Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

OLEH:
IHSAN HIDAYAT

012.06.0620

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MATARAM 2017
A.   Pengertian

 Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI


 pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens.

Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10  –   15 jam
setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2
 –   3 minggu. Bila tidak menutup disebut  Duktus Arteriosus Persisten
(Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ;
227) 
 Patent Duktus Arteriosus  adalah kegagalan menutupnya ductus
arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada
minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta
yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi,
Rita Yuliani, 2001; 235)
 Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus
arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung
dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih
rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

B.   Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui


secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh

 pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :


1.   Faktor Prenatal :

  Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.


  Ibu alkoholisme.
  Umur ibu lebih dari 40 tahun.
  Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
  Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2.   Faktor Genetik :

  Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.


  Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
  Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
  Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung


dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

C.   Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat
nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4  –  6 jam
sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan
PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif

(CHF)
   Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
   Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)

   Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-
loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)

   Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik


   Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
   Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
   Apnea
   Tachypnea
    Nasal flaring
   Retraksi dada
   Hipoksemia
   Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah
paru) (Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)
D.   Pathways
Faktor Prenatal :
Faktor Genetik :
  Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
  Anak yang lahir sebelumnya
  Ibu alkoholisme.
  Umur ibu lebih dari 40 tahun.
 menderita penyakit jantung
  Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukanbawaan.
insulin.
  Ibu meminum obat-obatan   Ayah / Ibu menderita penyakit
 penenang atau jamu.  jantung bawaan.
  Kelainan kromosom seperti
Sindrom Down.
  Lahir dengan kelainan bawaan
yang lain.

terbukanya duktus arteriosus

Darah aorta masuk ke Darah kaya O2 bercampur dengan


arteri pulmonalis darah kaya CO2 

Suplai O2 menurun
Suplai darah ke paru
meningkat

Iskhemia Resti infeksi


Tekanan di paru

Cardiac Output menurun


Sesak nafas

Infark
Pola Nafas Tidak Efektif

CHF

Gg rasa nyaman : nyeri Gg kesadaran Gangguan perfusi jaringan

Perubahan nutrisi kurang Defisit self care


Gangguan Tumbang
Ed. aKrio kmepbluiktuahsian tubuh
E. Komplikasi

  Endokarditis
  Obstruksi pembuluh darah pulmonal

  CHF
  Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
  Enterokolitis nekrosis
  Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas
atau displasia bronkkopulmoner)
  Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
  Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
  Aritmia
  Gagal tumbuh

(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

F.   Penatalaksanaan Medis

  Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan


: Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan
diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian
indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan
duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis
 bakterial.
  Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.
   Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu
kateterisasi jantung.
(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

G.   Pemeriksaan Diagnostik
1.   Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan

(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat


2.   Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1

 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan
oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke
kanan)
3.   Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi

aliran darah dan arahnya.


4.   Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA
kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih
 besar.
5.   Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil

ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.
(Betz & Sowden, 2002 ;377)
A. Pengkajian

1.   Riwayat keperawatan :

a.  Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain
adalah rube la, influenza atau chicken pox.
 b.  Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes me litus dengan
ketergantungan pada insulin.
c.   Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu,dan
tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
d.   Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-faktor
memperlamaproses persalinan, penggunaan alat seperti vakum untuk membantu
kelahiranatau ibu harus dilakukan SC.
e.   Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga lain

yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetic yang
menunjang.

2.   Pemeriks an Fisik

Pemeriks an fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan
terhadap pasien yang menderita penyakit jantung pada umumnya. Secara spesifik data
yang dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital ini
adalah : Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat pucat,
 banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik. Diameter dada

 bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. Tanda yang menojol adalah nafas
 pendek dan retraksi pada jugulum, selaintrakostal dan region epigastrium. Pada anak
yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik. Anak mungkin sering mengalami
kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas.
 Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur,tacipnea dan retraksi. Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila
 pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur
sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum, Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan
darah lebih tinggi pada lengan dari pada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi
lemah pada popliteal dan femoral.
B. Diagnosa keperawatan dan intervensi

1.   Penurunan Cardiac Output b.d penurunan kontraktilftas jantung, perubahan

tekanan jantung.
Tujuan : pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibat
 penurunan curah jantung, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadi
 peningkatan curah jantung sehingga kekeadaan normal.
Intervensi :
a.   Monitor tanda-tanda vital

Rasional : permul an terjadinya gangguan pada jantung akan ada

 perubahanpada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat,


peningkatan suhu, nadimeningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya cepat
dideteksiuntukpenangan lebijh lanjut.

 b.  Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat


Rasional : istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dan
dapat mempertahankan energi yang ada.
c.  Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi.
Rasional : meningkatkan sedi an oksigen untuk kebutuhan miokord
untukmelawan efek hipoksia/iskemia
d.  Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional : pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap
ketidak adekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.

e.  Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi cemas
Rasional : dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral
sekunder terhadap penurunan curah jantung.
f.  Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis; digoxin
Rasional : mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin
meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat
frekuensi
 jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlama periode refraktori
 pada hubungan AVuntuk meningkatkan efisiensi curah jantung.
2.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan menyusui

dan makan
Tujuan: anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan berat badan
selama terjadi perubahan status nutrisi tersebut
Intervensi :

a.   Anjurkan ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit

tetapi sering
Rasional : air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
 b.  Jika anak menunjukan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang
masuk maka pasang iv infuse
Rasional : infuse akan menambah kebutuhan nutria yang tidak dapat dipenuhi
melalui oral
c.  Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan
 porsi sedikit tapi sering dengan diet sesuai instruksi
Rasional : meningkatan intake, dan mencegah
kelemahan.
d.  Observasi selama pemberian makan atau menyusui
Rasional : selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak atau
tersedak.

3.    Nyeri dada b.d Iskemia miokard

Tujuan : Menyatakan nyeri hilang


Intervensi:
a.   Selidiki adanya keluhan nyeri, yang pada anak bisa ditunjukan dengan rewel

atau sering menangis


Rasional : perbed an gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
Perilaku dan tanda vital membantu menentukan derajat atau adanya
ketidaknyamanan pasien.
 b.  Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan
Rasional : penggun an terapi obat dan dosis, catat nyeri yang tidak hilang atau
menurun dengan penggun an nitrat.
c.  Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan
Rasional : aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Contoh

kerja tiba-tiba, stre s, makan banyak dapat mencetuskan nyeri dada.


d.  Anjurkan ibu untuk setalu memberikan ketenangan pada anak
Rasional : ketenangan anak akan mengurangi stre s yang dapat memperberat
nyeri yang dirasakan.

4.   Penigkatan volume cairan tubuh b.d kongestif vena, penurunan fungsi ginjal

Tujuan : menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan stabil,


tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema.
Intervensi:
a.   Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan, timbang berat

 badan anak setiap hari


Rasiona! : penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan k efektifan
terapi diuretic. Keseimbangan cairan berlanjut dan berat badan meningkat
menujukan makin buruknya gagal jantung.
 b.  Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali,
rales,ronchi, penambahan berat badan
Rasional : menunjukan kelebihan cairan tubuh.
c.  Secara kolaborasi berikan diuretic contoh furosemid sesuai indikasi
Rasional : menghambat reabsorsi natrium, yang menigkatkan eksresi cairan dan
menurukan kelebihan cairan total tubuh. Berikan batasan diet natrium sesuai
indikasi
Rasional : menurunkan retensi natrium.

5.   Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari perfusi jaringan


adekuat.
Intervensi :
a.   Monitor perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu (camas,

 bingung,letargi, pinsan).
Rasional : Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung,
dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
 b.  Observasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab, catat kekuatan
nadi perifer.
Rasional : Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah
 jantungmungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan
nadi. c.  Kaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi
dorsofleksi), eritema,
edema.
Rasional : Indikator adanya trombosis vena dalam.
d.  Dorong latihan kaki aktif/pasif.
Rasional : Menurunkan stasis vena, meningkatkan aliran balik vena
danmenurunkan resiko tromboplebitis.
e.   Pantau pernafasan.

Rasional : Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan. Namun


dispnea tiba-tiba/berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli paru.
f.   Kaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan bising usus, mual/muntah,

distensiabdomen, konstipasi.
Rasional : Penurunan aliran darah ke mesentrika dapat mengakibatkan
disfungsi GI, contoh kehilangan peristaltik.
g.   Pantau masukan dan perubahan keluaran urine.

Rasional : Penurunan pemasukan/mual terus-menerus dapat mengakibatkan


 penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negatif pada perfusi dan organ.

6.   Tidak efektif pola nafas b.d peningkatan resistensi vaskuler paru

Tujuan : tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas.


Intervensi:
a.   Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernafasan

Rasional : pengenalan dini dan pengobatan venilasi abnormal dapat


mencegahkomplikasi.
 b.  Observasi penyimpangan dada, selidiki penurunan ekspansi paru
atauketidaksimetrisan gerakan dada
Rasional : udara atau cairan pada area pleural mencegah akspansi lengkap

(biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi


c.  Kaji ulang laporan foto dada dan pemeriks an laboratorium GDA, hb
sesua indikasi
Rasional : pantau k efektifan terapi pernafasan dan atau catat terjadinya
komplikasi.
d.  Minimalkan menangis atau aktifitas pada anak
Rasional : menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkatkan.

7.   Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk

dan produksi sekret yang banyak


Tujuan : Setelah dirawat tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-
),dyspnoe (-), sekret bersih
a.   Auskultasi bunyi nafas tiap 2 jam

Rasional : Memantau k efektifan jalan nafas


 b.  Lakukan suction jika terdengar stridor/ ronchi sampai bersih.
Rasional : Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia, dan tidak terjadi
infeksi nasokomial.
c.  Pertahankan suhu humidifier 35-37,5 derajat
Rasional : Membantu mengencerkan sekret
d.  Monitor status hidrasi klien
Rasional : Mencegah sekret mengental
e.  Lakukan Nebul/Penguapan pada anak
Rasional : Memudahkan pelepasan sekret
f.  Lakukan fisiotherapi nafas
Rasional : Memudahkan pelepasan sekret
g.  Kaji tanda-tanda vital sebelum dan setelah tindakan
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan

8.   Intoleran aktivitas b.d kelelahan

Tujuan : anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanya kelemahan.
Intervensi :
a.   Kaji perkembangan tanda-tanda penigkatan tanda-tanda vital,
seperti adanya sesak
Rasional : menunjukan gan guan pada jantung yang kemudian
akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak
menjadi kelelahan.
 b.  Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya
Rasional : teknik penghematan energi
c.  Support dalam nutrisi
Rasiona! : nutrisi dapat membantu menigkatan metabolisme juga akan
meningkatan produksi energi

9.   Kurang pengetahuan ibu tentang kead an anaknya b.d kurangnya infomasi

Tujuan : ibu tidak mengalami kecemasan dan megetahui proses penyakit dan
 penatalaksana n keperwatan yang dilakukan
Intervensi:
Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai penyakit
sertagejala dan penataksan an yang akan dilakukan
Rasional : informasi akan meningkatan pengetahuan ibu sehingga cemas
yangdialami ibu melihat kondisi anaknya akan berkurang bahkan hilang.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilyn E, Jane R Kenty:1 98 Maternal/Newborn Care Plan : Guidelines


for client care E.a Davis Company: Philadelphia
Haq, Ahmad Iqqamatul, dkk.2008. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
Congenital Heart Diseases (Chd). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah :Banjarmasin

Madiyono, Bambang, dkk.2005. Penanganan Penyakit Jantung Pada Bayi Dan Anak. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta

Mansjoer Arif:1999: Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I: Media AesculapiusFakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Mattson Susan:2000 Core Curriculum for Maternal-Newborn second edition : advision


of Harcourt brace & company: Philadelphia

 Ngastiyah:1997 Perawatan Anak Sakit:penerbit buku kedokteran: Jakarta

Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan :1993 Proses Keperawatan Pada
Pas/en Dengan Gang uan Sistem Kardiovaskuler :Penerbit buku kedokteranEGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai