Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.

N DENGAN
HALUSINASI DI RUANG 1 ARIMBI
RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

1
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. N DENGAN HALUSINASI
DI RUANG 1 ARIMBI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR.AMINO
GONDOHUTOMO SEMARANG

I. IDENTITAS
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 18 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Sidomulyo, Sedan Rembang
f. Pendidikan : SD/MTS
g. Pekerjaan : tidak berkerja
h. Tgl.Masuk RS : 13 Desember 2018, jam 08.40 WIB
i. Tgl.Pengkajian : 13 Desember 2018, jam 16.00 WIB
j. Dx.Medis : Skizofrenia paranoid
k. No.CM : 00115418
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. S
b. Hub.Dengan klien : Paman
c. Alamat : Sidomulyo, Sedan Rembang

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa oleh keluarganya (paman) ke RSJD Amino Gondohutomo
Semarang karena sejak 3 hari sebelumnya. klien merasa gelisah, marah-
marah tanpa sebab, ketakutan dengan warna hitam dan merah.
Masalah keperawatan : hasulinasi

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Gangguan jiwa di masa lalu
Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat sebelumnya pada bulan
September 2018 dan pulang untuk perbaikan kondisi akan tetapi tidak
mau meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter.
2. Pengobatan Sebelumnya
Klien menjalani pengobatan rutin sejak terakhir kali keluar dari RSJD Dr.
Amino Gondohutomo akan tetapi tidak teratur dalam meminumnya.
3. Trauma

2
Klien pernah mengalami trauma psikis yaitu selalu mengganggap warna
hitam atau merah adalah penjahat dan klien merasa ketakutan.
4. Anggota Keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
Ada keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa seperti klien.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien merasa bahwa warna hitam dan merah yang selalu dilihatnya
selalu mengancam jiwanya, sehingga ketakutan sampai dengan
menangis.

IV. FISIK TTV, TB, BB, KELUHAN FISIK.


A. Kesadaran
Kesadaran klien composmentis (E4M6V5)
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg
2. Frekuensi nadi : 80x/ menit
3. Frekuensi nafas : 20x/ menit
4. Suhu : 36,5 0C
C. Data Antropometri
1. TB : 154 cm
2. BB : 50 kg
D. IMT : 21,09 (status gizi baik)

E. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dialaminya.
F. Riwayat makan/minum di rumah
Klien makan sebanyak 3 kali sehari dirumah dengan porsi normal dan
selalu habis. Selama di rumah sakit klien makan 3 kali sehari sesuai porsi
rumah sakit, dan selalu habis.
G. Tanda-tanda dehidrasi
Klien tampak tidak dehidrasi, dapat dilihat dari bibir klien yang lembab,
rambut tidak kering, dan jika diberi minum selalu dihabiskan.
H. Pemeriksaan Head to toe
Bagian Hasil Pemeriksaan
Kepala Inspeksi : Bentuk kepala mesocephal, simetris, rambut sebahu dan agak
keriting, penyebaran rambut merata, rambut hitam, kulit kepala bersih,
dan sedikit berketombe, tidak ada luka.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Wajah/ Inspeksi : bentuk wajah bulat, simetris, terdapat luka seperti dicakar
Muka pada jidatnya, kulit bersih, penyebaran warna kulit merata, warna kulit
merata.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Mata Inspeksi Konjungtiva tidak anemis, mata simetris, tidak ada alat bantu
penglihatan, pergerakan kelopak mata dan bola mata normal (tidak

3
katarak), sklera tidak ikterik, pupil mata isokor, refleks cahaya langsung
baik, tidak ada riwayat penyakit mata.
Palpasi : Tidak terdapat keluhan nyeri
Hidung Inspeksi Bentuk hidung simetris, hidung bersih, tidak terdapat cairan
keluar dari hidung, tidak terdapat lesi/jaringan parut
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Telinga Inspeksi : Telinga simetris, tidak ada luka, terlihat sedikit serumen di
rongga telinga, tidak memakai alat bantu dengar, kulit telinga bersih.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan
Mulut dan Inspeksi : Bibir tidak ada luka, mukosa bibir lembab, lidah bersih dan
Gigi berwarna merah pucat, tidak terdapat sariawan dan pendarahan pada
gusi.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Leher Inspeksi :Warna merata, tidak ada lesi/jaringan parut, tidak tampak
adanya pembesaran tiroid
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Dada Inspeksi : Dada simetris, napas reguler, bentuk dada normal, tidak
terlihat penggunaan otot bantu napas, tidak terdapat adanya retraksi
dada. RR : 20x/menit,
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, taktil fremitus simetris
Perkusi : terdengar suara sonor pada kedua lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di IC 5, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi pekak
Auskultasi : Terdengar lup (S1) dan dup (S2), tidak ada mur-mur, tidak
ada gallop.
Abdomen Inspeksi : Perut tampak datar, tidak ada tanda inflamasi, warna kulit
abdomen merata kuning langsat seperti kulit sekitarnya.
Auskultasi : Terdengar bising usus .
Palpasi : Tidak terdapat massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
distensi abdomen, hepar tidak membesar, lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen,
Ekstremitas Inspeksi : Warna kulit putih, kedua tangan dapat digerakkan normal
atas dengan bebas, turgor kulit elastis, tidak terdapat edema
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, akral hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas atas 5|5 (gerakan aktif menahan gravitasi
dan tahanan penuh)
Ekstremitas Inspeksi : warna kulit putih, turgor kulit elastis, tidak ada edema pada
bawah kaki
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, kulit teraba hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas bawah 5|5

V. PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


A. Genogram

4
Keterangan :
: Laki-laki/Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Anak
: Tinggal satu rumah
: Hubungan komunikasi paling dekat
: Pasien
Klien merupakan seorang perempuan bernama Ny. N berusia 18 tahun, klien
memiliki 4 saudara lainnya. Klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan 2
saudarana, sedangkan saudara kandung lainnya sudah memiliki keluarga
masing-masing. Komunikasi antara Ny. N dengan keluarganya dengan baik
dan berlangsung secara dua arah, misalnya dengan saling berpendapat ketika
akan menentukan suatu keputusan. Pengambil keputusan dalam keluarga
adalah ayah dari klien. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah
demokratis dimana setiap anggota keluarga dapat memberi masukan dalam
mengambil sebuah keputusan. Keluarga klien yang lain mengalami gangguan
jiwa seperti klien tapi bukan dari keluarga inti.

B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien tidak mampu menggambarkan dirinya sendiri. Klien tidak tau
apa yang ia sukai dan tidak ia sukai dari tubuhnya. Menurut orang-
orang di sekitar klien, tubuh klien tidak mengalami masalah apapun.
2. Identitas diri

5
Klien mengatakan bahwa dirinya bernama Ny N dan berumur 18
tahun, belum menikah. Berdasarkan keterangan catatan medisnya, Ny.
N adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara, sebelumnya Ny. N hanya tamat
SD atau MTS.
3. Peran
Klien menyebutkan perannya sebagai anak dari orang tuanya dan
memiliki 4 saudara lainnya selama di rumah. Klien terkadang juga
hanya terdiam jika sedang berkumpul dengan teman-temannya di
rumah sakit. Klien tinggal bersama orang tuannya dan kedua
saudaranya.

4. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa ia ingin segera pulang dari Rumah Sakit.
5. Harga diri
Klien mengatakan bahwa merasa ketakutan ketika didalam kamar
karena sering melihat warna hitam dan merah yang klien takuti, dan
klien merasa ingin segera pulang bertemu keluarganya.
Masalah keperawatan: halusinasi
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan bahwa kakaknya sangat perhatian dengan dirinya
dan selalu menuruti kemauannya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat di rumah dan di RS
a. Di Rumah
Klien tidak bekerja ia hanya seorang anak dari orangtuanya dan
kesehariannya terkadang mencuci piring, mencuci bajunya sendiri
dan membereskan rumah. Klien tidak pernah berbaur dengan
orang sekitarnya di lingkungan rumah. Klien lebih banyak
beraktifitas di dalam rumah.
b. Di Rumah Sakit
Selama di rumah sakit klien lebih banyak berbicara kepada teman-
temannya, namun klien beranggapan jika dirinya tidak mau ikut
campur dengan orang lain, klien memiliki satu teman dekat ketika
diruangan rawat inap namanya Ny A.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pertama kali klien masuk ke ruangan tampak menyendiri dan selalu
menangis serta ketakutan dengan teman-temannya yang satu kamar.

6
Klien berusaha untuk menjauh dari teman-temannya dengan selalu
meminta pada perawat yang jaga untuk mengeluarkannya dari kamar.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Klien memiliki keyakinan bahwa suatu
masalah itu datangnya dari Allah. Klien tidak menjalankan shalat lima
waktu.
2. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan tidak melakukan shalat 5 waktu selama di RS.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, badan bersih dan tidak berbau, rambut klien
sebahu, pakaian yang digunakan adalah seragam dari rumah sakit.
B. Pembicaraan
Klien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik dan berbicara
dengan kooperatif dengan perawat. Klien tidak mampu memulai
pembicaraan dengan teman-temannya yang menurutnya menakutkan.
Kecepatan bicara klien cepat dan volume yang cukup kencang.
C. Aktifitas motorik
Klien menantap lawan bicaranya ketika diajak untuk mengobrol akan
tetapi terkadang menundukan kepalanya atau memandang ke arah lain.
D. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih dan kangen dengan keluarga di rumah.
E. Afek
Afek klien tidak tumpul. Ketika diajak berbicara, wajah klien dapat
mekspresikan ketika ada hal yang lucu dengan tertawa.
F. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif saat menjawab pertanyaan dengan perawat. Klien
menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh perawat, akan tetapi
terkadang menatap ke arah lain.

G. Persepsi
Klien memiliki gangguan persepsi seperti halusinasi pendengaran dan
penglihatan ditunjukkan dengan klien terkadang menatap ke sisi lain dan
mengatakan takut. Klien mengatakan ada suara yang menyuruhnya untuk

7
tidak tidur ketika malam hari, sehingga saat diwawancara mata klien
terlihat kelelahan dan klien mengatakan bahwa mengantuk tapi matanya
tidak bisa dipejamkan atau tidak bisa tidur.
Masalah keperawatan: Halusinasi
H. Proses fikir
Proses fikir klien adalah circumstasial, dimana pembicaraan klien tidak
langsung sehingga lambat mencapai pont yang diharapkan, tetapi
seringkali akhirnya mencapai point atau tujuan yang diharapkan.
I. Isi fikir
Klien mengalami fobi, yaitu perasaan takut yang irasional terhadap
sesuatu benda atau kedaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh
pasien, biarpun diketahui bahwa hal itu irrasional. Kasus pada klien ini
adalah takut akan warna hitam dan merah.
J. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran bingung. Klien merasa bingung kenapa dirinya
dimasukan ke RSJD Dr Amino Gondohutomo akan tetapi dirinya
menyukai hal tersebut.
K. Memori
1. Memori jangka pendek
Klien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi seperti jenis
makanan yang klien makan tadi pagi.
2. Memori jangka menengah
Klien mengingat saat klien masuk ke Rumah Sakit jiwa klien dibawa
oleh pamannya.
3. Memori jangka panjang
Klien tidak begitu ingat kapan pertama kali masuk Rumah Sakit Jiwa.
Memori jangka panjang klien kurang.
L. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien baik. Klien mampu berkonsentrasi serta
berhitung dengan benar. Saat klien diminta untuk menambahkan angka 2
tambah 5, klien tidak menjawab sama sekali.
M. Kemampuan penilaian
Klien tidak mampu mengambil keputusan sederhana dan klien terlihat
bingung dan hanya menggelengkan kepala jika diberikan pertanyaan.
N. Daya tilik diri
Daya tilik diri pada klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya
mengalami depresi ketika di rumah dan sering marah-marah.

8
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
A. Makan
Klien mampu makan dan minum secara mandiri namun lambat dalam
menghabiskan satu porsi makanan. Klien mampu menggunakan alat
makan dengan benar. Klien terkadang mampu menghabiskaan makanan
satu porsi.
B. BAB/ BAK
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK secara mandiri. Klien
BAB dan BAK di kamar mandi.
C. Mandi
Klien mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri.
Klien menggosok gigi menggunakan sikat gigi dan mandi dengan
menggunakan air, sabun dan shampo secara mandiri setiap sehari karena
klien tidak ingin terkena kutu rambut.
D. Berpakaian/ berhias
Klien mampu berpakaian secara mandiri, berhias dengan wajar seperti
menyisir rambutnya.
E. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami kesulitan baik saat tidur malam maupun tidur
siang, tidur malam ± 6 jam, tidur siang ± 3 jam.
No Kondisi Saat Dikaji
1. Kebisaan Sebelum Tidak ada
Tidur
2. Waktu Tidur Siang : 12.00 – 15.00 WIB
Malam : 23.00 – 05.00 WIB
Total = 9 jam perhari
3. Kualitas Tidur Klien mengatakan kualitas tidur klien kurang baik
4. Kebiasaan Setelah Kebiasaan klien setelah tidur adalah mandi dan
Tidur mengikat rambutnya
F. Penggunaan obat
Klien mengkonsumsi obat Risperidon, Xoclomer dan Merlopam. Efek
samping dari pengonsumsian tersebut klien menjadi sering pusing, mulut
kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, dan
konstipasi.
G. Pemeliharaan kesehatan
Pastikan klien minum obat secara teratur ketika dirumah sakit akan tetapi
dirumah tidak mau meminum obat karena bosan. Jika klien mengalami
tanda-tanda kekambuhan seperti mengurung diri, marah-marah tidak

9
jelas, tidak bisa tidur, tidak mau makan dan tampak bingung segera bawa
klien ke RSJD atau datangi fasilitas kesehatan terdekat. Klien
mengatakan pasti akan dibawa ke RSJD dengan diantar oleh kakaknya
atau pamannya jika mengalami kekambuhan.
H. Kegiatan di dalam rumah
Klien diharapkan mampu membereskan rumah seperti menyapu dan
mengepel lantai. Selain itu klien juga mencuci pakaian dan menyeterika
bajunya sendiri. Klien mandi dua kali sehari dan kadang menjalankan
shalat 5 waktu secara mandiri serta minum obat secara teratur.
I. Kegiatan di luar rumah
Klien diharapkan mampu bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya
di rumah dan mengikuti kegiatan di lingkungan rumah dengan aktif.

VIII. MEKANISME KOPING


Mekanisme koping yang dilakukan klien adalah mekanisme maladaptive
dimana klien hanya diam dan mengurung diri jika sedang mengalami
masalah. Klien selalu memikirkan masalahnya sendiri mengurung diri di
kamar, dan tidak mau bicara. Klien juga kadang berbicara sendiri, ketika
mendengar suara-suara dan memilihat sesuatu berwarna merah atau hitam.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial dan Halusinasi

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien jarang berbaur dengan orang-orang di lingkungan sekitar rumahnya.
Klien tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan, klien dapat
memutuskan untuk dirawat di RSJD ketika dirinya suka marah-marah dan
mendengar suara serta melihat sesuatu yang menakutkan berwarna merah
atau hitam.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Klien tidak mengetahui mengenai gangguan jiwa yang dideritanya, sistem
pendukung lingkungan, faktor pencetus, obat-obatan serta koping yang
adaptif ketika masalahnya timbul. Saat ditanya klien hanya menjawab tidak
tahu dan menggelengkan kepala.

10
XII. ANALISA DATA
Data Fokus Masalah
Ds: Gangguan Persepsi Sensori :
- Klien mengatakan, “Saya sering mendengar suara-suara tidak jelas mas yang ngajak bicara Halusinasi Pendengaran dan
dan menyuruh saya untuk tidak tidur” Penglihatan
- Klien mengatakan, “Suara itu biasanya muncul secara tiba-tiba mas, biasanya pas malam
hari, sehari bisa dua sampai tiga kali muncul. Saat saya sedang sendiri biasanya suara itu
muncul mas. Saya di tidak boleh buat tidur mas”
- Klien mengatakan, “saya sangat takut dengan warna merah atau hitam mas, iya warna hitam
itu. Itu jam warna hitam, tapi kalau malam tiba-tiba ada banyangan warna hitam sama
warna merah gitu mas, ya saya tutup mata sambil menangis”

Do:
- Klien terlihat bingung dan tidak berkonsentrasi dalam berbicara
- Klien kurang dalam melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya
- Matanya terkadang melihat ke arah lain saat diajak bicara
Ds : Isolasi sosial : Menarik Diri
- Klien mengatakan bahwa dirinya takut melihat teman-temannya karena mereka berwarna merah
(memakai baju warna merah)
- Klien mengatakan ingin keluar dari kamar karena ketakutan dengan teman-temannya
- Klien mengatakan bahwa ketakutan jika di cium oleh pasien lainnya karena ada salah satu pasien
selalu mencium-cium orang lain secara tiba-tiba dan merasa jijik
Do :
- Klien tampak terduduk dipojok belakang pintu dan menangis ketakutan
Klien tampak mengetuk-ngetuk pintu karena ketakutan
DS : Resiko perilaku kekerasan

11
- Klien mengatakan bahwa dirinya terkadang secara tiba-tiba suka melukai badannya ketika berada
di rumah
- Klien mengatakan tidak mengetahui sebabnya ketika menyakiti dirinya sendiri
- Klien mengatakan bahwa bekas luka di jidatnya karena dicakar oleh dirinya sendiri
DO :
- Jidat klien tampak ada luka cakaran
- Tampak pada tangan klien ada sedikit luka cakaran
- Klien tampak bingung

XII. POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan Effect

Halusinasi (Core problem)


6
Isolasi social Cause
XII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan
2. Isolasi sosial : menarik diri

12
XIII. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid
2. Terapi Medis :
Nama Jenis Dosi Indikasi Kontraindikasi Efek samping
obat s
Risper Antips 2x2 Sindrom Hipersensitif Mulut kering,
idone ikotik mg/ parkinson dan terhadap penglihatan
hari gangguan triheksifenidil, kabur, pusing,
ektrapiramidal glukomasudut mual, muntah,
yang disebabkan sempit, bingung, agitasi,
oleh SSP takiaritmia, konstipasi,
psikosisberat, takikardi, dilatasi
psikoneuorosis,h ginjal, retensi
ipertrofiprostat urin.
dan obstruksi
saluran cerna
Merlo 1x0, Pengobatan Hipersensitif, Mengantuk
pam 5 jangka pendek glaucoma, diikuti pusing,
mg/ gejala ansietas kekurangan perasaan lemah
hari yang pernafasan dan lesu
berhubungan berat
dengan depresi

13
XIV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Hari/ Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Tanggal Keperawatan
1. Jum’at, 14 Gangguan Selama tindakan asuhan keperawatan selama 1. Lakukan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) dengan
Desember persepsi sensori: 3x30 menit, klien dapat mengontrol klien
2018 halusinasi halusinasi dengan kriteria hasil : 2. Diskusikan dengan pasien isi, frekuensi, waktu terjadi,
pendengaran dan - Dapat membina hubungan saling situasi pencetus, perasaan, respon terhadap halusinasi.
penglihatan percaya 3. Jelaskan dan peragakan kepada klien cara mengontrol
- Mengenal halusinasi yang dialami halusinasi dengan cara menghardik
klien : isi, frekuensi, waktu terjadi, 4. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap kedalam jadwal
situasi pencetus, perasaan, respon kegiatan harian
5. Anjurkan klien melakukan aktivitas yang terjadwal
- Dapat mempraktekkan cara
6. Anjurkan klien mengonsumsi obat secara teratur
mengontrol halusinasi dengan 7. Masukkan kegiatan ini ke dalam jadwal harian klien
menghardik dan bercakap-cakap
dengan orang lain

XV. IMPLEMENTASI dan EVALUASI


Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
15/12/2018 Gangguan SP 1 S:
Pukul 16.30 persepsi 1. Membina hubungan saling percaya Klien mengatakan “nama saya Ny. N umur saya 18 tahun mas asalnya
WIB sensori: 2. Mengidentifikasi jenis halusinasi rembang. Saya sering mendengar suara-suara tidak jelas, setiap malam
halusinasi 3. Mengidentifikasi isi halusinasi dan meyuruh saya untuk tidak tidur. Apalagi saat saya sendiri dan
pendengaran 4. Mengidentifikasi waktu halusinasi melamun saya mendengar suara itu mas, ga takut sih mas, saya takutnya
dan 5. Mengidentifikasi frekuensi sama merah atau hitam. Suara itu muncul ketika malam hari saja mas,
penglihatan halusinasi munculnya pas keadaan sepi gitu mas, terus-terusan suara itu terdengar
6. Mengidentifikasi situasi yang sampai saya kalau malam gak bisa tidur. Kamu suara palsu, kamu tidak
menimbulkan halusinasi nyata” (sambil menutup matanya)

14
7. Mengidentifikasi respon pasien O:
terhadap halusinasi 1) Klien terkadang terlihat bingung
8. Mengajarkan pasien menghardik 2) Klien kadang-kadang suka menangis karena ketakutan
halusinasi 3) Pandangan klien sering teralihkan ke arah lain
9. Menganjurkan pasien memasukkan 4) Kontak mata klien kurang karena terlihat sangat mengantuk
cara menghardik halusinasi dalam 5) Klien dapat mengikuti intruksi
jadwal kegiatan harian A: Halusinasi (+)
Masalah keperawatan halusinasi teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk mencoba kembali menghardik setiap kali
gejala halusinasi muncul
- Perawat
1. Melanjutkan ke SP 2 minum obat dipertemuan selanjutnya
2. Beri pujian dan dukungan pada klien atas latihan yang telah
dilakukan
- Klien
1. Anjurkan klien untuk mengahardik kedalam jadwal ketika klien
mengalami halusinasi
17/12/2018 Gangguan SP 2 S:
Pukul 10.00 persepsi 1. Mengevaluasi jenis halusinasi Klien mengatakan “kalau suarangya gak hilang mas, munculnya pas
WIB sensori: 2. Mengevaluasi isi halusinasi malem terus pas sepi gitu, terus suaranya kayak gini mas kamu jangan
halusinasi 3. Mengevaluasi waktu halusinasi tidur kamu jangan tidru. Ya obatnya selalu diminum mbak, jarang
pendengaran 4. Mengevaluasi frekuensi halusinasi paling 1 kali, biasanya pas sendiri, ya takut mas kalau yang warna
dan 5. Mengevaluasi ituasi yang merah sama hitam. Ya kalau gak minum obat nanti saya bisa jadi
penglihatan menimbulkan halusinasi bingung mas, kan kalau minum obat pikirannya bisa tenang gitu mas,
6. Mengevaluasi respon pasien minumnya kalau disini itu pagi, siang sama malem mas, warna
terhadap halusinasi obatnya oranye mas. Saya masih susah tidur mas, udah 2 hari saya
7. Mengevaluasi pasien dalam kurang tidur mas, ini ngantuk banget tapi tetep gak bisa tidur mas,
menghardik halusinasi gimana jal mas”
8. Menganjurkan minum obat dengan O:
teratur 1) Klien terkadang masih suka bingung
9. Menganjurkan pasien memasukkan 2) Mata klien terlihat kelelahan dan mengantuk

15
cara menghardik halusinasi dalam 3) Tampak kantong mata pada klien
jadwal kegiatan harian 4) Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
A: Halusinasi (+)
Masalah keperawatan teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk terus menghardik setiap kali gejala
halusinasi muncul
Perawat :
1. Beri pujian dan dukungan pada klien atas latihan yang telah dilakukan
2. Melanjutkan ke SP 3 menganjurkan klien untuk bercakap-cakap
dengan orang lain atau perawat yang jaga
Klien :
1. Tetap anjurkan klien untuk menghardik dan selalu rutin minum obat
untuk menghindari halusinasi
2. Menyarankan klien untuk tidak menghiraukan suara agar tetap bisa
tidur
18/12/2018 Gangguan SP 3 S:
Pukul 10.15 persepsi 1. Mengevalusi klien dalam meminum Klien mengatakan bahwa “saya kemarin minum obat 3 kali mas kayak
WIB sensori: obat di hari sebelumnya biasanya gitu mas, ya kalau gak minum obat bisa bingung linglung gitu
halusinasi 2. Mengevaluasi klien akibatnya jika mas, kalau minum obat kan bingungnya ilang, ya walaupun tetap gak bisa
pendengaran tidak minum obat tidur saya mas, suaranya masih muncul aja, suara kamu jangan tidur,
dan 3. Mengevalusi klien tentang manfaat kamu jangan tidur, gitu terus mas kalau malem hari gitu pas sepi. Jadi
penglihatan jika meminum obat secara teratur kalau saya mendengar suara itu mendingan saya ngobrol sama temen saya
4. Menganjurkan klien untuk bercakap- ya mas, tapi kalau malam itu temen-temen saya pada tidur kalau siang sih
cakap ketika timbul halusinasi saya bisa mas buat ngobrol sama sahabat saya Ny A”
O:
1) Klien tampak mengantuk ketika diajak ngobrol
2) Mata klien tampak kelelahan
3) Klien terkadang masih terlihat bingung
A: Halusinasi (+)
Masalah keperawatan teratasi
P: lanjutkan intervensi untuk mengatur jadwal kegiatan pada klien untuk

16
mengindari halusinasi
Perawat :
1. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya pada klien
2. Mengajarkan SP 4 menyusun jadwal kegiatan untuk klien
Klien :
1. Menganjurkan klien untuk tidak menghiraukan suara dan warna
merah atau hitam agar bisa tertidur
2. Menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur
3. Menganjurkan klien untuk melakukan menghardik atau bercakap-
cakap untuk menghidari halusinasi

17

Anda mungkin juga menyukai