Oleh :
RIANTI PUTRI TSANI
22020118210046
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pemberian terapi foot massage selama 3 minggu
pada Ny. S di RT 07 RW X Pudakpayung, diharapkan Ny. S mampu
melakukan foot massage (9 langkah) selama 15 menit sebanyak dua
kali setiap minggu.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pemberian terapi foot massage kepada Ny. S di RT
07 RW X Pudakpayung selama 30 menit, diharapkan :
a. Klien mampu menyebutkan 3 dari 7 manfaat terapi foot massage
b. Klien mampu menyebutkan 4 dari 9 langkah-langkah terapi foot
massage
c. Klien mau melakukan terapi foot massage secara mandiri
d. Klien mau melakukan terapi foot massage 2 kali dalam seminggu
selama 15 menit
C. SASARAN
Sasaran adalah Ny. S di RT 07 RW X Kelurahan Pudakpayung
D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
Diskusi dan demonstrasi
2. Media
Leaflet dan laptop
3. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 9 Maret 2019
Waktu : 15.00 – selesai
Tempat : Rumah Ny. S di RT 07 RW X Kelurahan
Pudakpayung
4. Setting tempat
Keterangan :
: Ny. S
: mahasiswa
: dosen pembimbing
E. TAHAP KEGIATAN
Waktu Kegiatan
15.00-15.10 Pre-Orientasi:
a. Menyiapkan tempat
b. Mempersiapkan materi
c. Mempersiapkan klien
15.10-15.20 Orientasi :
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan prosedur
e. Kontrak waktu lamanya terapi foot massage
f. Persetujuan klien
15.20-15.35 Tahap kerja :
a. Pelaksanaan terapi foot massage
1) Menghitung tekanan darah
2) Memberikan edukasi terkait (pengertian,
manfaat, prinsip, dan langkah-langkah foot
massage)
3) Mendemonstrasikan dan melakukan foot
massage bersama dengan klien
4) Mendorong klien melakukan foot massage
secara mandiri
5) Memberikan tugas kepada klien untuk
melakukan foot massage dua kali dalam
seminggu selama 15 menit
6) Menghitung tekanan darah
15.35-15.40 Evaluasi dan Terminasi:
a. Evaluasi respon verbal dan non verbal kllien
setelah terapi foot massage (perasaan, tekanan
darah)
b. Evaluasi pemahaman klien mengenai manfaat
terapi foot massage
c. Evaluasi pemahaman klien mengenai langkah-
langkah terapi foot massage
d. Evaluasi sikap (keinginan) klien dalam
melakukan terapi foot massage secara mandiri
e. Evaluasi sikap klien terhadap penerapan terapi
foot massage setiap hari
f. Rencana tindak lanjut
g. Mengucapkan terimakasih
h. Memberikan salam
F. PENGORGANISASIAN DAN PEMBAGIAN TUGAS
Pelaksanaan terapi foot massage dilakukan secara individu. Mahasiswa
sebagai leader dan educator. Sedangkan Ny. S sebagai klien. Serta dosen
pembimbing sebagai observer dan melakukan pengawasan.
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre-planning telah dibuat dan dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing sebelum pelaksanaan terapi foot massage
b. Waktu dan tempat pelaksanaan terapi foot massage telah disepakati
dan ditetapkan Bersama dengan klien
c. Alat dan media telah dipersiapkan dengan baik
2. Evaluasi Proses
a. Ketepatan waktu kehadiran mahasiswa
b. Kesesuaian kegiatan dengan rencana yang telah disusun
c. Keaktifan klien dalam mengikuti terapi foot massage
d. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi hasil
a. Aspek kognitif:
1) Klien mampu menyebutkan pengertian terapi foot massage
2) Klien mampu menyebutkan manfaat terapi foot massage
3) Klien mampu menyebutkan mekanisme atau langkah-langkah
terapi foot massage
b. Aspek afektif :
1) Klien menyatakan kemauan untuk melaksanakan terapi foot
massage dua kali dalam 1 minggu selama 15 menit
c. Aspek psikomotor/tindakan:
1) Klien mampu melakukan terapi foot massage secara mandiri.
Lampiran Tabel Evaluasi
A. Evaluasi Persiapan
No. Kegiatan Ya Tidak
1. Mempersiapkan pre-planning H-2 sebelum hari
pelaksanaan
2. Kontrak waktu dan tempat dengan klien H-2
sebelum hari pelaksanaan
3. Mempersiapkan media H-2 sebelum hari
pelaksanaan
B. Evaluasi Proses
No. Kegiatan Ya Tidak
1. Ketepatan waktu kehadiran mahasiswa
2. Kesesuaian implementasi dengan rencana yang
telah disusun
3. Klien tampak aktif dan kooperatif mengikuti diskusi
dan demonstrasi terapi relaksasi foot massage dari
awal sampai akhir
C. Evaluasi Hasil
No. Kegiatan Ya Tidak
Aspek Kognitif
1. Menyebutkan manfaat terapi foot massage
2. Menyebutkan langkah-langkah melakukan terapi
foot massage
Aspek Afektif
1. Bersedia dan akan melaksanakan terapi foot
massage secara mandiri sebanyak dua kali dalam 1
minggu selama 15 menit
Aspek Psikomotor
1. Mampu melakukan dan mendemonstrasikan terapi
foot massage secara mandiri
Lampiran Materi
Aditya, Sukarendra, & Putu. (2013). Pengaruh pijat refleksi terhadap insomnia
pada lansia di Desa Leyengan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. Jurnal Keperawatan.
Afianti, Nurlaily & Mardhiyah Ai. (2017). Pengaruh foot massage terhadap
kualitas tidur pasien di Ruang ICU. JKP. Vol. 5. No. 1. Hal. 86-97.
Aziz, M.Tanzil. (2014). Pengaruh terapi pijat (massage) terhadap tingkat insomnia
pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang.
Jurnal Keperawatan.
Biswas, Sukriti., Asokan., & Lenka, Amrita L. (2018). A comparative study to
assess the effectiveness of foot massage & back massage in reducing
blood pressure among hypertensive patients admitted in Medicine
ward attertiarycare hospital, Bhubaneswar. Journal of Nursing and
Health Science. Vol. 7. No. 1. Hal. 1-6.
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R.
(2008) Care your self hipertensi. Depok: Penebar Plus. 2008.
Fathiya, Luthfil Y., & Holidah, Evi Nur. (2018). Studi kasus penerapan masase
kaki dengan citronella oil terhadap penurunan tekanan darah pasien
hipertensi di Wilayah Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Junal
Keperawatan Muhammadiyah. Vol. 3. No. 1.
Field, T., Hernandez-Reif, M., Diego, M., & Fraser, M. (2007). Lower back pain
and sleep disturbance are reduced following massage therapy. Journal
Bodywork & Movement Therapies, 11(2), 141-5.
Ganong, W. F. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran (Edisi 22). Jakarta: EGC.
Gunnarsdottir, T.J., & Jonsdottir, H. (2007). Does the experimental design capture
the effects of complementary therapy? A study using reflexology for
patients undergoing coronary artery bypass graft surgery. Journal
Clinic Nursing. Vol. 16. No. 4. Hal. 777-785.
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku ajar fisiologi kedokteran (Edisi 12).
Saunders, Elseveir.
Hadibroto, Yasmine. (2006). Seluk-beluk pengobatan alternatif dan
komplementer. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Hartutik, Sri., & Suratih, Kanthi. (2017). Pengaruh terapi pijat refleksi kaki
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi primer. GASTER.
Vol. 15. No. 2. Hal. 132-146.
Juliantri, Veny., Nurfianti, Arina., Maulana, M. Ali. (2015). Efektivitas massage
ekstremitas terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi
di Klinik Pratama Universitas Tanjungpura Tahun 2015. Jurnal
Cerebellum. Vol. 1. No. 3. Hal. 247-265.
Kaur, J., Kaur, S., & Bhardwaj, N. (2012). Effect of 'foot massage and
reflexology' on physiological parameters of critically ill patients.
Nursing and Midwifery Research Journal. Vol. 8. No. 3.
MacDonald, K. (2010) The peptide that binds: A systematic review of oxytocin
and its prosocial effects in humans. Harvard Review of Psychiatry.
Vol. 18. Hal. 1-21.
Potter & Perry. (2011). Fundamental of nursing (Buku 1, Edisi 8). Jakarta:
Salemba Medika.
Puthusseril, V. (2006). Special foot massage as a complementary therapy in
palliative care. Indian Journal of Palliative Care. Vol. 12 No. 2), Hal.
71-76.
Safitri, Putri. (2009). Efektivitas massage kaki dengan minyak essensial lavender
terhadap penurunan tekanan darah. Medan: PSIK Fkep USU.
Wahyuni, S. (2014). Pijat refleksi untuk kesehatan. Jakarta Timur: Dunia Sehat.
WHO. (2013). A global brief hypertension: silent killer, global public health
disease. Switerland: WHO Press.
Wijayakusuma, H. (2006). Atasi asam urat dan reumatik ala hembing. Jakarta:
Puspa Swara.