BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses
keperawatan dan standar asuhan keperawatan. Efektifitas dan efisiensi sangat
bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevan serta akan meningkatkan
kualitas dokumentasi keperawatan
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan
profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat
dilakukan dengan benar. Kegiatan pendokumentasia meliputi ketrampilan
berkomunikasi, ketrampilan mendokumenasikan proses keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan
Konsep solusi terhadap masalah diatas perlu disusun standar dokumentasi
keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dengan harapan
asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyai efektifitas dan efisiensi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan
2. Apa itu Pendokumentasian Diagnosis Keperawatan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahuai Konsep Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan
2. Untuk mengetahuai Pendokumentasian Diagnosis Keperawatan
1
BAB II
2
3
Hsu dan Hsieh (2005) menggambarkan peta konsep sebagai pola yang
menampilkan pengetahuan visual dalam pembentukan jaringan grafik hierarki.
Dengan menggunakan peta konsep dari data pemeriksaan yang anda kumpulkan, anda
memiliki tampilan visual dari masalah klien anda yang menunjukkan hubungannya
dengan pihak lain (Schuster, 2003). Setelah anda melakukan setiap langkah proses
keperawatan, peta konsep anda mengembangkan tindakan yang telah direncanakan
dengan lebih terperinci. Peta konsep dapat meningkatkan pemikiran kritis karena
membuat anda mampu mengidentifikasi, menampilkan melalui grafik, dan
menghubungkan konsep penting dengan mengorganisasikan dan menganalisis
informasi (Hsu dan Hsieh, 2005).
Gambar 17-5 menunjukkan langkah selanjutnya dalam pengembangan peta
konsep Lisa atau Nn. Devine. Lisa mulai dengan langkah pengkajian proses
keperawatan untuk mengumpulkan data dasar Nn. Devine. Pengkajiannya meliputi
pandangan Nn. Devine terhadap masalah kesehatannya, data objektif dan subjektif
yang Lisa kumpulkan melalui observasi dan pemeriksaan. Lisa memvalidasi
temuannya dan menambahkannya pada data dasar sebagai informasi baru. Sumber
data meliputi lingkup fisik, psikologis, dan sosiokultural.
Lisa menerapkan pertimbangan klinis dan intuisi yang mencerminkan
pengetahuan keperawatan dasar yang dimilikiinya, pengalaman terdahulunya dengan
klien, pada pandangan dalam situasi yang sama, dan referensi dari standar dan
prosedur institusional (misalnya: kebijakan manajemen rasa nyeri atau protokol
pengajaran pascaoperasi) (Ferrario, 2004). Saat lisa mulai melihat pada karakteristik
defenisi, dia menempatkan label untuk menentukan empat diagnosis keperawatan
yang sesuai untuk Nn. Devine. Dia juga dapat melihat hubungan antara diagnosis dan
menghubungkannya dengan grafik peta perawatan.
Dari pengalamannya merawat klien dengan rasa nyeri. Lisa tahu jika Nn.
Devine terus merasa khawatir maka nyeri yang dirasakan akan semakin meningkat. Di
samping itu, peningkatan rasa nyeri akan meningkatkan ansietas. Ansietas juga
mempengaruhi bagaimana Nn. Devine akan melaksanakan semua instruksi, tetapi
setelah dia memahami apa yang diharapkannya tingkat ansietas tidak berkurang. Peta
konsep mengatur dan menghubungkan informasi agar anda dapat melihat semua yang
baru dan menghargai kerumitan dari pelayanan klien (Ferrario, 2004). Langkah
selanjutnya yang dilakukan Lisa dalam peta pelayanan adalah menentukan tindakan
keperawatan yang sesuai untuk pelayanan Nn. Devine.
4
Manfaat dari peta konsep adalah fokus sentralnya ada pada klien, dan bukan
pada penyakit atau perubahan kesehatan klien. Ini mendorong siswa keperawatan
untuk konsentrasi pada masalah kesehatan spesifik klien dan diagnosis keperawatan
(Mueller et al., 2002). Fokus tersebut meningkatkan partisipasi klien dalam seluruh
rencana pelayanan.
Pengumpulan
1. Kurangnya pengetahuan atau keterampilan
2. Data yang tidak akurat
3. Data yang hilang
4. Ketidakteraturan
Interpretasi
1. Interpretasi petunjuk yang tidak akurat
2. Kegagalan dalam mempertimbangkan petunjuk konflik
3. Penggunaan jumlah petunjuk yang tidak cukup
4. Penggunaan petunjuk yang tidak nyata atau invalid
5. Kegagalan dalam mempertimbangkan pengaruh budaya atau tahap
perkembangkan
Pengelompokan
1. Pengelompokan data tidak sesuai
2. Penutupan yang terlalu cepat
3. Pengelompokkan yang salah
Penamaan
1. Pemilihan label diagnosis yang salah
2. Kejadian dimana adanya diagnosis lain lebih disukai
3. Kondisi masalah kolaborasi
4. Kegagalan untuk mevalidasi diagnosis keperawatan dengan klien
5. Kegagalan mencari bantuan
DOKUMENTASI
Setelah Anda membuat diagnosis keperawatan klien, memasukkan dalam
rencana keperawatan tertulis. Pada fasilitas klinik, susun daftar diagnosis keperawatan
secara kronologis. Saat memulai rencana keperawatan awal, selalu tuliskan terlebih
dulu diagnosis keperawatan dengan prioritas tertinggi. Selanjutnya tambahkan
diagnosis keperawatan tambahan pada daftar. Tuliskan tanggal pencatatan diagnosis
keperawata. Saat merawat klien, selalu tinjau ulang daftar tersebut dan identifikasi
diagnosis keperawatan dengan prioritas tertinggi tanpa melihat urutan kronologisnya.
S: Sign dan symptom (tanda dan gejala) merupakan pernyataan khusus tentang
respons klien yang sesuai dengan status kesehatan atau masalah kesehatan yang
dapat diatasi melalui asuhan atau manajemen keperawatan. Sign dan symptom
merupakan data subjektif dan objektif yang dikumpulkan selama proses
pengkajian.
13
2. Tujuan Pencatatn Diagnosis Kepearawatan
Maksud pendokumentasian diagnosis keperawatan:
1. Menyampaikan masalah klien dalam istilah –istilah yang dapat dimengerti untuk
semua perawat
2. Mengenali masalah-masalah utama klien pada pengkajian data;
3. Mengetahui perkembangan asuhan keperawatan
Diagnosis keperawatan aktual menunjukan masalah yang sedang terjadi pada saat
perawat melakukan pengkajian data. Setelah itu perawat akan memeriksa data,
menentukan masalah yang ada (melalui definisi karakteristik), dan memantau
perkembangan diagnosis keperawatan kemudian intervensi keperawatan yang dapat
direncanakan dan di ajukan.
Kecemasan (anxiety):
Suatu keadaan dimana individu mengalami perasaan gelisah (cemas) dan
aktivitas pada sistem saraf otonom menunjukan respon yang tidak jelas dan ancaman
yang nonspesifik.
Hipertermi :
Suatu keadaan dimana individu beresiko atau mengalami peningkatan suhu
tubuh mencapai 37,8 derajat Celcius per oral atau 38,8 derajat celcius per rektal
karena adanya faktor eksternal.
Pernyataan Masalah selalu didahului oleh kata yang menguraikan taraf atau tingkat
masalah. Jika tidak kata “resiko atau potensial” yang mendahului pernyataan masalah
, maka pernyataan tersebut menggambarkan masalah yang aktual. Diagnosis
keperawatan aktual dikaitkan dengan maslah-masalah yang memerlukan asuhan
keperawatan untuk memecahkan atau meringankan status kesehatan klien. Diagnosis
keperawatan ini didahului oleh beberapa modifer yang mengikuti, yaitu:
Pada contoh di atas, dua situasi yang sering terjadi adalah pada contoh nomor
1 dan 3. Pada contoh nomor 1 menyebubkan faktor penyebab lebih dari satu. Faktor
penyebab ditulis singkat sehingga cukup mudah dan lengkap untuk diketahui oleh
perawat lain. Contoh nomor 3 diagnosis keperawatan ditulis tanpa penyebab dengan
menyebubtkan ketidaktahuan sebagai penyebabnya. Oleh karena itu perawat akan
terus-menerus melakukan observasi untuk mengidentifikasi penyebab.
Di dalam pendokumentasian diagnosi keperawatan biasanya hanya ditulis
masalah dan penyebabnya. Sitem pendokumentasian membolehkan tanda dan gejala
untuk didokumentasikan pada bagian catatan keperawatan. Perawat harus menunjukan
hubungan antara pengkajian data dengan dignosa keperawatan. Contoh dibawah ini
memperlihatkan tanda dan gejala yang didokumentasikan pada catatan perawat dala
bentuk data subjektif dan objektif. Karena itu analis menunjuk pada diagnosis
keperawatan.
Data S : Klien mengatakan tidak makan dan minum selama 48 jam, mutah
terus- menerus selama 24 jam, melaporkan demam
Data O : Suhu per-oral mencapai 102 F, emesis 2x, kulit kering, membran
mukosa pucat.
Masalah : Akut hipertemi berhubungan dengan emesis dan kurannya inteke oral.
Hipertermi:
a. Kriteria mayaro: suhu oral 37C, suhu rektal 38C
b. Kriteria minor: kulit kemerahan, terasa panasa, napas cepat, kejang, mengigil,
dehidrasi, lemah, lesu, kurang nafsu makana, bingung.
Gangguan komunikasi verbal :
a. Kriteria mayor: tidak teaptnya pembicaraan, ketidak mampuan berbicara, tidak
ada tanggapan ketika berbicara.
b. Kriteria minor: berbicara tidak jeals, tidak dapat berbicara, bingung
A. Kesimpulan
Pemetaan konsep memberikan gambaran visual diagnosis keperawatan klien dan
hubungannya dengan pihak lain. Kesalahan diagnosis keperawatan disebabkan oleh
kesalahan dalam pengumpulan data, interpretasi dan analisis data, pengelompokkan data, atau
dalam pernyataan diagnosis. Diagnosis keperawatan meningkatkan komunikasi antara
perawat dan prosfesi kesehatan lain.
Sebagai bukti ukuran pendokumentasian keperawatan, pernyaan diagnosis
keperawatan yang mengidentifikasi masalah dan penyebab(aktual dan potensial) serta tanda
dan gejala sebagai indikasi diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan , sebagai
contoh:
1. Proses dan pendokumentasian diagnosis keperawatan dalam rencana asuhan
keperawatan dan catatan perkembanagan.
2. Pemakaian dari format PE untuk tiap masalah potensial
3. Pengkajian dan (data mayor) untuk tiap diagnosis harus didokumentasikan selain itu
data minor dapat digunakan juga sebagai data tambahan yang melengkapi.
4. Dokumentasi pengkajian yang diikuti dengan penegakan diagnosis keperawatan yang
tepat.
5. Ulangi data salah satu informasi pengkajian perawatan, sebagai perawat profesional
dari kerja sama dengan staf pembuat diagnosis.
B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian implementasi keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan
layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa menindak lanjuti pendokumentasian
tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan sebagai dasar untuk pengembangan
kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup keperawatan
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2009. Proses Dan Dokumentasi Keperawtan Konsep Dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
A. PERTANYAAN
2. Lisa meninjau ulang data yang dia punya tentang gejala nyeri Nn. Devine. Dia
membandingkan karakteristik defenisi berupa nyeri akut dengan nyeri kronis. Pada
akhirnya dia memilih nyeri akut sebagai diagnosis yang benar. Ini merupakan contoh
Lisa menghindari kesalahan dalam:
a. Pengumpulan data
b. Pengelompokan data
c. Interpretasi data
d. Membuat pernyataan diagnosis
6. Suatu proses dengan mengidentifikasi masalah kesehatan klien yang dapat diatasi
(ditangani, dikurangi atau diubah) melalui intervensi dan manajemen keperawatan
disebut ..
a. Pengkajian Keperawatan
b. Diagnosis Keperawatan
c. Perencanaan Keperawatan
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
7. Urutan tiga kunci Perumusan yang tepat pada diagnosis keperawatan adalah memakai
proses pemecahan masalah yang meliputi kemponen-komponen yaitu...
a. Problem, Etiologi, Sign
b. Sign , Etiologi, Problem
c. Etiologi, problem , sign
d. Problem , Sign, Etiologi
e. Sign, problem, etiologi
8. Pernyataan singkat yang menunjukan kemungkinan penyebab atau faktor resiko pada
masalah aktual atau resiko yang dialami klien adalah...
a. Problem
b. Etiologi
c. Sign
d. Symptom
e. Semua salah
23
9. Diagnosis Keperawatanyang mempuyai resiko untuk menjadi masalah aktual jika
tidak diberikan asuhan keperawatan yang tepat yaitu ...
a. Diagnosis keperawatan aktual
b. Diagnosis Keperawatan risiko/risiko tinggi
c. Diagnosis keperawatan potensial
d. Diagnosis keperawatan Sign dan symptom
e. Semua benar