5
6
18
18
18
18
18
2. Definisi
a. Menigitis adalah radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan
oleh virus, bakteri dan organ jamur.
(Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2001)
b. Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan
piameter, disebabkan oleh bakteri, virus dan organ-
organ jamur yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
(Mansjoer, Arief, 2000)
11
18
3. Etiologi
Penyebab penyakit meningitis adalah :
a. Bakteri: - Peneumococus
- Meningococus
- Stafilococus
- Salmonela
b. Virus : - Hemofirus Influenza
- Herpes Simplek.
Organisme-organisme ini seringkali ada pada nasofaring,
tetapi tidak diketahui bagaimana organisme tersebut bisa
masuk kedalam darah dan ruang subraknoid.
4. Pathofisiologi
Meningitis tuberkulosis umumnya merupakan penyebaran
tuberkulosis primer, dengan infeksi ditempat lain. Dari
fokus infeksi primer, kuman masuk kesirkulasi darah
12
18
18
18
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Fungsi lumbal
1) CSS (Cairan serebrospinal)
2) Kadar dan tekanan protein
3) Kadar glukosa
b. Darah ; pemeriksaan kultur serum darah.
c. EEG (elektorensefalografi).
d. Radiologi
Meliputi foto dada dan kolumna vertebralis, rekaman
EKG dan CT Scan.
7. Penatalaksanaan
Meningitis termasuk penyakit gawat darurat, karena itu
penderita harus menginap dirumah sakit untuk perawatan
dan pengobatan yang intensif.
a. Perawatan umum
1) Penderita istirahat mutlak.
2) Infeksi berat perlu dirawat diruang isolasi.
3) Fungsi respirasi harus dikontrol secara ketat.
15
18
8. Komplikasi
16
18
18
18
(1) Tanyakan
riwayat penyakit yang pernah dialami
sebelumnya.
(2) Adakah upaya
yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan dan perlindungan diri.
(3) Tanyakan upaya
yang dilakukan saat gejala penyakit
timbul.
(4) Apakah harapan
klien atau keluarga masuk ke rumah
sakit.
Data Obyektif
Observasi penampilan atau keadaan fisik
klien.
b) Pola nutrisi metabolik
Data Subyektif
(1) Jenis, frekuensi
dan jumlah makanan dan minuman
dalam sehari.
(2) Nafsu makan
dan makanan yang disukai
19
18
Data Obyektif
20
18
18
18
2. Diagnosa Keperawatan
23
18
3. Rencana Keperawatan
24
18
18
Aktualisasi
Diri
Harga diri
Mencintai dan dicintai
Kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan fisiologis
(O2, CO2, elektrolit, makanan dan sex)
18
18
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan / Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Perubahan tingkat Tujuan : 1. Pantau Status neurologis 1. Pengkajian
kesadaran berhubungan - Tingkat dengan teratur dan kecenderungan adanya
dengan infeksi dan kesadaran klien mulai bandingkan dengan keadaan perubahan tingkat kesadaran
penurunan fungsi kembali normal. normalnya, seperti GCS. dan potensial peningkatan
neurologis. - Tidak terjadi TIK adalah sangat berguna
cedera fisik dalam menentukan lokasi,
Kriteria : penyebaran.
- GCS dalam 2. Kaji respons (Doenges, Hal. 273)
batasnormal (Normal 15) motorik terhadap perintah 2. Mengukur
- Kesadaran yang dilakukan oleh keadaan secara keseluruhan
baik perawat. dan merupakan petunjuk
- Orientasi keadaan kesadaran terbaik
waktu, tempat dan orang pada Klien yang matanya
- Tanda-tanda tertutup.
vital dalam batas normal (Doenges, Hal. 273)
3. Evaluasi kemampuan 3. Menentukan
membuka mata, seperti tingkat kesadaran.
spontan (sadar penuh), (Doenges, Hal. 273)
membuka hanya jika diberi
rangsangan nyeri atau
tertutup (koma).
4. Kaji respon verbal : catat 4. Mengukur
28
18
apakah Klien sadar, kesesuaian dalam berbicara
orientasi terhadap orang, dan menunjukkan tingkat
tempat, dan waktu baik atau kesadaran. Jika kerusakan
malah bingung terjadi sangat kecil pada
menggunakan kata-kata korteks serebral, Klien
atau fase uang tidak sesuai. mungkin akan bereaksi
dengan baik terhadap
rangsangan verbal yang
diberikan tetapi mungkin juga
memperlihatkan seperti
kantuk berat atau tidak
kooperatif.
(Doenges, Hal. 273)
2 Peningkatan suhu Tujuan : 1. Pantau suhu 1. Suhu 380 – 41,10
tubuh berhubungan - Pertahankan Klien (derajat dan pola) c menunjukkan proses
dengan respon suhu tubuh dalam batas penyakit infeksius akut.
inflamasi t erhadap normal Pola demam dapat membantu
susunan saraf pusat. Kriteria : dalam diagnosis.
- Klien tidak (Doenges, Hal. 875)
demam 2. Suhu ruangan
- Suhu tubuh 36 2. Pantau suhu atau jumlah selimut harus
o
C – 37,5 C
o
lingkungan, batasi atau diubah untuk
- Tanda-tanda tambahkan linen tempat mempertahankan suhu
vital dalam batas normal tidur sesuai indikasi mendekati normal.
- Klien tidak (Doenges, Hal. 876)
kejang karena demam 3. Berikan 3. Dengan kompres
29
18
yang tinggi kompres dingin dingin dapat membantu
pada axila dan lipat paha mengurangi demam.
bila demam. (Doenges, Hal. 876)
4. Untuk
4. Berikan obat mengurangi demam pada
antipiretik, misalnya : hipotalamus, meskipun
parasetamol, aspirin. demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme dan
meningkatkan auto destruksi
dari sel-sel yang terinfeksi.
(Doenges, Hal. 876)
3 Bersihkan jalan napas Tujuan : 1. Berikan 1. Memaksimalkan
tidak efektif - Mempertahank oksigen sesuai kebutuhan oksigen pada darah arteri dan
berhubungan dengan an pola pernapasan klien. membantu dalam pencegahan
peningkatan sekresi normal atau efektif. dalam pencegahan hipoksia.
mukus. Kriteria : (Doenges, Hal. 278)
- Klien tidak 2. Meningkatkan
sesak pengisian udara seluruh
- Klien tidak segmen paru, memobilisasi
sianosis 2. Ubah posisi dan mengeluarkan sekret.
- SaO2 normal secara periodik dan (Doenges, Hal. 448)
(95 – 100 %) ambulisasi dan
mengeluarkan sekret. 3. Pengisapan
biasanya dibutuhkan jika
Klien koma atau dalam
30
18
3. Lakukan keadaan imobilisasi dan tidak
pengisapan dengan ekstra dapat membersihkan jalan
hati-hati jangan lebih dari napas sendiri. Penghisapan
10 – 15 detik. Catat pada trakea yang lebih dalam
karakter, warna dan harus dilakukan dengan ekstra
kekeruhan dari sekret. hati-hati karena hal tersebut
dapat menyebabkan atau
meningkatkan hipoksia yang
menimbulkan vasokontriksi
pada akhirnya akan
berpengaruh cukup besar pada
perfusi serebral.
(Doenges, Hal. 278)
4 Perubahan nutrisi Tujuan : 1. Berikan cairan 1. Untuk
kurang dari kebutuhan - Nutrisi klien melalui IV atau makanan memberikan cairan pengganti
berhubungan dengan terpenuhi. melalui selang. dan juga makan, jika Klien
perubahan kemam- - Tidak tidak mampu untuk
puan untuk mencerna mengalami tanda- memasukkan segala sesuatu
nutrien. tandamalnutrisi melalui mulut.
Kriteria : 2. Berikan terapi (Doenges, Hal. 305)
- Klien dapat nutrisi dalam program 2. Pengobatan
menghabiskan porsi pengobatan rumah sakit masalah dasar tidak terjadi
makanan yang disedikan sesuai indikasi. tanpa perbaikan status nutrisi.
- Peningkatan Perawatan di rumah sakit
berat badan dari memberikan kontrol
sebelumnya lingkungan dimana masukan
31
18
makanan, muntah atau
eliminasi, obat dan aktivitas
3. Hancurkan dapat dipantau.
dan beri makanan melalui (Doenges, Hal. 428)
selang apapun yang 3. Digunakan
tertinggal pada nampan sebagai bagian program
setelah periode waktu perubahan perilaku untuk
pemberian sesuai memberikan masukan total
indikasi. kalori yang dibutuhkan.
(Doenges, Hal. 428)
32
18
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Nursalam,2001)
18
2) Interdependent: tindakan perawat yang memerlukan
kerja sama dengan tim kesehatana lainnya (gizi,
dokter, laboratorium, dan lain-lain).
3) Dependent: berhubungan dengan tindakan medis
atau menandakan dimana tindakan medis
dilakukan.
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari
tindakan yang telah dilaksanakan.Dalam pelaksanaan
tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan
gastritis perawat dapat berperan sebagai pelaksana
keperawatan, memberi support, pendidik, advokasi, dan
pencatatan/penghimpunan data.
5. Evaluasi
Adalah salah satu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematis pada status kesehatan klien
(Nusalam, 2001 dikutip dari Griffit dan Cristensen, 1986).
Sedangkan Ignativicius dan Bayne 1994 yang dikutip oleh
Nursalam mengatakan evaluasi adalah tindakan intelektual
untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
18
evaluasi proses, evaluasi jangka pendek, atau evaluasi
berjalan, dimana evaluasi dilakukan secepatnya setelah
tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai.
Sedangkan evaluasi sumatif ini disebut evaluasi hasil,
evaluasi akhir, evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir tindakan keperawatan paripurna
dilakukan dan menjadi suatu metode dalm memonitor
kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk
evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”
(Nursalam, 2001).
6. Perencanaan Pulang
Rencana yang diberikan kepada klien dan keluarga adalah
sebagai berikut :
35
18
a. Sebagai tenaga kesehatan, kita memberikan penjelasan
kepada keluarga Klien, apabila anaknya timbul tanda
dan gejala seperti tidak sadarkan diri, kejang, demam
dan denyut nadi yang lambat untuk segera berobat ke
puskesmas terdekat atau langsung ke Rumah Sakit
besar.
b. Instruksikan klien untuk mematuhi resimen pengobatan
dengan minum obat sesuai yang diharuskan dan
melaporkan skrining tindak lanjut.
c. Menganjurkan klien ikut serta dalam tindakan preventif,
contoh memberi dorongan pada individu yang kontak
erat untuk melaporkan diri guna pemeriksaan.
d. Meningkatkan komsumsi nutrisi dan protein serta
mengkomsumsi vitamin yang meningkatkan kekuatan
tubuh.