Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.

I (36 Tahun) DENGAN


ISOLASI SOSIAL DI RUANG ONGKO WIJOYO
RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG JAWA TENGAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Program Profesi Ners Stase
Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik:
Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.Sc
Pembimbing Klinik:
Ns. Unik Setyawati, S.Kep

Oleh:
RIANTI PUTRI TSANI
22020118210046

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE 32


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. I (36 Tahun) DENGAN
ISOLASI SOSIAL DI RUANG ONGKO WIJAYA RSJD Dr. AMINO
GONDOHUTOMO SEMARANG JAWA TENGAH

I. IDENTITAS KLIEN
A. Nama : Ny. I
B. Umur : 36 Tahun
C. Jenis Kelamin : Perempuan
D. Agama : Islam
E. Alamat : Ngaliyan
F. Pendidikan : Sarjana
G. Pekerjaan :-
H. Tgl. Masuk RS : 11 Maret 2019
I. Tgl. Pengkajian : 19 Maret 2019
J. Dx. Medis : Skizofrenia tak terinci (akut)
K. No. RM : 00089xxx
Penanggungjawab
Nama : Tn. A
Hubungan : Kakak kandung klien
Alamat : Ngaliyan

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo Semarang karena
mengurung diri di kamar, banyak diam, tampak murung, dan bicara
seperlunya.

III. PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


A. Predisposisi
Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di RSJD Dr.
Soeharto Heerdjan Jakarta 1 tahun yang lalu. Pengobatan yang pernah
diperoleh berupa terapi obat Diazepam dan Risperidone. Klien tidak
pernah mengalami trauma fisik, seksual, dan kekerasan dari keluarga,
teman maupun tetangganya. Klien sering terlihat melamun, menyendiri di
kamar, banyak diam, tampak bingung dan gelisah, merasa sendiri, merasa
tidak ada teman bicara, merasa malu dan tidak mau berinteraksi dengan
orang lain.
B. Presipitasi
Ibu kandung sebagai orang terdekat klien meninggal dunia 2 minggu
sebelum klien masuk rumah sakit.

IV. FISIK
A. Kesadaran umum
Kesadaran klien composmentis (E4M6V5)
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 121/80 mmHg
2. Hate rate : 92 x/menit
3. Respiratory rate : 20 x/menit
4. Suhu : 36,60C
5. Tinggi badan : 147 cm
6. Berat badan : 53 kg
BB (kg)
7. IMT : TB (m)^2
53
: (1,47)^2

: 24,53 kg/m2
C. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dialaminya.
D. Riwayat makan/minum di rumah
Klien makan sebanyak 3 kali sehari di rumah dengan porsi normal dan
selalu habis. Selama di rumah sakit, klien makan 3 kali sehari sesuai porsi
rumah sakit dan selalu habis.
E. Tanda-tanda dehidrasi
Klien tampak tidak dehidrasi, bibir klien lembab, rambut tidak kering, dan
klien minum dengan normal seperti pada umumnya.
Head to toe
No Bagian/region Hasil Pemeriksaan
1 Kepala Inspeksi: Bentuk kepala normocephal, simetris,
penyebaran rambut merata, rambut hitam agak ikal, tidak
ada luka, kulit kepala bersih, dan sedikit berketombe.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba
massa/benjolan.
2 Wajah/Muka Inspeksi: Bentuk wajah oval, simetris, tidak terdapat luka,
penyebaran warna kulit merata.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba
massa/benjolan
3 Mata Inspeksi: Konjungtiva tidak anemis, mata simetris, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan, pergerakan kelopak
mata dan bola mata normal, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, ada refleks terhadap cahaya, tidak ada riwayat
penyakit mata.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
4 Hidung Inspeksi: Bentuk hidung simetris, hidung bersih, tidak
terdapat cairan keluar dari hidung, tidak terdapat lesi.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan,
septum hidung elastis.
5 Telinga Inspeksi: Telinga simetris, tidak ada luka, tidak ada
serumen di rongga telinga, tidak memakai alat bantu
dengar, kulit telinga bersih.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan
6 Mulut dan Gigi Inspeksi: Bibir tidak ada luka, mukosa bibir lembab, lidah
bersih dan berwarna merah pucat, tidak terdapat stomatitis
dan pendarahan pada gusi, tidak terdapat pembengkakan
tonsil.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
7 Leher Inspeksi:Warna merata, tidak ada lesi, tidak ada deviasi
trakea
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.
8 Dada Inspeksi: Dada simetris, napas reguler, tidak terlihat
penggunaan otot bantu napas, tidak terdapat adanya retraksi
dinding dada.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, tidak
terdapat benjolan/massa, taktil fremitus simetris.
Perkusi: Terdengar suara sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi: Suara dasar vesikuler pada kedua lapang paru.
9 Jantung Inspeksi: Simetris, ICS tidak tampak
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS 5, tidak terdapat nyeri
tekan
Perkusi: Terdengar pekak
Auskultasi: Terdengar S1 pada ICS 5 dan S2 pada ICS 2
reguler, tidak ada mur-mur maupun gallop.
10 Abdomen Inspeksi: Perut tampak sedikit buncit, tidak ada tanda
inflamasi, warna kulit abdomen merata sawo matang seperti
No Bagian/region Hasil Pemeriksaan
kulit sekitarnya.
Auskultasi: Terdengar bising usus 7 kali/menit.
Perkusi: Terdengar timpani di semua kuadran.
Palpasi: Tidak terdapat massa/benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada distensi abdomen, hepar tidak membesar,
lien tidak teraba.
11 Ekstremitas atas Inspeksi: Warna kulit sawo matang, kedua tangan dapat
digerakkan normal dengan bebas, turgor kulit baik, kembali
dengan cepat.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, akral hangat, CRT < 2
detik, kekuatan otot pada ekstremitas atas penuh, 5555|5555
12 Ekstremitas Inspeksi: Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik,
bawah kembali dengan cepat.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, kulit teraba hangat,
CRT < 2 detik, kekuatan otot pada ekstremitas bawah
penuh, 5555|5555
V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Tn. A Tn. B Tn. P Tn. A


(46 th) (44 th) Ny. I
(42 th) (40 th) (38 th)

Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan : Mengalami gangguan jiwa

: Menikah : Bercerai

: Laki-laki / Perempuan : Tinggal satu rumah


(Meninggal)
: Klien : Mempunyai keturunan
Keluarga mengatakan klien tinggal bersama ibu dan ayahnya. Dua
minggu sebelum masuk rumah sakit, ibu klien meninggal sehingga klien
kehilangan orang terdekatnya dan merasa sendiri. Semenjak ibu klien
meninggal, klien tinggal dengan seorang kakak dan ayahnya. Pola asuh
keluarga klien demokratis dan cenderung otoriter oleh orang tua
sepenuhnya dan oleh kakak setelah ibu klien meninggal. Pola komunikasi
yang terjadi adalah komunikasi searah setelah ibu klien meninggal, tidak
terjadi komunikasi yang mampu menyelesaikan masalah secara tepat.
Klien tidak dilibatkan dalam keputusan mengenai penyakitnya dalam
keluarga.

B. Konsep Diri
1. Body image
Klien mengatakan bahwa tubuhnya biasa saja, kulitnya sawo matang,
dan badannya agak gemuk. Bagian tubuh yang paling klien sukai
adalah rambutnya. Tubuh klien berfungsi sebagaimana mestinya dan
tidak mengalami gangguan apapun.
2. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa klien seorang perempuan bernama Ny. I.
Klien merasa puas dengan identitasnya sebagai perempuan. Klien
lebih sering bercermin dan memodifikasi jilbab yang dikenakannya.
3. Peran
Keluarga mengatakan selama di rumah, sejak dua minggu sebelum
masuk rumah sakit, klien hanya berdiam diri di kamar. Klien tidak
melakukan perannya sebagai anak bagi ayahnya. Namun, klien tetap
melakukan kebutuhan dasar seperti mandi dan makan.
4. Ideal diri
Setelah sembuh dan pulang ke rumah, klien mengatakan bahwa ia
ingin mencoba membuka warung di rumah dengan kakaknya agar
memiliki aktivitas untuk mengisi waktu luang.
5. Harga diri
Klien mengatakan tidak mau dan tidak mampu memulai pembicaraan
dengan perawat, mahasiswa, maupun pasien lain. Klien merasa malu
dengan dirinya sendiri. Klien tampak murung, kontak mata kurang,
suara klien lirih dan pelan, postur tubuh menunduk, menghindari
orang lain, lebih banyak diam, dan lebih senang menyendiri.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah

C. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Keluarga mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah
ibunya. Namun, setelah ibunya meninggal, klien lebih suka sendiri,
bicara seperlunya dan tidak berinteraksi dengan orang lain.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
a. Di Rumah
Keluarga mengatakan klien jarang ikut kumpul-kumpul di
kampung, klien lebih suka di kamar dan menyendiri. Apabila
diajak untuk mengikuti acara keluarga, klien hanya diam saja dan
tidak mau memulai interaksi dengan orang lain.
b. Di Rumah Sakit
Klien di rumah sakit lebih suka sendiri di kamar dan diam. Klien
terlihat jarang berinteraksi dengan pasien lain di rumah sakit. Klien
mengatakan tidak suka mengobrol, dan ingin sendiri saja.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Selama di rumah sakit, hambatan yang dimiliki klien yaitu klien
sering melamum sehingga lebih fokus pada dirinya sendiri. Klien
harus dipancing berbicara atau diajak ngobrol terlebih dahulu baru
klien mau berbicara. Klien mengatakan tidak suka berinteraksi dengan
orang lain.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Ibadah yang dilakukan klien selama di rumah
sakit yaitu sholat.
2. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan menjalankan shalat 5 waktu ketika di rumah sakit
dan saat di rumah.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi dan memakai seragam dari rumah
sakit. Rambut klien pendek, rapi dan diikat. Klien terkadang
mengenakan kerudung. Klien mengatakan selama di rumah sakit, klien
mandi dua bahkan sampai tiga kali serta rutin gosok gigi setiap mandi
pagi dan sore.
B. Pembicaraan
Klien menjawab pertanyaan dari perawat sesuai dengan pertanyaan
dengan singkat dan suara pelan. Klien jarang melakukan kontak mata
saat diajak berbicara namun klien juga terkadang melotot apabila diajak
bicara terlalu lama. Klien tidak mampu memulai pembicaraan dengan
teman-temannya maupun dengan perawat.
C. Aktivitas motorik
Klien terkadang menundukkan pandangan saat berbicara dengan orang
lain. Klien terlihat lesu dan mengantuk, terkadang klien menatap tajam
orang lain.
D. Alam perasaan
Klien merasa sedih dan terlihat murung. Klien lebih banyak melamun di
kamar.
E. Afek
Afek klien tampak datar ketika menceritakan hal sedih dan hal yang
membuat senang, wajah klien datar tanpa ekspresi. Ekspresi klien
menunjukkan tidak senang jika diajak bicara terlalu panjang.
F. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif saat diajak komunikasi. Klien jarang
melakukan kontak mata dan terkadang menunduk saat diajak berbicara.
Selama proses pengkajian, klien menjawab pertanyaan dengan singkat
dan suara pelan.
G. Persepsi
Persepsi penglihatan, penghidu, perabaan, dan pengecapan klien baik.
Satu tahun yang lalu, klien pernah dirawat di rumah sakit jiwa karena
mengalami halusinasi pendengaran. Keluarga mengatakan klien pernah
bicara dan tertawa sendiri karena mendengar suara-suara yang
mengajaknya berinteraksi.
Masalah Keperawatan: Risiko Halusinasi
H. Proses pikir
Proses pikir klien adalah koheren, dimana pembicaraan klien sesuai
dengan yang dipikirkan klien. Namun penyampaiannya dengan lambat
dan suara pelan.
I. Isi pikir
Klien tidak mempunyai pikiran diluar kemampuan dirinya. Tidak ada
obsesi, phobia, hipokondria, depersonalisasi, ide yang terkait, pikiran
magis dan waham.
J. Waham
Tidak ada gangguan isi pikir.
K. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran jernih. Orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan
orang jelas. Klien mengetahui namanya adalah I, waktu saat pengkajian
adalah pagi hari dan tempatnya di rumah sakit. Klien menyadari bahwa
dirinya berada di rumah sakit jiwa.
L. Memori
Memori jangka pendek
Klien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi seperti jenis
makanan yang klien makan tadi pagi
Memori jangka menengah
Klien mengingat saat klien masuk ke Rumah Sakit jiwa tanggal 11
Maret. Klien mengatakan dibawa ke rumah sakit oleh kakaknya.
Memori jangka panjang
Klien mampu mengingat bahwa klien lulusan sarjana pertanian
Universitas Diponegoro
M. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mempunyai tingkat konsentrasi yang cukup baik. Klien mampu
menyebutkan nama hari akhir (minggu) ke awal (senin) dan mampu
menyebutkan angka dengan menghitung mundur
N. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sendiri. Seperti makan, minum,
dan tidur tanpa menunggu perintah
O. Daya tilik diri
Daya tilik diri pada klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya sedang
berada di rumah sakit jiwa karena mengalami gangguan jiwa. Klien
menyadari alasan klien dibawa ke RSJD karena mengurung diri di
kamar.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)


A. Makan
No Pembanding Saat Dikaji
1. Frekuensi makanan 3 kali sehari
2. Jumlah makanan 1 porsi
3. Jenis makanan Nasi, lauk, sayur , dan buah
4. Alergi makanan Tidak ada
5. Nafsu makan Baik
6. Makanan pantangan Tidak ada
Klien mampu makan dan minum secara mandiri. Klien mampu
menggunakan alat makan dengan benar. Klien menghabiskaan makanan
satu porsi. Klien tidak mempunyai pantangan makan apapaun. Klien
setelah makan, tidak mampu membereskan peralatan makannya sendiri.
B. BAB/BAK
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK secara mandiri.
Klien BAB dan BAK di kamar mandi. Klien mampu untuk merapikan
pakaiannya saat duduk atau membersihkan pakaiannya jika terkena
debu.
C. Mandi
Klien mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri.
Klien menggosok gigi 2 kali sehari dan mandi dua terkadang tiga kali
sehari dengan menggunakan air, sabun dan shampo. Awal masuk kuku
klien panjang-panjang namun saat pengkajian sudah pendek dan rapi.
Tubuh klien bersih.
D. Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri, berhias dengan wajar seperti
menyisir rambutnya. Klien memakai sandal dirumah sakit jiwa. Klien
mengganti pakaiannya satu kali sehari setiap pagi hari.
E. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami kesulitan baik saat tidur malam maupun tidur
siang, tidur malam ± 8 jam, tidur siang ± 2 jam.
No Kondisi Saat Dikaji
1. Kebisaan Sebelum Tidak ada
Tidur
2. Waktu Tidur Siang : 09.00 – 10.00 , 13.00 – 14.00
Malam : 21.00 – 05.00 WIB
Total = 10 jam perhari
3. Kualitas Tidur Klien mengatakan kualitas tidur klien baik
4. Kebiasaan Setelah Kebiasaan klien setelah tidur adalah menonton TV
Tidur
F. Penggunaan obat
Saat di rumah, klien tidak mengkonsumsi obat apapun.
Klien mengkonsumsi obat setiap hari. Klien selalu minum obat secara
teratur sesuai dengan resep yang diberikan oleh ruangan, biasanya klien
minum 2 jenis obat setelah makan pagi dan satu jenis obat setelah
makan sore. Obat pagi berwarna oranye dan kuning. Sedangkan obat
sore berwarna kuning. Klien tidak mengetahui nama obat. Klien
meminum obat sesuai dengan perintah perawat. Klien minum obat
sendiri. Klien mengatakan setelah minum obat, badannya merasa enak
dan lama-kelamaan klien mengantuk dan ingin tidur.
G. Pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan akan pastikan klien minum obat secara
teratur. Jika klien mengalami tanda-tanda kekambuhan seperti
mengurung diri, bicara kacau, dan tampak bingung akan segera
membawa klien ke RSJD atau membawa klien ke fasilitas kesehatan
terdekat.
H. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan hanya tiduran dan diam saja saat di rumah.
I. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan tidak pergi-pergi ke luar rumah, klien lebih sering di
kamar sendirian.

VIII. MEKANISME KOPING


Klien mengatakan apabila ada masalah dan banyak pikiran, klien kebih
memilih untuk memendamnya sendiri. Mekanisme koping yang dilakukan
klien adalah mekanisme maladaptif dimana klien hanya memendam
masalahnya sendiri dan tidak membagikan cerita kepada orang-orang
terdekatnya, sehingga membuat klien sering melamun dan berdiam diri
sendiri.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien jarang berrinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitar
rumahnya. Klien tidak memiliki masalah dengan pelayan kesehatan.
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien tidak mengetahui mengenai gangguan jiwa yang dideritanya, sistem
pendukung lingkungan, faktor pencetus, obat-obatan serta koping yang
adaptif ketika masalahnya timbul. Saat ditanya, klien hanya menjawab
tidak tahu dan menggelengkan kepala yang menunjukan bahwa klien tidak
tahu.
XI. ASPEK MEDIK
A. Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinci
B. Terapi obat
Nama obat Jenis Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek samping
Risperidone Antipsikotik 2 x 2 mg Gangguan mental / Hipersensitif terhadap Mengantuk, kecemasan,
mood, sindrom triheksifenidil, glukomasudut agitasi, sakit kepala, nafsu
parkinson dan sempit, takiaritmia, makan meningkat, tremor,
gangguan psikosisberat, kelelahan
ektrapiramidal yang psikoneuorosis,hipertrofiprost
disebabkan oleh SSP at dan obstruksi saluran cerna
Fluoxetine Antidepresan 1 x 20 mg Depresi, mengurangi Hipersensitif terhadap Sakit kepala, mual, muntah,
(ZAC) rasa takut, kecemasan, Fluoxetine, penggunaan diare, tremor, insomnia, nafsu
pikiran yang tidak bersama MAOI dan pimozide makan meningkat
diinginkan, gangguan atau thioridazine
obsesif kompulsif
(OCD) dan serangan
panik
XII. ANALISA DATA
Hari, Paraf
No. Data Masalah Keperawatan
Tanggal
1. Selasa, 19 DS: Isolasi Sosial Rianti
Maret 2019 a. Klien mengatakan lebih suka di kamar dan sendirian
b. Klien mengatakan bahwa ia lebih suka diam dan memendam
perasaannya
c. Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah memulai pembicaraan
dengan teman-temannya di rumah sakit karena tidak suka
berinteraksi
DO:
a. Klien menarik diri
b. Klien tidak komunikatif
c. Klien tampak sering diam
d. Klien tidak mampu memulai pembicaraan
e. Klien sedikit melakukan kontak mata saat diajak berbicara dan
selalu menunduk
2. Selasa, 19 DS: Harga Diri Rendah Rianti
Maret 2019 a. Klien mengatakan tidak mau dan tidak mampu berinteraksi karena
dengan orang lain
b. Klien mengatakan merasa malu
DO:
a. Tampak murung
b. Potur tubuh menunduk
c. Suara pelan dan lirih
d. Kontak mata kurang
e. Lebih banyak diam
f. Menghindari orang lain
g. Lebih senang menyendiri
XIII. POHON MASALAH

Risiko Halusinasi Effect

Isolasi Sosial Core problem

Harga Diri Rendah Cause

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial; Menarik Diri
2. Harga Diri Rendah
XV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Hari, Diagnosa
Tujuan dan Keiteria Hasil Rencana Tindakan Paraf
Tanggal Keperawatan
1. Selasa, 19 Isolasi Sosial: Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Bina hubungan saling percaya dengan klien Rianti
Maret Menarik Diri selama 14 x 7 jam, klien dapat mengatasi b. Jelaskan tanda gejala, penyebab, dan akibat
2019 isolasi sosial dengan kriteria hasil : isolasi sosial
a. Klien mampu mengenal masalah 1) Identifikasi tanda gejala, penyebab dan
isolasi sosial akibat isolasi sosial
b. Klien mampu berkenalan dengan 2) Diskusikan keuntungan memiliki teman,
mahasiswa dan pasien lain di rumah kerugian tidak memiliki teman
sakit c. Jelaskan dan latih klien berkenalan
c. Klien mampu bercakap-cakap dalam 1) Jelaskan cara berkenalan
melakukan kegiatan harian 2) Demonstrasikan cara berkenalan
d. Klien mampu berbicara sosial 3) Latih klien berkenalan 2-3 orang atau lebih
4) Masukkan kegiatan berkenalan ke dalam
jadwal kegiatan harian
d. Jelaskan dan latih klien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan sehari-hari
1) Jelaskan cara bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan sehari-hari
2) Latih klien bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari
3) Masukkan kegiatan bercakap-cakap ke
dalam jadwal kegiatan harian
e. Jelaskan dan latih berbicara sosial
1) Jelaskan cara berbicara social
2) Latih klien berbicara sosial
3) Masukkan kegiatan berbicara sosial ke
dalam jadwal kegiatan harian
f. Diskusi dan motivasi keluarga untuk melakukan
perawatan pada klien
2. Selasa, 19 Harga Diri Rendah Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Bina hubungan saling percaya dengan klien Rianti
Maret selama 7 x 7 jam, klien dapat mengatasi b. Identifikasi sejumlah kemampuan dan aspek
No. Hari, Diagnosa
Tujuan dan Keiteria Hasil Rencana Tindakan Paraf
Tanggal Keperawatan
2019 harga diri rendah dengan kriteria hasil : positif yang masih dimiliki klien
a. Klien mampu mengenal tanda gejala, 1) Diskusikan sejumlah kemampuan dan aspek
penyebab, dan akibat harga diri positif yang dimiliki klien
rendah yang dialami 2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan
b. Klien mampu mengidentifikasi klien dari penilaian yang negatif
kemampuan dan aspek positif yang c. Bantu klien menilai kemampuan yang dapat
dimiliki digunakan
c. Klien mampu menilai kemampuan 1) Diskusikan kemampuan klien yang masih
yang dapat digunakan dapat digunakan saat ini
d. Klien mampu memilih kegiatan yang 2) Bantu klien menyebutkan kemampuan diri
sesuai kemampuan yang dapat dilakukan dan beri
e. Klien mampu melatih kegiatan yang reinforcement
sudah dipilih sesuai kemampuan 3) Perlihatkan respon yang kondusif dan
f. Klien mampu melakukan kegiatan menjadi pendengar yang aktif
yang sudah dilatih d. Bantu klien memilih kemampuan yang akan
dilatih
1) Diskusikan kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan
dilakukan sehari-hari
2) Bantu klien menetapkan kegiatan yang
dapat dilakukan secara mandiri, kegiatan
yang memerlukan bantuan minimal, dan
kegiatan yang memerlukan bantuan penuh
dari keluarga atau lingkungan terdekat klien.
Susun ersama klien dan buat daftar kegiatan
sehari-hari
e. Latih kemampuan yang dipilih klien
1) Diskusikan untuk melatih kemampuan
pertama yang dipilih
2) Latih kemampuan pertama yang dipilih
3) Berikan dukungan dan pujian pada klien
dengan latihan yang dilakukan
No. Hari, Diagnosa
Tujuan dan Keiteria Hasil Rencana Tindakan Paraf
Tanggal Keperawatan
f. Diskusi dan motivasi keluarga untuk melakukan
perawatan pada klien
XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Tanggal, Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
1. 20 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan suka sendirian Rianti
11.00 percaya dengan klien - Ny. I mengatakan tidak ingin berbicara pada
b. Menjelaskan tanda gejala, siapapun
penyebab, dan akibat isolasi - Ny. I mengatakan tidak ingin berkenalan
sosial dengan pasien lain.
1) Mengidentifikasi tanda O: - Klien tidak komunikatif
gejala, penyebab dan akibat - Tidak ada kontak mata
isolasi sosial - Postur klien membungkuk
2) Mendiskusikan keuntungan - Klien memalingkan wajah
memiliki teman, kerugian - Klien menunduk
tidak memiliki teman - Klien pergi ke kamar ketika diajak berbicara
c. Menjelaskan dan melatih klien terlalu lama
berkenalan A: Masalah isolasi social belum teratasi
1) Menjelaskan cara berkenalan - Klien belum mampu mengenali masalah
2) Mendemonstrasikan cara isolasi social yang dialami
berkenalan - Klien belum mampu menyebutkan keuntungan
3) Melatih klien berkenalan 2-3 memiliki teman dan kerugian tidak memiliki
orang atau lebih teman
4) Memasukkan kegiatan - Klien belum mampu berkenalan dengan orang
berkenalan ke dalam jadwal lain
kegiatan harian P: Ulangi SP 1 Isolasi Sosial
2. 21 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan lebih suka sendiri Rianti
09.00 percaya dengan klien - Ny. I mengatakan tidak suka banyak bicara
b. Menjelaskan tanda gejala, - Ny. I mengatakan tidak ada teman karena
penyebab, dan akibat isolasi tidak pernah mengobrol
sosial O: - Klien berbicara dengan suara lirih
1) Mengidentifikasi tanda - Tidak ada kontak mata
gejala, penyebab dan akibat - Postur klien membungkuk
isolasi sosial - Klien memalingkan wajah
2) Mendiskusikan keuntungan - Klien menunduk
memiliki teman, kerugian - Klien pergi ke kamar ketika diajak berbicara
No. Tanggal, Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
tidak memiliki teman terlalu lama dan duduk sendiri
c. Menjelaskan dan melatih klien A: Masalah isolasi sosial belum teratasi
berkenalan - Klien mampu mengenali masalah isolasi sosial
1) Menjelaskan cara berkenalan yang dialami
2) Mendemonstrasikan cara - Klien mampu menyebutkan keuntungan
berkenalan memiliki teman dan kerugian tidak memiliki
3) Melatih klien berkenalan 2-3 teman
orang atau lebih - Klien belum mampu berkenalan dengan orang
4) Memasukkan kegiatan lain
berkenalan ke dalam jadwal P: Ulangi SP 1 Isolasi Sosial
kegiatan harian
3. 22 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan mengetahui cara berkenalan Rianti
16.30 percaya dengan klien -Ny. I mengatakan tidak mau berkenalan
b. Menjelaskan tanda gejala, O: - Klien berbicara dengan suara lirih
penyebab, dan akibat isolasi -Tidak ada kontak mata
sosial -Postur klien membungkuk
1) Mengidentifikasi tanda -Klien memalingkan wajah
gejala, penyebab dan akibat -Klien menunduk
isolasi sosial -Klien pergi ke kamar ketika diajak latihan
2) Mendiskusikan keuntungan berkenalan
memiliki teman, kerugian A: Masalah isolasi sosial belum teratasi
tidak memiliki teman - Klien mampu mengenali masalah isolasi sosial
c. Menjelaskan dan melatih klien yang dialami
berkenalan - Klien mampu menyebutkan keuntungan
1) Menjelaskan cara berkenalan memiliki teman dan kerugian tidak memiliki
2) Mendemonstrasikan cara teman
berkenalan - Klien belum mampu berkenalan dengan orang
3) Melatih klien berkenalan 2-3 lain
orang atau lebih P: Ulangi SP 1 Isolasi Sosial
4) Memasukkan kegiatan
berkenalan ke dalam jadwal
kegiatan harian
4. 23 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan mengetahui sudah Rianti
No. Tanggal, Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
11.00 percaya dengan klien berkenalan dengan teman satu kamarnya
b. Menjelaskan tanda gejala, - Ny. I mengatakan dan menyebutkan nama
penyebab, dan akibat isolasi teman satu kamarnya
sosial O: - Klien berbicara dengan suara lirih
1) Mengidentifikasi tanda - Kontak mata sedikit
gejala, penyebab dan akibat - Postur klien membungkuk
isolasi sosial - Klien menunduk
2) Mendiskusikan keuntungan - Klien mengajak mahasiswa berkenalan
memiliki teman, kerugian A: Masalah isolasi sosial belum teratasi
tidak memiliki teman - Klien mampu mengenali masalah isolasi sosial
c. Menjelaskan dan melatih klien yang dialami
berkenalan - Klien mampu menyebutkan keuntungan
1) Menjelaskan cara berkenalan memiliki teman dan kerugian tidak memiliki
2) Mendemonstrasikan cara teman
berkenalan - Klien mampu berkenalan dengan orang lain
3) Melatih klien berkenalan 2-3 P: Evaluasi tindak lanjut SP 1 Isolasi Sosial dan
orang atau lebih Lanjutkan SP 2 Isolasi Sosial
4) Memasukkan kegiatan
berkenalan ke dalam jadwal
kegiatan harian
5. 26 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan tidak mau memulai Rianti
12.30 percaya dengan klien pembicaraan terlebih dahulu kepada temannya
b. Menjelaskan dan melatih klien saat menonton TV
bercakap-cakap saat melakukan - Ny. I mengatakan tidak suka berbicara terlalu
kegiatan sehari-hari banyak
1) Menjelaskan cara bercakap- O: - Ny. I berbicara dengan suara lirih
cakap saat melakukan - Kontak mata sedikit
kegiatan sehari-hari - Klien menundukkan kepalanya
2) Melatih klien bercakap-cakap A: Masalah isolasi sosial belum teratasi; klien
saat melakukan kegiatan belum mampu bercakap-cakap dalam melakukan
sehari-hari kegiatan harian; menonton TV
3) Memasukkan kegiatan P: Ulangi SP 2 Isolasi Sosial
bercakap-cakap ke dalam
No. Tanggal, Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
jadwal kegiatan harian
6. 27 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan bingung apa yang akan Rianti
09.00 percaya dengan klien dibicarakan saat sedang menonton TV
b. Menjelaskan dan melatih klien - Ny. I mengatakan malu mengajak temannya
bercakap-cakap saat melakukan berbicara
kegiatan sehari-hari - Ny. I mengatakan akan mencoba bertanya
1) Menjelaskan cara bercakap- tentang apa yang sedang ditonton temannya
cakap saat melakukan O: - Ny. I berbicara dengan suara lirih
kegiatan sehari-hari - Kontak mata sedikit
2) Melatih klien bercakap-cakap - Klien tampak malu
saat melakukan kegiatan A: Masalah isolasi sosial belum teratasi; klien
sehari-hari mampu bercakap-cakap dalam melakukan
3) Memasukkan kegiatan kegiatan harian; menonton TV
bercakap-cakap ke dalam P: Evaluasi tindak lanjut SP 2 Isolasi Sosial dan
jadwal kegiatan harian Lanjutkan SP 3 Isolasi Sosial
7. 28 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan tidak suka berbasa-basi Rianti
15.00 percaya dengan klien - Ny. I mengatakan tidak mampu mencari topik
b. Menjelaskan dan melatih obrolan
berbicara sosial - Ny. I mengatakan tidak percaya diri untuk
1) Menjelaskan cara berbicara mengajak teman mengobrol
sosial O: - Ny. I berbicara dengan suara lirih
2) Melatih klien berbicara sosial - Kontak mata sedikit
3) Memasukkan kegiatan - Klien tampak malu
berbicara sosial ke dalam A: Masalah isolasi sosial belum teratasi; klien
jadwal kegiatan harian belum mampu berbicara sosial dengan
mahasiswa
P: Ulangi SP 3 Isolasi Sosial
8. 29 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan akan berbicara kepada orang Rianti
16.00 percaya dengan klien lain ketika akan meminta sesuatu
b. Menjelaskan dan melatih O: - Ny. I berbicara dengan suara lirih
berbicara sosial - Kontak mata dipertahankan selama meminta
1) Menjelaskan cara berbicara sesuatu dengan perawat
sosial - Klien tampak malu
No. Tanggal, Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
2) Melatih klien berbicara sosial A: Masalah isolasi sosial teratasi; klien mampu
3) Memasukkan kegiatan berbicara sosial dengan perawat; meminta untuk
berbicara sosial ke dalam memindahkan bed klien ke kamar tidur yang
jadwal kegiatan harian sebelumnya
P: Evaluasi tindak lanjut SP 3 Isolasi Sosial
9. 30 Maret 2019 1 a. Membina hubungan saling S: - Ny. I mengatakan akan berbicara kepada Rianti
14.30 percaya dengan klien kakaknya jika sedang membutuhkan sesuatu
b. Menjelaskan dan melatih - Ny. I mengatakan akan bercerita kepada
berbicara sosial kakaknya jika merasakan sesuatu seperti
1) Menjelaskan cara berbicara merasa sedih atau saat merasa sendiri
sosial O: - Ny. I berbicara dengan suara lirih
2) Melatih klien berbicara sosial - Ada kontak mata
3) Memasukkan kegiatan - Klien tampak malu
berbicara sosial ke dalam A: Masalah isolasi sosial teratasi; klien mampu
jadwal kegiatan harian berbicara sosial dan memiliki sikap positif untuk
berbicara sosial dengan kakaknya
P: Diskusikan dan motivasi keluarga untuk
melakukan perawatan pada klien dengan isolasi
sosial

Anda mungkin juga menyukai