Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

MENINGITIS
Dosen pengampu: Ns,Siti Rochani,M.Kep

Disusun Oleh:

febriyansyah (202201025)

AKADEMIK KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK

Jl. Jend Sudirman Km.2 Rangkas Bitung 42315 Lebak,Banten

Tlp . (0252) 201116-209831

2023
MENINGITIS

1.Pengertian

Mendefinisikan meningitis sebagai inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
spinalis. Gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder) seperti
sinusitis, otitis media, pneumonia, endokarditis, atau osteomielitis. Batticaca (2012)
Meningitis adalah radang pada meningen, yakni membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis. Kondisi ini disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2002).
Infeksi akut ini biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok,
meningokok, stafilokok, streptokok, hemophilus influenza, dan bahan aseptis (virus) (Long,
2018).
Meningitis merupakan salah satu penyakit pada sistem syaraf pada manusia.Penyakit saraf
seperti meningitis dapat menyerang semua tingkat usia dari bayi hingga orang tua
( octavius,2021)meninggitis mereupakan penyakit menular yang belum bisa diatasi dan masih
menjadi masalah,meningitis dapat menyebabkan kematian namun dapat disembuhkan
kecacatan dapat terjadi seperti kerusakan otak,gangguan pendengaran(CDC 2019)
2. Etiologi
Infeksi virus adalah penyebab meningitis yang paling umum, diikuti oleh infeksi bakteri, dan
infeksi jamur. Bakteri meningitis menyebar melalui aliran darah ke otak dan sumsum tulang
belakang. Bakteri ini menyebabkan meningitis bakteri akut. Namun, ada beberapa kasus di
mana bakteri langsung menyerang meninges. Ini mungkin disebabkan oleh infeksi telinga
atau sinus, patah tulang tengkorak, atau pascaoperasi.
Beberapa strain bakteri yang dapat menyebabkan menigitis bakteri akut,antara lain:
1) Streptococcus pneumoniae (pneumokokus). Bakteri ini adalah penyebab paling umum dari
meningitis bakteri pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Bakteri ini lebih sering
menyebabkan pneumonia atau infeksi telinga atau sinus
2) Neisseria meningitidis (meningokokus). Bakteri ini adalah penyebab utama meningitis
bakteri. Bakteri ini biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas tetapi dapat
menyebabkan meningitis meningokokus ketika mereka masuk ke aliran darah. Infeksi
tersebut mudah menular terutama pada remaja dan orang dewasa. Bakteri ini juga dapat
menyebabkan epidemi lokal, seperti di asrama, pangkalan militer, dan tempat lainnya.
3) Haemophilus influenzae (haemophilus). Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah
bakteri yangmenjadi penyebab utama meningitis pada anak-anak. Namun, adanya vaksin Hib
telah berperan mengurangi jumlah kasus meningitis jenis ini.
4) Listeria monocytogenes (listeria). Bakteri ini dapat ditemukan dalam keju yang tidak
dipasteurisasi dan olahan daging seperti sosis. Wanita hamil, bayi baru lahir, lansia, dan
orang-orang dengan sistem kekebalan lemah adalah yang paling rentan terkena infeksi bakteri
ini.
Meningitis akibat virus biasanya berlangsung ringan dan sering hilang dengan sendirinya.
Sebagian besar kasus disebabkan oleh sekelompok virus yang dikenal sebagai enterovirus,
yang paling sering terjadi pada musim kema- rau. Virus seperti virus herpes simplex, HIV,
gondong, dan lainnya juga dapat menyebabkan meningitis viral.Selain bakteri dan virus,
jamur juga bisa menyebab- kan infeksi meningitis. Meningitis jamur relatif jarang dan
apabila terjadi menyebabkan meningitis kronis. Meningitis jamur ini tidak menular dari orang
ke orang. Bentuk jamur yang umum dari penyakit yang memengaruhi orang-orang dengan
defisiensi imun, seperti AIDS adalah meningitis krip- tokokus. Jamur ini dapat mengancam
jiwa jika tidak diobati dengan obat antijamur. Organisme seperti jamur dan Mycobacterium
tubercu As yang menyerang selaput dan cairan di sekitar otak dapat menyebabkan meningitis
kronis. Meningitis kronis berkem bang lebih dari dua minggu atau lebih. Gejala meningitis
kro nis antara lain sakit kepala, demam, muntah, dan kelelahan mental. Meningitis juga dapat
disebabkan oleh penyebab dak menular, seperti reaksi kimia, alergi obat, beberapa jenis
kanker dan penyakit peradangan seperti sarcoidosis
3. Klasifikasi

Meningitis dibagi menjadi dua ketagori berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,
yaitu:
1) Meningitis Serosa
 Meningitis serosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan pia meter yang disertai
cairan otak yang jernih. Penyebab paling sering adalah mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya adalah virus toxoplasma gondhii dan ricketsia.
2) Meningitis Purulenta
 Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan pia meter yang meliputi
otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus inftuenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

4.ANATOMI FISIOLOGI
Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak menerima 15% dari
curah jantung memerlukan sekitar 20% pemeka ian oksigen tubuh, dan sekitar 400 kilo kalori
energy setiap harinya. Otak bertanggung jawab terhadap kemampuan manusia untuk
melakukan gerakangerakan yang disadari, dan kemampuan untuk berbagai macam proses
mental, seperti ingatan atau memor, perasaan emosional, intelegensi, berkomunikasi, sifat
atau kepribadian dan pertimbangan. Berdasarkan gambar dibawah, otak dibagi menjadi lima
bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah (mesensefalon), otak
depan (diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J. Greene and Norman
D.Harris,2008)
Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut meningens yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Durameter Lapisan paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat
langsung dengan tulang tengkorak, berfungsi untuk melindungi jaringanjaringan yang halus
dari otak dan medulla spinalis.
2. Arakhnoid Lapisan bagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jarring labalaba.
Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subarachnoid dan memiliki cairan yang
disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla
spinalis dari guncangan.
3. Piameter Lapisan paling dalam dari otak dan melekat pada otak. Lapisan ini banyak
memiliki pembuluh darah, berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
Bagian-bagian otak :
a. Otak Besar (Serebrum) Merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia. Otak
besar mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang berkaitan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan. Otak besar terbagi
menjadi empat bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan
bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
1) Lobus Frontal
Merupakan bagian lobus yang ada di paling depan dari otak besar. Lobus ini berhubungan
dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian
masalah, member penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, dan kemampuan bahasa.
2) Lobus Parietal
Berada ditengah berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan, dan
rasa sakit.
3) Lobus Temporal
Berada di bagian bawah berhubungan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan
bahasa bicara atau komunikasi dalam bentuk suara.
4) Lobus Occipital
Bagian paling belakang berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan
manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
b. Otak Kecil (Serebelum)
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus otot, keseimbangan dan
posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berungsi mengkoordinasikan Gerakan
yang halus dan cepat. Otak kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian Gerakan
otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis,
gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cidera pada otak kecil dapat
mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerakan otot.
c. Otak Tengah (Mesensefalon)
Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi penting pada reflek
mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.
d. Otak Depan (Diensefalon)
Terdiri dari dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima semua rangsangan dari
reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan
nutrient, penjagaan agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
e. Jembatan Varol (Pons Varoli)
Merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu,
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. Meningitis atau radang selaput
otak adalah radang pada membran yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang,
yang secara kesatuan disebut meningen. Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus,
bakteri atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat
tertentu. Meningitis dapat menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan
sumsum tulang belakang. Meningen terdiri atas tiga membrane yang bersama-sama dengan
likuor serebrospinalis, membungkus dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang
(sistem saraf pusat). Pia meter merupakan membrane kedap air yang sangat halus yang
melekat kuat dengan permukaan otak, mengikuti seluruh liku-liku kecilnya. Arachnoid meter
(disebutdemikian karena bentuknya yang menyerupai sarang laba-laba) merupakan suatu
kantong longgar di atas pia meter. Ruang subarachnoid memisahkan membrane pia meter dan
arachnoid dan terisi dengan cairan likuor serebrispinalis. Membran terluar, dura meter
merupakan membrane telan yang kuat, yang melekat ke membrane arachnoid dan ke
tengkorak (Torwoto,2013).
f. Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbic terletak dibagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.
Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sehingga sering disebut
dengan otak mamalia. Bagian terpenting dari limbic sistem adalah hipotalamus yang salah
satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapatkna perhatian dan mana
yang tidak
5. Manifestasi Klinis

Gejala meningitis dini dapat menyerupai flu (influenza). Gejala dapat berkembang selama
beberapa jam atau lebih dari beberapa hari. Kemungkinan tanda dan gejala pada anak usia > 2
tahun dan orang dewasa, antara lain

a) demam tinggi tiba-tiba, leher kaku,


b) sakit kepala parah yang berbeda dari biasanya,
c) sakit kepala dengan mual atau muntah,
d) kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi,
e) kejang, kantuk atau kesulitan terbangun,
f) sensitivitas terhadap cahaya,
g) tidak ada nafsu makan atau kehausan, serta ruam kulit (kadang- kadang, seperti
meningitis meningokokus).

Sementara itu, pada bayi baru lahir, tanda-tanda menin- gitis yang dapat dikenali antara lain
demam tinggi, tangisan konstan, kantuk atau iritabilitas yang berlebihan, kelesuan, tonjolan
di titik lunak di atas kepala bayi (fontanel), serta kekakuan di tubuh dan leher bayi.

6 .Patofisiologi

Organisme (virus atau bakteri) yang dapat menyebab kan meningitis, memasuki cairan otak
melalui aliran darahdi dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret
telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang teng korak dapat menyebabkan meningitis karena
cairan otak tersebut berhubungan langsung dengan lingkungan (dun luar). Mikroorganisme
masuk ke cairan otak melalui ruang an subarakhnoid. Adanya mikroorganisme yang patologs
merupakan penyebab peradangan pada piameter, arad- noid, cairan otak, dan ventrikel (Price &
Wilson, 2006).
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menge babkan reaksi radang di dalam meningen
dan di bawah korteks. Konsisi tersebut dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran daral
serebral. Jaringan serebral meng mi gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vesik
litis, dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebars pai dasar otak dan medula spinalis.
Radang juga menye ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakter dihubungkan
dengan perubahan fisiologis intrakranial terdiri dari peningkatan permeabilitas pada arah, da
pertahanan otak (barier otak), edema serebral, dan pe katan tekanan intrakranial.
7. Komplikasi

Beberapa komplikasi paling umum yang terkait dengan meningitis adalah:

1) Gangguan pendengaran. Seseorang yang mengalami meningitis biasanya akan menjalani


tes pendengaran setelah beberapa minggu untuk memeriksa masalah pendengaran

2) Kejang berulang (epilepsi).

3) Masalah dengan memori dan konsentrasi.

4) Masalah koordinasi, gerakan, dan keseimbangan.

5) Kesulitan belajar dan masalah perilaku.

6) Kehilangan penglihatan, yang mungkin sebagian atau seluruhnya

7) Kehilangan anggota badan, amputasi kadang-kadang diperlukan untuk menghentikan


infeksi menyebar ke selu ruh tubuh dan mengangkat jaringan yang rusak.

8. Penatalaksanaan

1) Pada pasien meningitis akibat virus, pengobatan biasanya tidak terlalu agresif dan terdiri
dari langkah-langkah untuk membuat pasien lebih nyaman. Meningitis akibat virus lebih
sering dirawat di rumah dengan acetaminophen (Tylenol) dan obat nyeri lainnya. Antibiotik
tidak membantu dalam mengobati meningitis jenis ini.

2) Pada pasien meningitis akibat bakteri atau jamur, pasien bisa dirawat di unit perawatan
intensif, baik untuk periode pengamatan singkat atau periode yang lebih lama (tergantung
keparahan kondisi pasien). Perawatan meningitis bakterial dimulai dengan memastikan
bahwa pernapasan dan tekanan darah pasien memadai.Perawatan mencakup pemberian infus
dan cairan, monitor jantung intensif, dan pemberian antibiotik intravena.

3) Steroid dapat diberikan untuk mencoba mengurang

4) Jika kondisi pasien sangat parah, perawatan medis yang keparahan penyakit. lebih agresif
dapat diberikan.

a) Tabung pernapasan (intubasi) dapat digunakan untuk membantu pernapasan.


b) Saluran infus yang lebih besar dapat dimasukkan ke pangkal paha, dada, atau leher. Pasien
diberi abat-obatan untuk memperbaiki tekanan darah dan untuk meng hentikan kejang.

c) Sebuah tabung (kateter) dapat ditempatkan di kandung kemih untuk memeriksa hidrasi
(atau status cairan).

9.Pemeriksaan Penunjang

Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis:

1) Tes darah. Tes darah standar untuk menganalisis antibodi dan protein asing, dapat
digunakan untuk mengetahui adanya infeksi.

2) CT scan. Pemindaian otak dapat mengungkapkan pera- dangan, pendarahan internal, atau
kelainan lainnya. Juga dapat mendeteksi kondisi seperti pembengkakan otak. abses, atau
perdarahan, yang bisa membuat pungsi lumbal tidak aman.

3) Pungsi lumbal. Peradangan yang terkait dengan meningitis paling sering disebabkan oleh
infeksi cairan tulang bela- kang, yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Pungsi
lumbal adalah proses mengumpulkan sampel cair- an serebrospinal dari area kecil di
punggung bawah untuk dikirim ke laboratorium dan dianalisis apakah ada infeksi yang terjadi
pada tubuh.

10.ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PENYAKIT MENINGITIS

1.Pengkajian
1. Riwayat. Cari tahu apakah klien mengalami infeksi saluran pernapasan atau infeksi
telinga, dan kontak dengan pasien rinitis, Pneumonia dan otitis media sering kali
mendahului pneumokokus dan hemofilus miningitis.
2. Gejala subjektif. Sakit kepala yang hebat, nyeri otot, kaku kuduk, sakit punggung,
kedinginan, ekspresi rasa takut,tidak enak badan dan mudah terstimulan.
3. Suhu tubuh. Berkisar antara 38-41C, dimulai pada fase sistemik, kemerahan, panas,
kulit kering, dan berkeringat.
4. Tanda Vital. Nadi lambat sehingga intra kranial meningkat dan tekanan darah
meningkat.
5. Tingkat kesadaran. Mula-mula sadar lalu delirium dan akhirnya koma.
6. Persarafan. Perubahan refleks, tidak adanya refleks dinding abdomen, tidak adanya
refleks kremasterik pada klien berjenis kelamin laki-laki, gangguan refleks tendon,
kaku kuduk, tanda Brudzinski positif, tanda Kernig positif, ubun-ubun besar menonjol
pada klien bayi.
7. Cairan danelektrolit. Turgor kulit jelek, berkurangnya pengeluaran urin.
8. Muskuloskeletal meningokoksemia kronik. Bengkak dan nyeri pada sendi-sendi
besar, khususnya lutut dan pergelangan kaki.
9. Kulit. Petekia dan lesipurpura yang didahului oleh ruam. Pada penyakit yang berat
dapat ditemukan ekimosis yang besar pada wajah dan ekstremitas.

 Anamnesa Riwayat kesehatan


1. Keluhan Utama Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya demam,
sakit kepala, mual dan muntah, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat
kesadaran
2. Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian RKS yang mendukung keluhan
utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai
kelemahan fisik pasien secara PORST.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu Pengkajianpenyakit yang pemah dialami pasien
yang memungkinkan adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan
sekarang meliputi pernah kah pasien mengalami infeksi jalan nafas bagian
atas, otitis media, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah
saraf, riwayat trauma kepala. Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan kepada
pasien terutama jika ada keluhan batuk produlaif dan pernah mengalami
pengobatan obat anti tuberkulosa yang sangat berguna untuk mengidentifikasi
meningitis tuberkulosa.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Pada riwayat kesehatan keluarga, biasanya
apakah ada di dalam keluarga yang pernah mengalami penyakit keturunan
yang dapat memacu terjadinya meningitis.

pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien meningitis
biasanya bersekitar pada tingkat Jetargi. stupor, dan semikomatosa
2. TandaTanda Vital
1. TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis normal atau
meningkat dan berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK (N
90/140 mmHg).
2. Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (Nadi 60-100x/1).
3. Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan meningitis ini akan
lebih meningkat dari pernafasan normal (Nadi 16-20x/i).
4. Suhu : Biasanya pasien meningitis didapetkan peningkatan suhu
tubuh lebih dari normal antara 38-41C (Ns 36,5C - 37,4C).
3) Pemeriksaan Head To Toe
a).Kepala
Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri kepala.
b).Mata
Kadang reaksi pupil pada pasien meningitis yang tidak disertai penurunan
kesadaran biasanya tanpa kelainan.Refleks kornea biasanya tidak ada kelainan.
c).Hidung
Biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan pada fungsi penciuman
d).Telinga
Kadang ditemukan pada pasien meningitis adanya tuli konduktif dan tuli perseps
e).Mulut
Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris Nerfus XII : Lidah
simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra
pengecapan normal.
f).Leher
Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis.
Palpasi : Biasanya teraba distensi vena jugularis. Nerfus IX dan X: Biasanya pada
pasien meningitis kemampuan menelan kurang baik Nerfus XI : Biasanya pada
pasien meningitis terjadinya kaku kuduk
g).Dada
1) Paru
I : Kadang pada pasien dengan meningitis terdapat perubahan pola nafas
Pa : Biasanya pada pasien meningitis premitus kiri dan kanan sama
P : Biasanya pada pasien meningitis tidak teraba
A : Biasanya pada pasien meningitis bunyi tambahan seperti ronkhi pada klien
dengan meningitis tuberkulosa.

2)Jantung
I : Biasanya pada pasien meningitis ictus tidak teraba
Pa : Biasanya pada pasien meningitis ictus teraba I jari medial midklavikula
sinistra RIC IV.
P : Biasanyabunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RKC 4-5
midklavikula.
A : Biasanya jantung murni, tidak ada mur-mur.

h) Ekstremitas
Biasnya pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi
(khusunya lutut dan pergelangan kaki).Klien sering mengalami penurunan
kekuatan otot dan kelemahan fisik secara umum sehingga menggangu ADL.

i).Rasangan Meningeal
A. Kaku kuduk
Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena adanya spasme
otot-otot ,Fleksi menyebabkan nyeri berat.
B. Tanda kernig positif
Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kea rah abdomen,
kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
C. Tanda Brudzinski
Tanda ini didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi fleksi lutut dan pingul:
jika dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, gerakan
yang sama terlihat pada sisi ekstermitas yang berlawanan.
Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi)
2. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus-kapiler

Rencana tindakan keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL RENCANA INTERVENSI


KEPERAWATAN
1 Hipertermia b.d Setelah dilakukan intervensi Observasi
proses penyakit keperawatan selama 1x24 jam  Identifikasi penyebab
(infeksi) dengan kriteria hasil: hipertermia (mis.bdehidrasi,
 Suhu tubuh membaik (5) terpapar lingkungan panas,
 Hipoksia menurun (5) penggunaan inkubator)
 Kejang menurun (5) Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektralit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat
hipertermia

Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang
dingin
 Longgarkan atau lepaskan
pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal
(mis. selimut hipotermia atau
kompres dingin padabdahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
 Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi

Kolaborasi
 pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2 Hipovolemia b.d Setelah dilakukan intervensi Observasi
kehilangan keperawatan selama 1x24 jam  Periksa tanda dan gejala
cairan aktif dengan kriteria hasil: nipervolemia (mis. ortopnea,
 asupan cairan meningkat dispnea, edema, JVP/CVP
(5) meningkat, refleks
 haluaran urin meningkat hepatojugular positif, suara
(5) napas tambahan)
 turgor kulit membaik (5)  Identifikasi penyebab
hipervolemia
 Monitor status hemodinamik
(mis. frekuensi jantung,
tekanan darah, MAP, CVP,
PAP, POMP, CO,
CI), jika tersedia
 Monitor intake dan output
cairan
 Monitor tanda
hemokonsentrasi (mis kadar
natrium, BUN, hematocrit,
berat jenis urine)
 Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis,
kadar protein dan albumin
meningkat)
 Monitor kecepatan infus secara
ketat
 Monitor efek samping diuretik
(mis. hipotensi ortortostatik,
hipovolemia, hipokalemia.
hiponatremia)

Terapeutik
 Timbang berat badan setiap
hari pada waktu yang sama
 Batasi asupan cairan dan
garam
 Tinggikan kepala tempat tidur
30-40°

Edukasi
 Anjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
 Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1 kg dalam sehari
 Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
 Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian diuretik

 Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik
 Kolaborasi pemberian
continuous renal replacement
therapy (CRRT), jika perlu.
3 Gangguan Setelah dilakukan intervensi Observasi
pertukaran gas keperawatan selama 1x24 jam  Monitor frekuensi, irama,
b.d perubahan dengan kriteria hasil: kedalaman dan upaya napas
membrane  Tingkat kesadaran  Monitor pola napas (seperti
alveolus-kapiler meningkat (5) bradipnea, takipnea,
 Pusing menurun (5) hiperventilasi, Kussmaul,
 Pola napas membaik Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
(5)  Monitor kemampuan batuk
efektif
 Monitor adanya produksi
sputum
 Monitor adanya sumbatan
jalan napas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik
 Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

R. Catur Budi Susilo, S.pd., S.kp., M.kes. Keperawatan Medical Bedah Persarafan.
Wahyu Widagdo, S Kep, M Kep, Sp. kom, Toto Suharyanto, S Kep, Ns., Ratna Aryani, S
kep, Ns., Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Arif Muttaqin, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Koesno Irianto,Anatomi fisiologi.

Anda mungkin juga menyukai