OLEH
NIM : 19112259
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tugas dan tanggung jawab perawat adalah melakukan pendokumentasian
mengenai intervensi yang telah dilakukan. Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu
catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara
moral dan hukum, disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan bukti
pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang
berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab
keputusan yang sistematis, problem-solving, dan rinset lebih lanjut. Pendokumentasian proses
NANDA (NIC NOC) diantaranya antara lain: dokumentasi pengkajian, dokumentasi diagnosa
ini akan membahas lebih lanjut mengenai model dokumentasi menurut NANDA (NIC NOC).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Model Dokumentasi NANDA (NIC dan NOC) ?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas dokumentasi keperawatan dan
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang model dokumentasi NANDA (NIC NOC)
dan SDKI
2. Tujuan Khusus
Diagnosis
PEMBAHASAN
asuhan. Berdasarkan penelitian NANDA NIC NOC dalam proses keperawatan dapat
keperawatan sehingga lebih memudahkan dalam serah terima pada setiap ship dinas dan tentunya
kualitas pelayanan keperawatan akan meningkat. Namun untuk dapat menguasai NANDA NIC
NOC dalam proses keperawatan memerlukan waktu yang lama, pemahaman patofisiologi dan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua
diagnosa keperawatan didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai “defenisi
karakter”. Yang dimana defenisi ini disebut “ tanda dan gejala”, tanda adalah sesuatu yang dapat
a. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit
Untuk memudahkan dalam pendokumentasian proses keperawatan, harus diketahui beberapa tipe
diagnosa keperawatan. Tipe diagnosa keperawatan meliputi tipe aktual, resiko, kemungkinan,
- Label yang merupakan deskripsi tentang defenisi diagnosa dan batasan karakteristik
- Defenisi merupakan penekanan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa
- Batas karakteristik menentukan karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda
- Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat
komponen yaitu :
o Maturasional.
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu,
keluarga, atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibandingkan individu
atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan potensial dengan
menggunakan ”resiko terhadap atau resiko tinggi terhadap”. Validasi untuk menunjang diagnosa
resiko tinggi adalah faktor resiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat
yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk
individu, kelompok dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat
kesehatan yang lebih tinggi. Cara pembuatan diagnosa ini menggabungkan pernyataan fungsi
positif dalam masing- masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan.
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa keperawatan yang terdiri
dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko tinggi yang diduga akan muncul
a. Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah resiko.
b. Catat diagnosa keperawatan resiko dan resiko tinggi kedalam masalah atau format diagnosa
keperawatan.
c. Gunakan istilah diagnosa keperawatan yang dibuat dari daftas NANDA, atau lain.
d. Mulai pernyataan diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi informasi tentang data untuk
diagnosa keperawatan.
f. Gunakan diagnosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan, intervensi,
dan evaluasi.
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah
kesehatan klien secara jelas dan sesingkatkan mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnose
keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan apa yang harus diubah
tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman terhadap tujuan dari asuhan
a. Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan istilah
b. Memfasilitasi penggunaan computer dalam keperawatan, Karena perawat akan mampu
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan yang ada dengan
masalah medis.
d. Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan mendefinisikan kategori diagnose dalam
keperawatan.
Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status ksehatan
sosiologis, spiritual dan factor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah
baik sebagai penyebab ataupun factor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi factor yang
mendukung terhadap masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran
langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab maka
tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien. Misalnya, klien dengan diabetes mellitus
masuk RS biasanya dengan hiperglikeni dan mempunyai riwayat yang tidak baik tentang pola
makan dan pengobatan (insulin) didiagnosa dengan “ ketidaktaatan”. Katakana lah ketidaktaatan
diprioritaskan mengajarkan klien cara mengatasi diabetes melitus dan tidak berhasil, jika
a. Pathofisiologi:
Semua proses penyakit, akut dan kronis, yang dapat menyebabkan atau mendukung masalah,
2) ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari (CV A, trauma servical, nyeri, IMA)
Kurangnya pengetahuan, isolasi social, kurangnya penjelasan dari petugas kesehatan, kurangnya
Keterbatasan institusi atau RS: tidak sanggup memberikan perawatan dan tidak ada kerahasiaan.
d. Maturational
Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah keperawatan. Memerlukan
kriteria evaluasi, misalnya : bau “pesing”, rambut tidak pernah di keramas. “saya takut jalan di
Domain adalah tingkat luas dari klasifikasi yang membagi fenomena ke dalam kelompok
Dalam diagnosis NANDA-I dijelaskan beberapa domain, kelas dan diagnosa antara lain :
Kesadaran tentang kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi yang digunakan untuk
mempertahankan kendali terhadap dan meningkatkan fungsi sehat dan normal tersebut.
pengalih. gerak.
Kelas 2. Manajemen kesehatan
rendah meningkatkan
manajemen kesehatan
00215 Defisiensi kesehatan 00080 Ketidakefektifan
keluarga
00188 Perilaku kesehatan 00079 Ketidakpatuhan
cenderung berisiko
00099 Ketidakefektifan 00043 Ketidakefektifan
pemeliharaan perlindungan
kesehatan
b. Domain II : Nutrisi
Kelas 1. Makan
nutrisi
00104 Ketidakefektifan 00232 Obesitas
pemberian ASI
00105 Diskontinuitas 00233 Berat badan berlebih
pemberian ASI
00106 Kesiapan 00234 Risiko berat badan
meningkatkan berlebih
pemberian ASI
00107 Ketidakefektifan pola 00103 Gangguan menelan
makan bayi
00002 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Kelas 2. Pencernaan
Proses kimia dan fisik yang terjadi di dalam organism dan sel hidup untuk
perkembangan dan penggunaan protoplasma, produksi sisa dan energi,
ketidakstabilan kadar
glukosa darah
00194 Ikterik neonates 00178 Risiko gangguan fungsi
hati
Kelas 5. Hidrasi
elektrolit
00160 Kesiapan 00026 Kelebihan volume
meningkatkan cairan
keseimbangan cairan
00027 Kekurangan volume 00025 Risiko
cairan ketidakseimbangan
volume cairan
urine
00166 Kesiapan 00019 Inkontenensia urine
meningkatkan dorongan
eliminasi urine
00020 Inkontinensia 00022 Risiko inkontinensia
aliran berlebihan
00018 Inkontinensia urine reflex
Kelas 2. Fungsi gastrointestinal
gastrointestinal
00235 Konstipasi fungsional 00197 Risiko disfungsi motilitas
kronis gastrointestinal
00236 Risiko konstipasi 00014 Inkontinensia defekasi
fungsional kronis
00012 Persepsi konstipasi
Kelas 3. Fungsi integument
metabolisme.
Kode Diagnosis
00030 Gangguan pertukaran gas.
d. Domain IV : Aktivitas / Istirahat
tidur
00096 Deprivasi tidur 00198 Gangguan pola tidur
Kelas 2. Aktivitas / Olahraga
kekuatan.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00040 Risiko sindrom 00237 Hambatan duduk
disuse
00091 Hambatan 00238 Hambatan berdiri
mobilitas di
tempat tidur
00085 Hambatan 00090 Hambatan kemampuan
mobilitas
berkusi roda
Kelas 3. Keseimbangan energi
daya.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00093 Keletihan 00154 Keluyuran
Kelas 4. Respons kardiovaskuker / pulmonal
aktivitas spontan
00032 Ketidakefektifan 00200 Risiko penurunan perfusi
jantung
00239 Risiko 00228 Risiko ketidakefektifan
kardiovaskuler
00202 Risiko 00034 Disfungsi respons
perfusi
gastrointestinal
Kelas 5. Perawatan diri
pemeliharaan eliminasi*
rumah
00108 Defisit 00182 Kesiapan meningkatkan
perawatan diri :
berpakaian*
00102 Defisit perawatan diri : makan*
Kelas 1. Perhatian
kontrol impuls
00173 Risiko konfusi akut 00126 Defisiensi pengetahuan
00129 Konfusi kronik 00161 Kesiapan peningkatan
pengetahuan
00251 Kontrol emosi labil 00131 Kerusakan memori
Kelas 5. Komunikasi
meningkatkan verbal
komunikasi
identitas pribadi
00174 Risiko pelemahan 00167 Kesiapan
diri
Konsep 2. Harga diri
sendiri
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00119 Harga diri rendah 00120 Harga diri rendah
kronik situasional
00224 Risiko harga diri 00153 Risiko harga diri
Hubungan atau asosiasi positif dan negative di antara orang atau kelompok dan cara
Perilaku yang diharapkan secara sosial dan orang yang memberi asuhan
orang tua
00062 Risiko ketegangan 00057 Risiko
oleh pilihan
Kode Diagnosis Kelas Diagnosis
00058 Risiko gangguan 00060 Gangguan proses
perlekatan keluarga
00063 Disfungsi proses 00159 Kesiapan
keluarga
Kelas 3. Performa peran
hubungan
00229 Risiko ketidakefektifan 00052 Hambatan interaksi
hubungan social
gender
Saat ini belum tersedia
Kelas 2. Fungsi seksual
seksualitas
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00059 Disfungsi seksual 00065 Ketidakefektifan pola
seksualitas
Kelas 3. Reproduksi
melahirkan
00208 Kesiapan 00209 Risiko gangguan
kehamilan-melahirkan
i. Domain IX : Koping / Toleransi stress
perpindahan
00145 Risiko sindrom 00149 Risiko sindrom stress
perencanaan aktivitas
00226 Risiko ketidakefektifan 00136 Dukacita
perencanaan aktivitas
00146 Ansietas 00135 Dukacita terganggu
00071 Koping defensive 00172 Risiko dukacita
terganggu
00069 Ketidakefektifan 00241 Ganggguan
koping komuntas
00076 Kesiapan 00152 Risiko
komunitas
00074 Penurunan koping 00210 Gangguan penyesuaian
keluarga
00073 Ketidakmampuan 00212 Kesiapan
penyesuain
00075 Kesiapan 00211 Risiko hambatan
keluarga
00147 Ansietas kematian 00137 Kepedihan kronis
00072 Ketidakefektifan 00177 Stress berlebihan
penyangkalan
Kelas 3. Stress neurobehavioral
meningkatkan integrasi
perilaku bayi
00010 Risiko disrefleksia 00115 Risiko disintegrasi
Prinsip – prinsip yang mendasari sikap, pikiran dan perilaku tentang aturan, kebiasaan,
atau institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna intrinsic.
Kelas 1. Nilai
kesejahteraan spiritual
Kelas 3. Keselarasan nilai/keyakinan/tindakan
dan tindakan
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00184 Kesiapan 00169 Hambatan religiositas
meningkatkan
pengambilan
keputusan
00083 Konflik pengambilan 00171 Kesiapan
keputusan meningkatkan
religiositas
00242 Hambatan 00170 Risiko hambatan
pengambilan religiositas
keputusan emansipasi
00243 Kesiapan 00066 Distress spiritual
meningkatkan
pengambilan
keputusan emansipasi
00244 Risiko hambatan 00067 Risiko distress
pengambilan spiritual
keputusan emansipasi
00175 Distress moral
Kelas 1. Infeksi
perifer
00039 Risiko aspirasi 00249 Risiko dekubitus
00206 Risiko perdarahan 00205 Risiko syok
00219 Risiko mata kering 00046 Kerusakan
integritas kulit
00255 Risiko jatuh 00047 Risiko kerusakan
integritas kulit
00035 Risiko cedera* 00156 Risiko sindrom
kematian bayi
mendadak
00245 Risiko cedera 00036 Risiko asfiksia
kornea*
00087 Risiko cedera akibat 00100 Pelambatan
pascabedah
00220 Risiko cedera termal* 00246 Risiko
pelambatam
pemulihan
pascabedah
00250 Risiko cedera saluran 00044 Kerusakan
integritas jaringan
00045 Kerusakan membrane 00038 Risiko trauma
mukosa oral
00247 Risiko kerusakan 00213 Risiko trauma
oral
Kelas 3. Perilaku kekerasan
kekerasan terhadap
orang lain
00140 Risiko perilaku 00150 Risiko bunuh diri
kekerasan terhadap
diri sendiri
00151 Mutilasi diri
Kelas 4. Bahaya lingkungan
Suatu proses ketika diri sendiri melindungi dirinya dari yang lain
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00218 Risiko efek samping 00041 Respons alergi
beryodium
00217 Risiko respons alergi 00042 Risiko respons
alergi lateks
Kelas 6. Termoregulasi
ketidakseimbangan
suhu tubuh
00007 Hipertermia 00254 Risiko hipotermia
00006 Hipotermia 00008 Ketidakefektifan
termoregulasi
nyaman
00183 Kesiapan 00256 Nyeri persalinan
meningkatkan rasa
nyaman
00134 Mual 00255 Sindrom nyeri
kronis
00132 Nyeri akut
Kelas 2. Kenyamanan lingkungan
nyaman
Kelas 3. Kenyamanan sosial
nyaman
00183 Kesiapan 00053 Isolasi sosial
meningkatkan rasa
nyaman
Peningkatan sesuai usia pada dimensi fisik, maturasi sistem organ, dan/ atau progresi
Kelas 1. Pertumbuhan
proporsional
Kelas 2. Perkembangan
perkembangan
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial.
Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan
Nah, sebagai seorang perawat, kita diharapkan untuk memiliki rentang perhatian yang luas
terhadap berbagai respon yang dilakukan oleh klien, baik pada saat klien sakit maupun sehat.
Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan
yang dialami klien. Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berfikir kritis dalam
Masalah kesehatan mengacu pada kepada respon klien terhadap kondisi sehat-sakit, sedangkan
proses kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi yang terjadi selama rentang
kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan meninggal yang
membutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan intervensi
keperawatan . (Referensi : Christensen & Kenney, 2009; McFarland & McFarlane, 1997;
Seaback, 2006).
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu
sistem klasifikasi yang disebut dengan International Classification for Nursing Practice
(ICNP).Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome)
keperawatan saja.Lebih dari itu, sistem klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasikan
Nursing Diagnosis System of the Centre for Nursing Development and Research (ZEFP)
Omaha System.
(Referensi : Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007; Wake & Coenen, 1998)
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku,
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif.
1. Diagnosis Negatif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan
diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan,
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau
optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan istilah Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015;
Berikut penjabaran lengkap mengenai macam-macam diagnosis tersebut diatas (Carpenito, 2013;
A. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan
Tanda atau gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien secara langsung.
B. Diagnosis Resiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
penegakan diagnosis ini, tidak akan ditemukan tanda/gejala mayor ataupun minor pada klien,
namun klien akan memiliki faktor resiko terkait masalah kesehatan yang mungkin akan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi
Diagnosis keperawatan memiliki 2 kompinen utama, yaitu Masalah (Problem) atau Label
1. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien
terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya.Label diagnosis ini terdiri dari Deskriptor
bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi. Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari penyebab, tanda/gejala, dan faktor resiko dengan uraian sebagai
berikut.
a. Penyebab (Etiology)
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan. Etiologi ini dapat
Efek Terapi/Tindakan,
Maturasional
b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom)
Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan prosedur diagnostik.Sedangkan gejala merupakan data subjektif yang diperoleh
dari hasil anamnesis atau pengkajian. Tanda/gejala ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu:
Tanda/Gejala Minor: Tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung
penegakan diagnosis.
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien dalam mengalami
masalah kesehatan atau proses kehidupannya. Indikator diagnosis ini akan berbeda-beda pada
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri dari penyebab dan tanda/gejala.
Pada diagnosis resiko, tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, melainkan hanya faktor
resiko saja.
Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) adalah suatu proses yang sistematis
yang terdiri dari 3 tahap yaitu, analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis.Untuk
perawat profesional yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara simultan.
Namun untuk perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai, setidaknya diperlukan
latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses penegakan diagnosis secara sistematis.
1. Analisis Data
Tahap pertama dalam proses penegakan diagnosis keperawatan adalah Analisis data yang
Data-data yang didapatkan dari pengkajian, bandingkan dengan nilai-nilai normal dan
identifikasi tanda/gejala yang bermakna, baik tanda/gejala mayor ataupun tanda/gejala minor.
b. Kelompokkan data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna, dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang
meliputi;
1. respirasi,
2. sirkulasi,
3. nutri/cairan,
4. eliminasi,
5. aktivitas/istirahat,
6. neurosensori,
7. reproduksi/seksualitas,
8. nyeri/kenyamanan,
9. integritas ego,
10. pertumbuhan/perkembangan,
12. penyuluhan/pembelajaran
14. keamanan/proteksi.
15. Proses pengelompokan data ini dapat dilakukan baik secara induktif, dengan memilah
dara sehingga membentuk sebuah pola, atau secara deduktif, menggunakan kategori pola
17. Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah, mana
18. Pernyataan masalah kesehatan ini merujuk pada label diagnosis keperawatan yang
Metode penulisan ini terdiri dari Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala dan hanya
Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d dan frase ‘dibuktikan dengan’ dapat
disingkat d.d.
Contoh Penulisan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk tidak efektif, sputum
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi kesehatan,
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien mengatakan ingin meningkatkan
1. Ansietas : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
2. Berat Badan Lebih : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan
3. Berduka : Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien sebagai akibat dari kehilangan,
5. Defisit Kesehatan Komunitas : Terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat
perawatan diri.
9. Diare : Pengeluaran feses yang sering. Lunak dan tidak berbentuk.
35. Hipervolemia
36. Hipovolemia
37. Hipertermia
38. Hipotermia
49. Keletihan
50. Keputusasaan
52. Ketidakberdayaan
71. Konstipasi
82. Obesitas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
antara Pendokumentasian NANDA dan SDKI adalah pada bagian diagnosa dan
B. Saran
Penggunaan NANDA atau SDKI haruslah sesuai dengan kebutuhan diagnose pasien
DAFTAR PUSTAKA