PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Pendidikan
A. Kerangka konsep
2
Kurikulum pendidikan keperawatan disusun berlandaskan kerangka
konsep pendidikan yang kokoh mencakup
a. Penguasaan IPTEK keperawatan
Peserta didik harus mampu menguasai dan memahami IPTEK serta
menguasai body of knowledge keperawatan yang diperlukan dalam
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi
keperawatan secara profesional.
b. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
3
B. Fungsi pendidikan keperawatan
Pengembangan dan pembinaan pendidikan tinggi keperawatan diarahkan
untuk melaksanakan fungsi pokok perguruan tinggi yaitu
1. Fungsi pendidikan
Peserta didik dalam hal kualifikasi atau persyaratan,
mekanisme seleksi dan penerimaan, serta daya tampung peserta
didik.
Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan atau
rumusan kompetensi, kurikulum pendidikan proses
pembelajaran atau evaluasi hasil pembelajaran dan fasilitas
sumber daya pendidikan
Lulusan yang mencakup kualifkasi, mekanisme penilaian akhir
atau keprofesian dan jumlah yang diluluskan dan sebaran
2. Fungsi penelitian
Berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan
keperawatan dan teknologi keperawatan
Memanfaatkan teknologi maju secara tepat dalam rangka
meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan
profesional
Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah
3. Fungsi pengabdian masyarakat
Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat
dan jenjang pelayanan pada masyarakat
Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan membina
kemampuan masyarakat mengatasi masalah keperawatan
Mengerahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir
dan melaksanakan pelayanan keperawatan profesional
4
2. Orientasi Pendidikan
5
demikian, peningkatan mutu sumber daya manusia haruslah menjadi prioritas,
khususnya dalam memasuki era kesejahteraan sebagai era pasar bebas antarnegara
yang dipenuhi dengan tantangan yang kompleks.
6
kemampuan ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan
profesional secara baik dan benar (Husin,1996). Kemampuan berpikir kritis dalam
mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan dan
tindakan yang dilakukan (accountable) tersebut merupakan salah satu faktor
utama tercapainya keputusan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasan kerja
perawat akan menghasilkan kepuasan pada pemakai jasa perawat, baik
masyarakat maupun intuisi yang bekerja. Sikap dan pandangan profesional serta
wawasan perawat yang luas dapat diteruskan pada perawat lain melalui contoh
peran dan umpan balik sejawat (peer review).
7
Menyelesaikan Masalah Keperawatan dan Mengembangkan Iptek Keperawatan
Melalui Penelitian
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan
memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk terindentifikasinya
masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah keperawatan untuk
penelitian keperawatan. Penelitian secara khusus bertujuan:
Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan
pembinaan ketrampilan profesional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap
anggotanya melalui pengaturan dan pengadaan sistem pendidikan berkelanjutan
data dengan lebih memerhatikan kesejahteraan anggotanya. Juga berperan aktif
dalam mengatur serta mengendalikan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK
keperawatan, termasuk desiminasinya.
8
2.4 PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
Dimulai dengan penataan sistem pendidikan keperawatan mulai dari D-III, S1,
Magister, hingga spesialis
Bertolak dari fakta diatas, maka dituntut peran dosen/ staf pengajar untuk lebih
memahami relevansi ilmu-ilmu dasar dan ilmu keperawatan dalam mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien. Sejak mahasiswa mendapatkan
ilmu dasar, isi kurikulum sudah diorientasikan dan dikaitkan dengan peran
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, yaitu dengan mencegah,
meningkatkan, dan mengembalikan fungi yang terganggu akibat sakityang
dialami klien sehingga klien dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Penekanan dan
pembekalan kompetensi dilaksanakan dengan AKSI: attitude,knowledge, skill,
dan insight.
9
pendidikan SPK ke jenjang Akademik Keperawatan dan dari lulusan Akademik
Keperawatan diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang S1 Keperawatan (Ners).
Penataan yang mendasar dari Program Pendidikan Ners yang lebih menekankan
pada upaya meningkatkan kualitas lulusan dan peningkatan kuantitas pendidikan
perlu dilaksanakan.
10
Sebagai perawat Ilmuan diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut:
Pada tahun sebelumnya perawat tampak menjadi asisten dokter dalam merawat
pasien. Istilah pembantutelah digunakan untuk menggambarkan peran perawat.
Akan tetapi, selama perang dan saat-saat krisis, perawat bekerja dengan cara yang
lebih kolegial dan otonomi. Pada awal perang sipil amerika, terdapat dokumentasi
taktik yang lebih mandiri (nursing trends and issues, 1998). Munculnya peran
11
keperawatan praktik lanjutan memberikan dorongan munculnya perhatian
terhadap kolegialitas dan kolaborasi. Pada tahun 1992, ANA melaksanakan
congress on nursing practice dan mengapdosi definisi operasional kolaborasi
menjelaskan sebagai bagian intrinsik keperawatan:
12
BAB III
A. Kesimpulan
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain,
dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan
kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan kualitas tenaga
perawat yang profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karna itu maka pendidikan
keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi yang memiliki peran untuk :
membina sikap pandangan dan kemampuan profesional dan meningkatkan
mutu pelayanan/asuhan keperawatan dan kesehatan.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami sendiri
sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini rekan
mahasiswa Perawat lebih memahami tentang perkembangan pendidikan profesi
keperawatan serta untuk lebih menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa
yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14