Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PENYAKIT PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

(Ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak)

DOSEN PEMBIMBING

Ns. M. Salman Hasbyallah S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh

Rizkia Siti Rozani (E.0105.18.040)

PRODI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SISTEM KARDIOVASKULAR: PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

A. Definisi
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
(Persisten Ductus Arteriosus : PDA).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi
ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan.
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita penyakit infeksi: Rubella.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah
lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda
kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4-6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil
mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menyebabkan tanda-tanda gagal
jantung kongestif (CHF). Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung, yaitu:
1. Terdengar bunyi mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di
tepi sternum kiri atas)
2. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / nadi menonjol dan meloncat-loncat, tekanan
nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg)
3. Takikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
4. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
5. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
6. Apnea, Takipnea
7. Nasal flaring
8. Retraksi dada
9. Hipoksemia
10.Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)

D. Patofisiologi
Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan tinggi dengan
rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung
yang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah.
Sebagai contoh adanya defek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari
ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya
pada obstruksi arteri pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan
akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang
miskin akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan
oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang dapat berakibat
kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan
menyebabkan sianosis.
Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kerja jantung, dengan gejala: kardiomegali, hipertrofi, takhikardia
2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala: gangguan pertumbuhan, intoleransi terhadap
aktivitas.
3. Hipertensi pulmonal, dengan gejala: dispnea, takhipnea.
4. Penurunan saturasi oksigen arteri, dengan gejala: polisitemia, asidosis, sianosis.
PATHWAY

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali.
2. Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada ventrikel kanan
dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°.
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan
arahnya.
4. Ekokardiografi, bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada
abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. sangat menentukan
dalam diagnosis anatomik.
5. Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Konservatif:
a. Restriksi cairan dan pemberian obato-batan : Furosemid (lasix) diberikan bersama
restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban
kardiovaskular
b. Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan
duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
2. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.
3. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi
jantung.

G. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, pendidikan, no register,
tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, pendidikan, hubungan
dengan pasien
3) Keluhan Utama
Pasien pada PDA biasanya merasa lelah dan sesak nafas
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada pasien PDA biasanya diawali dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, takipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hipoksemia
5) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA
karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita
penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom
7) Riwayat Psikososial
Selama di RS, anak dapat mengalami hal yang tidak menyenangkan bagi
dirinya, dan ditunjukan dengan sikap anak tidak aktif, tidak komunikatif, merusak
mainan atau makanan, mundur ke perilaku sebelumnya (mis. mengompol,
menghisap jari) dan perilaku regresi seperti ketergantungan dengan orangtua,
menarik diri.
Selain itu meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana
perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan pada dirinya, perkembangan anak,
koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhaap penyakit anak,
koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem pernafasan (B1 Breath)
Nafas cepat, sesak nafas, bunyi tambahan, adanya otot bantu nafas saat inspirasi,
retraksi, clubbing finger, sianosis.
2) Sistem Kardiovaskuler (B2 Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik,
edema tungkai.
3) Sistem Syaraf (B3 Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesdaran
4) Sistem Perkemihan (B4 Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria)
5) Sistem Pencernaan (B5 Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6) Sistem Muskuloskeletal (B6 Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan

c. Analisa data

Data Etiologi Masalah


1. Tanda Mayor Setelah lahir Gangguan pertukaran
Ds: Dispnea gas
Do:
a. PCO₂ Adanya cacat duktus arteriosus
meningkat/menurun terbuka
b. PO₂ menurun
c. Takikardia
d. pH arteri Aliran darah langsung dari
meningkat/menurun aorta ke arteri pulmonaris
e. Bunyi napas tambahan
Tanda Minor
Ds: Resirkulasi darah
a. Pusing beroksigenasi tinggi ke paru
b. Penglihatan kabur
Do: Gangguan pertukaran gas
a. Sianosis
b. Diaforesis
c. Gelisah
d. Napas cuping hidung
e. Pola napas abnormal
(cepat/lambat,
regular/ireguler,
dalam/dangkal)
f. Warna kulit abnormal
(mis. Pucat, kebiruan)
g. Kesadaran menurun
2. Tanda Mayor Setelah lahir Pola nafas tidak efektif
Ds: Dispnea
Do:
a. Penggunaan otot bantu Adanya cacat duktus arteriosus
pernapasan terbuka
b. Fase ekspirasi memanjang
c. Pola napas abnormal
(misal takipnea, Aliran darah langsung dari
bradipnea, hiperventilasi, aorta ke arteri pulmonaris
kussmaul, cheyne-stokes)
Tanda Minor
Ds: Ortopnea Resirkulasi darah
Do: beroksigenasi tinggi ke paru
a. Pernapasan pursed-lip
b. Pernapasan cuping hidung Beban jantung kiri meningkat
c. Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat Ventrikel kiri berespon
d. Ventilasi semenit memenuhi kebutuhan
menurun
e. Kapasitas vital menurun
f. Tekanan ekspirasi Pelebaran dan hipertensi pada
menurun atrium kiri
g. Tekanan inspirasi
menurun Edema paru
h. Ekskursi dada berubah

Difusi oksigen menurun dan


hipoksia

Kontriks aretriol paru

Pola nafas tidak efektif


3. Tanda mayor Setelah lahir Penurunan curah
Ds: jantung
a. Perubahan irama jantung
1) Palpasi Adanya cacat duktus arteriosus
b. Perubahan preload terbuka
1) Lelah
c. Perubahan afterload
1) Dispnea Aliran darah langsung dari
d. Perubahan kontraktilitas aorta ke arteri pulmonaris
1) Paroxysmal noctural
dyspnea (PND)
2) Ortopnea Resirkulasi darah
3) Batuk beroksigenasi tinggi ke paru
Do:
a. Perubahan irama jantung
1) Bradikardia/Takikardi Beban jantung kiri meningkat
a
2) Gambaran EKG
aritmia atau gangguan Penurunan curah jantung
konduksi
b. Perubahan preload
1) Edema
2) Distensi vena
jugularis
3) Central venous
pressure (CVP)
meningkat/menurun
4) Hepatomegali
c. Perubahan afterload
1) Tekanan darah
meningkat/menurun
2) Nadi perifer teraba
lemah
3) Capillary refill time >
3 detik
4) Oliguria
5) Warna kulit pucat
dan/atau sianosis
d. Perubahan kontraktilitas
1) Terdengar suara
jantung S3 dan/atau
S4
2) Ejection fraction (EF)
menurun
Tanda Minor
Ds:
a. Perubahan preload (tidak
tersedia)
b. Perubahan after load
(tidak tersedia)
c. Perubahan kontraktilitas
(tidak tersedia)
d. Perilaku/emosiaonal
1) Cemas
2) Gelisah
Do:
a. Perubahan preload
1) Murmur jantung
2) Berat badan
bertambah
3) Pulmonary artery
wedge pressure
(PAWP) menurun
b. Perubahan afterload
1) Pulmonary vascular
resistance (PVR)
meningkat/menurun
2) Systemic vascular
resitance (SVR)
meningkat/menurun
c. Perubahan kontraktilitas
1) Cardiac index (CI)
menurun
2) Left ventricular
stroke work index
(LVSWI) menurun
3) Stroke volume index
(SVI) menurun
4. Tanda mayor Setelah lahir Defisit nutrisi
Ds: -
Do: Berat badan menurun
minimal 10% di bawah Adanya cacat duktus arteriosus
rentang ideal terbuka
Tanda minor
Ds:
a. Cepat kenyang setelah Aliran darah langsung dari
makan aorta ke arteri pulmonaris
b. Kram/nyeri abdomen
c. Nafsu makan menurun
Do: Resirkulasi darah
a. Bising usus hiperaktif beroksigenasi tinggi ke paru
b. Otot pengunyah lemah
c. Otot menelan lemah
d. Membran mukosa pucat Beban jantung kiri meningkat
e. Sariawan
f. Serum albumin turun
g. Rambut rontok Ventrikel kiri berespon
berelebihan memenuhi kebutuhan
h. Diare
Pelebaran dan hipertensi pada
atrium kiri

Tekanan vena dan kapiler


pulmonal meningkat

Terengah-engah saat menyusui

Defisit nutrisi
5. Tanda mayor Setelah lahir Intoleransi aktivitas
Ds: Mengeluh lelah
Do: Frekuensi jantung
meningkat >20% dari kondisi Adanya cacat duktus arteriosus
istirahat terbuka
Tanda minor
Ds:
a. Dispnea saat/setelah Tekanan jantung kiri
aktivitas meningkat
b. Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
c. Merasa lemah Kebocoran jantung dari kiri ke
Do: kanan
a. Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat Makin besar cacat
b. Gambaran EKG
menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas Tekanan meningkat
c. Gambaran EKG
menunjukkan iskemia Dapat terjadi kebocoran
d. Sianosis

Darah berkurang ke tubuh


Ekstermitas dingin, tampak
kelelahan, anak tampak tidak
aktif

Intoleransi aktivitas
6. Tanda mayor Anak masuk RS sebagai Ansietas
Ds: pasien
a. Merasa bingung
b. Merasa khawatir dengan Pasien di rawat di RS
akibat dari kondisi yang
dihadapi
c. Sulit berkonsentrasi Pasien beradaptasi dengan
Do: lingkungan
a. Tampak gelisah
b. Tampak tegang
c. Susah tidur Anak gagal beradaptasi
Tanda minor terhadap perubahan baru
Ds:
a. Mengeluh pusing
b. Anoreksia Hospitalisasi
c. Palpitasi
d. Merasa tidak berdaya
Do: Agitasi, kontak mata kurang,
a. Frekuensi nafas meningkat mengekspresikan
b. Frekuensi nadi meningkat kekhawatiran, insomnia,
c. Tekanan darah meningkat gugup, tremor, keringat dingin
d. Diaforesis
e. Tremor
f. Muka tampak pucat Ansietas
g. Suara bergetar
h. Kontak mata buruk
i. Sering berkemih

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang kurang
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
f. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan kurangnya pengetahuan orangtua terhadap
perawatan anak

3. Intervensi Keperawatan

No Dx Tujuan Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi
keperawatan selama ... x 1. Monitor frekuensi, 1. Untuk mengetahui
24 jam diharapkan irama, kedalaman dan frekuensi pernapasan
pertukaran gas meningkat. upaya napas apakah sudah normal atau
Kriteria hasil: belum
d. Tingkat kesadaran 2. Monitor pola napas 2. Untuk mengetahui status
meningkat kesehatan pasien
e. Dispnea menurun 3. Monitor kemampuan 3. Dapat meningkatkan
f. Bunyi nafas tambahan batuk efektif pengeluaran sputum
menurun 4. Auskultasi bunyi napas 4. Bersihan jalan napas yang
g. PCO2 membaik tidak efektif dapat
h. PO2 membaik dimanifestasikan dengan
i. Takikardia membaik adanya bunyi nafas
j. Sianosis membaik adventisius

Terapeutik Terapeutik
1. Dokumentasikan hasil 1. Untuk mengetahui respon
pemantauan klien

Edukasi Edukasi
1. Jelaskan prosedur dan 1. Untuk menjelaskan
tujuan pemantauan pada semua prosedur yang
orangtua/wali akan dialami oleh pasien
2. Informasikan hasil 2. Untuk memberikan
pemantauan kepada informasi mengenai hasil
orangtua/wali pemeriksaan kepada
orangtua/wali pasien

2 Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi


keperawatan selama ... x 1. Monitor frekuensi, 1. Untuk mengetahui
24 jam diharapkan pola irama, kedalaman dan frekuensi pernapasan
nafas membaik. upaya napas apakah sudah normal atau
Kriteria hasil: belum
e. Tekanan ekspirasi dan 2. Monitor pola napas 2. Untuk mengetahui status
inspirasi meningkat (seperti bradipnea, kesehatan pasien
f. Dispnea menurun takipnea)
g. Penggunaan otot nafas 3. Dapat meningkatkan
3. Monitor kemampuan
bantu menurun
batuk efektif pengeluaran sputum
h. Frekuensi nafas
membaik 4. Monitor adanya 4. Untuk mengeluarkan
i. Kedalaman nafas produksi sputum sekret yang tertahan dari
membaik
jalan napas
5. Monitor adanya 5. Untuk mengeluarkan
sumbatan jalan napas sekret yang tertahan dari
jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan 6. Untuk mengetahui
ekspansi paru kesimetrisan ekspansi
paru
7. Auskultasi bunyi napas 7. Untuk mengetahui
perkembangan status
kesehatan pasien dan
mencegah komplikasi
lanjutan
Terapeutik Terapeutik
1. Atur interval 1. Untuk mengetahui dini
pemantauan respirasi adanya gangguan
sesuai kondisi pasien respirasi berkelanjutan
2. Dokumentasikan hasil 2. Untuk mengetahui
pemantauan perkembangan keadaan
klien
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan 1. Untuk menjelaskan
prosedur pemantauan semua prosedur yang
kepada orangtua/wali akan dialami oleh pasien
2. Informasikan hasil 2. Untuk memberikan
pemantauan kepada informasi mengenai hasil
orangtua/wali pemeriksaan pasien
kepada orangtua/wali

3 Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi


keperawatan selama ... x 1. Identifikasi tanda/gejala 1. Untuk mengetahui
24 jam diharapkan curah primer penurunan curah secara dini mengenai
jantung meningkat. jantung tanda dan gejala
Kriteria hasil: 2. Identifikasi tanda/gejala 2. Untuk mengetahui
a. Kekuatan nadi perifer sekunder penurunan secara dini mengenai
meningkat curah jantung tanda dan gejala
b. Takikardia menurun 3. Monitor intake dan 3. Untuk mengetahui
c. Edema menurun output cairan adanya tanda-tanda
d. Oliguria menurun dehidrasi
e. Tekanan darah 4. Monitor keluhan nyeri 4. Untuk mengetahui
membaik dada perkembangan status
kesehatan dan mencegah
komplikasi lanjutan
5. Monitor aritmia 5. Untuk mengetahui
perkembangan status
kesehatan dan mencegah
komplikasi lanjutan
Terapeutik Terapeutik
1. Posisikan pasien semi 1. Posisikan pasien dengan
fowler atau fowler posisi semi fowler atau
fowler untuk
mengurangi sesak
2. Beri dukungan 2. Dapat menurunkan
emosional dan spiritual tingkat kecemasan klien
3. Berikan oksigen untuk 3. Untuk meningkatkan
mempertahankan pengiriman oksigen ke
saturasi oksigen paru
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas 1. Frekuensi jantung atau
fisik sesuai toleransi tekanan darah tidak
normal sebagai respon
Kolaborasi terhadap aktivitas
1. Kolaborasi pemberian Kolaborasi
antiaritmia 1. Antiaritmia mengontrol
kondisi aritmia (denyut
jantung berdetak terlalu
cepat, terlalu cepat,
terlalu lambat)
4 Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi
keperawatan selama ... x 1. Identifikasi status 1. Mengetahui kekurngan
24 jam diharapkan status nutrisi nutrisi klien
nutrisi membaik. 2. Identifikasi alergi dan 2. Agar dapat dilakukan
Kriteria hasil: intoleransi makanan intervensi dalam
a. Pola makan yang pemberian makanan atau
dihabiskan obat-obatan pada pasien
meningkat 3. Identifikasi makanan 3. Agar nafsu mkaan pasien
b. Kekuatan otot disukai meningkat
mengunyah dan 4. Identifikasi kebutuhan 4. membantu dalam
menelan meningkat kalori dan jenis nutrient mengidentifikasi
c. Sariawan menurun malnutrisi protein-protein
d. Berat badan khususnya apabila berat
membaik badan kurang dari normal
e. Indeks massa tubuh Terapeutik Terapeutik
membaik 1. Fasilitasi menentukan 1. Meberikan informasi dan
pedoman diet (piramida mengurangi komplikasi
makanan)
2. Sajikan makanan secara 2. Meningkatkan selera
menarik dan suhu yang makan dan intake makan
sesuai
3. Berikan makanan tinggi 3. membantu dalam
serat untuk mencegah mengidentifikasi
konstipasi malnutrisi khususnya
apabila berat badan
kurang dari normal
4. Berikan makanan tinggi 4. membantu dalam
kalori dan tinggi protein mengidentifikasi
malnutrisi kalori protein
khususnya apabila berat
badan kurang dari normal
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, 1. Agar pasien merasa
jika mampu nyaman
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian 1. Menentukan makanan
medikasi sebelum sesuai dengan pasien
makan (mis. pereda
nyeri antlemetik), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli 2. Untuk memenuhi
gizi untk menentukan nutrisi sesuai dengan
jumlah kalori dan jenis diit
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
5 Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi
keperawatan selama ... x 1. Identifikasi gangguan 1. Untuk menghindari
24 jam diharapkan fungsi tubuh yang terjadinya jatuh atau
toleransi aktivitas mengakibatkan cedera karena kelelahan
meningkat. kelelahan
Kriteria hasil: 2. Monitor lokasi dan 2. Untuk mengetahui
a. Frekuensi nadi ketidaknyamanan lokasi/bagian mana saja
meningkat selama melakukan yang dapat menyebabkan
b. Keluhan lelah aktivitas ketidaknyamanan saat
menurun beraktivitas
c. Dispnea saat dan
setelah aktivitas
menurun Terapeutik Terapeutik
d. Tekanan darah 1. Sediakan lingkungan 1. Lingkungan yang
membaik yang nyaman dan nyaman dapat
e. Frekuensi nafas rendah stimuslus (mis. memberikan kenyamanan
membaik Cahaya, suara, saat beraktivitas
kunjungan)
2. Lakukan latihan 2. Untuk menghindari
rentang gerak pasif terjadinya kekakuan pada
dan/atau aktif
Edukasi sendi

1. Anjurkan tirah baring Edukasi

1. Untuk menghindari

2. Anjurkan melakukan terjadinya ulkus

aktivitas secara decubitus

bertahap 2. Dengan dilakukan secara


bertahap akn mengurangi
Kolaborasi terjadinya kram pada otot

1. Kolaborasi dengan ahli Kolaborasi


gizi tentang cara
meningkatkan asupan 1. Dapat menambah energy

makanan sehingga tidak terjadi


lemah/lemas saat
beraktivitas
6 Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi
keperawatan selama ... x 1. Monitor tanda-tanda 1. Untuk menentukan
24 jam diharapkan tingkat ansietas (verbal maupun kondisi pasien dan
ansietas menurun. nonverbal) intervensi selanjutnya
Kriteria hasil: 2. Monitor tingkat 2. Untuk mengetahui
a. Varbalisasi kecemasan anak selama kondisi pasien
kebingungan menurun terapi
b. Verbalisasi khawatir Terapeutik Terapeutik
menurun 1. Ciptakan suasana 1. Suasana terapeutik dapat
c. Perilaku gelisah terapeutik untuk menumbuhkan
menurun menumbuhkan kepercayaan anak
d. Perilaku tegang kepercayaan terhadap perawat dan
menurun dapat mengurangi rasa
e. Pola tidur membaik kecemasan anak.
2. Temani pasien untuk 2. Agar pasien tidak merasa
mengurangi kecemasan sendirian dan kesepian
3. Bacakan cerita atau 3. Untuk meningkatkan
dongeng hubungan perawat dan
pasien, dan melatih
perkembangan kognitif
dan meningkatkan
kemampuan verbal anak
4. Berikan terapi bermain 4. Untuk mengurangi rasa
balok susun di atas jenuh dan bosan paa anak
tempat tidur
5. Berikan terapi bermain 5. Untuk meningkatkan
melipat kertas kreativitas pada anak
Edukasi Edukasi
1. Informasikan secara 1. Untuk meningkatkan
faktual mengenai pemahaman mengenai
diagnosis, pengobatan kondisi pasien pada
dan prognosis kelurga
2. Anjurkan orangtua 2. Untuk mengurangi rasa
untuk tetap bersama takut, dan kecemasan
pasien pada pasien
3. Latih kegiatan 3. Agar pasien tidak selalu
pengalihan untuk merasa tegang dan bisa
mengurangi ketegangan fokus pada hal lain.
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk mengurangi rasa
obat antiansietas cemas pada pasien

H. Daftar Pustaka
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi I Cetakan III (Revisi).
Jakarta
PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Cetakan II. Jakarta
PPNI. 2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia. (SLKI) Edisi I Cetakan II. Jakarta
Suriadi, Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta
Wong. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa: Agus Sutarna, Neti.
Juniarti, H. Y. Kuncoro. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai