Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK MENINGITIS DENGAN

PERUBAHAN PERFUSI SEREBRAL

KELOMPOK III :

RANI ANWAR (121521924)

NURUL FIRAWATI (121511920)

KRISTIAN MASELA (121421908)

KAMSINAR (121691921)

ST. SHAKINAH NUR FAJRI (121431917)

TINCE TIAU (121841909)

MARGARETHA FASE (121471926)

NOFITA SION (121701907)

YOSEPINA LEREBULAN (121711913)

ANGGITA (121681910)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR 2021/2022

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI MENINGITIS

Meningitis merupakan infeksi purulent pada lapisan otak yang biasanya pada orang
dewasa hanya terbatas didalam ruang subaraknoid, sedangan pada bayi cenderung meluas
sampai kerongga subdural sevagai suatu efusi atau empiemea subdural ( leptomeningitis )
atau bahkan kedalam otak ( meningoesenfaltis ) ( satyanegara, 2010 ).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah selaput meningen yang
mengalami peradangan, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan
proses infeksi pada system saraf pusat,yang bias mengakibatan kerusakan otak, ketulian,
stroke, dan bahkan kematian ( Suriadi & Riat 2010 ).

B. SISTEM ANATOMI FISIOLOGIS

Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak mendapatkan
suplai oksigen 15% dari curah jantung memerlukan sekitar 20% pemekaian oksigen
tubuh, dan sekitar 400 kilo kalori energy setiap harinya. Otak bertanggung jawab
terhadap kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang disadari, dan kemampuan
untuk berbagai macam proses mental, seperti ingatan atau memor, perasaan emosional,
intelegensi, berkomunikasi, sifat atau kepribadian dan pertimbangan. Berdasarkan
gambar dibawah, otak terbagi menjadi lima bagian, yaitu otak besar ( serebrum ), otak
kecil ( serebelum ), otak tengah ( mesensefalon ), otak depan ( diensefalon ), dan
jembatan varol ( pons varoli ) ( Torwoto, 2013 ).

Otak diselimuti oleh tiga selaput yang menyelimutinya disebut meningens


diantaranya yaitu :

1. Durameter Lapisan paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan yang
melekat langsung dengan tulang tengkorak, berfungsi untuk melindungi jaringan-
jaringan yang halus dari otak dan medulla spinalis.
2. Arakhnoid Lapisan bagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jarring
laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subarachnoid dan
memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk
melindungi otak dan medulla spinalis dari resiko bila terjadinya guncangan.
3. Piameter Lapisan palingdalam dari otak dan melekat pada otak. Terdapat
pembuluh darah pada Lapisan, berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
Bagian-bagian otak :
a. Otak Besar ( Serebrum )
serebrum adalah bagian terbesar dan bagian terdepan dari otak manusia. Otak
besar memilii fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang berkaitan
dengan kepandaian ( intelegensi ), ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian yang disebut lobus. Untuk Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut
sulcus.
1) Lobus Frontal Merupakan bagian lobus yang ada di paling depan dari otak
besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan,
kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, member
penilaian, kreativitas, control perasaan, dan kemampuan bahasa.
2) Lobus Parietal Berada ditengah berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan, dan rasa sakit.
3) Lobus Temporal Berada di bagian bawah berhubungan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa bicara atau komunikasi dalam
bentuk suara.
4) Lobus Occipital Bagian merupakan bagian paling belakang berhubungan
dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
b. Otak Kecil ( Serebelum )
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus otot,
keseimbangan dan posisi tubuh. ketika ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak
kecil juga berungsi mengkoordinasikan semua gerakan yang halus dan cepat.
Otak kecil juga memiliki kemampuan untuk menyimpan dan melaksanakan
serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil,
gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Ketika
terjadi cidera pada otak kecil dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerakan otot.
c. Otak Tengah ( Mesensefalon )
Mesenefalon Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah juga
berfungsi penting untuk reflek mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan
tubuh.
d. Otak Depan ( Diensefalon )
Diensefalon memeiliki dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima
semua rangsangan dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi
dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrient, penjagaan agar tetap bangun, dan
penumbuhan sikap agresif.
e. Jembatan Varol ( Pons Varoli )
Pons Varoli Merupakan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak kecil
bagian kiri dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang. Meningitis atau disebut juga radang selaput otak adalah radang pada
membran yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara
kesatuan disebut meningen. Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus,
bakteri atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan
oleh obat tertentu. Hal terparah dari Meningitis dapat menyebabkan kematian
karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang belakang.
Meningen terdiri atas tiga membrane yang bersama-sama dengan likuor
serebrospinalis, membungkus dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang
( sistem saraf pusat ). Pia meter merupakan membrane yang kedap air yang sangat
halus yang melekat kuat dengan permukaan otak, mengikuti seluruh liku-liku
kecilnya. Arachnoid meter ( disebutdemikian karena bentuknya yang menyerupai
sarang laba-laba ) merupakan suatu kantong longgar di atas pia meter. Dalam
Ruang subarachnoid memisahkan membrane pia meter dan arachnoid dan terisi
dengan cairan likuor serebrispinalis. Membran terluar, dura meter merupakan
membrane telan yang kuat, yang melekat ke membrane arachnoid dan ke
tengkorak ( Torwoto, 2013 ).
f. Limbic System ( Sistem Limbik )
Sistem limbic terletak dibagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat
kerah baju. hewan mamalia hamper semua memilii Bagian otak ini sama sehingga
sering disebut dengan otak mamalia. Bagian terpenting dari limbic sistem iyalah
hipotalamus yang salah satu fungsinya sebagai memutuskan mana yang perlu
mendapatkna perhatian dan mana yang tidak perlu.

C. ETIOLOGI MENINGITIS

Etiologi meningitis menurut Suriadi & Riat ( 2010 ) bisa disebabkan oleh Bakteri, Faktor
predisposisi, Faktor maternal, Faktor imunologi, anak dengan kelainan sistem saraf pusat

1. Bakteri
Bakteri yang bisa menjadi faktro pencetus meningitis antara lain :
a. Haemophilus influenza ( tipe B )
b. Streptococcus pneumoniae
c. Neisseria meningitis
d. Hemolytic Streptococcus
e. Staphilococcus aurea
f. coli
2. Faktor predisposisi
Jenis kelamin, laki-laki biasanya lebih sering dibandingkan dengan perempuan
3. Faktor maternal
Rupture membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
4. Faktro imunologi
Defisiensi mekanisme imun, defisisensi immunoglobulin, anak yang mendapat obat-
obatan imunosupresi
5. Faktro anak dengan kelainan system saraf pusat
Proses Pembedahan atau terjadi injury yang berhubungan dengan sistem persarafan

Penyebab lain dari faktor ini diantaranya riketsia, penyakit kanker, tumor pada otak,
obat-obatan seperti antimikriba, immune globulin, ranitidine, non steroidal anti-
inflammatory, penyakit sistemik seperti Systemic lupus erythematosus, Rheumatoid
arthritis, Polymyositis.

D. PATOFISIOLOGI MENINGITIS

Patofisiologi meningitis menurut Suriadi & Riat ( 2010 ) efek peradangan akan
menyebabakan peningkatan cairan cerebro spinal yang dapat menyebabkan obstruksi dan
selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra kranial, Efek patologi dari
peradangan tersebut adalah Hiperemi pada meningen edema dan eduksi yang kesemuanya
menyebabkan peningkatan intra kranial. Organisme yang masuk melalui sel darah merah
pada blood brain barrier masuknya dapat melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan
atau pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf pusat, otorrhea atau rhinorrhea
akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis dimana terjadinya
hubungan antara CSF dan dunia luar.

Masuknya mikriorganisme ke susunan saraf pusat melalui ruang sub-arachnoid dan


menimbulkan respon peradangan pada via arachnoid CSF dan ventrikel, dari reaksi
radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel edema dan sakar
jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan
hidrosefalus. Meningitis bakteri netrofil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan
sel respon radang,eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit yang dibentuk di ruang
subarachnoid penumpukan pada CSF akan bertambah dan mengganggu aliran CSF di
sekitar otak dan medulla spinalis

Terjadinya vasodilastasi yang cepat dari pembuluh darah dapat menimbulkan rupture
menjadi infarct. Untuk meningitis virus sebagi akibat dari penyakit virus seperti meales,
mump, herpes simplek dan herpess zoster pembentukan eksudat pada umumnya tidak
terjadi dan tidak ada mikroorganisme pada kultur CSF.

E. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis meningitis menurut Suriadi & Riat ( 2010 ) dibagi menjadi tiga dimana
meliputi :

1. Neonatus
Tidak mau atau menolak untuk makan, reflek mengisap kurang, muntah atau diare,
tonus otot kurang, kurang gerak, dan menangis lemah
2. Anak-anak dan remaja
demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang,
mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau
maniak, strupor, koma, kaku kuduk, opistotonus. Terdapat Tanda kernig dan
brudzinki positif, reflek fisiologis hiperaktif, ptechiae atau pruritus ( menunjukan
adanya infeksi meningococcal ).
3. Bayi anak usia 3 bulan – 2 tahun
Demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dan merintih,
ubun-ubun menonjol dan untuk triase meningitis mengalami positif
1) Kaku kuduk, pasien akan mengalami kekakuan pada leher sehingga terdapat
kesulitan dalam memfleksikan leherkarena adanya spasme otot-otot leher.
2) Tanda Kernig positif, ketika paha pasien dalam keadaan fleksi lebih dari 135
derajat karena nyeri.
3) Tanda Brudzinski positif, bila leher paien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang
berlaawanan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

1) Darah : Pemeriksaan darah lengkap, peningkatan sel darah putih


(10.000-40.000/mm3), pemeriksaan koagulasi, kultur adanya mikroorganisme
pathogen.
2) Urine : Albumin, sel darah merah, sel darah putih ada dalam urine.

2. Radiografi :

Untuk menentukan adanya sumber infeksi misalnya Rongen dada untuk menentukan
adanya penyakit paru seperti TBC paru, pneumonia, abses paru. Scan otak untuk
menentukan kelainan otak.

3.Pemeriksaan pungusi lumbal :

Untuk membandingkan hasil dari keadaan CSF normal dengan meningitis.

G. PENATALAKSANAAN

Menurut Suriadi & Riat ( 2010 ) penatalaksanaan medis yang secara umum yang
dilakukan di rumah sakit antara lain :

1. Penatalaksanaan umum
1). Pasien di isolasi
2) Pasien di istirahatkan/bedrest
3) Kontrol hipertermi dengan kompres, pemberian antipiretik seperti parasetamol,
asam salisilat
4) Kontrol kejang : Diazepam, fenobarbital
5) Kontrol peningkatan tekanan intracranial :Manitol, kortikosteroid
6) Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi

2. Pemberian antibiotic

1) Diberikan 10 sampai 14 hari atau sedikitnya 7 hari bebas panas

2) Antibiotik yang umum diberikan : Ampisilin, gentamisin, kloromfenikol,


selalosporin

3) Steroid untuk mengatasi inflamasi

4) Antipiretik untuk mengatasi demam

5) Antikonvulsant untuk mencegah kejang

6) Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa dipertahankan

7) Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt (Ventrikel Periton)

3. Pengobatan simtomatis :

1) Diazepam IV :0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, ataurectal 0.4 –0.6/mg/kg/dosis

2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 x sehari.

3) Turunkan panasAntipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.

4) Kompres air PAM atau es.4.Pengobatan suportif :

5) Cairan intravena

6) Zat asam, agar konsitrasi O2berkisar antara 30 –50%

7) Perawatanpada waktu kejang

1. Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.

2. Hisap lender
3. Kosongkan lambung untuk menghindari terjadinya muntah dan aspirasi

4. Hindarkan penderita atau klien dari rodapaksa ( misalnya jatuh )

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : By.A

Alamat : kp.bojong RT/RW 04/08 DES.mekar sari KEC.cilawu.


garut

Umur : 2 bulan

Pendidikan : Belum sekolah

Pekerjaan : Belum Bekerja

Agama : Islam

Suku bangsa : Sunda/Indonesia

Tanggal masuk Rs : 20 Januari 2021

Diagnosa Medis : Meningitis

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. A
Umur : 31 tahun
Almat : kp.bojong RT/RW 04/08 DES.mekar sari KEC.cilawu.
garut Jawa barat
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan Klien : Orang tua
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama saat masuk Rs : Orang tua klien mengataan anaknya mengalami
kejang dan kembung pada tgl 19 dan di bawa ke bidan yang dekat dengan rumahnya
untuk memeriksa keadaan klien, lalu di rujuk untuk di bawa ke Rumah sakit agar
mendapat pertolongan segera pada tanggal 20 januari 2021 dengan keluhan kejang
dan kembung.

Keluhan Utama saat dikaji : Pada saat dikaji di dapatkan data: kesadaran samnolen
( E:2 V:3 M:3 ) 8 dan untuk kelengapan pengkajian kurang dikernakan klien masih
balita S:37,4 RR:46 N:95 lingkar kepala:40cm lila:5cm Lingkar dada:42cm
Lingkar Abdomen 40cm Panjang badan:47cm dan terpasang O2 1 Liter, dan
terpasang NGT dikernakan bayi tidak bisa menete (lemah) saat diberikan asi
Riwayat kesehatan dahulu : Ibu Klien mengatakan sebelumnya klien mengalami
kejang dan kembung pada beberapa hari kebelakang sebelum masuk ke rumah sakit

Riwayat kesehatan keluarga : Ibu Klien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah
mengalami hal yang memperburuk atau menjadi penyebab klien mengalami

4. Riwayat kehamilan dan kelahiran


a. Prenatal: ibu klien mengatakan tidak mengalami kelainan saat mengandung kilien
tidak ada alergi obat dan makanan dan melakukan kunjungan rutin ke posyandu
mendapat konsumsi multifitamin dan zat besi dan pemberian TT.
b. Intranatal: pada saat persalinan usai kandungan sudah matur melakukan persalinan
di bidan desa setempat jenis perslalinan spontan BB:2kg PJ:47cm
c. Postnatal:kondisi ibu dan bayi pasca persalinan tidak ada kelainan
5. Pola aktivitas sehari-hari
Nutris :
a. Makan
Frekuensi : Di Rumah 7x/ sehari kurang lebih, Di RS 12x sehari
kurang
Jumlah : Di Rumah Kurang lebih 180, Di RS 280
Jenis : Di Rumah Asi, Di RS Asi
Keluhan : Di Rumah Kembung ,Di RS Tidak ada

b. Minum

Frekuensi : Di Rumah 7x/ sehari kurang lebih, Di RS 12x sehari


kurang lebih
Jumlah : Di Rumah Kurang lebih 180, Di RS 280 ml

Jenis : Di Rumah Asi, Di RS Asi

Keluhan : Di Rumah Kembung, Di RS Tidak ada

Eliminasi

a. Bab
Frekuensi : Di Rumah Kurang lebih 2x/hari, Di RS Kurang lebih 2x/hari
Warna : Di Rumah Kuning, Di RS Kuning
Bau : Di Rumah Khas feses, Di RS Khas feses
Keluhan : Di Rumah Tidak ada, Di RS Tidak ada
b. Bak
Frekuensi : Di Rumah Kurang lebih 5x/hari, Di RS Kurang lebih 4x/hari
Jumlah : Di Rumah Kurang lebih 100ml, Di RS Kurang lebih 75ml
Warna : Di Rumah Kuning jernih, Di RS Kuning jernih
Keluhan : Di Rumah Tidak ada keluhan, Di RS Tidak ada keluhan
Istirahat Tidur
a. Siang : Di Rumah 2-3 jam, Di RS 2-3 jam
b. Malam : Di Rumah 8-9 jam, Di RS 8-9 jam
c. Keluhan : Di Rumah kejang, Di RS Tidak ada keluhan

Personal hygiene

a. Mandi : Di Rumah 2x/hari , Di RS 1x/hari


b. Gosok gigi : Di Rumah Tidak gosok gigi kerna belum tumbuh gigi , Di RS
Tidak gosok gigi kerna belum tumbuh gigi
c. Keramas : Di Rumah 1x/7 hari, Di RS 1x/7 hari
d. Gunting kuku : Di Rumah 1x/2 minggu, Di RS Belum melakukan guntung
kuku
e. Ganti Pakaian : Di Rumah 2x/hari , Di RS 1x/hari
6. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pertumbuhan
Berat badan (BB) : 4 kg
Tinggi badan (TB) : 47 cm
Lingkar kepala (LK) :40 cm
Lingkar dada (LD) :42 cm
Lingkar lengan atas (LLA) :5 cm
Lingkar abdomen (LA) :40 cm
2. Perkembangan
Motoroik halus : pada bayi telentang,kedua lengan dan tungkai
bergerak
Motorik Kasar : klien belum bisa telungkup, dan saat di telentangkan
klien tidak mengikuti gerakan suatu benda yang di
hadapkan Pengembangan bicara : klien tidak
mengeluarkan suara-suara mengoceh atau lain Dan
tidak tertawa .
Sosialisasi : saat di telentangkan klien tidak melihat perawat dan
pada saat mengajak bayi bicara klien tidak tersenyum.
7. Riwayat imunisasi
hepatitis B , BCG dan polio pada usia 1 bulan, dan DPT.
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : samnolen ( E:2 V:3 M:3 ) 8
Penampilan : Bersih
TTV
Tekanan darah : Tidak terkaji
Nadi : 95x/mnt
Respirasi : 46x/mnt
Suhu : 37,4
Kepala : Inspeksi bentuk kepala simetris, warna rambut kecoklatan dan
saat di palpasi tidak ada benjolan (LK:40
Wajah : Inspeksi bentuk wajah simetris, tidak ada lesi tidak ada
benjolan bayi tidak berespon saat di beri rangsangan seperti
tersenyum dan menangis, saat diberi rangsangan dingin pada
pipinya berespon
Mata : Inspeksi bentuk simetris, sklera putih, tidak ada
kotoran ,fungsi penglihatan tidak terkaji kerna klien masih
berumur 3 bulan, saat diberikan rangsangan cahaya mata klien
tidak berespon (tidak mengikuti cahaya) replek pupil isokor
Hidung : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada luka,
tidak ada pernafasan cuping hidung, terpasang oksigen 1 liter
( nasal kanul ).
Telinga : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada kotoran, tidak ada luka,
fungsi pendengaran klien tidak terkaji kerna klien berumur 2
bulan.
Mulut : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada stomatitis, keadaan bibir
lembab , terpasang NGT pada mulut klien
Leher : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, terdapat
kaku kuduk ,dan kernig
Dada : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada pembengkakan dan lesi
tidak terdengar ronki di broncovesikuler, kembang kempis dada
terlihat cepat RR 46 (LD:42).
Abdomen : Inspeksi bentuk simetris, tidak ada lesi dan acites
menggunakan otot abdomen untuk bernafas (LA:40).
Punggung : bentuk punggung simetris saat di insfeksi tidak ada lesi dan
benjolan.
Genitalia : terdapat 2 scrotum saat di raba, glen penis tertutup oleh
foreskin tidak ada lesi dan benjolan
Anus : warna anus gelap, tidak mengalami atresia ani lubang anus
ada
Ekstremitas
a. Atas : saat diberi rangsangan dingin refles ekstremitas atas keduanya (+)
Kekuatan otot 3 3
b. Bawah : saat diberi rangsangan dingin refles ekstremitas atas keduanya (+)
kekuatan otot 3 3 brudzinki (+) kedua kaki
9. Data Psikologis Klien
Klien hanya diam, Pada data psikologi klien tidak dapat terkaji kerna klien masih
berumur 2 bulan
10. Data Psikologi Keluarga
Keluarga klien sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan pada anaknya yang sedang
sakit dan tidah henti-heti berharap agar klien cepat kembali sehat
11. Data Social
Terlihat orang tua sangat menyayangi klien dan terlihat keluarga yang hangat
12. Data Spiritual
Data spiritual klien belum terkaji kerna klien masih berusia 2 bulan, ibu klien selalu
beroa akan kesembuhan anaknya
13. Data Hospitalisasi
Data hospitalisasi klien belum terkaji kerna klien masih berusia 2 bulan,
14. Data Penunjang
Tes Labolatorium
1. HEMATOLOGI
Darah rutin : 4,2 g/dl
Hemoglobin : 13%
Hematokrit : 13,310/mm3
Lekosit : 474,000/mm3
Trombosit : 1,29 Juta/m
Eritrosit
HITUNG JENIS
Leukosit :0%
Basifil :1%
Eosinophil :0%
Batang : 41 %
Netrofil : 51 %
Limfosit :7%
Monosit
2. KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu
Electrolyte : 122 mEq/L
Natrium (NA) : 6,9 mEq/L
Kalium (K) : 98 mEq/L
Klorida (C1) : 4,96 mEq/L
Kalsium(Ca basa)

B. ANALISIS DATA

1. DS:
-ibu klien mengatakan anaknya hanya diam seperti tidak sadar kaki tangan tida
bergerak, tidak menagis atau tertawa
DO:
- klien hanya diam di tempat tidur - Kaki dan tangan klien tida bergerak keuali di beri
rangsangan sentuhan, cubitan dan suhu dingin
- Tampak Klien hanya diam tidak tertawa dan menangis
- Kaku kuduk, kernigh, brudzinki
- ekstremitas kaku
- Sesadaran samnolen ( E:2 V:3 M:3 ) 8
2. DS :
-Ibu klien mengatan saat diberikan asi klien tidak bisa membuka mulut kerna lemas
dan tidak bergerak
DO:
- Nampak terpasang NGT untuk pemenuhan nutrisi klien
- Nampak klien sulit untuk membuka mulutnya

C. DIAGNOSA

1. Perubahan perfusi serebral b.d proses inflamasi

2. utrisi kuang dari kebutuhan b.d kelemahan

D. INTERVENSI

DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DX 1. Setelah dilakukan 1. Terapi pemberian 1. Tindakan ini
tindakan oksigen sesuai bertujuan untuk
keperawatan selama kebutuhan memenuhi
3x24 jam diharapkan 2. manajemen edema kebutuhan
: serebral, dengan oksigen diotak
 Klien akan kegiatan; monitor 2. Bertujuan
mempertah tandatanda vital, memantau atau
ankan monitor status menurunan
perfusi pernapasan, Monitor volume cairan di
serebral karakteristik cairan serebral
yang serebrospinal (warna, menurunkan
adeuakuat kejernihan, retensi cairan
konsistensi), Berikan 3. Mengetahui bila
anti kejang sesuai terjadi
kebutuhan dorong peningkatan
keluarga/orang yang TIK
penting untuk bicara 4. Untuk
pada pasien dan memcegah
posisikan tinggi penyebaran
kepala 30o bakteri
3. Memonitor TIK 5. Meningkatkan
(Nadi,pernapasa n motoric klien
tidak
teratur,gelisah,peruba
han pupil,kejang).
4. Pemberian obat
ceftriaxone 3,5 ml iv,
sibital 0,1 ml
5. Melakukan latihan
pasif (isometik,
DX 2. Setelah dilakukan 1. Menganjuran 1. Terhindar dari
tindakankeperawata keluarga klien untuk tersedak
n selama 3x24 jam memberikan 2. Mempermudah
diharapkan : makanan secara untuk pemberian
 Kebutuhan secara perlahan nutrisi
nutrisi yang 2. Memasang NGT 3. Terpenu hinya
adekuat 3. Menjelaskan kebutuha n klien
pentingnya intake dan adekuat
nutrisi untuk
penyembuhan penyait
E. IMPLEMENTASI

DX 1 :

1. Melakukan Terapi pemberian oksigen sesuai kebutuhan


2. Manajemen edema serebral, dengan kegiatan; monitor tandatanda vital, monitor status
pernapasan, Monitor karakteristik cairan serebrospinal (warna, kejernihan,
konsistensi), Berikan anti kejang sesuai kebutuhan dorong keluarga/orang yang
penting untuk bicara pada pasien dan posisikan tinggi kepala 30o
3. Memonitor TIK (Nadi,pernapasa n tidak teratur,gelisah,perubahan pupil,kejang).
4. Melakukan Pemberian obat ceftriaxone 3,5 ml iv, sibital 0,1 ml
5. Melakukan latihan pasif (isometik,

DX 2 :

1. Menganjuran keluarga klien untuk memberikan makanan secara secara perlahan


2. Melakukan pemasang NGT
3. Menjelaskan pentingnya intake nutrisi untuk penyembuhan penyait

F. EVALUASI

S:

ibu klien mengatakan anaknya hanya diam seperti tidak sadar kaki tangan tida
bergerak, tidak menagis atau tertawa

O:

klien Nampak Bereaksi saat diberikan rangsangan di tepuk di bagian telapak


kaki(menangis) mulai memperlihatkan peningkatan motoric dan sensorik kaku kuduk
(-) brudzinki (+) kernig (+) tidak adanya tanda-tanda TIK dan edema serebral A :
masalah Perubahan perfusi serebral teratasi sebagian

P:

intervensi dilanjutkan
SOAL

1. Pemeriksaan diagnosis yang dapat dilakukan pada anak meningitis adalah.

A. Pemeriksaan laboratorium

B. Pemeriksaan radiografi

C. Kultrul darah

D. Kultur swab hidung dan tenggorokan

E. Semua benar

Jawb E

2. Berikut yang bukan merupakan bakteri penyebab meningitis pada bayi dan anak adalah.

A. Streptococus

B. Escherichia coli

C. Listeria monocytogenes

D. Neisseria meningitidis

E. Vibrio chalerae

Jabw E

3. Penyebab utama dari penyakit meningitis pada anak adalah.

A. Kelelagan

B. Kurang gizi

C. Cacinngan

D. Keracunan

E. Bakteri dan virus.

Jabw E

4. Komplikasi yang sering muncul pada anak yang mengalami penyakit meningitis

A. Gangguan mental

B. Gangguan belajar

C. Perdarahan
D. Kejang

E. Hidrosefalus

Jabw. E

5. Apa yang akan terjadi jika adanya infeksi di saraf otak yang akhirnya menimbulkan
penyakit meningitis

A. Terjadinya inflamasi pada piameter dan achnoid

B. Terjadinya peningkatan metabolisme

C. Terjadinya penumpukan aliran CSSdi otak

E. Terjadinya penekanan pada arteri

Jabw A

6. Penyakit apakah yang diakibatkan oleh adanya peradangan pada sistem saraf pusat..

A. DM

B. Leukimia

C. Menigitis

D. Pneumonia

E. Difteri

Jabw C

7. Berikut ini merupakan faktor penyebab meningitid adalah KECUALI..

A. jamur

B. Virus

C. Parasit

D. Bakteri

E. Nematodab

Jabw E

8. Muntah -muntah, demam tinggi, nafas cepat, kaki dan tangan dingin, rewel, mengalami
kejang. Pertanyaan tersebut merupakan gejala dari penyakit..

A. Tifus

B. Epilepsi
C. Menigitis

D. DBD

E. Hepatitis

Jabw. C

9. pada umur berapakah yang rentang seseorang anak terkena penyakit meniginitis.

A. 0 - 3 bulan

B. 1- 10 tahun

C. 1- 6 bulan

D. 4 - 8 bulan

E. 6 - 16 bulan.

Jabw . E

10. Pemeriksaan diagnosis yang dapat dilakukan pada anak meningitis adalah.

A. Pemeriksaan laboratorium

B. Pemeriksaan radiografi

C. Kultrul darah

D. Kultur swab hidung dan tenggorokan

E. Semua benar

Jawb E

Anda mungkin juga menyukai