OLEH:
IHSAN HIDAYAT
012.06.0620
Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam
setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2
– 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
(Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ;
227)
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus
arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada
minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta
yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi,
Rita Yuliani, 2001; 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus
arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung
dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih
rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat
nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam
sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan
PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif
(CHF)
Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-
loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
Suplai O2 menurun
Suplai darah ke paru
meningkat
Infark
Pola Nafas Tidak Efektif
CHF
Endokarditis
Obstruksi pembuluh darah pulmonal
CHF
Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
Enterokolitis nekrosis
Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas
atau displasia bronkkopulmoner)
Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
Aritmia
Gagal tumbuh
(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)
F. Penatalaksanaan Medis
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan
pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan
oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke
kanan)
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi
ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.
(Betz & Sowden, 2002 ;377)
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan :
a. Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain
adalah rube la, influenza atau chicken pox.
b. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes me litus dengan
ketergantungan pada insulin.
c. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu,dan
tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
d. Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-faktor
memperlamaproses persalinan, penggunaan alat seperti vakum untuk membantu
kelahiranatau ibu harus dilakukan SC.
e. Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga lain
yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetic yang
menunjang.
2. Pemeriks an Fisik
Pemeriks an fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan
terhadap pasien yang menderita penyakit jantung pada umumnya. Secara spesifik data
yang dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital ini
adalah : Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat pucat,
banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik. Diameter dada
bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. Tanda yang menojol adalah nafas
pendek dan retraksi pada jugulum, selaintrakostal dan region epigastrium. Pada anak
yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik. Anak mungkin sering mengalami
kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas.
Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur,tacipnea dan retraksi. Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila
pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur
sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum, Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan
darah lebih tinggi pada lengan dari pada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi
lemah pada popliteal dan femoral.
B. Diagnosa keperawatan dan intervensi
tekanan jantung.
Tujuan : pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibat
penurunan curah jantung, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadi
peningkatan curah jantung sehingga kekeadaan normal.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
e. Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi cemas
Rasional : dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral
sekunder terhadap penurunan curah jantung.
f. Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis; digoxin
Rasional : mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin
meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat
frekuensi
jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlama periode refraktori
pada hubungan AVuntuk meningkatkan efisiensi curah jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan menyusui
dan makan
Tujuan: anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan berat badan
selama terjadi perubahan status nutrisi tersebut
Intervensi :
tetapi sering
Rasional : air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
b. Jika anak menunjukan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang
masuk maka pasang iv infuse
Rasional : infuse akan menambah kebutuhan nutria yang tidak dapat dipenuhi
melalui oral
c. Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan
porsi sedikit tapi sering dengan diet sesuai instruksi
Rasional : meningkatan intake, dan mencegah
kelemahan.
d. Observasi selama pemberian makan atau menyusui
Rasional : selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak atau
tersedak.
4. Penigkatan volume cairan tubuh b.d kongestif vena, penurunan fungsi ginjal
bingung,letargi, pinsan).
Rasional : Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung,
dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
b. Observasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab, catat kekuatan
nadi perifer.
Rasional : Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah
jantungmungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan
nadi. c. Kaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi
dorsofleksi), eritema,
edema.
Rasional : Indikator adanya trombosis vena dalam.
d. Dorong latihan kaki aktif/pasif.
Rasional : Menurunkan stasis vena, meningkatkan aliran balik vena
danmenurunkan resiko tromboplebitis.
e. Pantau pernafasan.
distensiabdomen, konstipasi.
Rasional : Penurunan aliran darah ke mesentrika dapat mengakibatkan
disfungsi GI, contoh kehilangan peristaltik.
g. Pantau masukan dan perubahan keluaran urine.
7. Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk
Tujuan : anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanya kelemahan.
Intervensi :
a. Kaji perkembangan tanda-tanda penigkatan tanda-tanda vital,
seperti adanya sesak
Rasional : menunjukan gan guan pada jantung yang kemudian
akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak
menjadi kelelahan.
b. Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya
Rasional : teknik penghematan energi
c. Support dalam nutrisi
Rasiona! : nutrisi dapat membantu menigkatan metabolisme juga akan
meningkatan produksi energi
Tujuan : ibu tidak mengalami kecemasan dan megetahui proses penyakit dan
penatalaksana n keperwatan yang dilakukan
Intervensi:
Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai penyakit
sertagejala dan penataksan an yang akan dilakukan
Rasional : informasi akan meningkatan pengetahuan ibu sehingga cemas
yangdialami ibu melihat kondisi anaknya akan berkurang bahkan hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Madiyono, Bambang, dkk.2005. Penanganan Penyakit Jantung Pada Bayi Dan Anak. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta
Mansjoer Arif:1999: Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I: Media AesculapiusFakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan :1993 Proses Keperawatan Pada
Pas/en Dengan Gang uan Sistem Kardiovaskuler :Penerbit buku kedokteranEGC:
Jakarta