MENINGITIS
DISUSUN OLEH:
20.04.006
MENINGITIS
A. LATAR BELAKANG
Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput otak (araknodia dan
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk
dan pinggang. Tengkuk menjadi kaku, yang disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, akan terjadi opistotonus yaitu tengkuk kaku dengan
kepala tertengadah, punggung dalam sikap hiperekstensi, dan kesadaran menurun tanda
ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Salah satunya adalah
infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan purulen pada
Di samping angka kematiannya yang masih tinggi, banyak penderita yang menjadi
melalui masa krisis. Pemberian antibiotik yang cepat dan tepat, serta dengan dosis
yang sesuai, penting untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah terjadinya cacat. Oleh
Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak menerima 15%
dari curah jantung memerlukan sekitar 20% pemekaian oksigen tubuh, dan sekitar
gerakan- gerakan yang disadari, dan kemampuan untuk berbagai macam proses mental,
seperti ingatan atau memor, perasaan emosional, intelegensi, berkomunikasi, sifat atau
lima bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah
(mesensefalon), otak depan (diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J.
Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut meningens yang terdiri dari 3 lapisan
yaitu :
1. Durameter
Lapisan paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat
2. Arakhnoid
Lapisan bagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jarring laba-
laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subarachnoid dan
memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk
3. Piameter
Lapisan paling dalam dari otak dan melekat pada otak. Lapisan ini banyak
Bagian-bagian otak :
Merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia. Otak besar
pertimbangan. Otak besar terbagi menjadi empat bagian yang disebut lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang
Merupakan bagian lobus yang ada di paling depan dari otak besar.
bahasa.
2) Lobus Parietal
3) Lobus Temporal
bentuk suara.
4) Lobus Occipital
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus otot,
Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar
menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cidera pada otak
kecil dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerakan otot.
Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi
penting pada reflek mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.
Terdiri dari dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima semua
rangsangan dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi dalam
Merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Meningitis atau radang selaput otak adalah radang pada membran yang
menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut
meningen.
Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus, bakteri atau juga
mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat tertentu.
Meningitis dapat menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan
(sistem saraf pusat). Pia meter merupakan membrane kedap air yang sangat halus
yang melekat kuat dengan permukaan otak, mengikuti seluruh liku-liku kecilnya.
laba-laba) merupakan suatu kantong longgar di atas pia meter. Ruang subarachnoid
memisahkan membrane pia meter dan arachnoid dan terisi dengan cairan likuor
serebrispinalis. Membran terluar, dura meter merupakan membrane telan yang kuat,
batang otak ibarat kerah baju. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia
sehingga sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Bagian terpenting dari limbic
sistem adalah hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana
C. DEFINISI
lapisan otak yang pada orang dewasa biasanya hanya terbatas didalam ruang
subaraknoid, namun pada bayi cenderung meluas sampai kerongga subdural sebagai
suatu efusi atau emplema subdural (leptomeningitis) atau bahkan ke dalam otak
(meningoensafalitis).
Meningitis merupakan radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) yang disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur (Smeltzer dan
Bare,2002,hal 198).
D. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan
otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
Peudomonas aeruginosa.
E. ETIOLOGI
Peudomonas aeruginosa
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan
F. PATOFISIOLOGI
1. Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala
2. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam
meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatan TIK.
4. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)
sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang
G. MANIFESTASI KLINIS
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi
maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis
bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan
kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi
pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam
menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic
setengah tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.
Pengobatan simtomatis:
jam, 3 x sehari.
A. Pengkajian
Identitas pasien
Nama:
Umur:
Jenis kelamin :
Agama: -
Pendidikan:
Pekerjaan:
Gol. Darah: -
Alamat: .
a.Keluhan utama: suhu badan tinggi, kejang, kaku kuduk dan penurunan tingkat
kesadaran.
didapatkan keluhan yang berhubungan dengan akibat infeksi dan peningkatan tekanan
intracranial, diantaranya sakit kepala dan demam. Sakit kepala dihubungkan dengan
meningitis yang selalu berat dan akibat dari iritasi meningen.Demam ada dan tetap
c.Riwayat penyakit dahulu : infeksi jalan napas bagian atas, ototos media, anemia sel
sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah syaraf, riwayat trauma kepala,
pengaruh imunologis
d. Pengkajian psiko-sosio-spiritual:ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa
dirinya yang salah (gangguan citra diri). Pada kilen anak perlu diperhatikan dampak
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
a. Peningkatan suhu lebih dari normal, yaitu 38-41 ‘C, dimulai dari fase sistemik,
proses inflamasi dan iritasi meningen yang sudah mengganggu pusat pengatur suhu
tubuh
intracranial
B1 (breathing)
a. Inspeksi adanya batuk, produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu
napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan yang disertai adanya gangguan pada
istem pernapasan.
c. Auskultasi adanya bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan
B2 (Blood)
B3 (Brain)
Pemeriksaan fokus dan lebih lengkap disbanding pengkajian pada sistem lain.
Tingkat kesadaran
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien meningitis berkisar antara letargi,
Fungsi serebri
Status mental: observasi penampilan dan tingkah laku, nilai gaya bicara dan
c. Saraf III, IV, dan VI, pemeriksaan fungsi dan reaksi pupil tanpa kelainanpada
d. Saraf V : tidak didapatkan paralisis otot wajah dan reflek kornea tidak ada
kelainan
Sistem motoric
Kekuatan otot menurun, pada meningitis tahap lanjut kontrolkeseimbangan dan
Pemeriksaan reflex
periosteum derajat reflex pada respon normal. Refles patologis terjadi pada
Gerakan involunter
Tidak ditemukan adanya tremor, kedutan syaraf, dan dystonia. Pada keadaan
Sistem sensorik
TIK sekunder akibat eksudat purulent dan edema serebri diantaranya perubahan
B4 (Bladder)
B5 (Bowl)
B6 (Bone)
Adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi besar (lutut dan pergelangan
kaki).Petekia dan lesi purpura yang didahului oleh ruam.Pada kasus berat klien
dapat ditemukan ekimosis yang besar pada wajah dan ekstrimitas.Klien sering
Pengkajian pada anak bergantung pada usia anak dan luasnya penyebaran
infeksi di meningen. Pada penilaian klinis, gejala meningitis pada anak dibagi menjadi
b. Anak: timbul sakit secara tiba-tiba, adanya demam, sakit kepala, panas dingin,
muntah, dan kejang-kejang. Anak cepat rewel dan agitasi serta menjadi
muntah dan diare. Tanda yang khas adalah adanya tahanan pada kepala jika
difleksikan, kaku leher, tanda kerning dan brudzinski(+). Perfusi yang tidak
optimal bisa mengakibatkan tanda klinis kulit dingin dan sianosis gejala lain
c. Pada bayi: pada umur 3 bulan sampai 2 tahun ditemukan adanya demam, nafsu
muntah dan kadang ada diare. Tous otot melemah, pergerkan dan kekuatan
B. Diagnosa Keperawatan
(Amin Huda Nurarif, Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional, 2013 jilid 2 : hal
o
Keperawatan
1 Hipertermi b/d Setelah tindakan keperawatan 7. -
KH : setiap n
n
- Kulit tidak kemerahan 8. Ajarkan orang tua untuk
t
- Tidak terjadi kejang memberikan kompres hangat
u
9. Dorong masukan cairan 1,5 – 2
k
liter dalam 24 jam
a
2 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 4. -
diharapkan dapat e
b/d Kelemahan kemam
mempertahankan aktivitas, m
otot umum puan
dengan KH : p
sekunder pasien
- Melaporkan penigkatan e
melakukan aktivitas
n
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
Keperawatan
tanda fisiologis intoleransi misal 4. Berikan bantuan ditingkatkan bila pasien melakukan
pasien
3. Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan 1. -
adekuat, i pa
dengan KH : kedalam ta
- Mendemostrasikan batuk an n
o
Keperawatan
ketidakefektifa keperawatan selama 1 x 24 kapiler, warna kulit atau keadekuatan perfusi jaringan-
o
Akral hangat 4. - kehilang cair
asi an an
berlebih
terjadiny sy
- Menceg
a ok
membrane mukosa. ah
DAFTAR PUSTAKA
Edisi Ke2.
Pertama