Anda di halaman 1dari 12

HIPERGLIKEMIA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
APA ITU PERBEDAAN HIPERGLIKEMIA
DAN DIABELETS MELIITUS (DM) ??

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula


darah melonjak atau berlebihan, yang akhirnya
akan menjadi penyakit Diabetes Mellitus (DM)
yaitu suatu kelainan yang tejadi akibat tubuh
kekurangan hormon insulin, akibatnya glukosa
tetap beredar didalam aliran darah dan sukar
menembus dinding sel (Price,2000)
HIPERGLIKEMIA
01 Diabetes Mellitus (DM) Tipe 1---Bergantung pada Insulin

02
Diabetes Mellitus(DM) Tipe 2---Tidak bergantung pada
Insulin

03 Diabetes Mellitus (DM) Gestasional

Apa saja tanda-tanda


Kapan hiperglikemia ?
dikatakan
menderita •GDS > 200 mg/dl
hiperglikemia ? •GDP > 126 mg/dl Poliuria (banyak
•GD2PP >180 berkemih),polidipsia(banya
mg/dl k minum) dan polifagia
•HbA1 C ≥ 6.5 % banyak makan) dengan
penurunan berat badan.

American Diabetes Association(ADA, 2019)


KONDISI-KONDISI
YANG
MENYEBABKAN
HIPERGLIKEMIA
KONDISI FAKTOR RESIKO YANG DAPAT DIUBAH
Pada penelitian (Soegondo, 2009) hiperglikemi dapat
HIPERTENSI/TEKANAN menyebabkan proses glikolisasi yang dapat
DARAH TINGGI menimbulkan Advanced Glycosilated Endproducts
(>140/90 mmHg) (AGEs). AGEs ini dapat merusak dinding bagian dalam
pembuluh darah dan menarik lemak jenuh atau
kolestrol sehingga menempel pada dinding pembuluh
darah sehingga mengakibatkan inflamasi. Leukosit dan
trombosit serta bahan lain ikut menyatu sehingga
menjadi plaque, dimana halini menyebabkan pembuluh
darah keras, kaku dan menebal yang akhirnya
menyebabkan tekanan darah pada lansia meningkat

Hiperglikemia memeliki efek buruk pada


jantung dengan cara menginduksi inflamasi,
RIWAYAT PENYAKIT memodulasi metabolisme nitrit oksida,
JANTUNG meningkatkan stress oksidatif, memperburuk
fungsi endotel, dan meningkatkan respon
inflamasi. Hiperinsulinesia akan meningkatkan
massa ventrikel, penurunan curah jantung,
meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis
sehingga dapat menimbulkan gagal jantung
(American Diabetes Association(ADA, 2019),
KONDISI FAKTOR RESIKO YANG DAPAT DIUBAH

DIET TIDAK SEIMBANG (TINGGI • Pola makan berupa asupan makanan


GULA, GARAM, LEMAK DAN
tinggi energi dan tinggi lemak,gula,
RENDAH SERAT)
garam dan rendah serat tanpa disertai
dengan aktifitas fisik yang teratur akan
mengubah keseimbangan energi
dengan disimpannya energi sebagai
KURANG AKTIVITAS FISIK lemak simpanan yang jarang digunakan.
• Asupan energi yang berlebihan akan
meningkatkan resistensi insulin
sekalipun belum terjadi kenaikan berat
badan yang signifikan.
• Saat berolahraga, otot menggunakan
OBESITAS glukosa yang tersimpan dalam otot dan
jika glukosa berkurang, otot mengisi
kekosongan dengan mengambil glukosa
dari darah. Ini akan mengakibatkan
menurunnya glukosa darah sehingga
memperbesar pengendalian glukosa
darah.

Arisman, 2011, World Health Organization (WHO). Diabetes. 2008,


KEMENKES RI, 2018.
KONDISI FAKTOR RESIKO YANG DAPAT DIUBAH

DISLIPIDEMIA
Kadar Lipid:HDL ≤ 35 mg/dl
Trigelserida ≥ 250 mg/dl

HDL (High Density Trigliserida yang tinggi--diduga


Lipoprotein) dapat memicu penebalan pada
Mencegah terjadinya dinding pembuluh darah, sehingga
penyempitan pembuluh darah berisiko terjadi stroke dan serangan
akibat lemak jantung.

Arisman, 2011, World Health Organization (WHO). Diabetes. 2008,


KEMENKES RI, 2018.
KONDISI FAKTOR RESIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH

ADA RIWAYAT KELUARGA


USIA > 40
DENGAN DIABETES
TAHUN MELLITUS

RIWAYAT MELAHIRKAN
RIWAYAT KEHAMILAN DENGAN ANAK DENGAN BERAT
DIABETES MELLITUS
BADAN >4 KG

Saat kehamilan, plasenta memproduksi hormon insulin untuk


dapat memenuhi kebutuhan glikogen pada janin. Pada Ibu
dengan diabetes militus, produksi insulin plasenta akan
meningkatkan sejumlah glukosa darah yang masuk melalui
sawar plasenta. Glukosa darah yang tinggi pada Ibu akan
menimbulkan respon penambahan kadar insulin untuk dapat
mengubah glukosa menjadi glikogen dalam tubuh janin
(Robins & Cotran, 2006).

American Diabetes Association(ADA, 2019), KEMENKES RI, 2018,


Arisman, 2011, World Health Organization (WHO). Diabetes. 2008
Faktor Risiko Terjadinya Coronavirus Disease2019 (Covid-19) pada
Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2
10 laporan penelitian yang melaporkan bahwa DMT2 meningkatkan tingkat keparahan dan mortalitas pasien
COVID -19 akibat adanya mekanisme terkait dengan usia lanjut, obesitas, peradangan sistemik kronis,
peningkatan aktivitas koagulasi, potensi kerusakan langsung pankreas, perubahan ekspresi reseptor
ACE2,disregulasi jumlah dan aktivitas sel imun, disfungsi alveolar, dan disfungsi endotel. Belum terdapat bukti
kuat mengenai penghentian atau pelanjutan berbagai obat diabetes pada pasien COVID-19,
tetapi insulin tetap menjadi obatyang disarankan untuk mengontrol glukosa darah. (Pomantow, 2021)
CONTOH KASUS DENGAN HIPERGLIKEMIA :

Contoh kasus Ny W: (Ny


Contoh kasus Ny E: (Ny
Wahyuningsih)
E.Kartikawati)
Nilai pemeriksaan lab
Nilai pemeriksaan lab :
-Trigelserida (09/04) 251 mg/dl (H)
-HbA1c: 7.7 % (H)
-LDL (09/04) 65 (N)

Contoh kasus Tn D: (Tn Dwika)

Nilai trend pemeriksaan gula darah Tn D: Contoh kasus Ny N : (Ny Nur


-KGDH (09/05) : 05/12/18 : 242/ 248 /195 mg/dL Azizah)
-KGDH (10/05): 05/09/12/18: 415 (post minum Profilipid (13/04) :
susu)/GD2PP jam 09.00 367/294 /272 mg/dL / extra Trigliserida 99 (N), Kolesterol Total
jam 21.00 : 257 214 (H), Kolesterol HDL 50 (N),
-KGDH (11/05) : 06/12/18: 272/290/183 Kolesterol LDL 246 (H)
-KGDH (12/05) : 06/12/18 : 302/233/240
-KGDH (13/05) : 06/12/18 : 236/198/179 mg/dL
PENATALAKSANAAN
HIPERGLIKEMIA
1. Mengikuti Edukasi (Penyuluhan dan Konseling) tentang
DM di:
-Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM)
-Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama/FTKP
(Puskesmas, Klinik Pertama)
-Fasilitas Kesehatan Lainnya seperti Rumah Sakit
-Mengatur Pola Makan sesuai dengan diet untuk
penyakit DM (3-JJenis, Jumlah, Jadwal)
2. Melakukan latihan fisik secara teratur dan tepat dengan
prinsip BBTT(Baik, Benar, Terukur dan Teratur)
3. Mengkonumsi obat secara teratur sesuai petunjuk
Dokter
4. Monitoring kadar glukosa darah sesuai petunjuk Dokter
(INFODATIN,Kemenkes RI, 2020)
DAFTAR PUSTAKA
• ADA (American Diabetes Association), 2019. Classification and Diagnosis of Diabetes : Standards of
Medical Care in Diabetes. Diabetes Care, 42 (1), hal 13-28. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2021 dari
https://care.diabetesjournals.org/content/37/Supplement_1/S81
• Arisman, 2011. Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan Diabetes Mellitus dan
Dislipidemia. Jakarta: EGC.
• Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses
pada tanggal 16 Mei 2021 dari http://
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesi
a-tahun-2017.pdf
• Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2020.Infodatin Diabetes Melitus In: PUSDATIN,
editor. Jakarta: Kementerian Kesehatan
• Price, S. 2000. Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit. Jakarta : EGC
• Roeroe et all.2021. Faktor Risiko Terjadinya Coronavirus Disease2019 (Covid-19) pada Penyandang
Diabetes Melitus Tipe 2. e-CliniC 9(1).154-160
• Soegondo S. 2008 Hidup secara mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula.
Jakarta: FKU.
• World Health Organization (WHO). Diabetes. 2008. Diakses pada tanggal 26 desember 2017 tersedia
pada http://www.who.int/entity/diabetes

Anda mungkin juga menyukai