Hari/tanggal :
Tanda Tangan :
LAPORAN KASUS
Stase Keperawatan Gawat Darurat (KGD)
Di Ruang NHCU RSMH Palembang
OLEH
SUCI RAHMADANI
NIM.04064882124027
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. W Tanggal MRS : 22 Januari 2022
Umur : 21 tahun No. Rekam Medis : 0001245560
Jenis kelamin : Perempuan Sumber informasi : Ny. S (Ayuk ipar)
Alamat : Bukit kecil/Palembang
Status marital : Belum kawin
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan :
C. RIWAYAT BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit:
Ny. S mengatakan Nn. W makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, makanan yang
dikonsumsi berupa lauk dan sayur. Nn. W minum 8-9 gelas perhari
Saat sakit:
Nn. W mengalami penurunan kesadaran, sehingga makan melalui selang NGT. Makanan
berupa diet cair.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit:
Ny. S mengatakan Nn. W tidak mengalami gangguan pola eliminasi, tidak bisa dikaji karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
Saat sakit:
Nn. W BAB sebanya 2-3 kali sehari, jumlah ± 2.000 cc/hari, warna urin kuning. BAB 2 kali
sehari, feses lunak
3. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit:
Tidak dapat dikaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
Saat sakit:
Nn. W mengalami penurunan kesadaran
4. Pola Aktivitas dan bekerja
Sebelum sakit:
Nn. W bekerja di toko dari pagi hingga sore, Ny. S mengatakan pasien juga berjualan online dan
sering mengantar pesanan kerumah
Saat sakit:
Nn. W mengalami penurunan kesadaran
D. RIWAYAT KELUARGA
Ada keluarga yang mengalami penyakit serupa, bibi mengalami penyakit autoimun
Keterangan:
: Pasien
X : Meninggal dunia
: Tinggal serumah
E. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
Tidak terkaji karena pasien delirium
2. Persepsi diri
Tidak terkaji karena pasien delirium
3. Suasana hati
Tidak terkaji karena pasien delirium
4. Hubungan / komunikasi
Tidak terkaji karena pasien delirium
5. Pertahanan koping
Tidak terkaji karena pasien delirium
6. Sistem nilai kepercayaan
Tidak terkaji karena pasien delirium
F. PENGKAJIAN FISIK
(Head toe toe atau per sistem)
1. Sistem Neurologi
GCS: E2M4V2, tidak ada kejang atau epilepsi, tidak ada trauma, pemeriksaan Nervus I – XII
normal/tidak ada kelainan
2. Sistem Penglihatan
Bentuk simetris, pupil bulat, isokor, ukuran pupil ±3 mm, kedudukan bola mata ditengah,
3. Sistem Pendengaran (THT)
Tidak ada refleks menelan, tidak ada refleks batuk
4. Sistem Pernafasan
Pola nafas takipnea, ada otot bantu pernafasan, perkusi resonan, vesikuler, tidak ada pembesaran
di dada, dada kanan dan kiri simetris, tidak ada suara nafas tambahan suara napas ronkhi, tidak
ada refleks batuk, tidak terdapat gerakan retraksi dinding dada, RR 30 x/menit
5. Sistem Kardiovaskuler
TD 107/63 mmHg, N 158 x/menit, capilary refilling < 3 detik, Suara jantung BJ 1 dan BJ 2,
tidak ada edema, warna kulit sawo matang, kuku panjang, tidak ada clubbing finger, akral
hangat
6. Sistem pencernaan
Nutrisi intake diet cair, energi 1.500 kkal, protein 50 gram, lemak 40.8 gram, karbohidrat 224
gram, bentuk makanan cair, 3 kali makan 2 kali kudapan. BB 45 kg, TB 150 cm, IMT 20 kg/m2,
status gizi normal, bising usus 5x/menit. Eliminasi BAB 2x/hari konsistensi lunak. BAK
menggunakan kateter dengan urin output ± 2000 cc/hari.
7. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji
8. Sistem muskuloskeletal
Tidak ada nyeri tekan, rentang gerak normal, kekuatan otot normal
1 1
1 1
9. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit < 3 detik
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal 28 Januari 2022
Jenis
No. Hasil Rujukan Satuan
Pemeriksaan
Urinalisis
1. Urine lengkap
2. Warna Kuning Kuning
4. Kejernihan Keruh Jernih
5. Berat jenis 1.030 1.003 – 1.030
6. pH (Urin rutin) 5.0 5–9
7. Protein Negatif Negatif
8. Ascorbid Acid Negatif
9. Glukosa Negatif Negatif
10. Keton Negatif Negatif
11. Darah Positif Negatif
12. Bilirubin Negatif Negatif
13. Urobilinogen 1 0.1 – 1.8 EU/dL
14. Nitrit Negatif Negatif
15. Sedimen urine:
16. Epitel Positif ++ Negatif /LPB
17. Lekosit 50 – 60 0–5 /LPB
18. Eritrosit 30 – 35 0–1 /LPB
19. Silinder Negatif Negatif /LPB
20. Kristal Uric acid + Negatif /LPB
21. Bakteri Positif ++ Negatif
22. Mukus Negatif Negatif
23. Jamur Negatif Negatif
2. Pemeriksaan radiologi 26 Januari 2022
a. MRI Kepala kontras
Sinusitis maksilaris kiri minimal
Infark di thalamus bilateral
Cysterna normal
Pons dan cerebellum normal
Tak tampak klasifikasi abnormal
Tak tampak deviasi midline
Orbita kanan kiri tak tampak kelainan
Calvaria normal
Kesimpulan:
- Sinusitis maksilaris kiri minimal
- Infark di thalamus bilateral
b. EEG Report
Medikasi : fenitoin 3x100 mg
Tingkat kesadaran : Delirium
Riwayat : Sejak 1 tahun yang lalu, kejang 4 kali berupa kelonjotan
seluruh tubuh, frekuensi 4 kali, lama 5 menit, interval 1 jam. Mata mendelik keatas ada.
Mulut berbusa tidak ada. Mengompol tidak ada mulut. Sebelum saat dan setelah kejang,
pasien tidak sadar. Riwayat kejang saat kecil tidak ada. Riwayat kejang saudara kandung
tidak ada.
Interpretasi : Perekaman dilakukan dalam keadaan sadar, tanpa premedikasi
dengan menggunakan elektroda khusus. Latar belakang berupa irama alpha 7 – 8
amplitudo sedang hingga 35 mikrovolt, simetris pada kedua hemisfer, reaktivitas terhadap
buka dan tutup mata baik. Pada stimulasi photic tidak didapatkan photic driving.
Didapatkan perlambatan di T3, T5, F7, dan T4, T6, F8. Didapatkan gelombang tajam di
F3, C3, dan di O2, F8. Tidak didapatkan gelombang tidur berupa verteks, spindel, dan k-
complex.
Impresi : abnormal EEG III berupa perlambatan di temporal kanan dan
kiri dan curiga aktivitas epileptifrom di frontal kiri dan okspital kanan.
Saran : neuroimaging dan deprivasi tidur.
TIK
Penurunan kesadaran
- Tidak terkaji ↓
- Tidak terkaji ↓
DO:
Reaksi radang pada meningitis
- Suhu 37,70C
- N 158 x/mnt ↓
Hipertermia
TIK meningkat
↓
Vasopasme pembuluh darah
serebri
2. Status neurologi
Jam GCS
08.00 E2M4V2
09.00 E2M4V2
10.00 E2M4V2
11.00 E2M4V2
12.00 E2M4V2
3. Balance cairan
Pukul 12.00
Intake Enteral : Susu : 250 cc
Diet cair : 500 cc
Parenteral : Dobutamin : 50 cc
Aclyclovair : 20
Total : 820 cc
Output Urine : 700 cc
IWL : 30 cc
BAB : 200 cc
Total : 930 cc
- Balance Cairan = Intake – output
=820 – 930
=-110 ml
PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektif b.d. posisi yang menghambat ekspansi paru, penurunan suplai oksigen
d.d. Dispnea, pola nafas abnormal
2. Gangguan menelan b.d. gangguan saraf kranialis d.d. sulit menelan dan mengunyah karena
penurunan kesadaran
3. Hipertermia b.d. proses penyakit (infeksi) d.d. suhu tubuh diatas normal, takikardia
4. Risiko perfusi serebal tidak efektif d.d. thrombus aliran darah serebral
J. PROSES KEPERAWATAN
3 Februari Pola nafas 08.00 1. Memonitor pola nafas (takipnea) 12.30 S: tidak terkaji
2022 tidak efektif RR 30 x/menit
O:
2. Memposisikan semi fowler 40
derajat - RR 21 x/menit
P: Intervensi dilanjutkan:
3 februari Risiko perfusi 08.30 1. Memonitor tanda dan gejala 12.45 S: tidak terkaji
serebral tidak peningkatan TIK (identifikasi pupil,
O:
efektif GCS, motorik ocular, adanya mual dan
muntah, nyeri kepala, vital sign) - GCS: E2M5V2
A:
P:
Lanjutkan intervensi
3 februari Pola nafas 21.00 1. Memonitor pola nafas (pola nafas 05.30 S: tidak terkaji
2022 tidak efektif eupneu RR 21 x/menit)
O:
2. Memposisikan semi fowler (45
derajat) - RR 17 x/menit
P: Intervensi dilanjutkan:
3 februari Risiko perfusi 21.20 1. Memonitor tanda dan gejala tik S: tidak terkaji
2022 serebral tidak 2. Memonitor MAP
O:
efektif 3. Memonitor intake dan output cairan
4. Memberikan posisi semifowler - GCS: E2M5V2
A:
P:
Lanjutkan intervensi
5L/menit - Saturasi 02 99 %
P: Intervensi dilanjutkan:
5 februari Gangguan 15.30 1. Memeriksa posisi NGT (ada 20.45 S: Tidak terkaji
2022 menelan hembusan udara di abdomen)
O:
2. Memonitor pola BAB
3. Menggunakan teknik bersih saat - Terpasang NGT
5 februari Risiko perfusi 16.00 1. Memonitor tanda dan gejala 20.50 S: tidak terkaji
2022 serebral peningkatan TIK (identifikasi pupil,
O:
GCS, motorik ocular, adanya mual
dan muntah, nyeri kepala, vital sign) - GCS: E2M5V2
2. Memonitor MAP - Tidak ada mual dan muntah
3. Memonitor status pernafasan - RR 24 x/menit
(saturasi oksigen 100%, RR 24 - Saturasi oksigen 98%
x/mnt) - TD 127/77 mmHg
4. Memonitor intake dan output cairan - 74 x/menit
5. Memberikan posisi semi fowler - MAP 85
6. Mengkolaborasi pemberian sedasi - Balance cairan
dan anti konvulsan (memberikan obat = intake – output
Fenitoin 100 mg/8 jam) = 1939 – 1950
7. = - 11 ml
A:
P:
Lanjutkan intervensi
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta: PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta: PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta: PPNI.