Anda di halaman 1dari 11

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien

Dengan Meningitis

Disusun Oleh : Kelompok 3

1) Dini Septiani (2001009)


2) Diva Bella Permata (2001010)
3) Dwi Indiyani (2001011)
4) Editya Achmad M (2001012)
5) Vinda (2001042)
6) Wulan Sari (2001043)
7) Yanik Pratika Sari (2001044)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang menakutkan karena menyebabkan
mortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama di Negara berkembang sehingga
diperlukan pengenalan dan penanganan medis yang serius untuk mencegah kematian
(Addo, 2018). Meningitis merupakan suatu reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan
yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang
yang disebabkan organisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Kondisi ini dapat
menyebabkan kerusakan otak yang parah dan berakibat fatal pada 50% kasus jika tidak
diobati (Speets et al., 2018).
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput
otak yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meninges dapat disebabkan berbabagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar ke dalam darah dan
berpindah ke dalam cairan otak. Istilah meningitis yang secara lengkap merupakan istilah
bagi meninges mengikokus adalah infeki pada selaput yang menyelimuti otak dan
sumsum tulang belakang .Radang lapisan otak dan urat saraf pusat belakang (spinal card)
dengan melibatkan sistem motoric dan juga mental.Bisa disebablan oleh sebagian bakteri,
virus, atau mikoorganisme lainnya. Bentuk yang amat serius disebabkan oleh organisme
yang disebut menigococcus Bakteri-bakteri ini biasa muncul dalam manusia tanpa
menimbulkan efek atau penyakit apapun, atau bisa juga menyebabkan penyakit yang
serius. Bila menigococcus mencapai otak atau urat saraf tulang belakang akan timul
radang yang serius atau meningitis. Jika tidak diobati, penyakit ini akan berakibat fatal.
Pada kasus yang ada jika selamat dari kematian, maka akan menjadi cacat seperti tuli dan
lumpuh.

B. Anatomi dan Fisiologi Meningitis


Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak menerima 15% dari
curah jantung memerlukan sekitar 20% pemekaian oksigen tubuh, dan sekitar 400 kilo
kalori energy setiap harinya.
Otak bertanggung jawab terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-
gerakan yang disadari, dan kemampuan untuk berbagai macam proses mental, seperti
ingatan atau memor, perasaan emosional, intelegensi, berkomunikasi, sifat atau
kepribadian dan pertimbangan. Berdasarkan gambar dibawah, otak dibagi menjadi lima
bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah (mesensefalon),
otak depan (diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J. Greene and
Norman D.Harris,2008).
Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut meningens yang terdiri dari 3 lapisan
yaitu :
1.) Durameter
Lapisan paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung
dengan tulang tengkorak, berfungsi untuk melindungi jaringan- jaringan yang halus dari
otak dan medulla spinalis.
2.) Arakhnoid
Lapisan bagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jarring laba- laba. Ruangan
dalam lapisan ini disebut dengan ruang subarachnoid dan memiliki cairan yang disebut
cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis
dari guncangan.
3.) Piameter
Lapisan paling dalam dari otak dan melekat pada otak. Lapisan ini banyak memiliki
pembuluh darah, berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.

Bagian-bagian otak :
a.) Otak Besar (Serebrum)
Merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia. Otak besar mempunyai
fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan. Otak besar terbagi
menjadi empat bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus
dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus
1) Lobus Frontal
Merupakan bagian lobus yang ada di paling depan dari otak besar. Lobus ini
berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, member penilaian, kreativitas, kontrol
perasaan, dan kemampuan bahasa.
2) Lobus Parietal
Berada ditengah berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan,
sentuhan, dan rasa sakit.
3) Lobus Temporal
Berada di bagian bawah berhubungan kemampuan pendengaran, pemaknaan
informasi dan bahasa bicara atau komunikasi dalam bentuk suara.
4) Lobus Occipital
Bagian paling belakang berhubungan dengan rangsangan visual yang
memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang
ditangkap oleh retina mata.
b.) Otak Kecil (Serebelum)
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus otot,
keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga
berungsi mengkoordinasikan gerakan yang halus dan cepat. Otak kecil juga
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti
gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu
dan sebagainya. Jika terjadi cidera pada otak kecil dapat mengakibatkan gangguan
pada sikap dan koordinasi gerakan otot.
c.) Otak Tengah (Mesensefalon)
Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi penting pada
reflek mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.
d.) Otak Depan (Diensefalon)
Terdiri dari dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima semua rangsangan
dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi dalam pengaturan suhu,
pengaturan nutrient, penjagaan agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
e.) Jembatan Varol (Pons Varoli)
f.) Merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan.
Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus, bakteri atau juga mikroorganisme
lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat tertentu. Meningitis dapat
menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang
belakang.

Meningen terdiri atas tiga membrane yang bersama-sama dengan likuor


Serebrospinalis. membungkus dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang
(sistem saraf pusat). Pia meter merupakan membrane kedap air yang sangat halus yang
melekat kuat dengan permukaan otak, mengikuti seluruh liku-liku kecilnya.
Arachnoid meter (disebutdemikian karena bentuknya yang menyerupai sarang laba-
laba) merupakan suatu kantong longgar di atas pia meter. Ruang subarachnoid
memisahkan membrane pia meter dan arachnoid dan terisi dengan cairan likuor
serebrispinalis. Membran terluar, dura meter merupakan membrane telan yang kuat,
yang melekat ke membrane arachnoid dan ke tengkorak (Torwoto,2013).

C. Etiologi
a.) Bakteri; haemophilus influenza (tipe B), streptoccus pneumonia, Neisseria
meningitis,
hemolytic streptococcus, staphylococcus auera, e.coli
b.) Faktor predisposisi : Jenis kelamin : laki-laki lebih sering dibandingkan dengan
wanita
c.) Faktor maternal : rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
d.) Factor imunologi : defisesiensi mekanisme imun, defissiensi immunoglobulin, anak
yang mendapat obat-obat imonosupresi
e.) Anak dengan kelainan saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan

D. Patofisiologi
1.) Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis.
2.) Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung
yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam
meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran
darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak
dan medula spinalis.
3.) Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatan TIK.
4.) Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)
sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang
disebabkan oleh meningokokus.

E. Menifestasi Klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran
karena adanya spasme otot-otot leher.
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi
kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi
maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda
vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala,
muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul,
lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah
putih
dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis
bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur
virus biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil
5. Elektrolit darah : Abnormal
G. Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan
dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi
dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi
pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid
dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya
menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi
antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.

BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian keperawatan Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses


keperawatan. Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal masalah pasien, agar
dapat memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian (Muttaqin, 2008).

a. Identitas
1) Identitas pasien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, perkerjaan dan alamat.
2) Indentitas penanggung jawab terdiri dari: nama, hubungan dengan klien, pendidikan,
prkerjaan dan alamat.

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya demam, sakit kepala, mual dan
muntah, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat kesadaran
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian RKS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajianpenyakit yang pernah dialami pasien yang memungkinkan adanya hubungan
atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernah kah pasien mengalami
infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain,
tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala. Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan
kepada pasien terutama jika ada keluhan batuk produktif dan pernah mengalami
pengobatan obat anti tuberkulosa yang sangat berguna untuk mengidentifikasi meningitis
tuberkulosa.

5)Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada riwayat kesehatan keluarga, biasanya apakah ada di dalam keluarga yang pernah
mengalami penyakit keturunan yang dapat memacu terjadinya meningitis.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien meningitis biasanya bersekitar pada
tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa
2) Tanda- Tanda Vital
a. TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis normal atau meningkat dan
berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK ( N = 90- 140 mmHg).
b. Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (N = 60-100x/i).
c. Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan meningitis ini akan lebih meningkat dari
pernafasan normal (N = 16-20x/i).
d. Suhu : Biasanya pasien meningitis didapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari
normal antara 38-41°C (N = 36,5°C – 37,4°C).

3) Pemeriksaan Head To Toe


a) Kepala
Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri kepala.
b) Mata
Nerfus II, III, IV, VI :Kadang reaksi pupil pada pasien meningitis yang tidak disertai
penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan. Nerfus V : Refleks kornea biasanya tidak
ada kelainan.

c )Hidung

Nerfus I : Biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan pada fungsi penciuman

d )Telinga

Nerfus VIII : Kadang ditemukan pada pasien meningitis adanya tuli konduktif dan tuli
persepsi.

e) Mulut
Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris Nerfus XII : Lidah
simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan
normal.
f) Leher
Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis. Palpasi : Biasanya teraba distensi
vena jugularis. Nerfus IX dan X : Biasanya pada pasien meningitis kemampuan menelan
kurang baik Nerfus XI : Biasanya pada pasien meningitis terjadinya kaku kuduk
g) Dada
1) Paru
I : Kadang pada pasien dengan meningitis terdapat perubahan pola nafas
Pa : Biasanya pada pasien meningitis premitus kiri dan kanan sama
P : Biasanya pada pasien meningitis tidak teraba
A : Biasanya pada pasien meningitis bunyi tambahan seperti ronkhi pada klien dengan
meningitis tuberkulosa.
2) Jantung
I : Biasanya pada pasien meningitis ictus tidak teraba
Pa : Biasanya pada pasien meningitis ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC
IV.
P : Biasanyabunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RIC 4-5 midklavikula.
A : Biasanya jantung murni, tidak ada mur-mur.
h) Ekstremitas
Biasnya pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi (khusunya
lutut dan pergelangan kaki).Klien sering mengalami penurunan kekuatan otot dan
kelemahan fisik secara umum sehingga menggangu ADL.
i) Rasangan Meningeal
a. Kaku kuduk
Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena adanya spasme otot-
otot .Fleksi menyebabkan nyeri berat.
b. Tanda kernig
positif Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kea rah abdomen,
kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
c. Tanda Brudzinski
Tanda ini didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi fleksi lutut dan pingul: jika
dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, gerakan yang sama
terlihat pada sisi ekstermitas yang berlawanan.
d. Pola Kehidupan Sehari-hari
1) Aktivitas / istirahat
Biasanya pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tubuh
2) Eliminasi
Pasien biasanya didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urine, hal ini berhubungan
dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.
3) Makanan / cairan
Pasien menyatakan tidak mempunyai nafsu makan, selalu mual dan muntah disebabkan
peningkatan asam lambung. Pemenuhan nutrisi pada pasien meningitis menurun karena
anoreksia dan adanya kejang.
4) Hygiene
Pasien menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri karena penurunan
kekuatan otot.
e. Data Penujang menurut Hudak dan Gallo(2012):
1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa darah
mrenurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
3. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun 5. MRI, CT-
Scan

ANALISA DATA

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1. Ds :Ibu Pasien mengatakan anaknya Luka,trauma ,kelaina Nyeri
selalu merintih nyeri di kepala n system syaraf
Do : Pasien gelisah ,pasien tampak pusat
meringis
TTV :
TD:140/90mmHg,RR:34x/menit,Temp:37,8
Skala Nyeri 5

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d Adanya proses infeksi

PHATWAY

RENCANA TINDAKAN

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri Akut b.d Agen TingkatNyeri menurun Manajemen Nyeri (I.08238)
pencendera fisiologis (L.080660)
(D0077) Observasi :
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi
Definisi: keperawatan 3x24 jam karakteristik,durasi,freku
Pengalaman sensorik atau Tingkat nyeri klien teratasi ensi,kualitas, intensitas
emosional yang berkaitan dengan nyeri
dengan kerusakan jaringan 2. Identifikasi skala nyeri
aktual atau Kriteria hasil: 3. Identifikasi factor yang
fungsional ,dengan onset 1. Keluhan nyeri memperberat dan
mendadak atau lambat dan menurun memperingan rasa nyeri
berintensitas ringan hingga 2. Meringis menurun
berat yang berlangsung 3. Sikap protektif Terapeutik:
kurang dari 3 bulan. menurun 1. Kontrol lingkungan yang
4. Gelisah menurun memperberat rasa
Penyebab: 5. Kesulitan tidur nyeri(mis,suhu
1. Agen pencendra menurun ruangan,pencahayaan,
fisiologis 6. Frekuensi nadi kebisingan)
(mis,inflamasi,iske membaik 2. Fasilitasi istiraht dan
mia,neoplasma) 7. Tekanan darah tidur
2. Agenpencendera memabik 3. Pertimbangkan jenis dan
kimiawi sumer nyeri dalam
(mis,terbakar,bahan pemilihan strategi
kimia iritan) meredakan nyeri
3. Agen pencendera
fisik (mis, Edukasi:
abses,amputasi, 1. Jelaskan strategi
terbakar, terpotong, meredakan nyeri
mengangkat berat, 2. Anjurkan memonitor
prosedur operasi, nyeri secara mandiri
trauma, latihan fisik 3. Anjurkan menggunakan
berlebih) analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik
nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu

Anda mungkin juga menyukai