Anda di halaman 1dari 10

BAKTERI PENYEBAB

INFEKSI SISTEM SARAF

Vector Stephen Dewangga, M.Si. 


PENDAHULUAN
Sistem syaraf merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk
mengatur regulasi tubuh. Rangsangan berupa sinyal elektrokimia
pada sistem syaraf akan memberi informasi tentang lingkungan luar
maupun lingkungan internal serta melakukan mekanisme-
mekanisme yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.
Selain itu sistem syaraf juga merupakan jalinan jaringan syaraf
yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem
syaraf ini mengkordinasi,mengatur,mengendalikan interaksi antara
seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur aktifitas sebagian besar sistem tubuh
lainnya.
Sistem syaraf tersusun menjadi susunan syaraf pusat (SSP) dan
susunan syaraf tepi (SST).
SISTEM SYARAF PUSAT
Sistem syaraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Kedua
organ ini merupakan organ lunak dengan fungsi yang sangat penting. Oleh
sebab itu, kedua organ ini perlu mendapatkan suatu mekanisme
perlindungan khusus. Terdapat 3 agen yang dapat melindungi sistem syaraf
pusat dari cedera :
1. Sistem syaraf pusat dibungkus oleh struktur tulang yang keras yaitu
kranium (tengkorak) yang membungkus otak, dan kolumna vertebralis yang
mengelilingi medulla spinalis.
2. Antara tulang pelindung dan jaringan syaraf terdapat 3 agen protektif dan
nutritif yang disebut dengan meninges. Ketiga membran itu adalah dura
mater, arakhnoid mater, pia mater.
3. Otak dan medula spinalis mengapung pada suatu bantalan cairan khusus
yang disebut dengan cairan serebrospinal (CSS). Fungsi utama CSS adalah
sebagai cairan peredam kejut untuk mencegah otak menumbuk bagian
interior tengkorak yang keras ketika kepala tiba – tiba mengalami benturan.
Sistem Saraf Tepi (SST) / Sistem Saraf Perifer

Tiga kelas fungsional neuron adalah neuron afferen, neuron efferen dan antarneuron.
Ketiga neuron ini membentuk sistem syaraf tepi.
Neuron afferen biasanya memiliki reseptor sensorik diujung perifernya yang
menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap jenis rangsangan tertentu. Badan sel
neuron afferen yang tidak mengandung dendrit dan input prasinaps terletak dekat dengan
medulla spinalis.
Antarneuron (interneuron) utama berada di sistem syaraf pusat. Neuron – neuron ini
mempunyai 2 peran utama. Peran pertama adalah mengintegrasi respon perifer dengan
informasi perifer karena interneuron ini berada diantara neuron afferen dan neuron
efferen.
Neuron efferen berada pada susunan syaraf tepi, dengan badan selnya berada di
susunan syaraf pusat. Instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi efferen ke organ efektor
hingga otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai.
INFEKSI
Infeksi adalah keadaan masuk (invasi) dan
berkembangnya (multiplikasi) suatu mikroorganisme ke
dalam tubuh inang dan bersifat merugikan serta
membahayakan inang. Mikrorganisme penginfeksi sering
disebut patogen, kan menggunakan tubuh inang sebagai
sarana untuk mendapatkan nutrisi hingga proses
perbanyakan diri. Organisme patogen akan mengganggu
fungsi normal inang hingga berakibat timbulnya luka
kronik, gangrene, kehilangan fungsi tubuh hingga kematian.
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi menurut organ yang terkena peradangan, tidak memberikan pegangan klinis
yang berarti. Radang syaraf tepi dinamakan neuritis, pada meanings disebut meningitis,
pada jaringan medulla spinalis disebut mielitis dan pada otak dikenal sebagai ensefalitis.
Meningitis dibagi menjadi dua golongan, yakni :
1. Berdasarkan agen penyebab
• Meningitis bakteri
• Meningitis virus
• Meningitis jamur
2. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak
• Meningitis Tuberkulosis Generalisata adalah radang selaput otak araknoid dan piameter
yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terjadinya adalah Mycobacterium
Tuberculosa,  Penyebab lain seperti Lues, Virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
• Meningitis Purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak
dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain :Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia Coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa.
ETIOLOGI
Meningitis dibagi menjadi 3 :
 Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)
Meningitis bacterial (MB) adalah inflamasi meningen, terutama pia – arakhnoid
(leptomeningitis) dan durameter (pachymeningitis), yang terjadii karena invasi bakteri ke dalam
ruang subaraknoid. Pada meningitis bakterialis terjadi rekutmen leukosit ke dalam cairan
serebrospinal (CSS). Biasanya inflamasi tidak terbatas hanya pada meningen, tapi juga mengenai
parenkim otak (meningoensefalitis), ventrikel (ventrikulitis), bahkan akan menyebar ke medulla
spinallis.
Penyebaran infeksi karena bakteri pada sistem syaraf pusat dapat terjadi dengan cepat
sehingga meningitis dapat menyebar dengan luas. Bakteri masuk ke dalam susunan syaraf pusat
melalui 3 jalan utama yaitu :
• Penyebaran langsung dari fokus infeksi di dekatnya, seperti sinus paranasal atau telinga bagian
tengah, infeksi dapat pula ditimbulkan oleh penyebaran dari luar tubuh seperti pada kasus
cedera kepala disertai fraktur tengkorak yang terbuka.
• Penyebaran melewati aliran darah yang dapat terjadi sebagai akibat septikemia atau sebagai
emboli septik dari infeksi yang telah terbentuk di tempat lain seperti endokarditis bakterialis
dan bronkiektasi.
• Infeksi iatrogenik, yang terjadi akibat masuknya kuman ke dalam sistem syaraf pusat setelah
dilakukan pungsi lumbal.
Faktor resiko terjadinya meningitis
1. Infeksi sistemik
Didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen sampai
ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, TBC, perikarditis, dll.Pada
meningitis bacterial, infeksi yang disebabkan olh bakteri terdiri atas faktor pencetus diantaranya
adalah:
• Otitis media
• Pneumonia
• Sinusitis
• Sickle cell anemia
• Fraktur cranial, trauma otak
• Operasi spinal
• Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh
seperti AIDS.
2. Trauma Kepala
Biasanya terjadi pada trauma kepala yang terbuka atau pada fraktur basis crania yang
memungkinkan terpaparnya CSF dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan rhinorhea. 
3. Kelainan Anantomis
Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah, operasi
cranium.
MANIFESTASI KLINIK
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menyebar
ke tengkuk dan punggung.Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan
oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk.Bila hebat, terjadi
opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan
punggung dalam sikap hiperekstensi, kesadaran menurun.
Pada orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas,
nyeri kepala yang bisa hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot
dan nyeri punggung.
Terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah, gangguan
pernapasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang,
konstipasi diare, biasanya disertai septicemia dan pneumonitis. Kejang
terjadi pada lebih kurang 44% anak dengan penyebab Haemophilus
influenza, 25% Streptococcus pneumonia, 78% oleh Streptococcus dan
10% oleh infeksi meningokok. Gangguan kesadaran berupa apati, letargi,
renjatan, koma.
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai