Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIK

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN KESIAPAN MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DI RT 05/RW 05 KELURAHAN
PEDALANGAN KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG

Dosen Pengampu: Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S. Kep., M. Kep.

Disusun Oleh :
Yusak Gawe 22020115100113

Ayudita Handayaningtyas 22020115120023

Devi Rida Rossela 22020115120033

Tri Nur Hidayati 22020115120034

Miftahul Hidayah 22020115120046

Fera Fitrianingrum N. H. 22020115130066

Banis Rihadatul Afifah 22020115130075

Astri Artanti 22020115130111

Qoirina Sukma Widyasari 22020115140076

A.15.2
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kualitatif
individu dalam rentang kehidupnnya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja, sampai masa dewasa. Masa kanak-kanak
merupakan salah satu masa penting dalam perkembangan setiap individu. Pada
masak kanak-kanak (rentang usia 6-12 tahun) akan mengalami beberapa aspek
perkembangan. Semua anak memiliki aspek perkembangan yang jumlahnya
sama tetapi memiliki kemampuan pengembangan aspek perkembangan yang
berbeda-beda. Salah satu perkembangan yang dilalui yaitu perkembangan
psikososial. Tahap perkembangan psikososial ditandai dengan pencapaian
kematangan dalam interaksi sosialnya, bagaimana individu mampu bergaul,
beradaptasi dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap norma-
norma kelompok (Pangestuti, 2013). Perkembangan sosial seseorang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana individu berada,baik keluarga,
teman sebaya, guru, dan masyarakat sekitarnya.
Perkembangan psikososial telah diteliti oleh banyak ahli, salah satunya
adalah Erik Erickson yang mengemukakan bahwa dalam perkembangan
psikososialnya manusia mengalami 8 tahap perkembangan. Pada tahapan usia
anak sekolah dasar mengalami perkembangan psikososial dengan konflik pada
tahap ini ialah kerja aktif vs rendah diri. kekuatan yang perlu ditumbuhkan
ialah kompetensi atau terbentuknya berbagai keterampilan. Membandingkan
kemampuan diri sendiri dengan teman sebaya terjadi pada tahap ini. Anak
belajar mengenai ketrampilan sosial dan akademis melalui kompetisi yang
sehat dengan kelompoknya. Keberhasilan yang diraih anak memupuk rasa
percaya diri, sebaliknya apabila anak menemui kegagalan maka terbentuklah
inferioritas.
Pendidikan sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang di
fokuskan pada siswa kelas 1-6 Sekolah Dasar dengan rentang usia 6-12 tahun
di RT 05/ RW 05 Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik. Kegiatan
yang dilakukan merupakan pengaplikasian mata kuliah Manajemen Asuhan
Keperawatan Jiwa yang akan di lakukan oleh kelompok 8. Pelaksanaan di
lapangan di awali dengan melakukan skrinning yang berfokus pada
perkembangan psikososial anak SD. Setelah pengkajian selesai dilaksanakan,
kelompok akan menyusun asuhan keperawatan untuk kemudian melakukan
intervensi keperawatan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.

B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Memberikan tindakan asuhan keperawatan pada anak usia sekolah dengan
masalah perkembangan psikososial di RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
Kecamatan Banyumanik Semarang
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui perkembangan psikososial anak usia sekolah di RT 05/RW 05
Kelurahan Pedalangan Banyumanik
2. Mengetahui masalah psikososial yang terjadi pada anak usia sekolah di RT
05/RW 05 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang
3. Memberikan intervensi yang sesuai dengan masalah penyimpangan
perkembangan psikososial pada anak usia sekolah di RT 05/RW 05
Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang
4. Mengetahui efektivitas intervensi yang diberikan pada anak usia sekolah di
RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang
BAB II
TINJAUAN KASUS DAN METODELOGI

I. PENGKAJIAN
A. Gambaran Umum
RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik
Semarang memiliki jumlah 30 KK. Jumlah anak usia sekolah usia 6-12
tahun di daerah tersebut sebanyak 12 orang, yaitu 6 laki-laki dan 6
perempuan. Semua anak usia sekolah merupakan suku Jawa. Bahasa yang
digunakan sehari-hari yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Lingkungan tempat tinggal anak-anak merupakan perumahan. Mayoritas
pekerjaan orang tua mereka adalah pegawai negeri dan wiraswasta.
Hasil pengkajian pada tanggal 25 Maret 2019 menunjukkan bahwa
seluruh anak-anak telah memiliki berbagai kegiatan usai sekolah, seperti
mengaji (TPQ) setiap hari senin-kamis, dan mengikuti bimbingan belajar.
Hal tersebut menyebabkan anak-anak tidak memiliki waktu untuk bermain
dengan teman sebaya di sekitar tempat tinggalnya, mayoritas cenderung
bermain di dalam rumahnya masing-masing. Selain itu perbedaan umur
antara anak yang satu dengan yang lain yang cukup berbeda menyebabkan
dari beberapa mereka tidak ingin bermain bermain bersama dikarenakan
tidak seumuran. Banyak dari mereka lebih memilih untuk bermain gadget
bermain bersama dengan teman-temannya. Hal tersebut menyebabkan
sosialisasi anak satu dengan yang lainnya terhambat. Hasil pengkajian
sehat jiwa (psikososial) pada ke-12 anak usia sekolah menunjukkan hasil
bahwa seluruh anak tidak mengalami resiko gangguan psikososial.

B. Cara Pengumpulan Data dan Instrumen Pengkajian


1. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan pendataan terhadap warga
RT 05/RW 05 yang masuk dalam kategori dalam pengkajian.
Responden dalam pengkajian ini adalah anak usia sekolah, yaitu anak
yang berusia 6-12 tahun. Berdasarkan hasil pendataan didapatkan hasil
sebanyak 12 anak usia sekolah yang terdiri dari 6 anak perempuan dan
6 anak laki-laki. Setelah didapatkan data terkait jumlah anak usia
sekolah, kemudian dilakukan wawancara untuk mendapatkan
persetujuan dari anak tersebut mengenai kesediaannya untuk dilakukan
pengkajian. Setelah mendapatkan persetujuan, kemudian pengkajian
dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang sebelumnya telah
dijelaskan mengenai cara pengisian kuesioner tersebut. Kemudian anak
diminta untuk mengisi identitas di kuesioner yang terdiri dari nama dan
usia. Pengisian kuesioner dilanjutkan dengan mengisi jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan yang ada di dalamnya. Pengisian kuesioner
tetap dalam bimbingan dari mahasiswa, terutama pada anak yang belum
lancar dalam baca tulis. Kuesioner yang telah diisi kemudian
dikumpulkan kembali dan mahasiswa mengecek kelengkapan jawaban
dari responden.
2. Instrumen Pengkajian
Pengkajian psikososial anak usia sekolah di RT 05/RW 05
Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang,
menggunakan kuesioner perkembangan psikososial anak usia sekolah.
Kuesioner ini terdapat 15 item pernyataan dengan pilihan jawaban
“selalu”, “sering”, “kadang-kadang” dan “tidak pernah”. Kuesioner
tersebut digunakan sebagai alat ukur kondisi psikososial pada anak usia
sekolah. Seluruh pernyataan dari kuesioner memiliki item yang berbeda
dan disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan
psikososial anak usia sekolah. Hasil dari pengisian kuesioner ini akan
menunjukkan apakah terjadi adanya penyimpangan perkembangan
psikososial atau tidak pada anak usia sekolah yang bersangkutan.
C. Presentase skor item pernyataan skrining psikososial anak usia sekolah di RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
Kecamatan Banyumanik Semarang, Maret 2019

Tabel 1. Presentase Skor Item Pernyataan Skrining Psikososial Anak Usia Sekolah di RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
Kecamatan Banyumanik Semarang, Maret 2019

No Pernyataan Selalu (4) Sering (3) Kadang- kadang (2) Tidak pernah (1)
1 Saya mampu menyelesaikan tugas 6 (50%) 4 (33%) 2 (17%) 0
(sekolah/rumah) yang diberikan
2 Saya ingin menjadi lebih pintar dari teman 3 (25%) 4 (33%) 5 (42%) 0
saya
3 Saya senang bermain dengan teman seumuran 6 (50%) 3 (25%) 2 (17%) 1 (8%)
4 Saya memiliki teman dekat atau sahabat 5 (41%) 5 (41%) 2 (17%) 0
5 Saya ikut mengerjakan tugas kelompok 5 (41%) 1 (8%) 4 (33%) 2 (17%)
6 Saya mampu membedakan uang 1.000 9 (75%) 3 (25%) 0 0
dengan 10.000
7 Saya mampu merapikan tempat tidur sendiri 1 (8%) 3 (25%) 3 (25%) 5 (42%)
(praktik)
8 Saya mempunyai kegiatan yang sangat saya 6 (50%) 5 (41%) 1 (8%)
sukai (hobi)
9 Saya tidak memiliki bekas luka akibat 1 (8%) 0 2 (17%) 9 (75%)
berkelahi
10 Ibu dan ayah memberikan pujian/hadiah saat 0 7 (58%) 5 (41 %) 0
Saya menyelesaikan tugas
11 Saya mematuhi perintah orang tua ketika 2 (17%) 5 (41%) 5 (41%) 0
diberi tugas
12 Saya suka mengikuti perlombaan 2 (17%) 4 (33%) 6 (50%) 0
Selalu (1) Sering (2) Kadang-kadang (3) Tidak pernah (4)
13 Saya tidak mau menyelesaikan tugas sekolah 0 0 7 5 (56%)
14 Saya malas mengerjakan tugas di rumah 0 0 8 (11%) 4 (67%)
15 Saya senang bermain sendirian 0 4 (33%) 6 (50%) 2 (17%)
D. Penyajian Data Pengkajian Sehat Jiwa
a. Jenis kelamin
Distribusi frekuensi jenis kelamin anak (n=12) di RT 05/RW 5 Kelurahan
Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang tanggal, Maret 2019

Jenis kelamin

50% 50% Laki-laki


Perempuan

Diagram 1 menunjukkan bahwa 50% atau 6 anak usia sekolah di RT


05/RW 05 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang
berjenis kelamin laki-laki dan 50 % atau 6 anak berjenis kelamin
perempuan

b. Usia
Distribusi frekuensi dimensi epidemiologi usia anak (n=12) RT 05/RW 05
Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang, Maret 2019

Usia Anak

4
3 3
2
0 0 0

USIA 6 USIA 7 USIA 8 USIA 9 USIA 10 USIA 11 USIA 12

Usia Anak
Diagram 2 menunjukkan bahwa anak usia sekolah di RT 05/RW 05
Kelurahan Pedalangan yang berumur 6 tahun berjumlah 0 orang, usia 7
tahun berjumlah 4 orang, usia 8 tahun berjumlah 3 orang, usia 9 tahun 2
orang usia 10 tahun 0 orang, usia 11 tahun 0 orang, usia 12 tahun 1 orang,
dan usia 13 tahun 2 orang .
c. Distribusi Frekuensi Hasil Kuesioner
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sehat Jiwa Anak Usia Sekolah RT 05/RW
05 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang, Maret 2019

No Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)


1. Sehat jiwa optimal 0 0%
2 Resiko perkembangan sehat 12 100%
jiwa tidak optimal
(N:12) 100%
II. ANALISA DATA

ANALISA DATA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA SEKOLAH

No. Data Fokus Masalah Keperawatan


1. DS : Kesiapan meningkatkan Pengetahuan:
1. Sebanyak 17 % anak menyatakan kadang-kadang mampu Perkembangan psikososial pada Anak
menyelesaikan tugas (sekolah/rumah) Usia Sekolah di RT 05/RW 05
2. Sebanyak 42% anak menyatakan kadang-kadang memiliki Kelurahan Pedalangan Kecamatan
keinginan bersaing menjadi lebih pintar dari temannya Banyumanik Semarang
3. Sebanyak 17% anak menyatakan tidak pernah ikut mengerjakan
tugas kelompok
4. Sebanyak 42% anak menyatakan tidak mampu merapikan tempat
tidurnya sendiri
5. Sebanyak 50% anak kadang-kadang mengikuti perlombaan
6. Sebanyak 11% anak kadang-kadang malas mengerjakan pekerjaan
di rumah
7. Sebanyak 50% anak menyatakan kadang-kadang lebih senang
bermain sendirian
DO :
1. Seluruh anak mengalami perkembangan psikososial yang
baik/normal
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesiapan meningkatkan pengetahuan: Perkembangan psikososial pada Anak Usia Sekolah di RT 05 RW/05 Kelurahan
Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Tindakan Keperawatan (NIC)

1 Kesiapan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Peningkatan Perkembangan: Anak ( Kode
meningkatkan 2X60 menit diharapkan mampu meningkatkan NIC: 8274)
Pengetahuan: pengetahuan anak tentang stimulasi 1. Dukung anak untuk berinteraksi dengan
Perkembangan perkembangan psikosial dengan kriteria hasil: teman-temannya di luar rumah atau
psikososial pada 1. Anak yang kadang-kadang mampu teman dekatnya
Anak Usia Sekolah menyelesaikan tugas (sekolah/rumah) 2. Sediakan aktivitas yang mendukung
diRT 05 RW 05 bertambah dari 17% menjadi 30% interaksi antar anak (bermain jual-jualan,
Kelurahan 2. Anak yang menyatakan kadang-kadang toko-tokoan
Pedalangan memiliki keinginan bersaing menjadi 3. Bantu anak untuk saling berbagi dan
Banyumanik lebih pintar dari temannya bertambah saling bergiliran saat bermain atau
dari 42% menjadi 100% beraktivitas
3. Anak yang menyatakan tidak pernah ikut 4. Ciptakan suasana yang menyenangkan
mengerjakan tugas kelompok berkurang bagi anak untuk belajar ( ruangan yang
dari 17% menjadi 5% nyaman untuk belajar)
4. Anak yang menyatakan tidak mampu 5. Luangkan waktu untuk bermain
merapikan tempat tidurnya sendiri bernyanyi dan berbicara pada anak
berkurang dari 42% menjadi 20% bersama teman-teman
5. Anak yang menyatakan kadang-kadang 6. Ajarkan anak untuk mencari bantuan dari
mengikuti perlombaan bertambah dari orang lain ketika anak memerlukan
50% menjadi 100% bantuan
6. Anak yang menyatakan kadang-kadang 7. Berikan kesempatan dan mendukung
malas mengerjakan pekerjaan di rumah aktivitas motorik serta ajarkan anak
berkurangn dari 11% menjadi 0% untuk mandiri (seperti menulis,
7. Anak yang menyatakan kadang-kadang membersihkan/merapikan tempat tidur)
lebih senang bermain sendirian 8. Dukung anak untuk belajar bersama
berkurang dari 50% menjadi 10% teman-temannya
9. Dorong anak untuk aktif dalam
mengikuti kompetisi/perlombaan
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Kesiapan meningkatkan Pengetahuan: Perkembangan psikososial pada Anak
Usia Sekolah di RT 05 RW 05 Kelurahan Pedalangan Kecamatan
Banyumanik Semarang

A. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Hari/ Tanggal : Jum’at/ 29 Maret 2019
2. Waktu Pelaksanaan: 15.00-16.00 WIB
3. Tindakan- Tindakan Keperawatan:
a. Memberikan salam terapeutik kepada anak
S : Seluruh anak RT 05 /RW 05 Kelurahan Pedalangan menjawab
salam sebelum di mulainya kegiatan TAK
O: Seluruh lansia RT 05 /RW 05 Kelurahan Pedalangan tampak
antusias saat menjawab salam dengan baik
b. Berdoa dan perkenalan
c. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat pada anak, yaitu akan
membahas topik tentang permainan Gobak Sodor untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi sosial dari pukul 15.00-16.00
WIB di Lapangan RT 05/RW 05.
S : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan mengatakan
bersedia untuk mengikuti kegiatan
O :Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan terlihat
kooperatif dan antusias
d. Membina hubungan saling percaya
S :Seluruh anak anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
mengatakan mau mengikuti kegiatan sampai selesai
O :Seluruh lansia anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
tampak antusias dan sangat aktif untuk berbagi cerita
e. Menjelaskan pentingnya menjaga interaksi dengan teman- teman
diluar rumah.
S :Seluruh anak anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
mengatakan memahami dan mengatakan mau untuk menjaga
interaksi dengan teman-teman diluar rumah
O : Seluruh lansia anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan tampak
antusias dan sangat aktif untuk berbagi cerita
f. Menjelaskan tentang pentingnya bekerjasama dalam kelompok
sebagai salah satu bentuk interaksi sosial
S : Beberapa anak mengatakan terkadang tidak ikut mengerjakan
tugas kelompok karena sudah dikerjakan oleh teman lainnya.
Beberapa anak juga mengatakan ikut mengerjakan penugasan
kelompok
O :Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan tampak
memperhatikan saat penjelasan
g. Menjelaskan dan mempraktikkan cara melakukan permainan Gobak
Sodor
S : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan mengatakan
sudah bisa memahami permainan gobak sodor dan siap untuk
melakukan permainan bersama
O : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan terlihat
sangat aktif dan mengikuti instruksi dari leader/ pemimpin acara
h. Memberikan kesempatan anak untuk bermain Gobak Sodor secara
mandiri melalui kompetisi tim.
S : Beberapa anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
mengatakan merasa senang bisa bermain gobak sodo bersama
O :Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan mengikuti
permainan dengan tertib dan mematuhi peraturan
i. Memberikan reward berupa pujian tepuk tangan dan hadiah
minuman makanan sehat kepada seluruh anak Kelurahan Pedalangan
yang sudah mengikuti terapi aktivitas kelompok
S : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan Kelurahan
Pedalangan aktif selama kegiatan terapi aktivitas kelompok
O : Seluruh anak RT 05/RW 05 nampak senang dan sering
berinteraksi dengan teman lainnya saat beristirahat bersama
j. Melakukan evaluasi terhadap berlangsungnya terapi aktivitas
kelompok
S : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan mengatakan
permainan sangat seru dan membuat dengan teman lainnya
untuk menyusun strategi permainan
O : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan tampak
paham dengan apa yang sudah dijelaskan terkaitan permainan
dan manfaat yang diharapkan. Selama pelaksanaan kegiatan
anak aktif daam mengikuti kegiatan.
k. Membuat kontrak waktu, tempat, dan tujuan untuk pertemuan pada
hari Sabtu, 29 Maret 2018.
S : Seluruh anak RT 05/RW 05 mengatakan bersedia untuk
pertemuan yang ditentukan
O : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan tampak
kooperatif dan antusias
l. Memberikan salam penutup.
S : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan menjawab
salam penutup pada kegiatan yang sudah dilakukan
O : Seluruh anak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan tampak
antusias memberikan salam penutup dengan baik saat kegiatan
telah selesai
B. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi Sumatif :
S:
- Anak RT 5/RW 5 Kelurahan Pedalangan mengatakan sudah
memahami pentingnya interaksi sosial dengan teman-teman di luar
rumah
- Anak RT 5/RW 5 Kelurahan Pedalangan mengatakan sudah
memahami pentingnya bekerjasama denganorang-orang disekitar

O:
- Seluruh Anak RT 5/RW 5 Kelurahan Pedalangan terlihat
memperhatikan penjelasan yang disampaikan pemateri dengan
seksama
- Seluruh Anak RT 5/RW 5 Kelurahan Pedalangan terlihat kooperatif
dan antusias selama proses permainan berlangsung
A : Masalah kesiapan meningkatkan pengetahuan: perkembangan
psikososial pada anak usia sekolah teratasi
P : Lanjutkan intervensi memotivasi anak untuk mempertahankan
interaksi sosial yang baik dengan orang-orang di rumah maupun
di lingkungan luar rumah, dan menganjurkan orang tua untuk
lebih dapat mendorong dan membebaskan anak untuk bermain
dan bersosialisasi dilingkungan luar rumah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian perkembangan psikososial pada anak usia sekolah
berjumlah 12 anak yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 6 anak laki-laki
dilakukan pada hari Senin 25 Maret 2019 pukul 15.00 WIB. Pengkajian
dilakukan dengan cara membagikan kuesioner perkembangan psikososial
anak usia sekolah yang berisi 15 item pertanyaan. Sebelum mengisi
kuesioner, mahasiswa keperawatan terlebih dahulu melakukan kontrak
waktu, tujuan, dan tempat serta menjelaskan tujuan serta cara pengisian
kuesioner tersebut. Setelah penjelasan diberikan, kemudian anak diminta
untuk mengisi kuesioner yang dimulai dengan menuliskan identitas di
lembar kuesioner yang terdiri atas nama dan usia. Pengisian kuesioner
kemudian dilanjutkan mengisi kuesioner dengan memberikan pilihan
jawaban pada kolom jawaban “selalu”, “sering”,”kadang – kadang” atau
“tidak pernah” sesuai dengan kondisi yang dialami oleh anak tersebut.
Kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan kembali dan mahasiswa
mengecek kembali kelengkapan jawaban dari responden serta memberikan
evaluasi subjektif yaitu dilihat dari kemampuan anak dalam menjawab
pertanyaan dari mahasiswa dan evaluasi objektif dilihat dari anak dapat
mengisi kuesioner dengan lengkap terkait kegiatan yang telah dilakukan
pada hari itu. Langkah selanjutnya ketika kuesioner telah diisi dan
diperiksa kelengkapannya, kemudian mahasiswa keperawatan melakukan
rencana tindak lanjut berupa validasi hasil kuesioner dan akan dilanjutkan
dengan pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan masalah
berdasarkan hasil interpretasi pengisian kuesioner. Kegiatan tersebut akan
dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Maret 2019.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui kuesioner, didapatkan hasil
bahwa sejumlah 2 dari 12 anak masuk dalam rentang kadang-kadang dapat
menyelesaikan tugas sekolah/rumah yang diberikan. Sejumlah 5 dari 12
anak masuk dalam rentang kadang-kadang ingin lebih pintar dari
temannya. Sejumlah 1 dari 12 anak termasuk dala kategori tidak pernah
merasa senang bermain dengan teman seumurannya dan 2 dari 12 anak
masuk dalam rentang kadang-kadang merasa senang bermain dengan
teman seumurannya. Sejumlah 2 dari 12 anak masuk dalam rentang
kadang-kadang mempunyai teman dekat/sahabat. Anak sejumlah 4 dari 12
anak masuk dalam rentang kadang-kadang ikut mengerjakan tugas
kelompok dan 2 dari 12 anak masuk dalam rentang tidak pernah
mengerjakan tugas kelompok. Sejumlah 5 dari 12 anak masuk dalam
rentang kadang-kdang mendapat pujian dari orang tua ketika berhasil
menyelesaikan tugas. Sebanyak 5 dari 12 anak masuk dalam rentang
kadang-kadang mematuhi perintah orang tua. Sebnayak 4 dari 1 anak
masuk dalam rentang sering merasa senang bermain sendiri dan 6 dari 12
anak kadang-kadang merasa senang jika bermain sendiri.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan tentunya menemui beberapa
hambatan salah satunya yaitu terdapat beberapa anak yang tidak di rumah
ketika dilakukan pengkajian sehingga tidak dapat dilakukan pengkajian
pada saat itu juga. Hal tersebut menghambat mahasiswa dalam
pengambilan data pengkajian awal, sehingga mahasiswa harus menemui
kembali keesokan harinya. Hari kedua pengkajian sudah didapatkan semua
data yang diperlukan sesuai dengan jumlah anak yang telah tercatat
sehingga dengan demikian dapat dilanjutkan dengan pengolahan data.
Hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa masalah perkembangan
psikososial yang dialami anak-anak usia sekolah di RT 05/RW 05 adalah
berupa kurangnya kemampuan anak-anak dalam kerja sama dan juga
adaptasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu untuk mengatasi
masalah tersebut, mahasiswa berinisiatif untuk memberikan terapi
aktivitas kelompok yang dilaksanakan pada Hari Jumat 29 Maret 2019.
Terapi aktivitas kelompok yang diberikan pada anak yaitu berupa
permainan tradisional gobag sodor. Tujuan pemberian terapi tersebut yaitu
meningkatkan kemampuan psikososial pada anak antara lain kerja sama,
adaptasi, komunikasi dan bersosialisasi, meningkatkan rasa empati
terhadap teman sebayanya serta dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan di lingkungan rumah. Pelaksanaan terapi di halaman balai
RW 05 pada pukul 13.00 WIB-14.00 WIB. Anak-anak usia sekolah di
wilayah RT 05/ RW0 5 dikumpulkan menjadi satu tempat dan kemudian
dibagi menjadi beberapa kelompok. Kegiatan dipandu oleh mahasiswa
yang terdiri dari 2 mahasiswa dan mahasiswa yang lain berperan sebagai
fasilitator serta observer. Awal pelaksanaan kegiatan terapi anak masih
beradaptasi dalam memahami permainan dan masih belum akrab dengan
tim satu kelompok ataupun dengan tim kelompok lain. Namun ketika
permainan sudah berjalan sekitar 5 menit, anak-anak sudah mulai antusias
dan permainan menjadi lebih ramai. Hambatan yang ditemui ketika
pelaksanaan kegiatan yaitu di awal kegiatan anak masih kurang berbaur
dengan teman-temannya sehingga permainan kurang berjalan dengan
menarik pada awal dimulai. Setelah permainan selesai dan didapatkan
pemenang, kemudian beberapa anak diminta untuk menyampaikan
perasaannya dan esensi yang didapat dari permainan yang telah dilakukan.
Berdasarkan esensi yang telah disebutkan yaitu antara lain dengan
permainan ini dapat mengajarkan kerja sama, adaptasi, komunikasi dan
bersosialisasi sehingga diharapkan anak-anak dapat mengaplikasikan apa
yang telah diperoleh tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

B. INTERVENSI
Berdasarkan data yang sudah didapatkan pada saat pengkajian pada
anak usia sekolah di RT 05/RW 05, diagnosa keperawatan yang muncul
adalah Kesiapan meningkatkan Pengetahuan: Perkembangan psikososial
pada Anak Usia Sekolah. Tindakan keperawatan yang diberikan untuk
mengatasi diagnosa tersebut yaitu dengan terapi aktivitas kelompok
(TAK) dengan metode bermain gobak sodor kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan kerjasama antar teman, meningkatkan
kemandirian anak serta meningkatkan sosialisasi dengan temannya. Selain
itu juga dapat melatih motorik kasar pada anak usia sekolah. Kegiatan ini
dilakukan juga untuk mengetahui kemampuan mengontrol emosi diri,
melatih kerjasama serta keberanian yang dimiliki oleh setiap anak. Hal ini
didukung oleh penelitian dari (Yulia Nur, 2015) mengatakan bahwa
permainan tradisional gobak sodor ini mampu melatih kerjasama antar
anggota tim. Hal ini tampak dari respon 94% responden yang
menunjukkan pemahaman mereka atas pentingnya kerjasama untuk
memenangkan permainan. Sedangkan dalam jurnal (Hanrianto, 2015)
mengatakan bahwa bermain merupakan hal penting untuk perkembangan
sosial anak. Anak-anak dapat melalukan penyesuain sosial dengan baik
akan diterima oleh kelompok sosialnya sehingga anak dapat bersikap dan
bertingkah laku sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku
dilingkungan sosialnya.
Kegiatan TAK dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Maret 2019
kurang lebih selama 1 jam. Pada kegiatan ini, sebelum kegiatan
berlangsung mamhasiswa memberikan pengarahan terlebih dahulu
tujuannya dilakukan kegiatan tersebut. Setelah itu kemudian menjelaskan
cara bermain. Dalam permainan ini terdapat 3 ronde dengan waktu kurang
lebih 15-20 menit. Anak-anak terlihat antusias dalam kegiatan ini,
walaupun saat awal pelaksanaan masih ada yang belum terima dengan
kolompok yang sudah diberikan. Keefektifan intervensi permainan
kelompok ini dapat dinilai dari anak kelas 5 dengan anak kelas 2 atau
teman yang tidak seumuran dapat bekerjasama dan bersosialisasi dengan
baik walaupun pada awal permainan terdapat kesenjangan diantara
mereka.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode
usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008).
Perkembangan anak usia sekolah adalah perkembangan yang harus
diperhatikan karena dapat menentukan proses perkembangan selanjutnya.
Masalah perkembangan psikososial anak usia sekolah walaupun tidak begitu
terlihat namun tetap harus diperhatikan. Peran orang tua juga sangat penting
dalam memantau perkembangan psikososial anak-anaknya terutama anak usia
sekolah, karena anak-anak akan menjadi anak yang baik jika diasuh dan
diarahkan serta diajarkan hal yang baik oleh orang tuanya demi masa
depannya.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada hari Senin tanggal


25 maret 2019 telah ditemukan beberapa permasalahan keperawatan yaitu
kesiapan meningkatkan kesiapan meningkatkan perkembangan psikososial.
Mahasiswa keperawatan Undip memberikan intervensi terapi aktivitas
kelompok (TAK) dengan metode Permainan Gobag Sodor. Pemberian terapi
aktivitas kelompok tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Maret 2019 dan
anak mengikuti kegiatan tersebut dengan kooperatif serta penuh antusias.
Setelah diberikan intervensi kepada anak-anak usia sekolah di RT 05/RW 05
Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang, anak-anak
menjadi lebih bisa bersosialisasi dan bermain dengan antusias bersama
teman-teman sebayanya, dan menjadi lebih kenal dengan teman satu RW
yang belum menjadi kenal.
B. SARAN

1. Bagi Anak
a. Anak diharapkan lebih menjadi percaya diri terhadap dirinya sendiri
kepada orang lain
b. Anak diharapkan dapat kooperatif dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di lingkungan masyarakat.
c. Anak diharapkan dapat menyelesaikan tugas rumah dan sekolah sesuai
dengan penuh tanggung jawab
d. Anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan
masyarakat baik didalam ataupun diluar rumah
e. Anak diharapkan dapat percaya diri dan berani untuk berbicara dan
menyampaikan pendapatnya di depan umum
f. Anak diharapkan mampu memiliki motivasi untuk meraih prestasi
untuk mencapai cita-cita yang diinginkan
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan dapat lebih inovatif serta kreatif dalam
memberikan proses asuhan keperawatan untuk anak usia sekolah.
b. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui ciri-ciri perkembangan
psikososial pada anak usia sekolah.
c. Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di
dapatkan sesuai dengan evidence based yang tepat, sehingga dapat
diterapkan di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
d. Mahasiswa diharapakan dapat meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dengan masyarakat.
3. Bagi Orang Tua
a. Orang Tua diharapkan mampu untuk memotivasi secara positif kepada
anak dalam segala hal sehingga tidak terjadi penyimpangan
perkembangan psikososial pada anak usia sekolah.
b. Orang tua diharapkan dapat mengaplikasikan atau melanjutkan
intervensi yang telah dilakukan oleh mahasiswa ketika dirumah
c. Orang tua dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri anak
khuusnya untuk berani tampil didepan umum
d. Orang tua dapat memberikan apresiasi berupa pujian agar anak dapat
terus dapat bersosialisasi dengan lingkungan luar
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H.K., Dochterman, J. M., Wagner, C. M. (2013).


Nursing interventions classification (edisi keenam). United States of
America : Elsevier.
Erik H. Erikson. 1989. Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Jakarta:Penerbit
Gramedia
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda internationalinc. Nursing diagnoses:
definitions & classification (edisi kesepuluh). Jakarta : EGC
John W. Santrock. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Grup
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., Swanson, E. (2013). Nursing
outcomes classification (edisi kelima). United States of America :
Elsevier.
Pangestuti, Retno. 2013. Psikologi Perkembangan Anak Pendekatan
Karakteristik Peserta Didik. Jogjakarta: BASOSBUD
PROJECT MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN METODE
PERMAINAN GOBAG SODOR UNTUK KESIAPAN MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA SEKOLAH
Dosen Pengampu: Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S. Kep., M. Kep.

Disusun Oleh:

Yusak Gawe 22020115000113


Ayudita Handayaningtyas 22020115120023
Devi Rida Rossela 22020115120033
Tri Nur Hidayati 22020115120034
Miftahul Hidayah 22020115120046
Fera Fitrianingrum N. H. 22020115130066
Banis Rihadatul Afifah 22020115130075
Astri Artanti 22020115130111
Qoirina Sukma Widyasari 22020115140076
A.15.2

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
PRE PLANNINGTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN METODE
PERMAINAN GOBAG SODOR UNTUK KESIAPAN MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA SEKOLAH

A. TOPIK
Terapi Aktvitas Kelompok (TAK) dengan metode permainan gobag sodor

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan kemampuan adaptasi psikososial pada anak usia
sekolah
2. Tujuan Khusus
1. Anak dapat bermain dengan teman-temannya diluar rumah
2. Anak dapat berhubungan dengan orang lain
3. Anak dapat berinteraksi atau bersosialisasi dengan teman sebayanya
4. Anak dapat bekerja sama dengan teman sebayanya
5. Menciptakan suasana yang menyenangkan di lingkungan rumah
6. Meningkatkan komunikasi pada anak

C. LANDASAN TEORI
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6-12 tahun, dimana
pada usia ini anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk
keberhasilan pada dirinya. Perilaku anak dikatakan baik dapat dilihat dari
anak yang mampu melakukan tugas tumbuh kembang sesuai usianya. Pada
proses pertumbuhan yang dilihat adalah pertumbuhan secara fisik diantaranya
adalah tinggi badan, berat badan sesuai usia, kerentanan terhadap penyakit,
dan status kesehatan yang ada (cacat tubuh) (Wong,et all,2009). Pada
perkembangan anak dilihat dari delapan aspek perkembangan yaitu
perkembangan kognitif (tahap operasi konkret) anak mampu berpikir logis,
perkembangan bahasa dengan melihat laju perkembangan bicara anak,
perkembangan afektif (tahap Industry Vs Inferiority/Inferioritas) anak mampu
berkompetisi dalam kelompok, perkembangan perilaku sesuai peran dan
identitas diri anak, perkembangan fisiologis dimana anak memiliki tinggi dan
berat badan yang sesuai, serta keadaan tubuh yang baik, perkembangan
motorik (anak mampu bermain dan belajar sesuai dengan tingkat usianya),
perkembangan sosial (anak mampu bersosialisasi dengan teman sebaya,
keluarga dan masyarakat), moral spiritual dimana anak mampu bersikap dan
bertindak sesuai aturan yang berlaku, serta anak mampu menjalankan
ibadahnya (Stuart, 2016).
Masalah perkembangan pada anak usia sekolah yang sering dialami
pada saat ini yaitu diantaranya yaitu dari aspek perkembangan afektif semisal
anak kurang mampu bekerjasama antar kelompok dikarenakan kurang kenal
antara teman yang satu dengan yang lain. Kemudian dalam aspek
perkembangan motorik.Pergerakan motorik merupakan gerakan-gerakan
tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat
(Desmita, 2012).Contoh dari perkembangan motorik yaitu anak bermain
dengan teman yang disukainya saja. Fenomena yang saat ini terjadi semisal
tidak seumuran maka mereka sedikit kesulitan untuk berbaur antara yang satu
dengan yang lain.
Seiring dengan berkembangnya jaman.Beberapa anak mengalami
gangguan pada aspek perkembangan motorik, afektif, maupun perkembangan
sosial yaitu yang dipengaruhi salah satunya oleh game. Dimana game ini
membuat anak menjadi apatis dengan keadaan sekitarnya sehingga anak lebih
menutup diri lebih memilih bermain didalam rumah dan menarik diri dari
lingkungan sosial disekitarnya, hal ini berdampak terhadap penyesuaian sosial
pada anak.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah pada anak yang mengalami
ganggaun perkembangan yaitu salah satunya dengan bermain. Tahap
perkembangan usia sekolah masih didominasi dengan aktivitas bermain.
Bermain merupakan hal yang paling disukai oleh anak-anak.Salah satu
contoh permainan yang dapat meningkatkan perkembangan pada anak yaitu
permainan tradisional gobak sodor.Permainan gobak sodor salah satu
permainan yang dimainkan secara berkelompok.Permainan gobag sodor ini
dimainkan oleh 2 kelompok dengan anggota tiap kelompok minimal 6 orang
anak.Untuk memenangkan permainan gobag sodor dibutuhkan kerjasama dan
kekompakan kelompok.Secara tidak langsung anak-anak melakukan interaksi
dan mendapatkan pengalaman dengan teman dalam kelompoknya (Marsono
dalam Siagawati, 2007).Menurut pendapat Vidyanagar (2013) menyatakan
bahwa penyesuaian diri sangat penting dalam membawa seseorang ke dalam
lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Boivin dan Hymel
(1997) menyatakan bahwa pengalaman yang diperoleh anak selama
berhubungan dengan teman sebaya akan membantu anak melakukan
penyesuaian sosial. Hal ini berkaitan dengan apakah anak akan diterima atau
ditolak oleh teman sebayanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep
perkembangan yaitu anak-anak tidak belajar suatu hal melalui instruksi
langsung, akan tetapi mereka belajar melalui pengalaman secara tidak
langsung, melalui apa yang telah mereka lakukan (Coleman dalam Kostelnik
dkk, 1988).

D. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
a. Anak usia sekolah umur 6-13 tahun
b. Warga RT 05/ RW 05Kelurahan Pedalangan Banyumanik
2. Proses Seleksi
a. Mengidektifikasi anak yang masuk dalam kriteris yang sudah
ditentukan
b. Mengumpulkan anak yang sudah sesuai dengan kriteria
c. Mengkaji perkembangan psikososial anak yang masuk dalam kriteria
d. Membuat kontrak waktu dengan anak untuk mengikuti TAK
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Tempat
1) Lapangan RW 05
b. Hari/tanggal
1) Jumat, 28 Maret 2019
c. Waktu
1) Pukul 15.00 WIB-selesai (Estimasi waktu 1 jam)
d. Jumlah klien
1) Jumlah klien yang mengikuti kegiatan adalah 12 anak
2. Tim Terapis
a. Leader : Tri Nur Hidayati
Peran :
1) Membuka acara
2) Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memimpin jalannya permainan
5) Menciptakan suasana semangat dan meriah pada kegiatan
6) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku anak
7) Meminta tanggapan dari anak atas kegiatan yang telah dilakukan
8) Mengambil keputusan
9) Memberikan reward
10) Menyimpulkan kegiatan
b. Co-Leader : Devi Ridha Rossela
Peran
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Fasilitator: Banis Rihadatul A, Qoirina Sukma W, Yusak Gawe,
Ayudita Handayaningtyas, Astri Artanti
Peran:
1) Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2) Mendampingi anak selama bermain
3) Menciptakan suasana semangat dan meriah pada kegiatan.
d. Observer : Fera Fitrianingrum N.H.
Peran:
1) Mengamati respon anak selama bermain
2) Mengamati dan mengevaluasi permainan
3) Memberikan kritik dan saran.

3. SETTING TEMPAT

L C
L

F F
A A

B B

F
F
A A
B
B

B B
F
F

A A

O
Keterangan :

: Anak kelompok A C : Co-leader


A
1 L

B : Anak kelompok B F : Fasilitator

L : Leader O : Observer

4. PROSES PELAKSANAAN
No. Tahapan Kegiatan Durasi
1. Persiapan 1. Memilih anak-anak sesuai dengan H-1
kriteria Pelaksanaan
2. Membuat kontrak dengan anak-anak TAK
3. Menyiapkan tempat kegiatan
4. Menyiapkan media
2. Orientasi 1. Salam terapeutik 15 menit
a. Salam dari leader ke anak-anak dan
b. Perkenalan nama dan panggilan
leader
c. Perkenalan nama anggota yang lain
d. Menanyakan nama dan panggilan
semua anak-anak
2. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan dan kabar anak-
anak saat ini
3. Kontrak
a. Leader menjelaskan tujuan kegiatan
yang akan dilaksanakan
b. Leader menjelaskan aturan main
kegiatan bersama co- leader . Aturan
sebagai berikut.
1) Jika ada anak yang ingin
meninggalkan permainan, harus
meminta izin pada leader
2) Pemain tidak boleh tersentuh oleh
penjaga sodor selama permainan
berlangsung
3) Permainan di berhentikan apabila
pemain tersentuh, waktu habis,
atau terdapat kendala lain yang
tidak terduga (cidera saat
permainan)
4) Pemain yang berhasil melewati
garis depan ke belakang dank e
depan kembali mendapatkan poin
1 dan dapat memulai permainan
kembali
5) Lama kegiatan 20 menit
6) Setiap anak mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
3 Kerja 1. Leader menjelaskan rangkaian kegiatan 30
Leader memulai materi dengan
memberikan pemahaman mengenai
pentingnya menjaga interaksi dengan
teman- teman diluar rumah dan
bekerjasama dalam kelompok sebagai
salah satu bentuk interaksi sosial
2. Co- Leader membagi anak-anak menjadi
dua tim melalui kegiatan ice breaking
3. Co- leader menentukan ketua tim
melalui musyawarah mufakat masing-
masing tim yang terbentuk.
4. Leader memulai kegiatan permainan
gobak sodor sesi 1
5. Leader memulai kegiatan permainan
gobak sodor sesi II
4. Evaluasi Evaluasi: 15
a. Mengevaluasi respon anak
b. Kesimpulan dan saran
c. Penutupan (doa dan pengucapan
salam)

5. TERMINASI
a. Evaluasi Persiapan
1) Ruangan yang nyaman untuk bermain tersedia maksimal H-1 hari
sebelum pelaksanaan.
2) Media dan alat tersedia maksimal H-1 hari sebelum pelaksanaan.
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan terlaksana tepat waktu
2) Leader menyampaikan orientasi dengan baik dan tepat waktu.
3) Leader menjelaskan cara bermain dengan jelas.
4) Observer memberikan evaluasi berupa kesimpulan dan saran selama
proses bermain.
5) Fasilitator mampu meningkatkan peran serta dan keaktifan anak-anak
dalam permainan
6) Anak kooperatif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dari awal
sampai akhir
c. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan di hadiri minimal 75% dari total anak di RT05/ RW 05
Kelurahan Pedalangan (minimal 9 orang)
2) Anak bersedia ikut serta aktif dalam bermain.
3) Anak mengikuti kegiatan sampai selesai.
4) Anak mengikuti instruksi yang diberikan.
5) Setengah total jumlah anak dalam satu tim mampu mencapai garis
start kembali selama proses permainan berlangsung
d. Tindak Lanjut dan Kontrak yang Akan Datang
1. Menganjurkan orang tua untuk lebih dapat mendorong dan
membebaskan anak untuk bermain dan bersosialisasi dilingkungan
luar rumah.
2. Memotivasi untuk mempertahankan interaksi sosial yang baik
dengan orang-orang di rumah maupun di lingkungan luar rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Boivin, M., Hymel, S., Bukowski, W. M. (1995). The roles of social withdrawal, peer
rejection, and victimization by peers in predicting loneliness and depressed mood
in childhood. Development and Psychopathology, 7, 765-785.
Coleman, J. S. (1988). Social Capital in the Creation of Human Capital.The American
Journal of Sociology Vol 94, 98.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siagawati, Monica. (2007). Mengungkap Nilai-Nilai yang Terkandung dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor.(Skripsi). Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Stuart, G.W. (2016).Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (10 th
Ed).Elsevier: Mosby
Vidyanagar, Hassan. 2013. Personal Adjustment of the Student Trainees. International
Journal of Education and Psychological Research (IJEPR)Volume 2, Issue 4, pp:
123-128.
Wong, et al. (2009).Wong buku ajar keperawatan pediatrik. (alih bahasa:
AndryHartono, dkk). Jakarta. EGC
LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DENGAN METODE PERMAINAN GOBAG SODOR UNTUK KESIAPAN
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA
SEKOLAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Asuhan
Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing : Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep.,M.Kep

Oleh :

Yusak Gawe 22020115000113


Ayudita Handayaningtyas 22020115120023
Devi Rida Rossela 22020115120033
Tri Nur Hidayati 22020115120034
Miftahul Hidayah 22020115120046
Fera Fitrianingrum N. H. 22020115130066
Banis Rihadatul Afifah 22020115130075
Astri Artanti 22020115130111
Qoirina Sukma Widyasari 22020115140076
Kelas A15.2

DEPARTEMEN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DENGAN METODE PERMAINAN GOBAG SODOR UNTUK KESIAPAN
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA
SEKOLAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6-12 tahun, dimana
pada usia ini anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk
keberhasilan pada dirinya. Perilaku anak dikatakan baik dapat dilihat dari
anak yang mampu melakukan tugas tumbuh kembang sesuai usianya. Pada
proses pertumbuhan yang dilihat adalah pertumbuhan secara fisik diantaranya
adalah tinggi badan, berat badan sesuai usia, kerentanan terhadap penyakit,
dan status kesehatan yang ada (cacat tubuh) (Wong,et all,2009). Pada
perkembangan anak dilihat dari delapan aspek perkembangan yaitu
perkembangan kognitif (tahap operasi konkret) anak mampu berpikir logis,
perkembangan bahasa dengan melihat laju perkembangan bicara anak,
perkembangan afektif (tahap Industry Vs Inferiority/Inferioritas) anak mampu
berkompetisi dalam kelompok, perkembangan perilaku sesuai peran dan
identitas diri anak, perkembangan fisiologis dimana anak memiliki tinggi dan
berat badan yang sesuai, serta keadaan tubuh yang baik, perkembangan
motorik (anak mampu bermain dan belajar sesuai dengan tingkat usianya),
perkembangan sosial (anak mampu bersosialisasi dengan teman sebaya,
keluarga dan masyarakat), moral spiritual dimana anak mampu bersikap dan
bertindak sesuai aturan yang berlaku, serta anak mampu menjalankan
ibadahnya (Stuart, 2016).
Masalah perkembangan pada anak usia sekolah yang sering dialami
pada saat ini yaitu diantaranya yaitu dari aspek perkembangan afektif semisal
anak kurang mampu bekerjasama antar kelompok dikarenakan kurang kenal
antara teman yang satu dengan yang lain. Kemudian dalam aspek
perkembangan motorik. Pergerakan motorik merupakan gerakan-gerakan
tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat
(Desmita, 2012). Contoh dari perkembangan motorik yaitu anak bermain
dengan teman yang disukainya saja. Fenomena yang saat ini terjadi semisal
tidak seumuran maka mereka sedikit kesulitan untuk berbaur antara yang satu
dengan yang lain.
Seiring dengan berkembangnya jaman. Beberapa anak mengalami
gangguan pada aspek perkembangan motorik, afektif, maupun perkembangan
sosial yaitu yang dipengaruhi salah satunya oleh game. Dimana game ini
membuat anak menjadi apatis dengan keadaan sekitarnya sehingga anak lebih
menutup diri lebih memilih bermain didalam rumah dan menarik diri dari
lingkungan sosial disekitarnya, hal ini berdampak terhadap penyesuaian sosial
pada anak.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah pada anak yang mengalami
ganggaun perkembangan yaitu salah satunya dengan bermain. Tahap
perkembangan usia sekolah masih didominasi dengan aktivitas bermain.
Bermain merupakan hal yang paling disukai oleh anak-anak. Salah satu
contoh permainan yang dapat meningkatkan perkembangan pada anak yaitu
permainan tradisional gobak sodor. Permainan gobak sodor salah satu
permainan yang dimainkan secara berkelompok. Permainan gobag sodor ini
dimainkan oleh 2 kelompok dengan anggota tiap kelompok minimal 6 orang
anak. Untuk memenangkan permainan gobag sodor dibutuhkan kerjasama
dan kekompakan kelompok. Secara tidak langsung anak-anak melakukan
interaksi dan mendapatkan pengalaman dengan teman dalam kelompoknya
(Marsono dalam Siagawati, 2007). Menurut pendapat Vidyanagar (2013)
menyatakan bahwa penyesuaian diri sangat penting dalam membawa
seseorang ke dalam lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Boivin dan Hymel
(1997) menyatakan bahwa pengalaman yang diperoleh anak selama
berhubungan dengan teman sebaya akan membantu anak melakukan
penyesuaian sosial. Hal ini berkaitan dengan apakah anak akan diterima atau
ditolak oleh teman sebayanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep
perkembangan yaitu anak-anak tidak belajar suatu hal melalui instruksi
langsung, akan tetapi mereka belajar melalui pengalaman secara tidak
langsung, melalui apa yang telah mereka lakukan (Coleman dalam Kostelnik
dkk, 1988).

B. PERENCANAAN
1. Tempat : Lapangan RW 05
2. Hari/tanggal : Jumat, 28 Maret 2019
3. Waktu : Pukul 15.00 WIB-selesai
4. Jumlah klien : Jumlah klien yang mengikuti kegiatan adalah 12 anak
5. Rencana Pelaksanaan
No. Tahapan Kegiatan Durasi

1. Persiapan 5. Memilih anak-anak sesuai dengan H-1


kriteria Pelaksanaan
6. Membuat kontrak dengan anak-anak TAK
7. Menyiapkan tempat kegiatan
8. Menyiapkan media
2. Orientasi 4. Salam terapeutik 15 menit
e. Salam dari Leader ke anak-anak
f. Perkenalan nama dan panggilan
Leader
g. Perkenalan nama anggota yang lain
h. Menanyakan nama dan panggilan
semua anak-anal
5. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan dan kabar anak-
anak saat ini
6. Kontrak
c. Leader menjelaskan tujuan kegiatan
yang akan dilaksanakan
d. Terapis menjelaskan aturan main
berikut.
7) Jika ada anak yang ingin
meninggalkan permainan, harus
meminta izin pada Leader
8) Pemain tidak boleh tersentuh oleh
penjaga sodor selama permainan
berlangsung
9) Permainan di berhentikan apabila
pemain tersentuh, waktu habis,
atau terdapat kendala lain yang
tidak terduga (cidera saat
permainan)
10) Pemain yang berhasil
melewati garis depan –belakang-
depan mendapatkan poin 1 dan
dapat memulai permainan
kembali
11) Lama kegiatan 20 menit
12) Setiap anak mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai.
3 Kerja 6. Leader menjelaskan rangkaian kegiatan 30 menit
7. Leader membagi anak-anak menjadi dua
tim melalui kegiatan ice breaking
8. Leader menentukan ketua tim melalu
musyawarah mufakat masing-masing tim
yang terbentuk
9. Leader memulai kegiatan permainan
gobak sodor sesi 1
10. Leader memulai kegiatan permainan
gobak sodor sesi II
4. Evaluasi Evaluasi: 15 menit
d. Mengevaluasi respon anak
e. Kesimpulan dan saran
f. Penutupan (doa dan pengucapan
salam)

C. INDIKATOR HASIL
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok dengan metode permainan gobag
sodor untuk meningkatkan adaptasi psikososial pada anak usia sekolah,
diharapkan :
1. Anak mampu bermain dengan teman-temannya di luar rumah
2. Anak mampu berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan
lingkungan di sekitarnya
3. Anak mampu berinteraksi atau bersosialisasi dengan teman sebayanya
4. Anak mampu bekerja sama dengan teman sebayanya
5. Mampu meningkatkan komunikasi pada anak

D. PROSES PELAKSANAAN

Tanggal, Jam Keterangan

Tahap 1. Menyiapkan tempat yang akan digunakan dan meminta


Persiapan ijin dengan pihak RT 05/RW 05 Kelurahan Pedalangan
2. Menyiapkan peralatan (Hadiah untuk pemenang, lakban
Kamis, 28
untuk pembatas permainan gobag sodor, raffia, mahkota
Maret
untuk pemenang terbuat dari daun)
2019/09.00-
Selesai WIB

Tahap 1. Salam terapeutik


Orientasi a. Salam dari MC kepada anak-anak
b. Perkenalan nama dan panggilan Leader dan tim
Jumat, 29
c. Menanyakan nama dan panggilan semua anak-anak
Maret 2019
2. Evaluasi/ validasi
13.30 WIB - Menanyakan perasaan dan kabar anak-anak saat ini
13.45 WIB 3. Kontrak
a. MC menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan
b. MC menjelaskan aturan main berikut.
1) Jika ada anak-anak yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin pada Leader
2) Lama kegiatan 60 menit
3) Setiap anak-anak mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
Tahap Kerja 1. MC mempersilahkan Leader untuk menyampaikan TAK
yang ingin dilakukan
Jumat, 29
Maret 2. Leader menjelaskan rangkaian kegiatan permainan gobag
2019/13.45 sodor
WIB – 14.30 3. Leader menjelaskan tujuan prosedur dan mencontohkan
WIB tata cara bermain gobak sodor
4. Leader memulai permainan gobag sodor
5. MC mempersilahkan Banis dan Yudit untuk mengisi Ice
Breaking

Tahap 1. Evaluasi
Terminasi a. Leader menanyakan perasaan anak-anak setelah
mengikuti kegiatan
Jumat, 29
b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Maret
yang menang dalam permainan
2019/14.30
c. Leader meminta anak untuk menyebutkan manfaat
WIB – 14.45
permainan yang dilakukan (gobag sodor)
WIB
d. MC mempersilahlan observer untuk menyampaikan
kesimpulan dan evaluasi kegiatan permainan gobag
sodor
e. MC menutup kegiatan TAK
2. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan yang akan datang
b. Menyepakati waktu dan tempat

E. HASIL PELAKSANAAN
Kegiatan terapi aktivitas kelompok menggunakan permainan tradisional
gobag sodor pada anak usia sekolah diikuti oleh 12 anak dari RT 05 RW 05
Kelurahan Pedalangan. Anak-anak terlihat antusias dalam mengikuti
kegiatan, walaupun pada awal kegiatan mereka belum bisa saling akrab satu
sama lain, namun ketika permainan sudah berjalan beberapa menit, anak-anak
sudah mulai akrab dengan teman satu kelompok maupun dengan teman dari
kelompok lain. Keaktifan anak-anak juga sudah mulai terlihat ketika
permainan berjalan beberapa menit dan terlihat lebih aktif lagi karena di
bantu peran fasilitator.
Kegiatan yang dilaksanakan diikuti oleh anak-anak mulai dari awal
hingga akhir kegiatan tanpa ada anak yang pergi meninggalkan permainan.
Anak-anak mengikuti instruksi dari leader dan co-leader dengan baik
sehingga permainan berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan kegiatan
berjalan dengan lancar sesuai dengan susunan kegiatan. Anak-anak mampu
memahami materi dengan baik dan kooperatif selama pelaksanaan permainan.
Seluruh anak mampu bekerjasama dalam kelompok dan melakukan interaksi
dengan teman- teman dalam satu kelompok. Hambatan yang ditemui ketika
pelaksanaan kegiatan yaitu di awal kegiatan anak masih kurang berbaur
dengan teman-temannya sehingga permainan kurang berjalan dengan
menarik. Setelah permainan selesai dan didapatkan pemenang, kemudian
beberapa anak diminta untuk menyampaikan perasaannya dan esensi yang
didapat dari permainan yang telah dilakukan. Berdasarkan esensi yang telah
disebutkan yaitu antara lain dengan permainan ini dapat mengajarkan kerja
sama, adaptasi, komunikasi dan bersosialisasi sehingga diharapkan anak-anak
dapat mengaplikasikan apa yang telah diperoleh tersebut dalam kehidupan
sehari-harinya.

F. EVALUASI
1. Struktur
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pengorganisasian tugas
b. 12 anak menerima terapi bermain dari kegiatan TAK yang
dilaksanakan
c. Media dan alat tersedia H-1 kegiatan dilaksanakan
d. Tempat yang aman untuk bermain sudah siap H-1 kegiatan
2. Proses
a. Kegiatan terlaksana pada tanggal 29 Maret 2019 walaupun terdapat
ketidaktepatan waktu mulai yaitu 30 menit.
b. Leader menyampaikan orientasi dengan baik.
c. Leader menyampaikan cara permainan dengan jelas.
d. Suasana kurang kondusif karna anak-anak terlalu antusias untuk
melakukan permainan.
e. Observer memberikan evaluasi berupa kesimpulan diadakannya
kegitan tersebut.
f. Fasilitator mampu meningkatkan peran serta dan keaktifan anak-anak
dalam bermain.
g. Anak-anak kooperatif mengikuti kegiatan walaupun diawal ada sedikit
ketidaknyamanan antar anggota team.
3. Hasil
a. Kegiatan dihadiri 100% dari total anak di RT 05 RW 05 Kelurahan
Pedalangan Banyumanik.
b. Anak-anak bersedia ikut serta aktif dalam bermain.
c. Anak-anak mengikuti kegiatan sampai kegiatan berakhir.
d. Anak-anak mampu bekerjasama dengan baik untuk memenangkan
permainan walaupun anggota teamnya bukan seumuran .
e. Terjalin komunikasi antar anggota dengan baik.
LAMPIRAN

FOTO-FOTO KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA

Boivin, M., Hymel, S., Bukowski, W. M. (1995). The roles of social withdrawal,
peer rejection, and victimization by peers in predicting loneliness and
depressed mood in childhood. Development and Psychopathology, 7, 765-
785.
Coleman, J. S. (1988). Social Capital in the Creation of Human Capital. The
American Journal of Sociology Vol 94, 98.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siagawati, Monica. (2007). Mengungkap Nilai-Nilai yang Terkandung dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor.(Skripsi). Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Stuart, G.W. (2016).Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (10 th
Ed).Elsevier: Mosby
Vidyanagar, Hassan. 2013. Personal Adjustment of the Student Trainees.
International Journal of Education and Psychological Research
(IJEPR)Volume 2, Issue 4, pp: 123-128.
Wong, et al. (2009).Wong buku ajar keperawatan pediatrik. (alih bahasa:
AndryHartono, dkk). Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai