Hari/tanggal :
Tanda Tangan :
LAPORAN KASUS
PASIEN DENGAN EFUSI PLEURA
Stase Keperawatan Medikal Bedah
OLEH
SUCI RAHMADANI
NIM.04064882124027
I. Identitas Klien
Nama : Ny. Z
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status marital : Kawin
Agama : Islam
Suku bangsa : Melayu
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Tanggal Masuk RS : 21 Januari 2022
Keluarga Yang dapat segera dihubungi (Orang tua/wali, suami, istri, dll)
Nama : Zainah
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kab. Ogab Komering Ulu Timur
No. Telp :
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri di dada dan agak sesak
a. P : Nyeri ketika batuk dan bernafas
b. Q : Nyeri seperti ditekan - tekan
c. R : Nyeri di bagian dada sebelah kiri
d. S : Skala nyeri 5
e. T : Nyeri hilang timbul
2. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak mengeluhkan riwayat penyakit
dahulu
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 1 bulan SMRS, pasien mengeluh nyeri
dada sebelah kiri, nyeri terutama muncul ketika menarik nafas dan batuk. Sejak 1 minggu
SMRS, pasien mengeluh sesak nafas, sesak dirasakan ketika melakukan aktivitas fisik
berat, nyeri dada dan batuk masih dirasakan oleh pasien.
4. Faktor Pencetus : Riwayat merokok sejak remaja awal, ada riwayat
hipertensi pada pasien
5. Riwayat Keluarga (Genogram :
Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang pernah mengalami penyakit serupa dan
penyakit berhubungan pernafasan lainnya.
Telinga
Inspeksi : Telinga kanan dan kiri simetris, warna telinga sama
dengan kulit lain, telinga bersih, serumen tidak terlihat,
tidak menggunakan alat bantu dengar
Batuk : ada
Sputum : ada
Hemaptoe : tidak ada
Dyspnea : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Kapilarry refill : CRT < 3 detik
Edema : tidak ada
Palpitasi : tidak ada
Baal : tidak ada
Clubbing finger : tidak ada
Ekstremitas
Inspeksi : Warna kulit kecoklatan, turgor baik, tidak tampak
edema, tidak tampak massa, ekstermitas kanan kiri dapat
bergerak bebas, ekstermitas kanan terpasang infus sodium
chloride, ekstremitas bawah tidak ada edema, bergerak
bebas
Palpasi: : Tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terabat edema, turgor baik, kulit sedikit kasar, Tidak ada
atrofi, kekuatan otot normal dengan nilai 100% melawan
grafitasi dengan pertahanan penuh
Muskuloskeletal
Nyeri : tidak ada nyeri
Takut gerak : tidak ada
Gangguan persendian : tidak ada
ROM : aktif atau normal
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Nutrisi
Berat badan
- Sebelum masuk RS : 54 kg
- Setelah masuk RS : 51 kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : 19.9
Status gizi : normal
Jenis diet : diet rendah garam
Kebutuhan zat gizi
Energi : 1900 kkal
Protein : 70 gram
Lemak : 53 gram
Karbohidrat : 285 gram
Mual muntah : Tn. Z tidak mengalami mual muntah
Intake cairan : 5-6 gelas (1200 cc)
Eliminasi
Pola rutin : Tn. Z dapat mobilisasi mandiri BAK dan BAB di kamar
mandi secara mandiri, BAK 5-6 kali perhari, urin berwarna jernih, volume sekitar 1400
cc, sudah 3 hari tidak BAB. Ketika BAB terakhir kali, feses keras berwarna coklat
kehitaman, mengejan saat defekasi, butuh waktu yang lama untuk defekasi
Penggunaan laxan : tidak ada penggunaan
Colostomy : tidak ada
Konstipasi : ada
Diare : tidak ada
Inkontinensia : tidak ada
Hematuria : tidak ada
Catheter : tidak ada
Urine out put : 1400 cc
Neurologi
Pemeriksaan Nervus (I – XII):
N4=Trochlear, normal, pasien dapat mengerakkan bola mata keatas dan kebawah
N11=Accessory motor, normal, pasien dapat menggerakan bahu ketas dan kebawah
N12= Hypoglossal, normal, pasien dapat menggeakkan lidah kekiri dan kekanan
IV. Aspek Psikologi
Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : Tn. Z tidak menggunakan alat bantu untuk
beraktivitas
b. Kesulitan yang dialami :
Persepsi diri
a. Hal yang dipikirkan saat ini : Tn. Z berharap tindakan yang akan
dilakuka dapat segera ditangani karena ingin kembali ke kampung dan menjalankan
aktivitasnya sehari – hari
b. Harapan setelah menjalani perawatan : Tn. Z berharap keadaanya bisa kembali
seperti semula sebelum masuk rumah sakit
c. Perubahan yang dirasa setelah sakit : Tn. Z merasa sulit untuk beraktivitas
karena nyeri yang dialami
d. Suasana hati : Tn. Z cukup tenang dalam menjalani
perawatan dari penyakitnya
Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan : Tn. Z memutuskan langsung ke rumah
sakit setempat ketika merasakan nyeri dada dan dirujuk ke RSMH
b. Yang disukai tentang diri sendiri : Tn. Z merasa bahwa dirinya sangat
mengedepankan kebahagiaan keluarga, sosok orang tua yang ingin anaknya sukses
c. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Tn. Z ingin belajar untuk hidup yang
sehat
d. Yang dilakukan jika stress : Tn. Z ingin ditemani oleh anak dan
istrinya
e. Apa yang dilakukan perawat agar aman dan nyaman : Perawat memberikan dukungan
emosional, edukasi kepada pasien dan keluarga
V. Aspek Sosial
a. Hubungan/komunikasi : Tn. Z memiliki hubungan baik dengan tetangga dan
lingkungan sekitar serta para petani di tempat ladangnya
b. Kehidupan keluarga : Tn. Z hidup harmonis dengan keluarga, ada anak yang
dan istri yang mendampingi selama di rumah sakit. Tn. Z memiliki 3 orang anak yang
masih sekolah
c. Kesulitan dalam keluarga : Tn. Z sudah merasa memiliki hidup yang cukup
VI. Aspek Spiritual
Sistem nilai kepercayaan
a. Siapa atau apa sumber kekuatan : Allah dan keluarga
b. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda : Allah, beragama islam
c. Kegiatan agama/kepercayaan yang ingin dilakukan di RS : beribadah dengan
normal secara berdiri
otot bantu
pernafasan Penumpukan cairan pada rongga pleura
Ekspansi paru
Sesak nafas
NO TANGGAL DIAGNOSIS
1. 24 Januari 1. Pola nafas tidak efektif b.d. posisi yang menghambat ekspansi
2022
paru, penurunan suplai oksigen d.d. Pasien mengatakan sesak
nafas (dispnea), pola nafas takipnea (RR 24 x/menit, ada
penggunaan otot bantu pernafasan
2. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis (inflamasi pleura) dan
agen pencedera fisik (area insisi thoracentesis) d.d. Pasien
mengeluh nyeri di dada, Nadi 94 x/menit, TD 150/100 mmHg,
Pola nafas takipnea (RR 24 x/menit)
3. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal, efek agen
farmakologis d.d. feses keras, pengeluaran feses lama, mengejan
saat defekasi, peristaltik usus 3 x/menit
4. Risiko defisit nutrisi d.d. pasien tidak selera makan hanya
menghabiskan ½ porsi
2. 25 Januari 1. Pola nafas tidak efektif b.d. posisi yang menghambat ekspansi
2022
paru, penurunan suplai oksigen d.d. Pasien mengatakan sesak
nafas (dispnea), pola nafas takipnea (RR 22 x/menit, ada
penggunaan otot bantu pernafasan
2. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis (inflamasi pleura) dan
agen pencedera fisik (area insisi thoracentesis) d.d. Pasien
mengeluh nyeri di dada, Nadi 94 x/menit, TD 120/80 mmHg, Pola
nafas takipnea (RR 22 x/menit)
3. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal, efek agen
farmakologis d.d. feses keras, pengeluaran feses lama, mengejan
saat defekasi, peristaltik usus menurun
3. 26 Januari 1. Pola nafas tidak efektif b.d. posisi yang menghambat ekspansi
2022
paru, penurunan suplai oksigen d.d. Pasien mengatakan sesak
nafas (dispnea), pola nafas takipnea (RR 22 x/menit, ada
penggunaan otot bantu pernafasan
2. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis (inflamasi pleura) dan
agen pencedera fisik (area insisi thoracentesis) d.d. Pasien
mengeluh nyeri di dada, Nadi 94 x/menit, TD 120/80 mmHg, Pola
nafas takipnea (RR 22 x/menit)
3. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal, efek agen
farmakologis d.d. feses keras, pengeluaran feses lama, mengejan
saat defekasi, peristaltik usus menurun
4. Gangguan integritas kulit b.d. penurunan mobilitas (ulkus) d.d.
terdapat luka di bagian regio thorax posterior sinistra
4.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Luaran
No. Intervensi Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
b.d. posisi yang intervensi keperawatan Observasi
menghambat ekspansi selama 3 x 24 jam - Monitor pola nafas
paru, penurunan suplai diharapakan pola napas - Monitor bunyi nafas
oksigen d.d. Pasien membaik dengan kriteria tambahan
mengatakan sesak hasil: - Monitor sputum
nafas (dispnea), pola 1. Dispnea menurun Terapeutik
nafas takipnea (RR 24 2. Penggunaan otot - Posisikan semi fowler
x/menit, ada bantu pernafasan - Berikan minum hangat
penggunaan otot bantu menurun - Berikan oksigen, jika
pernafasan 3. Frekuensi nafas perlu
membaik Observasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukoliti,
jika perlu
2. Nyeri akut b.d. agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis intervensi keperawatan Observasi
(inflamasi pleura) dan selama 3 x 24 jam - Identifikasi lokasi,
agen pencedera fisik diharapakan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
(area insisi menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas,
thoracentesis) d.d. hasil: intensitas nyeri
Pasien mengeluh nyeri 1. Keluhan nyeri Terapeutik
di dada, Nadi 94 menurun - Berikan teknik non
x/menit, TD 150/100 2. Frekuensi nadi farmakologis
mmHg, Pola nafas membaik Edukasi
takipnea (RR 24 3. Pola nafas membaik - Jelaskan penyebab, periode,
x/menit) 4. Tekanan darah dan pemicu nyeri
membaik Kolaborasi
- Kolaboarasi pemberian
analgetik