Anda di halaman 1dari 31

MENINGITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Anatomi Fisiologi

Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting


karena merupakan pusat operasi dari semua alat tubuh,
bagian dari saraf sentral yang terletak dalam rongga kranium
yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu : serebrum, batang otak dan
serebelum. Semua berada dalam suatu bagian struktur tulang
yang disebut tengkorak, yang juga menjaga otak dari cedera.
Empat tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Pada
dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fossa-fossa. Bagian
fossa senterior berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer,
bagian tengah fossa berisi lobus parietal, temporal dan
oksipital dan bagian fossa posteror berisi batang otak dan
medula.
a. Meningen
Meningen terletak dibawah tengkorak. Komposisi
meningen berupa jaringan serabut penghubung yang
melindungi, mendukung dan memelihara otak.
Meningen terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
1) Duramater
1

5
6

18

Lapisan paling luar, menutup otak dan


medula spinalis. Sifat duramater liat, tebal, tidak
elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu.
Bagian pemisah hura : flax serebri yang
memisahkan kedua hemisfer dibagian longitudinal
dan tentorium, yang merupakan lipatan dari dura
yang membentuk jaring-jaring membran yang kuat.
Jaringan ini mendukung hemisfer dan memisahkan
hemisfer dengan bagian bawah otak (fossa
posterior). Jika tekanan dalam rongga otak
meningkat, jaringan otak tertekan kearah tentorium
atau berpindah kebawah, dan keadaan ini disebut
herniasi.
2) Arakhanoid
Membaran bagian tengah, membran yang
bersifat tipis dan lembut ini menyerupai sarang
laba-laba, oleh karena itu disebut arakhnoid.
Membran ini berwarna putih karena tidak dialiri
darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus
khoroid, yang bertanggungjawab memproduksi
cairan serebrospinal (CSS). Membran yang
mempunyai bentuk seperti jari tangan ini disebut
arakhnoid villi yang mengabsorbsi cairan
serebrospinal (CSS). Pada usia dewasa normal,
7

18

CSS diproduksi 500 ml/hari, tetapi 150 ml


diabsorbsi oleh villi. Villi mengabsorbsi CSS juga
pada saat darah masuk ke dalam sistem (akibat
trauma, pecahnya aneurisme, stroke dan lain-lain)
dan yang mengakibatkan sumbatan. Bila villa
arakhniod tersumbat dapat menyebabkan
hidrosepalus.
3) Piamater
Membran paling dalam, berupa dinding yang
tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas
kesetiap lapisan daerah otak.
b. Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan
empat lobus. Subtansia grisea terdapat pada bagian luar
dinding serebrum bagian dalam. Pada prinsipnya
kompisisi substansia grisea yang terbentuk dari badan-
badan saraf memenuhi korteks serebri, nukleus dan
basal ganglia. Susbtansi alba terdiri dari sel-sel saraf
yang menghubungkan bagian-bagian otak denagn
bagian yang lain. Sebagian besar hemisfes serebri berisi
jarigan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang
mengontrol fungsi motorik tertiggi, yaitu terhadap
fungsi individu dan intelegensi. Pada serebrum ada
empat lobus, yaitu :
8

18

1) Lobus frontal, adalah lobus besar yang terletak


pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku
individu, membuat keputusan, kepribadian dan
menahan diri
2) Lobus parietal, adalah lobus sentral. Area ini
menginterprestasikan sensasi dan didepan lobus
oksipitalis. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh
adalah bau. Lobus parietal mengatur individu
mampu mengetahui posisi dan letak bagian
tubuhnya. Kerusakkan pada daerah ini
menyebabkan syndrom hemineglect
3) Lobus temporal, adalah bagian bawah lateral
dan fisura serebralis dan di depan lobus oksipitalis.
Area ini berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap,
bau dan pendengaran. Ingatan jangka pendek
sangat berhubungan dengan daerah ini
4) Lobus oksipitalis, terletak pada lobus posterior
hemisfes serebri. Bagian ini bertanggung jawab
menginterprestasikan pengelihatan
c. Diensepalon
Fossa bagian tengah atau diensepalon berisi
talamus, hipotalamus, dan kelenjar hipopisis.
Diensepalon terdiri dari dua lapisan, yaitu :
1) Talamus
9

18

Talamus berada pada salah satu sisi pada


sepertiga ventrikel dan aktivitas primernya sebagai
pusat penyambung sensasi bau yang diterima. Semua
impuls memori, dan nyeri melalui bagian ini.
2) Hipotalamus
Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior
talamus. Berfungsi mengontrol dan mengatur sistem
saraf autonom. Hipotalamus juga bekerja sama
dengan hipopisis untuk mempertahankan
keseimbangan cairan, pengatur suhu tubuh, sebagai
pusat lapat dan mengontrol berat badan, sebagai
pengatur tidur, tekanan darah, perilaku agresif dan
seksual dan respon emosional (rasa malas, marah,
depresi, panik dan takut)
d. Batang Otak
Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagian-
bagian batang otak ini terdiri dari otak tengah, pons dan
medula oblongara. Midbrain mengatakan hubungan
pons dan sereblum dengan hemisfer serebrum. Bagian
ini berisi jalur sensorik dan motorik dan sebagai pusat
refleks pendengar dan pengelihatan. Pons terletak di
depan sereblum antara otak tangan dan medula dan
merupakan jembatan antara dua bagian sereblum dan
juga antara medula dan sereblum. Pons berisi jaras
10

18

sensorik dan motorik. Medula oblongata meneruskan


serabut-serabut sensorik dari medula spinalis ke otak.
Dan serabut-serabut tersebut menyilang pada daerah ini.
Pons berisi pusat-pusat terpenting dalam mengontrol
jantung, pernafasan dan tekanan darah dan sebagai asal-
usul saraf otak kelima sampai kedelapan.
e. Sereblum
Sereblum terletak pada fossa posterior dan terpisah
dari hemisfer serebral, lipatan dura meter, tentorium
sereblum. Sebelumnya mempunyai dua aksi yaitu
merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang
luas terhadap koordinasi dan gerakkan halus. Ditambah
mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi
dan mengintegrasikan input sensorik

2. Definisi
a. Menigitis adalah radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan
oleh virus, bakteri dan organ jamur.
(Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2001)
b. Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan
piameter, disebabkan oleh bakteri, virus dan organ-
organ jamur yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
(Mansjoer, Arief, 2000)
11

18

c. Meningitis bacterial adalah radang pada araknoid,


piameter dan cairan cerebrospinal (Jocce M. Black,
1993).
d. Meningitis bakterial adalah radang pada meningin
(Membran yang mengeliligi otak dan medula spinalis)
yang disebabkan oleh bakteri, biasanya streptokokus
pnumoniae influenza (Brunner & Suddrath, 1997)

3. Etiologi
Penyebab penyakit meningitis adalah :
a. Bakteri: - Peneumococus
- Meningococus
- Stafilococus
- Salmonela
b. Virus : - Hemofirus Influenza
- Herpes Simplek.
Organisme-organisme ini seringkali ada pada nasofaring,
tetapi tidak diketahui bagaimana organisme tersebut bisa
masuk kedalam darah dan ruang subraknoid.

4. Pathofisiologi
Meningitis tuberkulosis umumnya merupakan penyebaran
tuberkulosis primer, dengan infeksi ditempat lain. Dari
fokus infeksi primer, kuman masuk kesirkulasi darah
12

18

melalui duktus torasikus dan kelenjar limfe regional dan


dapat menimbulkan infeksi berat berupa tuberkulosis milier
atau hanya menimbulkan beberapa fokus mestatasis yang
biasanya tenang.
Mula-mula terbentuk tuberkel di otak, atau medula spinalis
akibat penyebaran kuman secara hematogen selama infeksi
primer atau selama perjalanan tuberkulosis kronik.
Kemudian timbul meningitis akibat terlepasnya basil dan
antigennya dari tuberkel yang pecah karena rangsangan
mungkin berupa trauma atau faktor imunologi. Kuman
kemudian langsung masuk keruang subaraknoid atau
ventrikel. Hal ini mungkin terjadi segera sesudah
dibentuknya lesi atau setelah periode laten berupa bulan
atau tahun.
Bila hal ini terjadi pada pasien yang sudah tersensititasi
maka masuknya kuman kedalam ruang subaraknoid
menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan
perubahan dalam cairan serebro spinal. Reaksi peradangan
ini mula-mula timbul disekitar tuberkel yang pecah, tetapi
kemudian tampak jelas diselaput pada dasar otak dan
apendium. Meningitis basilis yang terjadi akan
menimbulkan komplikasi nuerologis berupa paralisis saraf
kranialis. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal.439)
13

18

5. Manifestasi Klinis Kurang pengetahuan

a. Sakit kepala : berat, akibat peradangan meningin.


b. Demam : tinggi selama perjalanan penyakit.
c. Perubahan tingkat kesadaran : disorientasi ganguan
memori. Bila penyakit terus berkembang, terjadinya
penurunan kesadaran dan koma.
d. Iritasi meningen, yang dibuktikan oleh :
1) Rigitasi nukal (kaku kuduk) : tanda awal, nyeri
hebat dan spasme otot saat fleksi kepala.
2) Tanda kerning positif : ketika Klien
dibaringkan dengan paha dalam posisi fleksi ke arah
abdomen, kaki tidak dapat diektensikan.
3) Tanda brudzinski positif : bila leher
difleksikan, juga terjadi fleksi lutut dan pinggul.
4) Gangguan pengelihatan : peradangan pada
saraf-saraf kranial, termasuk optikus.
e. Ruam kulit : pada meningitis (lesi purpura dan
ekimosis).
f. Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan
meningitis. Kejang terjadi sekedar akibat area fokal
kortikal yang peka. Tanda-tanda peningkatan TIK
sekunder akibat eksudat purulen dan edema serebral
terdiri dari perubahan bakteristik tanda-tanda vital
14

18

(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernapasan


tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan
tingkat kesadaran.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Fungsi lumbal
1) CSS (Cairan serebrospinal)
2) Kadar dan tekanan protein
3) Kadar glukosa
b. Darah ; pemeriksaan kultur serum darah.
c. EEG (elektorensefalografi).
d. Radiologi
Meliputi foto dada dan kolumna vertebralis, rekaman
EKG dan CT Scan.

7. Penatalaksanaan
Meningitis termasuk penyakit gawat darurat, karena itu
penderita harus menginap dirumah sakit untuk perawatan
dan pengobatan yang intensif.
a. Perawatan umum
1) Penderita istirahat mutlak.
2) Infeksi berat perlu dirawat diruang isolasi.
3) Fungsi respirasi harus dikontrol secara ketat.
15

18

4) Pemberian cairan parentral.


5) Pantau terhadap kejang, keogulasi intra vaskularis
diseminata, hiperpireksia, edema otak, plebitis, serta
kekurangan gizi.
b. Pemberian cairan infus.
Pemberian cairan infus diberikan pada Klien yang
tidak sadar atau ada shock, misalnya pada anak : infus
KAEN-3B.
c. Pemberian oksigen.
d. Kortikosteroid, berikan deksametason 0,6 mg/kg BB/hr
selama 4 hari 15-20 menit sebelum pemberian
antibiotik.
e. Pemberian antibiotik.
Pemberian antibiotik harus cepat dan tepat, sesuai dengan
bakteri penyebabnya dan dalam dosis yang cukup tinggi.
Antibiotik diberikan 10-14 hari sekurang-kurangnya 7
hari setelah demam bebas.
Untuk dosis antibiotik pada meningitis:
1) Ampicilin 200-300 mg/ kg
BB / hr (dosis tunggal)
2) Gentamisin : 5 mg / kg BB
/ hr dalam tiga kali pemberian.

8. Komplikasi
16

18

a. Peningkatan TIK, karena ada edema serebral bila air


yang bisa menyebabkan peningkatan didalam susunan
saraf pusat
b. Gagal pernapasan, karena herniasis batang otak
sehingga fungsi selebral menjadi buruk
c. Koma, karena terjadi penyumbatan pada pembuluh
darah dan kurangnya oksigen pada otak

A. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses
keperawatan da merupakan suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber dan untuk
mengevaluasi serta mengidentifikasi status kesehatan
pasien (Nursalam, 2001).
a. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, pekerjaan, alamat dan
seterusnya.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan tentang riwayat penyakit klien
dahulu yang pernah dialaminya yang
berhubungan dengan penyakit saat ini. Apakah
ada alergi terhadap makanan atau obat-obatan
17

18

tertentu imunisasi apa saja yang didapat klien dan


kebiasaan klien saat di rumah.
2) Riwayat Penyakit sekarang
Pengkajian mengenai perjalanan
penyakitnya mulai dari pertama sampai sekarang
seperti, demam, mudah kesal, obstipasi, dan
muntah-muntah serta apatis mulai kapan
dirasakan. Sedangkan keluhan yang dirasakan
mulai awal hingga saat ini; Adakah apatis,
refleks pupil yang melambat, reflek tendon yang
melemah, demam, serta tanda kernig dan
brudzinski positif, dan upaya apa yang telah
dilakukan klien atau keluarga mengenai penyakit
ini.
3) Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien, apakah ada yang
menderita penyakit seperti yang sedang diderita
klien.
4) Riwayat pemeliharaan kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan
kesehatan
Data Objektif
18

18

(1) Tanyakan
riwayat penyakit yang pernah dialami
sebelumnya.
(2) Adakah upaya
yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan dan perlindungan diri.
(3) Tanyakan upaya
yang dilakukan saat gejala penyakit
timbul.
(4) Apakah harapan
klien atau keluarga masuk ke rumah
sakit.
Data Obyektif
Observasi penampilan atau keadaan fisik
klien.
b) Pola nutrisi metabolik
Data Subyektif
(1) Jenis, frekuensi
dan jumlah makanan dan minuman
dalam sehari.
(2) Nafsu makan
dan makanan yang disukai
19

18

(3) Kesulitan yang


timbul saat makan, seperti : mual,
muntah, nyeri ulu hati.
(4) Adakah ketaatan
terhadap diet tertentu.
Data Obyektif
(1) Observasi kemampuan klien dalam
menerima nutrisi.
(2) Terapi interavena, adakah selang hidung.
c) Pola eliminasi
Data Subyektif
(1) Kebiasaan BAB,
seperti : teratur atau tidak teratur
frekuensi, konsistensi dan banyak atau
sedikit.
(2) Untuk
kelancaran BAB : perlu obat-obatan atau
makanan tertentu.
(3) Kebiasaan BAK,
seperti : urine yang keluar lancar atau
tidak, warna urine.

Data Obyektif
20

18

(1) Observasi kemampuan


klien dalam BAB / BAK.
(2) Pemasangan folley kateter
(3) Warna urine Klien
d) Pola aktivitas dan latihan
Data Subyektif
Tanyakan aktivitas sehari-hari di rumah,
seperi : mandi, berpakaian, rapikan diri,
jalan, makan, BAB atau BAK
Data Obyektif
Observasi tingkat kemampuan klien dalam
beraktivitas
e) Pola tidur dan istirahat
Data Subyektif
(1) Tanyakan waktu
tidur dan jumlah jam tidur dalam sehari
(2) Hal-hal yang
menjadi hambatan klien saat tidur
(3) Tanyakan
suasana tidur klien
(4) Upaya apa yang
dilakukan klien bila sulit tidur
Data Obyektif
Observasi pola tidur klien
21

18

f) Pola persepsi kognitif


Data Subyektif
(1) Tanyakan
apakah klien bisa mencoba, menghitung.
(2) Tanyakan
apakah klien ada menggunakan alat
bantu
(3) Tanyakan
apakah klien bisa mendengar instruksi
orang tuanya.
Data Obyektif
Observasi kemampuan klien dalam
mendengar instruksi perawat atau dokter
g) Pola persepsi dan konsep diri
Data Subyektif
(1) Persepsi klien
tentang dirinya
(2) Apakah klien
pernah merasa minder atau kurang
percaya diri.
Data Obyektif
Adakah ungkapan klien tentang
menunjukkan terganggunya persepsi dan
konsep diri.
22

18

h) Pola peran dan hubungan dengan


sesama
Data Subyektif
(1) Tanyakan
apakah peranan klien dalam keluarganya
(2) Tanyakan
apakah klien dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Data Obyektif
Observasi kemampuan klien dalam berperan
aktif dengan perawat dan dokter selama
sakit.
i) Pola kepercayaan
Data Subyektif
(1) Tanyakan klien
menganut agama apa.
(2) Apakah klien
rajin dalam kegiatan ke agamaan.
Data Obyektif
Observasi klien atau keluarga, apakah pernah
berdoa selama sakit.

2. Diagnosa Keperawatan
23

18

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan


yang menjelaskan respon manusia dari individu atau
kelompok diman perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan informasi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah. (Nursalam dikutip dari carpenito,
hal 35, 2000)
Adapun diagnosa yang dapat muncul adalah :
a. Perubahan tingkat kesadaran
berhubungan dengan proses infeksi dan penurunan
fungsi neurologis.
b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan respon inflamasi terhadap susunan saraf
pusat.
c. Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
dalam mencerna nutrien.

3. Rencana Keperawatan
24

18

Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun


suatu sistem untuk menentukan diagnosa yang akan
diambil untuk tindakan pertama kali. Salah satu sistem
yang dapat digunakan dalah hirarki kebutuhan manusia “
Iyer et al, 1996 “ (Nursalam, hal 52, 2001).
a. Hirarki Maslow
Maslow menjelaskan kebutuhan manusia
dibagi menjadi lima tahap : fisiologis, rasa aman dan
nyaman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri.
Maslow mengatakan pasien memerlukan suatu
tahapan kebutuhan, jika pasien menghendaki suatu
tindakan yang memuaskan. Dengan kata lain
kebutuhan fisiologis biasanya sebagai prioritas utama
bagi pasien dari pada kebutuhan lain. (Nursalam, hal
52, 2001).
Dimana Maslow menggambarkan dengan
skema piramida yang menunjukkan bagaimana
seseorang bergerak dari kebutuhan dasar dari tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi dengan tujuan akhir
adalah fungsi dan kesehatan amnusia yang
terintegrasi.
25

18

Aktualisasi
Diri
Harga diri
Mencintai dan dicintai
Kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan fisiologis
(O2, CO2, elektrolit, makanan dan sex)

Hirarki Abraham Maslow


Keterangan :
1) kebutuhan fisiologis O2, CO2, elektrolit,
makanan dan sex
2) Kebutuhan keselamatan dan keamanan,
terhindar dari penyakit dan perlindungan
hukum
3) Mencintai dan dicintai : kasih sayang,
mencintai, dicintai, diterima dikelompok.
4) Harga diri : dihargai dan menghargai
(respek dan toleransi)
26

18

5) Aktualisasi diri : ingin diakui, berhasil


dan menonjol
b. Hirarki “Kalish”
Kalish menjelaskan kebutuhan Maslow dengan
membagi kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan
untuk bertahan dan stimulasi. Kalish
mengidentifikasi kebutuhan untuk mempertahankan
hidup : udara, air, temperatur, eliminasi, istirahat dan
menghindari nyeri, jika terdapat kekurangan
kebutuhan tersebut, pasien cenderung menggunakan
prasarana untuk memuakan kebutuhan tertentu,
hanya saja mereka akan mempertimbangkan terlebih
dahulu kebutuhan yang paling tinggi prioritasnya,
misalnya keamanan dan harga diri. (Nursalam, hal
53, 2001).
27

18
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan / Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Perubahan tingkat Tujuan : 1. Pantau Status neurologis 1. Pengkajian
kesadaran berhubungan - Tingkat dengan teratur dan kecenderungan adanya
dengan infeksi dan kesadaran klien mulai bandingkan dengan keadaan perubahan tingkat kesadaran
penurunan fungsi kembali normal. normalnya, seperti GCS. dan potensial peningkatan
neurologis. - Tidak terjadi TIK adalah sangat berguna
cedera fisik dalam menentukan lokasi,
Kriteria : penyebaran.
- GCS dalam 2. Kaji respons (Doenges, Hal. 273)
batasnormal (Normal 15) motorik terhadap perintah 2. Mengukur
- Kesadaran yang dilakukan oleh keadaan secara keseluruhan
baik perawat. dan merupakan petunjuk
- Orientasi keadaan kesadaran terbaik
waktu, tempat dan orang pada Klien yang matanya
- Tanda-tanda tertutup.
vital dalam batas normal (Doenges, Hal. 273)
3. Evaluasi kemampuan 3. Menentukan
membuka mata, seperti tingkat kesadaran.
spontan (sadar penuh), (Doenges, Hal. 273)
membuka hanya jika diberi
rangsangan nyeri atau
tertutup (koma).
4. Kaji respon verbal : catat 4. Mengukur
28

18
apakah Klien sadar, kesesuaian dalam berbicara
orientasi terhadap orang, dan menunjukkan tingkat
tempat, dan waktu baik atau kesadaran. Jika kerusakan
malah bingung terjadi sangat kecil pada
menggunakan kata-kata korteks serebral, Klien
atau fase uang tidak sesuai. mungkin akan bereaksi
dengan baik terhadap
rangsangan verbal yang
diberikan tetapi mungkin juga
memperlihatkan seperti
kantuk berat atau tidak
kooperatif.
(Doenges, Hal. 273)
2 Peningkatan suhu Tujuan : 1. Pantau suhu 1. Suhu 380 – 41,10
tubuh berhubungan - Pertahankan Klien (derajat dan pola) c menunjukkan proses
dengan respon suhu tubuh dalam batas penyakit infeksius akut.
inflamasi t erhadap normal Pola demam dapat membantu
susunan saraf pusat. Kriteria : dalam diagnosis.
- Klien tidak (Doenges, Hal. 875)
demam 2. Suhu ruangan
- Suhu tubuh 36 2. Pantau suhu atau jumlah selimut harus
o
C – 37,5 C
o
lingkungan, batasi atau diubah untuk
- Tanda-tanda tambahkan linen tempat mempertahankan suhu
vital dalam batas normal tidur sesuai indikasi mendekati normal.
- Klien tidak (Doenges, Hal. 876)
kejang karena demam 3. Berikan 3. Dengan kompres
29

18
yang tinggi kompres dingin dingin dapat membantu
pada axila dan lipat paha mengurangi demam.
bila demam. (Doenges, Hal. 876)
4. Untuk
4. Berikan obat mengurangi demam pada
antipiretik, misalnya : hipotalamus, meskipun
parasetamol, aspirin. demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme dan
meningkatkan auto destruksi
dari sel-sel yang terinfeksi.
(Doenges, Hal. 876)
3 Bersihkan jalan napas Tujuan : 1. Berikan 1. Memaksimalkan
tidak efektif - Mempertahank oksigen sesuai kebutuhan oksigen pada darah arteri dan
berhubungan dengan an pola pernapasan klien. membantu dalam pencegahan
peningkatan sekresi normal atau efektif. dalam pencegahan hipoksia.
mukus. Kriteria : (Doenges, Hal. 278)
- Klien tidak 2. Meningkatkan
sesak pengisian udara seluruh
- Klien tidak segmen paru, memobilisasi
sianosis 2. Ubah posisi dan mengeluarkan sekret.
- SaO2 normal secara periodik dan (Doenges, Hal. 448)
(95 – 100 %) ambulisasi dan
mengeluarkan sekret. 3. Pengisapan
biasanya dibutuhkan jika
Klien koma atau dalam
30

18
3. Lakukan keadaan imobilisasi dan tidak
pengisapan dengan ekstra dapat membersihkan jalan
hati-hati jangan lebih dari napas sendiri. Penghisapan
10 – 15 detik. Catat pada trakea yang lebih dalam
karakter, warna dan harus dilakukan dengan ekstra
kekeruhan dari sekret. hati-hati karena hal tersebut
dapat menyebabkan atau
meningkatkan hipoksia yang
menimbulkan vasokontriksi
pada akhirnya akan
berpengaruh cukup besar pada
perfusi serebral.
(Doenges, Hal. 278)
4 Perubahan nutrisi Tujuan : 1. Berikan cairan 1. Untuk
kurang dari kebutuhan - Nutrisi klien melalui IV atau makanan memberikan cairan pengganti
berhubungan dengan terpenuhi. melalui selang. dan juga makan, jika Klien
perubahan kemam- - Tidak tidak mampu untuk
puan untuk mencerna mengalami tanda- memasukkan segala sesuatu
nutrien. tandamalnutrisi melalui mulut.
Kriteria : 2. Berikan terapi (Doenges, Hal. 305)
- Klien dapat nutrisi dalam program 2. Pengobatan
menghabiskan porsi pengobatan rumah sakit masalah dasar tidak terjadi
makanan yang disedikan sesuai indikasi. tanpa perbaikan status nutrisi.
- Peningkatan Perawatan di rumah sakit
berat badan dari memberikan kontrol
sebelumnya lingkungan dimana masukan
31

18
makanan, muntah atau
eliminasi, obat dan aktivitas
3. Hancurkan dapat dipantau.
dan beri makanan melalui (Doenges, Hal. 428)
selang apapun yang 3. Digunakan
tertinggal pada nampan sebagai bagian program
setelah periode waktu perubahan perilaku untuk
pemberian sesuai memberikan masukan total
indikasi. kalori yang dibutuhkan.
(Doenges, Hal. 428)
32

18
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Nursalam,2001)

Tahapan ini merupakan tahap keempat dalam proses


keperawatan, oleh karena itu pelaksanaannya dimulai
setelah rencana tindakan dirumuskan dan mengacu pada
rencana tindakan sesuai skala sangat urgent dan tidak
urgent (non urgent).

Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang


harus dilalui, yaitu persiapan, perencanaan, dan
pendokumentasian (Nursalam, 2001 dikutip dari Griffit
1968).

a. Fase persiapan, meliputi :


1) Review antisipasi tindakan keperawatan
2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan.
3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul
4) Persiapan alat
5) Persiapan lingkungan yang kondusif
6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik.
b. Fase intervensi, meliputi :
1) Independen: tindakan yang dilakukan oleh perawat
tanpa petunjuk atau perintah dokter serta tim
kesehatan lainnya.
33

18
2) Interdependent: tindakan perawat yang memerlukan
kerja sama dengan tim kesehatana lainnya (gizi,
dokter, laboratorium, dan lain-lain).
3) Dependent: berhubungan dengan tindakan medis
atau menandakan dimana tindakan medis
dilakukan.
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari
tindakan yang telah dilaksanakan.Dalam pelaksanaan
tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan
gastritis perawat dapat berperan sebagai pelaksana
keperawatan, memberi support, pendidik, advokasi, dan
pencatatan/penghimpunan data.

5. Evaluasi
Adalah salah satu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematis pada status kesehatan klien
(Nusalam, 2001 dikutip dari Griffit dan Cristensen, 1986).
Sedangkan Ignativicius dan Bayne 1994 yang dikutip oleh
Nursalam mengatakan evaluasi adalah tindakan intelektual
untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Evaluasi terdiri atas dua jenis yaitu evaluasi formatif


dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif disebut juga
34

18
evaluasi proses, evaluasi jangka pendek, atau evaluasi
berjalan, dimana evaluasi dilakukan secepatnya setelah
tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai.
Sedangkan evaluasi sumatif ini disebut evaluasi hasil,
evaluasi akhir, evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir tindakan keperawatan paripurna
dilakukan dan menjadi suatu metode dalm memonitor
kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk
evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”
(Nursalam, 2001).

Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali


umpan balik rencana keperawatan, nilai serta meningkatkan
mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan
standar yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari
evaluasi yang diharapkan dalam pemberian tindakan
keperawatan dalam proses keperawatan pada klien dengan
gastritis adalah: nutrisi klien dapat terpenuhi, nyeri akibat
iritasi mukosa lambung teratasi, tidak terjadi kekurangan
volume cairan, ansietas dapat teratasi, klien dan keluarga
mengetahui tentang informasi penyakit yang diderita. Hal
ini sesuai dengan standar tujuan yang telah ditentukan pada
tahap perencanaan tindakan.

6. Perencanaan Pulang
Rencana yang diberikan kepada klien dan keluarga adalah
sebagai berikut :
35

18
a. Sebagai tenaga kesehatan, kita memberikan penjelasan
kepada keluarga Klien, apabila anaknya timbul tanda
dan gejala seperti tidak sadarkan diri, kejang, demam
dan denyut nadi yang lambat untuk segera berobat ke
puskesmas terdekat atau langsung ke Rumah Sakit
besar.
b. Instruksikan klien untuk mematuhi resimen pengobatan
dengan minum obat sesuai yang diharuskan dan
melaporkan skrining tindak lanjut.
c. Menganjurkan klien ikut serta dalam tindakan preventif,
contoh memberi dorongan pada individu yang kontak
erat untuk melaporkan diri guna pemeriksaan.
d. Meningkatkan komsumsi nutrisi dan protein serta
mengkomsumsi vitamin yang meningkatkan kekuatan
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai