Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN SOL (SPACE OCCUPYING LESION)

1. Pengertian

Space Occupying Lesion (SOL) (lesi desak ruang intrakranial) merupakan

neoplasma bisa berupa jinak atau ganas dan primer atau sekunder, serta setiap

inflamasi yang berada di dalam rongga tengkorak yang menempati ruang di dalam

otak menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Space Occupying Lesion

(SOL) meliputi tumor, hematoma, dan abses (Ejaz Butt, 2005).

SOL merupakan generalisasi masalah yang mengenai otak serta adanya lesi pada

ruang intracranial. Kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor

intrakranial merupakan beberapa penyebab yang bisa menimbulkan lesi pada otak.

( Long, C 2000 )

2. Anatomi Fisiologi

Otak terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling berhubungan yang

bertanggungjawab atas fungsi mental dan intelektual kita. Neuron merupakan sel-

sel yang terdapat di otak. Otak adalah organ mudah beradaptasi meskipun neuron-

neuron di otak mati tidak mengalami regenerasi kemampuan adaptif atau

plastisitas. (Price, 2006).


Sistem saraf secara garis beras dibagi menjadi 2 yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan

sistem saraf tepi (SST). Otak dan medulla spinalis membentuk sistem saraf pusat

(SSP). Sistem saraf tepi (SST) merupakan sistem saraf yang berada disisi luar

SSP (Price, 2006). Komponen dari otak adalah :

a. Cerebrum

Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar. Cerebrum terdiri dari

sepasang hemisfer kanan dan kiri serta tersusun dari korteks yang ditandai

dengan sulkus (celah) dan girus. Cerebrum terdiri dari beberapa lobus yaitu

(Price, 2006) :

1) Lobus Frontalis

Fungsi lobus frontalis yaitu sebagai pusat intelektual seperti

kemampuan dalam berpikir dan nalar, bicara serta emosi. Pada

lobus frontalis terdapat daerah broca yang bisa mengatur ekspresi dalam

berbicara, lobus frontalis juga bisa mengatur perilaku sosial, berbicara,

gerakan sadar, motivasi dan inisiatif.

2) Lobus Temporalis

Cakupan dari lobus temporalis adalah bagian korteks serebrum yang

berjalan ke bawah dari fisura lateral dan sebelah posterior dari fisura

parieto-oksipitalis. Fungsi dari lobus ini yaitu mengatur verbal, visual,

daya ingat, pendengaran dan berperan dalam perkembangan dan

pembentukan emosi.
3) Lobus Parietalis

Lobus parietalis berada di gyrus postsentralis atau area sensorik primer

yang merupakan daerah pusat untuk kesadaran sensorik berfungsi untuk

rasa dalam perabaan dan pendengaran.

4) Lobus Oksipitalis

Lobus oksipitalis berfungsi untuk area asosiasi dan pusat penglihatan :

nervus optikus menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan

serta mengasosiasikan rangsangan ini dengan informasi yang di

dapatkan dari saraf lain dan memori.

5) Lobus Limbik

Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia, memoriemosi

dan bersama hipothalamus melakukan pengendalian atas susunan

endokrin dan susunan autonom yang dapat menimbulkan perubahan.

Gambar 2.1 Anatomi Otak Berdasarkan Lobus


Gambar 2.2 Anatomi Cerebral

b. Cerebellum

Secara keseluruhan cerebellum merupakan struktur kompleks yang

mengandung lebih banyak neuron. Cerebellum memiliki peran yaitu sebagai

koordinasi dalam fungsi motorik didasarkan pada informasi somato sensori

yang diterima inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan output (Price,

2006).

Cerebellum merupakan pusat koordinasi sebagai keseimbangan dan tonus

otot yang secara optimal melakukan kontraksi otot-otot volunter.

Cerebellum memiliki bagian-bagian yaitu lobus anterior, lobus medialisdan

dan lobus fluccolonodularis (Price, 2006).


Gambar 2.3 Anatomi Cerebellum
c. Brainstem

Brainstem merupakan batang otak yang berfungsi dalam mengatur seluruh

proses kehidupan yang mendasar. Di atas brainstem terdapat diensefalon dan

medulla spinalis dibawahnya. Jaras asenden dan desenden, traktus

longitudinalis antara medulla spinalis dan bagian- bagian otak, anyaman sel

saraf dan 12 pasang saraf cranial merupakan struktur-struktur fungsional

penting yang terdapat di batang otak. Brainstem terdiri dari tiga segmen,

yaitu medulla oblongata, pons dan mesensefalon (Price, 2006).


Gambar 2.4 Anatomi Brainstem

d. Anatomi Peredaran Darah Otak

Darah mengangkut makanan, zat asam, dan substansi lainnya yang

dibutuhkan untuk fungsi jaringan hidup yang baik. Karena kebutuhan otak

sangat mendesak dan vital mengharuskan aliran darah terus konstan. Suplai

darah arteri ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh- pembuluh darah

yang bercabang-cabang, berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga

dapat menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel (Brunner dan Suddarth,

2002).

2. Etiologi

Penyebab dari SOL menurut Ejaz Butt (2005) berupa :

a. Malignansi
1) 95% dari seluruh tumor meliputi metastase, meningioma, neuroma

akustik, glioma dan adenoma pituitary


2) Pada dewasa 2/3 dari tumor primer terletak supratentorial, tetapi pada

anak-anak 2/3 tumor terletak infratentorial.

3) 30% tumor otak merupakan tumor metastasis sedangkan tumor primer

umumnya tidak melakukan metastasis dan 50% diantaranya adalah tumor

multipel.

b. Hematoma

c. Abses serebral.
d.Infeksi HIV yang menyebabkan limfoma

e. Granuloma dan tuberkuloma.

3. Klasifikasi

a. Tumor Otak

Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses desak ruang

(space occupying lesion) yang timbul di dalam rongga tengkorak baik di dalam

kompartemen supertentorial maupun infratentorial.

Kategori-kategori tumor menurut Arthur (2012) :

1) Benigna (jinak)

Morfologi tumor tersebut menunjukkan batas yang jelas, hanya mendesak

organ-organ disekitar dan tidak infiltratif. Setalah dilakukan pengangkatan

total ditemukan adanya pembentukan kapsul serta tidak adanya metastasis

maupun rekurensi. Secara histologis, menunjukkan struktur sel yang

reguler, densitas sel yang rendah dengan diferensi struktur Yang jelas

parenkhim, stroma yang


tersusun teratur tanpa adanya formasi baru dan pertumbuhan tanpa mitosis.

2) Maligna (ganas)

Tumbuh cepat serta cenderung membentuk metastasis, tampilan

mikroskopis yang infiltratif atau tanpa batas yang jelas dan rekurensi pasca

pengangkatan total.

Kategori tumor berdasarkan letaknya :

1) Astrositoma

Astrositoma adalah kelompok tumor sistem saraf pusat primer yang

tersering. Astrositoma adalah lesi berbatas tegas tumbuh lambat yang

merupakan sekelompok neoplasma heterogen seperti astrositoma

pilositik hingga neoplasma infiltratif yang sangat ganas seperti

glioblastoma multiforme.

2) Oligodendroglioma

Oligodendroglioma biasanya terbentuk dalam hemisferium serebri dan

paling sering ditemukan pada masa dewasa. Hilangnya heterozigositas

di lengan panjang kromosom 19 dan lengan pendek kromosom 1

merupakan kelainan yang sering terjadi pada oligodendroglioma.

Oligodendroglioma secara makroskopis biasanya galantinosa dan

lunak. Sedangkan secara mikroskopis oligodendroglioma dibedakan

dengan adanya sel infiltratif dengan bulat seragam. Dibandingkan

dengan astositoma infiltratif tumor ini memiliki batas yang lebih tegas.
3) Ependimoma

Ependioma bisa terjadi pada semua usia. Ependinoma sering ditemui

di daerah sentralis di korda spinalis atau dalam salah satu rongga

ventrikel. Pada dua dekade pertama kehidupan yang sering terjadi

yaitu ependimoma intrakranial sedangkan lesi intraspinal terutama

pada orang dewasa. Ventrikel keempat merupakan tempat yang sering

timbul ependioma intrakranial dan mungkin menyumbat CSS yang

menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan hidrosefalus.

4) Glioblastoma

Glioblastoma merupakan neoplasma yang infiltratif secara difuse yang

timbul dengan masa yang berbatas tegas. Pada daerah nekrosis dengan

konsistensi seperti krim kekuningan yang ditandai dengan suatu

daerah bekas perdarahan berwarna cokelat dan potongan tumor dapat

berupa masa yang lunak berwarna keabuan atau kemerahan.

5) Meduloblastoma

Meduloblastoma tumbuh sangat cepat yang merupakan neoplasma

yang invasif dan sering ditemukan pada anak. Lokasi tersering

meduloblastoma pada anak adalah di infratentorial yaitu di bagian atap

ventrikel ke empat dan posterior vermis serebeli.

6) Tumor Pleksus Khoroid

Bentuk dari mikroskopis tumor pleksus khoroid mirip dengan

kembang kol yang berupa massa dengan konsistensi lunak, vaskuler,

ireguler. Tumor ini cenderung berekstensi melalui foramen-foramen


ke dalam ventrikel lain yang berdekatan atau ke dalam rongga

subarakhnoid dan berbentuk sesuai dengan kontur ventrikel yang

ditempatinya.

b. Hematom Intrakranial

1. Hematom Epidural

Fraktur tulang kepala bisa merobek pembuluh darah, terutama arteri

meningea media yang masuk dalam tengkorak melalui foramen spinosum

dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dalam os temporale.

Hematome epidural disebabkan oleh perdarahan. Hematome bisa bertambah

besar karena desakan dari hematom akan melepaskan durameter lebih lanjut

dari tulang kepala. (R. Sjamsuhidajat, 2004).

a Hematom Subdural

Trauma otak menyebabkan hematom subdural yang mengakibatkan

robeknya vena di dalam ruang araknoid. Robeknya vena memerlukan

waktu yang lama menyebabkan pembesaran hematome. Dibandingkan

dengan hematome epidural prognosis hematome subdural lebih jelek

karena sering disertai cedera otak berat lain. (R. Sjamsuhidajat, 2004).

b. Higroma Subdural

Hematome subdural lama dan disertai pengumpulan cairan

serebrospinal di dalam ruang subdural merupakan faktor penyebab

higroma subdural. Kelainan ini terjadi karena robekan selaput


arakhnoid yang menyebabkan cairan serebrospinal keluar ke ruang

subdural dan jarang ditemui. Kenaikan tekanan intrakranial dan sering

tanpa tanda fokal merupakan gambaran klinis dari higro subdural (R.

Sjamsuhidajat, 2004).

4. Tanda dan Gejala-gejala

Gejala-gejala umum (Ejaz Butt, 2005).

a. Muntah : merupakan gejala pertama dan tetap. Timbulnya tanpa didahului

rasa mual dan sering terjadi di pagi hari. Pada tingkat lanjut, muntah

menjadi proyektil.

b. Sakit kepala : 70% di jumpai pada pasien bersifat serangan berulang, nyeri

berdenyut, paling hebat pagi hari, timbul akibat batuk, bersin dan mengejan.

Lokasi nyeri unilateral/ bilateral yang terutama dirasakan daerah frontal dan

suboksipital.

c. Gejala mata: regangan nervus abdusens menyebakan strabismus/ diplopia.

Tanda yang penting untuk tumor intrakranial edema papil pada funduskopi.

d. Pembesaran kepala: sering di temui pada anak umur di bawah 2 tahun yang

fontanelnya belum tertutup. Untuk tumor otak gejala ini tidak khas hanya

menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial.

e. Gangguan kesadaran: bisa berupa ringan sampai yang berat.

f. Kejang: sangat jarang, ditemui pada tingkat yang sudah lanjut.

g. Gangguan mental: jika lokasi tumor pada lobus frontalis atau lobus temporalis

tumor akan lebih sering ditemui pada orang dewasa.


5. Patofisiologi

Ada tiga komponen di dalam kranium yaitu otak, cairan serebrospinal (CSS) dan

darah. Foramen magnum adalah sebuah lubang keluar utama pada kranium yang

memiliki tentorium pemisah anatara hemisfer serebral dari serebellum. Isi

intrakranial yang normal akan menggeser sebagai konsekuensi dari space occupying

lesion (SOL) jika terdapat massa yang di dalam kranium seperti neoplasma. (Price,

2005).

Peningkatan tekanan intrakranial didefinisikan sebagai peningkatan tekanan dalam

rongga kranialis. Otak, darah dan cairan serebrospinal menempati ruang pada

intrakranial. Pada ruang intrakranial terdapat unsur yang terisi penuh dan tidak dapat

di tekan yaitu otak (1400 g), cairan ( sekitar 75 ml) dan darah (sekitar 75 ml).

Desakan ruang dan kenaikan tekanan intrakranial di sebabkan oleh peningkatan

volume pada salah satu dari ketiga unsur utama. (Price, 2005).

Tekanan normal intrakranial berkisar 10-15 mmHg yang akan di pertahankan

konstan pada keadaan fiologis. Peninggian tekanan intrakranial yang parah apabila

tekanannya melebihi 40 mmHg. Trauma pada kepala akan mengakibatkan cedera

pada otak sehingga terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Terjadinya tingkatan

darah arteri untuk sesaat di sebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial secara

mendadak karena aneurisma intrakranial yang pecah. Sehingga bisa menyebabkan

peningkatan pada kadar laktat cairan serebrospinal dan hal ini mengindikasikan

terjadinya suatu iskhemia serebri. Pergeseran CSS dan


darah secara perlahan diakibatkan oleh tumor yang semakin membesar.

(Satyanegara, 2010).

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksnaan Medis menurut Brunner dan Suddarth, 2002.

1) Pembedahan

a) Craniotomy

Craniotomy merupakan tindakan pembedahan yang membuka

tengkorak (tempurung kepala) bertujuan untuk mengetahui dan

memperbaiki kerusakan pada otak. Untuk pengangkatan tumor pada

otak, operasi ini yang umum dilakukan. Selain itu pembedahan

craniotomy ini juga bertujuan untuk mengendalikan perdarahan dari

pembuluh, menghilangkan bekuan darah (hematoma) memperbaiki

malformasi arteriovenosa (koneksi abnormal dari pembuluh darah),

darah lemah bocor (aneurisma serebral), menguras abses otak,

melakukan biopsi, mengurangi tekanan di dalam tengkorak dan

melakukan pemeriksaan pada otak.

2) Radiotherapi

Radioterapi merupakan penggunaan sebuah mesin X-ray untuk

membunuh sel-sel tumor yang diarahkan pada tumor dan jaringan

didekatnya kadang diarahkan pada seluruh otak atau ke syaraf tulang

belakang.
3) Kemoterapi

Untuk terapi kanker biasanya menggunakan kemoterapi yaitu

pengobatan penyakit yang disebabkan oleh agen kimia. Perbedaan

antara sel kanker dan sel normal terhadap reaksi pengobatan sitostika

yang diberikan secara sendiri-sendiri atau kombinasi merupakan dasar

pengobatan kemoterapi.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada SOL menurut Arif Muttaqin, 2008 :

a. Elektroensefalogram (EEG)

Elektroensefalogram (EEG) merekam aktivitas umum elektrik di otak, dengan

cara meletakkan elektroda pada area kulit kepala atau dengan menempatkan

mikroelektroda dalam jaringan otak. Pemeriksaan ini memberikan pengkajian

fisiologis aktivasi serebral.

b. Ekoensefalogram

Pergeseran kandungan intra kranial bisa diketahui dari pemeriksaan

ekoensefalogram.

c. Foto rontgen polos

Foto rontgen polos tengkorak dan medulla spinalis sering digunakan dalam

penatalaksanaan trauma akut seperti untuk mengidentifikasi abnormalitas

tulang, adanya fraktur dan dislokasi. Selain itu, foto rontgen polos mungkin

menjadi diagnostik bila kelenjar pineal yang mengalami penyimpangan letak

terlihat pada hasil foto rontgen, yang merupakan petunjuk dini tentang adanya

space occupying lesion (SOL).


d. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan medan magnetik untuk

mendapatkan gambaran daerah yang berbeda pada tubuh. Foto magnetik

(nucleus hidrogen) di dalam tubuh seperti magnet-magnet kecil di dalam

medan magnet. Setelah pemberian getaran radiofrekuensi, foto memancarkan

sinyal-sinyal, yang diubah menjadi bayangan.

e. Computerized Tomografi (CT Scan)

Penderita yang dicurigai space occupying lesion (SOL) bisa menggunakan

alat diagnostik CT Scan sebagai evaluasi pasien. Pada basis kranil sensitifitas

CT Scan bisa untuk mendeteksi lesi yang berpenampang kurang dari 1 cm.

Lesi abnormal yang berupa massa mendorong struktuk otak disekitarnya

merupakan gambaran CT Scan pada space occupying lesion (SOL). Densitas

yang lebih rendah biasanya menyebabkan SOL seperti dikelilingi jaringan

udem yang terlihat jelas. Sifatnya yang hiperdens memudahkan dalam

membedakan perdarahan atau invasi dengan jaringan sekitarnya karena

adanya klasifikasi. Jika pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai pemberian

zat kontras, beberapa jenis SOL akan terlihat lebih nyata. Penilaian space

occupying lesion (SOL) pada CT Scan :

Proses desak ditandai dengan :

1) Garis tengah otak terdapat pendorongan struktur

2) Pada ventrikel terjadi penekanan dan perubahan bentuk


f. Angiografi serebral

Angiografi serebral adalah proses pemeriksaan dengan menggunakan

sinar-x terhadap sirkulasi serebral setelah zat kontras disuntikkan ke

dalam arteri yang dipilih. Angiografi serebral merupakan pilihan terakhir

jika dengan pemeriksaan CT scan dan MRI, diagnosis masih belum bisa

ditegakkan.

g. Sidik otak radioaktif

Dari zat radioaktif terlihat daerah-daerah akumulasi abnormal.

Akumulasi zat radioaktif disebabkan oleh adanya space occupying lesion

(SOL) karena terjadi kerusakan sawar darah pada otak.

8. Komplikasi

Menurut Harsono (2011) komplikasi SOL :

1. Gangguan fisik neurologis

2. Gangguan kognitif

3. Gangguan mood dan tidur

4. Disfungsi seksual

5. Herniasi otak (sering fatal)

Herniasi otak adalah keadaan dimana terjadi pergeseran pada otak yang normal

melalui atau antar wilayah ketempat lain karena efek massa. Herniasi otak ini

merupakan komplikasi dari efek massa dari tumor, trauma atau infeksi.

6. Herniasi unkal
7. Herniasi Foramen Magnum
8. Kerusakan neurologis permanen, progresif, dan amat besar

9. Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi atau berfungs

9. fatway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk

dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien

baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.Tahap ini mencakup tiga

kegiatan yaitu pengumpulan data, analisis data penentuan masalah kesehatan serta

keperawatan.Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada

pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah

tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan

yang mempengaruhinya.
Sistem adaptasi mempunyai input berasal dari internal. Roy mengidentifikasi bahwa

input sebagai stimulus. Stimulus sebagai suatu unit informasi, kejadian atau energi dari

lingkungan. Sejalan dengan adanya stimulus, tingkat adaptasi individu direspons sebagai

suatu input dalam sistem adaptasi. Tingkat adaptasi tersebut tergantung dari stimulus yang

didapat berdasarkan kemampuan individu.Tingkat respons antara individu sangat unik dan

bervariasi tergantung pengalaman yang didapatkan sebelumnya, status kesehatan

individu, dan stresor yang diberikan.

Stresor yang dimaksudkan pada input (pengumpulan data) adalah stresor

psikososial yang dapat digunakan dalam pengembangan kerangka berpikir kritis pada

paradigma psikoneuroimmunologi. Pengkajian dan diagnosis dalam proses keperawatan

merupakan suatu input (stresor) yang didasarkan hasil wawancara, pemeriksaan fisik dan

data laboratorium. Permasalahan timbul jika sistem adaptasi tersebut tidak dapat

merespons dan menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan

dalam upaya mempertahankan integritas sistem.Menghadapi era global saat ini,

diharapkan perawat juga harus mampu menganalisis data-data mulai dari tingkat sistem,

organ, sel, dan molekul/ gen. Indikator imunitas sebagai acuan perawat untuk mampu

merumuskan masalah secara akurat.Masalah yang ditemukan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


Adapun langkah-langkah dalam pengkajian ini menurut Carpenito (2007),

adalah sebagai berikut :

a. Identitas klien

Identitas pasien meliputi nama, umur, berat badan, dan jenis kelamin, alamat

rumah, tanggal lahir dan identitas orang tua.

b. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang meliputi sejak kapan timbulnya demam, gejala

lain serta yang menyertai demam(misalnya mual, muntah, nafsu makan,

diaforesis, eliminasi, nyeri otot, dan sendi dll), apakah anak menggigil,

gelisa atau letargi, upaya yang harus di lakukan.

2) Riwayat penyakit dahulu yang perlu ditanyakan yaitu riwayatpenyakit yang

pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam hal ini orang tua. Apakah

dalam keluarga pernah memiliki riwayat penyakit keturunan atau pernah

menderita penyakit kronis sehingga harus dirawat di rumah sakit.

3) Riwayat tumbuh kembang yang pertama ditanyakan adalah hal-hal yang

berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anaksesuaidengan

kebutuhan anak sekarang yang meliputi motorik kasar, motorik

halus,perkembangan kognitif atau bahasadan personal sosial atau

kemandirian.

4) Imunisasi yang ditanyakan kepada orang tua apakah anakmendapatkan

imunisasi secara lengkap sesuai dengan usia dan


jadwal pemberian serta efek samping dari pemberian imunisasi seperti panas, alergi

dan sebagainya.

C. Pemeriksaan fisik

1) Pola pengkajian

Pola fungsi kesehatan daat dikaji melalui polaGordon dimana pendekatan ini

memungkinkan perawatuntuk mengumpulkan datasecara sistematis dengan

cara mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik

pada masalah khusus. Model konsep dan tipologi pola kesehatan fungsional

menurut Gordon:

a) Pola persepsi manajemen kesehatan

Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan

kesehatan.Persepsiterhadap arti kesehatan, danpenatalaksanaan

kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang

praktek kesehatan.

b) Pola nutrisi metabolik

Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu

makan, pola makan, diet, fluktasi BB dalam 1 bulan terakhir, kesulitan

menelan, mual/muntah, kebutuhan

c) Pola eliminasi

Manajemen pola fungsi ekskresi, kandung kemih dan kulit, kebiasaan

defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri,

disuria, dll), frekuensi defekasi dan miksi,


karakteristik urine dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih, dll.

d) Pola latihan aktivitas

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernapasan, dan sirkulasi,

riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman napas, bunyi

napas, riwayat penyakit paru.

e) Pola kognitif perseptual

Menjelaskan persepsi sensori kognitif. Pola persepsi sensori

meliputipengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, dan kompensasinya

terhadap tubuh.

f) Pola istirahat dan tidur

Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi tentang energi.Jumlah

jam tidur pada siang dan malam.

g) Pola konsep diri persepsi diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi

terhadap kemampuan.

h) Pola peran hubungan


Mengambarkan dan mengetahui hubungan peran klien terhadap

anggota keluarga.

i) Pola reproduksi seksual

Menggambarkan pemeriksaan genital.

j) Pola koping stres


Mengambarkankemampuan untuk mengalami stress dan penggunaan sistem

pendukung. Interaksi dengan oranng terdekat, menangis,kontak mata.

2. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan

berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.

3. Perumusan masalah

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah

kesehatan.Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat di intervensi dengan

asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan

lebih memerlukan tindakan medis.Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan

sesuai dengan prioritas.Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria

penting dan segera. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan

hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam

kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan

dan keperawatan.

4. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon

manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau

kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan


60

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (NANDA, 2018-

2020).Perumusan diagnosa keperawatan :

a. Aktual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik

yang ditemukan.

b. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di

lakukan intervensi.

c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk

memastikan masalah keperawatan kemungkinan.

d. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga atau

masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat

sejahtera yang lebih tinggi.

e. Sindrom : diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan

aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul atau timbul karena

suatu kejadian atau situasi tertentu.

Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien dengan pasca operasi

Craniotomy atas indikasi SOL adalah (Herdman, 2012) :

1) Nyeri akut (00132)

Definisi :pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau

digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, kesakitannya yang tiba-

tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi atau diprediksi.

Faktor yang berhubungan :


61

a) Agens cidera (misalnya, biologi, fisik, zat kimia, psikologis)

b) Peningkatan tekanan intra kranial

2) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (00201)

Definisi : Rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang

dapat mengganggu kesehatan

Faktor resiko yang berhubungan :

a) Agens farmaseutikal

b) Embolisme

c) Hipertensi

d) Koagulasi intravascular diseminata

e) Neoplasma otak

f) Tumor otak (mis; gangguan serebrovascular, penyakit neurogis, trauma,

tumor).

3) Resiko Infeksi (00004)

Definisi : Rentan mengalami invasi dan multipikasi mengalami peningkatan

resiko terserang organism patogenik.

Faktor resiko yang berhubungan :

Prosedur infasif/pembedahan Gangguan integritas kulit

4) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.

Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik.

Faktor yang berhubungan :


a) Ketidakmampuan makan

b) Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien.

c) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

d) Ketidakmampuan menelan makanan.

e) Faktor psikososial

f) Kurang asupan makan

5) Kecemasan orang tua berhubungan dengan status kesehatan

Definisi :Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau

ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi

terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang

akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk

menyetujui terhadap tindakan.

Faktor yang berhubungan :

a) Ancaman kematian

b) Ancaman pada status terkini

c) Krisis situasi

d) Stresor

6) Resiko kerusakan integritas kulit

Definisi : perubahan pada epidermis dan dermis Faktor resiko :

Eksternal :

a) Hipertermia atau hipotermia


b) Kelembaban udara dan kulit

c) Imobilitas fisik Internal :

a) Perubahan status metabolic

b) Tulang menonjol

7) Kurang pengetahuan

Faktor yang

berhubungan :

a. Keterbatasan kognitif

b. Salah interpretasi informasi

c. Kurang pajanan

d. Kurang minat dalam belajar

e. Kurang dapat mengingat

f. Tidak familiar dengan sumber informasi

5. Intervensi keperawatan

Roy mendefinisikan bahwa tujuan intervensi keperawatan adalah

meningkatkan respons adaptif berhubungan dengan 4 jenis respons.“nursing

aims is to increase the person’s adaptive response and to decrease ineffective

responses” (Roy, 1984: 37). Perubahan internal dan eksternal dan stimulus

input tergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping seseorang atau

keadaan koping seseorang merupakan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat

adaptasi seseorang akan ditentukan oleh stimulus focal, contextual, dan

residual. Focal adalah suatu respons yang diberikan secara langsung terhadap

ancaman / input yang masuk


Penggunaan focal pada umumnya tergantung tingkat perubahan yang

berdampak terhadap seseorang.Stimulus contextual adalah semua stimulus lain

seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat

diobservasi, diukur, dan secara subyektif disampaikan oleh individu. Stimulus

residual adalah karakteristik/ riwayat dari seseorang yang ada dan timbul

relevan dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara obyektif

(Nursalam, 2008). Berikut diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil

beserta intervensi keperawatan pada pasien post operasi Craniotomy SOL

(Nurarif dan Kusuma, 2015) :

Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan Post Operasi
Craniotomy SOL Berdasarkan NANDA dan NIC NOC
N Diagnosa NOC NIC
o Keperawata Tujuan dan Intervensi
n Kriteria Hasil Keperawatan
1 Resiko Status Sirkulasi (0406) Cerebral Cyrculatory Care
ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Monitor vital sign
perfusi jaringan keperawatan selama …. jam Monitor status neurologi
otak (00201) status perfusi jaringan normal Posisikan kepala klien
Faktor resiko dengan indikator : head up
yang 30O
berhubungan: Menunjukkan kemampuan Monitor suhu dan
a. Tumor otak kognitif, ditandai dengan kadar leukosit
(mis: indikator: Kolaborasi pemberian
a. Tidak ada hipotensi otastik antibiotik
gangguan Monitor ukuran,
serebrovaskul Indikator bentuk, kesimetrisan
ar, dan reaktifitas
penyakit 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan
pada
neurologis, skala … pupil
trauma,tumor) b. Berkomunikasi dengan Monitor level
b. Neoplasma jelas dan kesadaran, level orientasi
otak sesuai dengan usia serta dan GCS
kemampuan Indikator Monitor reflek kornea,
reflek
1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan batuk
1.9 Monitor tonus otot,
pada skala … pergerakan motorik,
c. Menunjukkan perhatian tremor, kesimetrisan
Indikator wajah
1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan
Monitor Tekanan Intra
pada skala … Kranial
d. Konsentrasi serta orientasi 1.10Monitor suhu dan
Indikator kadar
leukosit
1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan Bantu pemasangan
insersi alat untuk
pada skala … memonitor TIK
e. Menunjukkan memori Cek pasien untuk tanda
jangka lama nuchal
dan saat ini rigidity (kaku kuduk)
Indikator Kolaborasi pemberian
antibiotik
1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan Monitor Status Neurologi

pada skala … Monitor ukuran, bentuk,


f. Memproses informasi kesimetrisan dan reaktifitas
Indikator pupil
Monitor level
1,2,3,4,5 kesadaran, level orientasi
dipertahankan/ditingkatkan dan GCS
Monitor memory
pada skala … jangka pendek, perhatian,
g. Membuat keputusan dengan memory masa lalu, mood,
benar Indikator
perasaan, dan perilaku
Monitor reflek
1,2,3,4,5
kornea,reflek batuk
dipertahankan/ditingkatkan
Monitor tonus otot,
pada skala … pergerakan motorik, tremor,
kesimetrisan wajah
Keterangan Skala : Catat keluhan sakit
1 = Tidak pernah kepala
menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang-kadang
menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Secara konsisten
menunjukkan

2 Ketidakseimban Nutritional Status : food and Nutrisi Monitoring


gan nutrisi Fluid Intake (1020) BB pasien dalam batas
kurang dari Setelah dilakukan tindakan normal
kebutuhan keperawatan selama ……jam Monitor adanya
tubuh (00002) status nutrisi pasien normal penurunan berat badan
Faktor dengan indikator : Monitor interaksi anak
a. Intake Nutrisi selama makan
yang Indikator Monitor lingkungan
berhubungan: selama makan
a.Ketidakmampu 1,2,3,4,5 Jadwalkan pengobatan
an
dipertahankan/ditingkatkan dan tindakan tidak selama
menelan
pada skala … jam makan
b. Penyakit
b. Intake makanan lewat Monitor kulit kering dan
kronik
mulut Indikator perubahan pigmentasi
c.Intolera
1,2,3,4,5 Monitor turgor kulit
nsi
dipertahankan/ditingkatk Monitor kekeringan,
makana
an pada skala … rambut kusam, dan mudah
n
c. Intake cairan lewat patah
d. Kes Monitor mual dan
ulitan mulut Indikator muntah
mengun 1,2,3,4,5 Monitor kadar albumin,
yah dipertahankan/ditingkatk total protein, Hb, dan kadar
e.Mual an pada skala … Ht
f. Muntah d. Toleransi Monitor pertumbuhan
g. Hil makanan dan perkembangan
ang Indikator Monitor pucat,
nafsu makan 1,2,3,4,5 kemerahan, dan kekeringan
dipertahankan/ditingkatka jaringan konjungtiva
Batasan n pada skala … Monitor kalori dan
Karakteris e. Hidrasi intake nuntrisi
tik: Indikator 1,2,3,4,5 Catat adanya edema,
a.Berat badan dipertahankan/ditingkatka hiperemik, hipertonik
kurang dari n pada skala … papila lidah dan cavitas
20% atau f. Hemoglobin oral.
lebih dibawah Indikator Catat jika lidah
berwarna
berat badan 1,2,3,4,5
ideal untuk dipertahankan/ditingkatka
tinggi badan n pada skala …
dan rangka g. Intake makanan lewat
tubuh selang
Indikator 1,2,3,4,5
b. Asupa
n
makanan
kurang
dari kebutuhan
metabolik,
baik
kalori total
maupun
zat gizi tertentu dipertahankan/ditingkatka magenta, scarle
c. Kehilangan n pada skala …
berat badan h. Intake cairan intravena
Indikator
dengan
asupan 1,2,3,4,5
makanan yang dipertahankan/ditingkatkan
adekuat
d. Melaporkan pada skala …
asupan i. Intake cairan parenteral
makanan Indikator
yang tidak
adekuat 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan

pada skala …
Keterangan skala:
1= Tidak Adekuat
2= Sedikit Adekuat
3= Cukup Adekuat
4= Sebagian besar
Adekuat 5=
Sepenuhnya
Adekuat
3 Nyeri Kontrol Nyeri (1605) Pain Manajemen
akut Setelah dilakukan tindakan Lakukan pengkajian
berhubungan keperawatan selama …. jam nyeri secara
dengan Agens masalah nyeri akut teratasi komprehensif termasuk
cidera fisik dengan indikator : lokasi,
(00132) a. Kapan nyeri terjadi karakteristik,
Indikator
durasi, frekuensi,
1,2,3,4,5 kualitas dan faktor
Batasan
dipertahankan/ditingkatkan presipitasi
Karakteris
pada skala … Observasi reaksi
tik :
b. Menggambarkan faktor nonverbal dari
a. Perubahan
penyebab Indikator ketidaknyamanan
selera makan. Kaji kultur
1,2,3,4,5 yang mempengaruhi
b.Perubahan
dipertahankan/ditingkatkan respon nyeri
tekanan darah.
c. Perubahan Bantu keluarga untuk
pada skala … mencari dan menemukan
frekuensi
c. Menggunakan dukungan
jantung.
analgesik yang Kurangi faktor
d.Perubaha
direkomendasikan presipitasi nyeri
n
Indikator 1,2,3,4,5 Kaji tipe dan sumber
frekuensi
dipertahankan/ditingkatkan nyeri untuk menentukan
pernafasa
n. intervensi
e. Laporan Berikan analgetik untuk
isyarat. pada skala … mengurangi nyeri
f.Diaforesis. d. Melaporkan nyeri yang Evaluasi keefektifan
g. Perilaku terkontrol Indikator kontrol nyeri
distraksi. Tingkatkan istirahat
h. Mengeks 1,2,3,4,5 Kolaborasikan dengan
presikan dipertahankan/ditingkatkan dokter jika ada keluhan dan
perilaku tindakan nyeri tidak
(merengek, pada skala … berhasil
menangis,
gelisah). Keterangan Skala : Analgesic Administration
i. Sikap 1 = Tidak pernah Tentukan
melindungi menunjukkan lokasi, karakteristik,
area nyeri. 2 = Jarang menunjukkan kualitas, dan derajat nyeri
j. Melaporkan 3 = Kadang-kadang sebelum pemberian obat
nyeri secara menunjukkan Cek instruksi dokter
non erbal. 4 = Sering menunjukkan tentang jenis obat, dosis,
k. Perubaha 5 = Secara konsisten dan frekuensi
menunjukkan Cek riwayat alergi
n posisi untuk
melindungi
nyeri.
l. Gangguan
tidur.
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi
efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
4 Ansietas orang Kontrol kecemasan diri Pengurangan kecemasan
tua (1402) Bina hubungan saling
berhubungan Setelah dilakukan tindakan percaya dengan orang tua
dengan keperawatan kontrol infeksi dan keluarga
perubahan selama..................jam Kaji tingkat kecemasan
diharapkan Tenangkan orang tua
besar (status kecemasan teratasi dengan klien dan dengarkan
kesehatan) indikator :
keluhan dengan atensi
a. Memantau intensitas
(00146) Jelaskan semua
cemas Indikator
Batasan prosedur tindakan setiap
1,2,3,4,5
Karakteristik : akan melakukan tindakan
a.Perilaku dipertahankan/ditingkatk
Damping orang tua
Agitasi an pada skala …
klien dan ajak
Gelisah b. Mengurangi penyebab
kecemasan Indikator berkomunikasi yang
Gerakan terapeutik
ekstra 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatk Berikan kesempatan
Insomnia
an pada skala … pada orang tua klien untuk
Kontak
c. Mencari informasi untuk mengungkapkan
mata yang mengurangi kecemasan perasaannya.
buruk Indikator 1,2,3,4,5 Bantu orang tua klien
b.Afektif dipertahankan/ditingkatka untuk mengungkapkan hal-
Berfokus n pada skala … hal yang membuat cemas
pada diri d. Merencanakan strategi
sendiri koping untuk situasi yang
Distress menimbulkan cemas
Gelisah Indikator 1,2,3,4,5
Gugup dipertahankan/ditingkatka
ketakutan n pada skala …
c.Fisiologis e. Menggunakan strategi
Gemetar koping yang efektif
Peningka Indikator 1,2,3,4,5
tan dipertahankan/ditingkatka
keringat n pada skala …
Wajah f. Menggunakan tehnik
tegang
relaksasi untuk
mengurangi kecemasan
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan
pada
skala …
g. Mengendalikan respon
kecemasan Indikator
1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan
pada skala …

Keterangan Skala:
1 = tidak pernah
dilakukan 2 =
jarang dilakukan
3 =kadang-kadang dilakukan
4 =sering dilakukan
5 = dilakukan secara konsisten
5 Resiko infeksi Kontrol Infeksi (1924) Infection Control (Kontrol
dengan faktor Setelah dilakukan tindakan infeksi)
ketidakadekuat keperawatan kontrol infeksi Bersihkan lingkungan
an pertahanan selama....................jam setelah dipakai pasien lain
primer diharapkan tidak ada Pertahankan teknik
isolasi
(kerusakan infeksi sehingga resiko
Batasi pengunjung bila
kulit, trauma infeksi tidak terjadi. perlu
jaringan lunak, Dengan indikator : Instruksikan pada
prosedur a. Kemerahan pengunjung untuk mencuci
invasiv/pembed Indikator tangan saat berkunjung dan
ahan) (00004) 1,2,3,4,5 setelah berkunjung
dipertahankan/ditingkatka meninggalkan pasien
n pada skala … Gunakan sabun
b. Vesikel yang tidak antimikrobia untuk cuci
mengeras tangan
permukaannya Cuci tangan setiap
Indikator 1,2,3,4,5 sebelum dan sesudah
dipertahankan/ditingkatka tindakan keperawatan
n pada skala … Gunakan baju, sarung
c. Cairan (luka) tangan sebagai alat
Indikator 1,2,3,4,5 pelindung
dipertahankan/ditingkatka Pertahankan lingkungan
n pada skala … aseptik selama pemasangan
d. Drainase alat
Indikator Tingkatkan intake
1,2,3,4,5 nutrisi 5.10Berikan terapi
dipertahankan/ditingkatka antibiotik bila
n pada skala … perlu
e. Demam
Indikator 1,2,3,4,5 InfectionProtection
dipertahankan/ditingkatka (proteksi
n pada skala … terhadap infeksi)
f. Nyeri Monitor tanda dan
Indikator 1,2,3,4,5 gejala infeksi sistemik
dipertahankan/ditingkatka
n pada skala … dan lokal
g. Malaise Monitor hitung
Indikator 1,2,3,4,5 granulosit, WBC
dipertahankan/ditingkatka Monitor kerentanan
n pada skala … terhadap infeksi
h. Menggigil Batasi pengunjung
Indikator Saring pengunjung
1,2,3,4,5 terhadap penyakit menular
dipertahankan/ditingkatka Pertahankan teknik
n pada skala … isolasi k/p 5.17Inspeksi
i. Peningkatan jumlah sel kulit dan membran
darah putih Indikator mukosa terhadap
1,2,3,4,5 kemerahan, panas,
dipertahankan/ditingkatka drainase
n pada Inspeksi kondisi luka /
skala … insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Instruksikan pasien
untuk
minum antibiotik sesuai
Skala : resep 5.22Ajarkan dan
1 = Berat keluarga tanda dan
2 = Cukup berat gejala infeksi
3 = Sedang Ajarkan cara
4 = Ringan menghindari infeksi
5 = Tidak ada Laporkan kecurigaan
infeksi
6 Resiko Tissue Integrity : Skin Pengawasan Kulit
Kerusakan and Mucous Membranes Inspeksi kondisi luka
integritas (1101) operasi
kulit dengan Observasi ekstremitas
factor Setelah dilakukan tindakan untuk warna, panas,
keperawatan
imobilitas keringat, nadi,
fisik dan tekstur, edema dan luka
kelembaban
(00248) selama jam diharapkan Inspeksi kulit dan
Batasan integritas membrane mukosa untuk
Karakteris jaringan kulit dan kemerahan, panas
tik : mukosa normal, dengan Monitor kulit pada
a. Gangguan area
indikator :
pada a. Suhu kulit
bagian tubuh Indikator 1,2,3,4,5 kemerahan
b. Kerusakan dipertahankan/ditingkatkan Monitor penyebab
pada pada skala … tekanan
lapisan b. Sensasi Monitor adanya infeksi
kulit Monitor kulit adanya
c. Gangguan rashes
permukaan Indikator 1,2,3,4,5 dan abrasi
kulit dipertahankan/ditingkatkan Monitor warna dan
pada skala … temperature kulit
c. Elastisitas Catat perubahan
kulit dan
Indikator 1,2,3,4,5 membrane mukosa
dipertahankan/ditingkatkan
pada skala … Pressure Management
d. Hidrasi 6.10Monitor status nutrisi
pasien
Indikator 1,2,3,4,5 6.11Monitor sumber
dipertahankan/ditingkatkan tekanan 6.12Mobilisasi
pada skala … pasien minimal tiap
e. Keringat 2 jam
Indikator 1,2,3,4,5 6.13Ajarkan orang tua
dipertahankan/ditingkatkan pasien untuk
pada skala … memberikan baju
f. Tekstur kepada pasien yang
longgar.
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan
pada skala …
g. Integritas kulit
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan
pada skala …
Keterangan Skala :
1 = Sangat
terganggu 2 =
Banyak
terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit
terganggu 5 =
Tidak
terganggu
7 Kurang Knowledge: Health Behavior Healtheducation
pengetahuan (Pendidikan
70

(00126) (Pengetahuan: Perilaku Kesehatan)


Batasan Sehat) (1805) Setelah Kenali faktor internal
Karakteristi dilakukan tindakan atau eksternal yang
k : Perilaku keperawatan selama … jam dapat meningkatkan
hiperbola defisiensi pengetahuan tidak atau menurunkan motivasi
Ketidakakurat terjadi dengan kriteria hasil : perilaku sehat
an mengikuti a. Praktik gizi Tentukan konteks
perintah sehat pribadi dan sejarah sosial
Ketidakakuratan
Indikator budaya individu, keluarga,
1,2,3,4,5 atau komunitas perilaku
dipertahankan/ditingkatkan sehat
pada
melakukan tes skala … Tentukan
Perilaku tidak b. Strategi untuk mengatur pengetahuan kesehatan
tepat (mis: stres Indikator 1,2,3,4,5 saat ini dan perilaku gaya
dipertahankan/ditingkatkan hidup invidu, keluarga, dan
pada
histeria, target kelompok
bermusuhan, Bantu individu,
agitasi,
skala … keluarga, dan komunitas
apatis)
c. Pola tidur-bangun normal untuk menjelaskan nilai dan
Pengungka
Indikator 1,2,3,4,5 keperacayaan kesehatan
pan
dipertahankan/ditingkatkan Kenali karakteristik dari
masalah
pada target populasi yang
skala … mempengaruhi strategi
d. Layanan promosi seleksi pembelajaran
kesehatan Indikator Rumuskan tujuan dari
1,2,3,4,5 program pendidikan
dipertahankan/ditingkatka kesehatan
n pada Kenali sumber
Faktor skala …
e. Layanan perlindungan (misalnya: personal, ruang,
kesehatan Indikator 1,2,3,4,5 peralatan, dan uang) yang
yang dipertahankan/ditingkatkan dibutuhkan untuk
berhubungan : pada
mengadakan program
Keterbatasan
Pertimbangkan
kognitif
Salah aksesibilitas, pilihan
konsumen, dan biaya dalam
interpretasi rencana program
informasi skala …
Letakkan secara
Kurang f. Tehnik melindungi diri
strategis iklan yang
pajanan Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan menarik untuk
Kurang minat mendapatkan perhatian dari
dalam pada
masyarakat
belajar
Kurang skala … Hindari untuk
menggunakan tehnik
dapat Knowledge: Disease Process menakuti sebagai strategi
mengingat (Pengetahuan: Proses untuk memotivasi orang
Tidak Penyakit) (1803) lain untuk mengganti
perilaku atau gaya hidup
familiar sehat
70
dengan Tekankan segera
keuntungan jangka pendek
sumber kesehatan yang dapat
informasi diterima dari gaya hidup
Indikator:
positif dari pada
a. Proses penyakit
Indikator 1,2,3,4,5 keuntungan jangka panjang
dipertahankan/ditingkatka atau dampak negatif
n pada skala … ketidakpatuhan
b. Faktor penyebab dan Gabungkan strategi
pendukung untuk meningkatkan harga
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatka diri target masyarakat
n pada skala … Kembangkan materi
c. Dampak edukasi tertulis pada tingkat
penyakit membaca yang tepat untuk
Indikator target masyarakat
1,2,3,4,5 Ajarkan strategi yang
dipertahankan/ditingkatka dapat digunakan untuk
n pada skala … menolak perilaku tidak
d. Tanda dan gejala penyakit sehat atau
Indikator 1,2,3,4,5 mengambil risiko
daripada
dipertahankan/ditingkatka
n pada skala …
e. Pelajaran sederhana dari
proses
penyakit
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatka
n pada skala …
f. Strategi untuk meminimalisir
71

perkembangan penyakit menyarankan


Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatk untuk menghindari atau
an pada skala … mengganti perilaku
g. Komplikasi penyakit yang Jaga penyajian yang
potensial Indikator terfokus, singkat, dan
1,2,3,4,5 dimulai serta diakhiri pada
dipertahankan/ditingkatka tujuan utama
n pada skala … Gunakan grup
h. Tanda dan gejala dari presentasi untuk
komplikasi penyakit menyediakan dukungan dan
Indikator 1,2,3,4,5 mengurangi ancaman
dipertahankan/ditingkatka terhadap peserta didik yang
n pada skala … mengalami masalah yang
i. Tindakan untuk sama atau perhatian yang
mencegah tepat
komplikasi Libatkan individu,
penyakit Indikator keluarga, dan kelompok
1,2,3,4,5 dalam merencanakan
dipertahankan/ditingkatka dan
n pada skala … mengimplementasikan
j. Dampak psikososial dari rencana untuk perubahan
penyakit terhadap diri gaya hidup dan perilaku
sendiri sehat
Indikator 1,2,3,4,5 Tekankan dukungan
dipertahankan/ditingkatka keluarga, rekan dan
n pada skala … komunitas untuk
k. Dampak psikososial dari menyampaikan perilaku
penyakit terhadap sehat
keluarga Bagikan informasi
Indikator 1,2,3,4,5 secara tepat untuk tingkat
dipertahankan/ditingkatka perkembangan
n pada skala … Gunakan bahasa yang
l. Keuntungan dari familiar
memanajemen penyakit
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatka
n pada skala …
m.Tersedianya kelompok
pendukung Indikator
1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatk
an pada skala …
n. Sumber terpercaya tentang
informasi yang spesifik
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatka
n pada skala …
72

Keterangan Skala :
1 = Tidak ada pengetahuan
2 = Pengetahuan terbatas
3 = Pengetahuan sedang
4 = Pengetahuan banyak
5 = Pengetahuan sangat
banyak
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, F. B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Bittmann S, Luchter E, Thiel M, Kameda G, Hanano R, & Langer A. (2010).


Does Honey Have a Role in Pediatric Wound Management.British Journal of
Nursing.

Carpenito,(2007).Rencana Asuhandan Pendokumentasian.Keperawatan.Alih


Bahasa Monika Ester.Edisi 2.Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. Patofisiologi : buku saku. Jakarta. EGC. 2009. p. 45

EspayAJ(2013).HydrocephalusAvailablefrom:http://emedicine.medscape.com/articl

e/1135286-overview. Diakses tanggal 02 Januari 2018

Ghofur, A., (2012). Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Mitra
Buku.

Anda mungkin juga menyukai