION
WRITE DOWN YOUR NAME ON APRON
OR GOWN WEARING DOUBLE GLOVES
Ya
Rujuk Pokdisus:
Selesai Profilaksis Pasca Pajanan HIV (+) Tidak Sumber pajanan : negatif
Follow up 1, 3, 6 bulan
Ya
• Flebotomi adalah tindakan pengambilan sejumlah darah yang dilakukan oleh perawat /
petugas laboratorium terlatih.
• Tujuan : untuk mendapatkan spesimen darah pemeriksaan laboratorium
• Lokasi pengambilan darah :
1. Vena di lipat lengan / punggung tangan
2. Arteri di lipat paha / pergelangan tangan
3. Kapiler di ujung jari tangan atau tumit kaki khusus bayi
TINDAKAN FLEBOTOMI / PENGAMBILAN DARAH
1. Tim POCT
Tim POCT bertanggung jawab memastikan bahwa alat yang dipakai
memenuhi persyaratan mutu. Sumber daya manusia yang menggunakan
alat POCT harus kompeten. Kompetensi dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman. Pelaksanaan uraian tugas
yang mempengaruhi mutu layanan, dapat secara efektif dilaksanakan oleh
individu kompeten yang mengemban tugas-tugas tersebut.
Standar Ketenagaan Pelayanan POCT
Limbah
Seluruh limbah dan bahan berbahaya dikelola secara khusus sesuai
dengan persyaratan yang relevan.
Standar Alat dan Fasilitas POCT
• Contoh:
– Pasien tidak mau untuk transfusi darah
– Pantangan dengan makanan
PERMOHONAN PELAYANAN KEROHANIAN
• Terdiri atas RUTIN dan NON RUTIN (atas permintaan)
• Mencakup 6 agama:
– Islam - Hindu
– Protestan - Budha
– Katolik - Konghucu
• Non Rutin
– Menggunakan formulir permohonan pelayanan kerohanian di nurse
station
– Lapor ke kepala ruangan
– Kepala ruangan menghubungi petugas yang bersangkutan
– Kedatangan didokumentasikan dalam catatan perkembangan pasien
terintegrasi (CPPT)