Anda di halaman 1dari 2

Tekanan Darah

2.1.1 Definisi tekanan darah


Tekanan darah adalah tekanan Saat darah melalui arteri. Dinyatakan dalam Satuan milimeter air
raksa (mmllg). tekanan darah sistolik angka atas seperti dalam angka 120/80 mmHg
mengidentifikasikan tekanan arteri ketika jantung berdetak, Saat jantung dalam kondisi istirahat
(Kowaslki, 2010).

Tekanan darah merupakan Salah satu tanda vital tubuh Yang menggambarkan dua variabel organ
penting. yaitu jantung dan pembuluh darah. Jantung Yang berfungsi sebagai pompa Yang
menyuplai makanan dan mengantarkan oksigen Yang berada di dalam sel darah merah Yang
benkatan &ngan hemoglobin. Pembuluh darah berfüngsi sebagai Saluran untuk mengantarkan
cairan darah Yang terdiri dari sel darah (Muhammadun, 2010).
2. I .2 Faktor Yang mempengaruhi nilai tekanan darah
Kozier dan Erb (2010), menyebutkan beberapa hal Yang dapat mempengaruhi tekanan darah,
yaitu :
1. Usia
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang
lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding
penBuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
2. Jenis kelamin
Perubahan hormonal Yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih Cenderung
memiliki tekanan darah tinggi3. Olahraga
Aktivitas fisik meningkatnya tekanan darah. Untuk mendapatkan Yang dapat dipercaya dari
tekanan darah Saat istirahat, tunggu
20-30 menit setelah olahraga.
4. Stres
Stimulasi sistem saraf simpatis meningkatnya curah jantung dan vasokonstriksi arteriol sehingga
meningkatkan nilai tekanan darah.
5. Ras pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tabun memiliki tekanan darah Yang lebih tinggi
dari pada pria Amerika Eropa dengan usia Yang
6. Obesitas
Obesitas pada masa anak-anak dan dewasa keduanya dapat mempredisposisi hipertensi.
7. Variasi Diural
Tekanan darah biasanya berada pada titik terendah pada pagi hari. yakni ketika laju metabolisme
berada pada titik paling rendah, kemudian meningkat sepanjang hari dan mencapai titik puncak
pada sore hari atau menjelang malam,
2. I Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak menurut Kozier dan
Erb (2010).
l. Pengukuran Langsung (Pengawasan Invasif)
Meliputi tindakan pemasangan kateter ke dałam arteri brakialis, radialis, atau femoralis. Tekanan
arteri digambarkan menyerupai bentuk gelombang Yang terlihat dałam oskilosko. Dengan
penempatan Yang benar, hasil pengukuran dengan metode ini sangat akurat.
2. Pengukuran tidak langsung (Pengawasan Non-InvasiĐ
Pengukuran tekanan darah tidak langsung atau non-invasifadalah metode ausultasi dan palpasi.
Metode auskultasi paling sering digunakan di rumah sakit, klinik dan di rumah. Peralatan Yang
dibutuhkan adalah spigmomanometer, manset. dan stetoskop. Apabila dilakukan dengan benar,
metode auskultasi relatif akurat.
Ketika mengukur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop, perawat mengidentifikasi lima
fase dałam rangkaian bunyi Yang disebut bunyi korotkoff. Pertama perawat memompa manset
hingga 30 mmHg di atas titik tempat denyut nadi tidak teraba lagi : yaitu titik ketika aliran darah
dałam arteri berhenti. Kemudian peraWat melepaskan tekanan secara perlahan (2-3 mmHg
setiap bunyi) sambil mengamati ukuran Yang tampak pada manometer dan mengaitkannya
dengan bunyi Yang terdengar melalui stetoskop. Terdapat lima fase. namun tidak semuanya
Melode palpasi terkadang digunakan ketika bunyi korotkoff tidak terdengar dan peralatan
elektronik untuk menjelaskan bunyi tidak tersedia atau untuk mencegah kesalahan akibat adanya
jeda auskultasi. Jeda auskultasi (ausculatory gap), Yang utnumnya terjadi pada klien hipertensi.
adalah kondisi absesnya bunyi Yang besifat sementara Yang umumnya terdegar pada arteri
brankialis saat tekanan pada manset tinggi, diikuti dengan kemunculan kembali bunyi ini biasanya
terjadi pada akir fase I dan fase 2 dan memiliki rentang 40 mmHg. Apabila perkiraan tekanan
sistolik dengan metode palpasi tidak dilakukan sebelum

auskultasi, perawat tidak menggunakan tekanan ringan hingga sedang setelah tekanan pada
manset dilepaskan. Tekanan akan terbaca pada spigmomanometer ketika denyut yang pertama
teraba.
2.1.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran tekanan darah
Kozier dan Erb (2010) menyebutkan bahwa beberapa rincian penting harus di perhatikan agar
pengkajian tekanan darah dapat benarbenar akurat
l. Ukuran manset harus sesuai untuk pasien
2. Manset dipasang dengan benar pada lengan dan balon manset harus berada di tengah di
atas arteri brakialis
3. Lengan pasien harus setinggi jantung
4. Pencatatan awal harus dilakukan pada kedua lengan, pengukuran selanjutnya dilakukan
pada lengan yang tekanannya lebih tinggi
5. posisi pasien dan letak pengukuran tekanan darah harus dicatat, misalnya
RA (Right Arm) untuk lengan kanan
6. Palpasi tekanan sistolik sebelum auskultasi dapat membantu mengetahui dengan segera
adanya gap auskulatori (penghilang bunyi sementara pada saat auskultasi)
7. Pasien diminta tidak berbicara selama pengukuran tekanan darab karcna dapat
meningkatkan frekuensi jantung.

Anda mungkin juga menyukai