Anda di halaman 1dari 83

INFEKSI SISTEM

SARAF PUSAT

IVANA ESTER

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan mengenai:
1. Definisi dan Klasifikasi SSP
2. Etiologi SSP
3. Epidemiologi SSP
4. Fisiologi Kesadaran
5. Patofisiologi SSP
6. Manifestasi Klinis SSP
7. Diagnosis SSP:
-.Anamnesis
-.Pemeriksaan Fisik
-.Pemeriksaan Penunjang

8.

Tata Laksana SSP:

-.Kegawatdaruratan
-.Lanjutan

MIND MAPING
Infeksi
SSP

Definisi &
Klasifikasi

Etiologi
dan
Epidemiol
ogi

Fisiologi
Kesadaran

Patofisiolo
gi

Manfes
Klinis

Diagnosis

Anamnesi
s

Pem. Fisik

Tata
Laksana

Pem.
Penunjang

Gawat
darurat

Lanjutan

DEFINISI & KLASIFIKASI


INFEKSI SSP

DEFINISI INFEKSI SSP

Infeksi adalah invasi dan multiplikasi


mikro-organisme di dalam jaringan
tubuh.

2016 [cited 12 October 2016]. Available from:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60883/4/Chapter%20II.pdf

Infectious diseases are disorders caused by


organisms such as bacteria, viruses, fungi
or parasites.

Overview - Infectious diseases - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016


[cited 12 October 2016]. Available from: http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/infectious-diseases/home/ovc-20168649

Infeksi susunan saraf pusat ialah invasi dan


multiplikasi mikro-organisme di dalam susunan saraf
pusat.

2016 [cited 12 October 2016]. Available from:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60883/4/Chapter%20II.pdf

The central nervous system, or CNS,


comprises the brain, the spinal cord,
and associated membranes. Under
some circumstances, bacteria may
enter areas of the CNS. If this occurs,
abscesses or empyemas may be
established.
Cold F, Health E, Disease H, Management P, Conditions S, Problems S et al.
Bacterial vs. Viral Infections: Causes and Treatments [Internet]. WebMD. 2016
[cited 12 October 2016]. Available from: http://www.webmd.com/a-to-zguides/bacterial-and-viral-infections#1

KLASIFIKASI INFEKSI SSP

BERDASARKAN STATUS KESEHATAN


PASIEN

BERDASARKAN JARINGAN YANG


TERINFEKSI
Infeksi meningeal (meningitis)
Infeksi pada parenkim otak dan spinalis (ensefalitis atau myelitis)
Infeksi pada meningen dan parenkim otak (meningoensefalitis)

EPIDEMIOLOGI &
ETIOLOGI

Infeksi SSP

Epidemiologi infeksi SSP di


Indonesia

7%
27%
33%
7%
27%

Menginitis Bakterial
Meningitis Viral
Menigitis TB
Esenfalitis
Abses Serebri

Meningitis Bakteri
Kasus meningitis bakteri di Indonesia mencapai 158/100.000 kasus
per tahun, dengan etiologi Haemophilus influenza tipe b (Hib)
16/100.000 dan bakteri lain 67/100.000.

Bakteri mengalami resistensi


Angka mortalitas pada pasien yang diobati adalah sekitar
10% dari jumlah kasus yang dilaporkan

Angka kematian pada kasus yang tidak diobati adalah 50-90%

Meningitis TB
Data rekam medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun
2000 dan 2011, terdapat 178 kasus meningitis tb di antara
13.861 jumlah pasien rawat inap, dengan mortality rate sebesar
44% .

Esenfalitis
Menurut data WHO (2014) kasus ensefalitis viral di Asia mencapai
sekitar 68.000 kasus tiap tahunnya, dengan penyebab utama
japanese encephalitis virus.
Pada studi yang dilakukan oleh Mendizabal, et al. (2013), indikator
prognosis esenfalitis, menunjukkan bahwa risiko kematian akibat
esenfalitis lebih tinggi 3 kali lipat pada individu berusia 40

Penelitian tahun 2012 di Bangsal Saraf RSUP Dr. Sardjito


Yogyakarta, menunjukkan bahwa angka kematian pasien dengan
esenfalitis mencapai 38,3% dari total pasien 60 orang.

Abses
Otak
Abses otak jarang dijumpai,namun rate kematian penyakit abses
otak tetap masih tinggi yaitu sekitar 10-60% atau rata-rata 40% .
Menurut Britt, Richard et al., penderita abses otak lebih banyak
dijumpai pada laki-laki daripada perempuan dengan perban-dingan
3:1 yang umumnya masih usia produktif yaitu sekitar 20-50 tahun.

Penelitian di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, menunjukkan hasil


yang tidak jauh berbeda, dimana jumlah penderita abses otak
pada laki- laki > perempuan dengan perbandingan 11:9, berusia
sekitar 5 bulan - 50 tahun dengan angka kematian 35% (dari 20
penderita, 7 meninggal).

Etiologi
Meningitis

Meningitis Bakterial dan Menigitis TB


Meningitis bakterial paling sering disebabkan oleh infeksi
pada
- saluran pernafasan : Eschericia Coli dan Proteus
- pencernaan
: Streptococcus group B,
Haemofilus influenza,
Stapilokokus
pneumoniae, Mycobacteium
Meningitis
Viral
tuberculosis
Virus bereplikasi sendiri ditempat terjadinya
infeksi

Sistem nasofaring dan


saluran cerna dan
menyebar kesistem saraf
pusat melalui sistem
vaskuler

Pada otak :
herpes simplex virus ini akan
mengganggu metabolisme
smenyebabkan Campak/MUMPS
gangguan produksi enzyme
neurotransmitter

Meningitis Fungi
Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena fungi yang
paling sering, biasanya menyerang SSP pada pasien dengan AIDS
Gejala klinisnya bervariasi tergantungdari system kekebalan
tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi
Jenis Fungi : Cryptococcus neoformans, Blastomyces dermatidis,
Coccidioides
immitis.

Faktor Resiko yang mempengaruhi etiologi


1. Trauma kepala
Bisanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii
yang memungkinkan terpaparnya CSF dengan lingkungan luar secara
langsung.
2. Kelainan anatomis
Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran
telinga tengah, operasi cranium
3. Otitis media
Akibat langsung dari adanya infeksi pada saluran telinga
4. Anemia sel sabit
sel darah merah yang rapuh tidak bisa melepas O2 dengan baik
sel tidak bisa metabolisme rentan terhadap infeksi.

Etiologi
Esenfalitis

Serin
g
Jaran
g
Post
Infek
si

Herpes Simplex
Arbo virus
Enterovirus
Mumps
Adeno virus
Meales
Influenza
Varisella

EtiologiAbses Serebri

Faktor predisposisi +
bakterPemyebaran hematogen

1. Infeksi
dan jamur

Infeksi telinga tengah


dan sinusitis

Infeksi paru sistemik


(empyema, abses paru,
bronkhiektase,
pneumonia)
Endokarditis bakterial
akut dan subakut dan
pada penyakit jantung
bawaan Tetralogi
Fallot

2. Penderita AIDS atau penderita penyakit kronis yang mendapat


kemoterapi menurunkan sistem kekebalan tubuh Rentan
terinfeksi

FISIOLOGI KESADARAN

FORMATIO RETIKULARIS
Reticulum activiting system (RAS)
Merupakan jaringan saraf dan nuclei,
dipancarkan dari formatio retikularis
batang otak (medulla, pons, midbrain),
ke serebelum, thalamus, hipotalamus,
korteks serebri, dan medula spinalis.

FORMATIO RETIKULARIS
Ascending Reticular Activating system (ARAS) dari formasio retikularis
bertanggungjawab untuk kesadaran dan bangun.
Formasio Retikularis mengirimkan impuls kebagian sensorik, motorik dan
bagian autonom dari sistem saraf ditulang belakang yang menerima
masukan dari bagian sensoris yang ada disana, keluar dari masingmasing preganglion saraf autonom, dan keluar dari sistem saraf motorik
bagian tepi (LMN).
Proyeksi Bagian efferent formasio reticularis ke serebelum bersama
dengan ganglia basalis untuk memodulasi sistem motorik bagian atas
(UMN) dan sistem motorik bagian bawah (LMN)

RETICULUM ACTIVATING
SYSTEM
RAS terdiri dari beberapa sirkuit saraf yang menghubungkan otak ke
korteks. Jalur ini berasal di inti batang otak reticular bagian atas dan
proyeksi sirkuitnya melalui riley sinaptik dalam rostral intralaminar dan
inti talamus ke korteks serebri.
Aktivitas RAS menurun saat tidur diakibatkan menurunnya aktifitas
neuron. Aktivitas RAS lebih tinggi ketika kegiatan sedang berlangsung.

Aktivitas kesadaran dipengaruhi oleh proses biokimia amino acid antara


lain :
Asam Amino
GABA (gama amminobutyric acid)
Glutamat.
Amina
-Dopamin

-Serotonin

-Norepinefrin

-Histamin

-Epinefrine

Neuro
modulator

Neuron
awal

Neuron yang
di persarafi

Fungsi

Korteks serebri,
talamus,hipotalamus,
Bulbus olfactorius,
serebelum, mid brain
dan Medula Spinalis.

Atensi, terjaga,
siklus tidur
bangun,belajar,
ingatan, cemas,

Raphe nukleus
sepanjang garis
tengah batang
otak

-Inti atas ke
bagian-2 otak.
-Inti bawah ke
medula spinalis

-Siklus tidur-bangun

Dopaminergik
(dopamin)

-Subtasia nigra &


mid brain
- Tegmentum
ventralis midbrain

Korteks

Kontrol motorik

Korteks & bagian


Sistem limbik

Pusat Reward
Tingkah laku

Cholinergik
(acetylcholin)

Dasar serebri,
Serebrum,hipokam
pons dan midbrain pus & talamus

Noradrenergik Locus serolus


(Norepinefrin) pons

Serotonergik
(Serotonin)

Nyeri, mood.

mood, emosi seperti


agresif & depresi
-nyeri , gerakan

Siklus tidur-bangun,
Terjaga, memori,
informasi sensorik cepat
melalui talamus

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi
Sumber
infeksi
(mis: TBC,
ISPA, otitis,
dll

hematogen

Memasuki
CSF

MENINGITIS

Memasuki
otak

Difus :
ENSEFALITIS
Focal :
ABSES OTAK

MENINGITIS
Memasuki
CSF

Demam

Penyempitan
p. darah
Perfusi otak
menurun
Eksitabilitas
neuron
menurun
Penurunan
kesadaran

Bakteri bereplikasi &


melepas toksin
(endotoksin pada
bakteri gr (-)
Meningkatkan
patokan termostat
di pusat
termoregulasi

TIK
meningkat

Merangsang
hipotalamus

Stimulasi
makrofag &
mikroglia

Pirogen
endogen

Absorbsi LCS
terganggu

Sistem BBB
terganggu

Oedema
cerebri

Merangsang
serabut2
saraf reseptor
nyeri

Penekanan
pada
formatio
retikularis

Nyeri kepala

Reaksi
inflamasi

SITOKIN (IL-1, IL,6,


dll) & TNF

Neutrofil &
mononuklear cells
(limfosit, dll)
KAKU KUDUK (+)
Fleksi pada spinalis
mengakibatkan
peregangan
meninges.
Sehingga ketika
terjadi peradangan
pd meninges tubuh
akan
mengkompensasi
dengan tahanan

Penyakit campak, cacar air,


Herpes, dan bronchopneumonia
Virus/bakteri memasuki
Jaringan otak
Edema

Pembentukan
transudat
dan eksudat

Gangguan perfusi
Jaringan serebral
Kesadaran
Stasis cairan tubuh
Penumpukan sekret

Peradangan di otak

Kerusakan Kerusakan
Saraf IX
Saraf IV
Reaksi kuman Iritasi korteks
Cerebral area
patogen
Sulit
Fokal seizure
Sulit
mengunyah makan
Suhu tubuh
Resiko trauma
nyeri
Gangguan nutrisi
Defisit cairan
Hipovolemik

ENSEFALITIS

Gangguan bersihan
Gangguan mobilitas fisik
Jalan nafas
Gangguan persepsi sensori

ABSES
SEREBRI

MANIFESTASI KLINIS
SSP

MENINGITIS
Meningitis bakterialis akut
Meningitis tuberkulosis
Meningitis viral

ENSEFALITIS
ABSES OTAK

MENINGITIS BAKTERIALIS
penyakit ini bersifat progresif/cepat, pada infeksi N. meningitidis
dapat bersifat fulman (mati dalam beberapa jam)
Demam
Nyeri kepala
Kaku kuduk (+)
Peningkatan tekanan intrakranial
Lesi petekie pada badan dan ekstremitas bawah

MENINGITIS TUBERKULOSIS
Pada penyakit ini akan ditemukan tanda-tanda meningitis suakut
:
Demam
Nyeri kepala
Kaku kuduk sampai beberapa hari/minggu
Kelainan saraf kranial
Keringat malam
Syndriom of inappropriate secretion of antidiuretic hormone
(SIADH)

MENINGITIS VIRAL
Gejala umum
Demam
Nyeri kepala
Nyeri saat menggerakkan bola mata

Gejala konstitusional
Lemas
Mialgia
Anoreksia
Mual muntah

ENSEFALITIS
Pada ensefalitis lebih sering ditemui perubahan kesadaran
(bingung,perubahan perilaku) atau penurunan kesadaran, dengan
adanya tanda/gejala neurologis fokal atau difus.
Pasien juga bisa mengalami halusinasi karna ada penekanan intra
kranial. Gejala/tanda:
Gangguan aksis hipotalamus
Disregulasi suhu
SIADH

ABSES OTAK
Pada abses otak lebih menunjukkan gejala-gejala lesi massa
intrkranial dibanding proses infeksi. Gejala utama adalah:
Nyeri kepala yang menetap
Demam (50% kasus)
Kejang (15-35% kasus)
Defisit neurologi : hemiparesis,afasia,defek lapang pandang
(>60%)
defisit neurologi sangat bervariasi tergantung lokasi abses.

ANAMNESIS

MENINGITIS
Nyeri Kepala? Ya
Sejak kapan?
Seperti apa? (kualitas)
Mendadak? Atau bertahap
Gejala Penyerta?
Fotofobia? Kaku leher? Mual? Muntah? Demam? Mengantuk?
Bingung?
Tanda tanda neurologis?
Diplopia? Kelemahan fokal? Gejala sensoris?
Gejala sistemik lainnya?
Mual? Muntah? Demam? Menggigil?

RPD

Riwayat meningitis?
Kebocoran atau pirau LCS?
Sinusitis?
Imunosupresi?
Vaksinisasi

RPK dan Sosial


Riwayat meningitis dalam keluarga atau kontak
pasien dengan meningitis?
Baru baru ini berpergian ke luar negri?

ENSEFALITIS
Sehubungan Peningkatan TIK
Nyeri kepala?
Muntah proyektil?
Papiledem?
Apakah disertai kejang?
Stimulus pemicu?
Tindakan?
Sifat timbulnya kejang?
Penyerta lainnya
Penurunan kesadaran?
Disorientasi dan gangguan memori?
Lesu?k kelemahan? Mudah marah? Nafsu makan
menurun? Nyeri tenggorok? Pucat? Gelisah?

RPD
Campak? Cacar air? Herpes?
Bronkopneuomona?
Obat obatan
Kortikosteroid? Antibiotik?
Reaksi?

ABSES OTAK
Gejala neurologis?
Kelemahan ekstremitas? Penurunan penglihatan? Kejang?

Disorientasi dan gangguan memori?


Gangguan tingkat kesadaran?
RPD
Trauma itrakranial? Pembedahan? Infeksi dari daerah lain?

PEMERIKSAAN FISIK

TANDA TANDA VITAL


TTV

Meningitis

Ensefalitis

Abses Otak

Kesadaran

Letargi, confuse,
koma

Letargi, stupor,
semikomatosa

Letargik,Apatis,ko
ma

Tekanan Darah

N/Meningkat

N/Meningkat

N/Meningkat

39 - 41C

38 - 41C

Suhu

38 - 41C

Denyut nadi

Menurun

Menurun

Menurun

Pernafasan

N/Meningkat

N/Meningkat

N/Meningkat

6B

Meningitis

Ensefalitis

Abses Otak

B1
(Breathing)

Auskultasi :ronhki pada


meningitis TB

Palpasi taktil
premitus seimbang
Akultasi : ronkhi
pada akumulasi
sekret dan
penurunan
kesadaran

Palpasi
thoraks : Taktil
premitus
(menurun pada
sisi yang sakit)
Akultasi : ronkhi

B2
(Blood)

Infeksi fulminasi (10%) pada


meningitis meningokokus
(septikemia : demam tinggi, lesi
purpura menyebar ekstremitas
dan wajah), tanda CID

Pengkajian pada
syok

Pengkajian
pada pasien
syok

B3 (Brain)
B4
(Bladder)

Urin berkurang

B5
(Bowel)

Mual muntah
Anoreksia dan kejang
(penurunan pemenuhan nutrisi)

B6
(Bone)

Bengkak dan nyeri sendi besar


(lutut dan pergelangan kaki)
Patekie dan lesi purpura didahlui
ruam
Ekimosis wajah dan ekstremitas
(kasus berat)

RANGSANG MENINGEN
Kaku kuduk
Sulit fleksi
karena spasme
otot leher ->
pasaan -> nyei
berat
Brudzinski
Fleksi lutut dan
pinggul dan sisi
berlawanan
ekstremitas
bawah yang
diangkat.
Kernig (+)
Kaki tidak dapat
diekstensikan
sempurna

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

MENINGITIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Pungsi
Lumbal

Pemeriksaan Radiologis

Meningitis Serosa

Meningitis
Purulenta

Tekanan yang
bervariasi, cairan jernih,
sel darah putih ,
glukosa dan protein
normal, kultur (-)
Foto dada, foto kepala,
CT-Scan

Tekanan ,cairan keruh,


jumlah sel darah putih
dan protein , glukosa
, kultur (+) beberapa
jenis bakteri
Foto kepala (periksa
mastoid, sinus
paranasal, gigi geligi)
dan foto dada
leukosit

Pemeriksaan Lab. Darah leukosit


(Meningitis TB: pe LED

LUMBAL PUNGSI

PERDARAHAN

ENSEFALITIS

ENSEFALITIS
Pemeriksaan laboratorium :
- Pemeriksaan darah lengkap, ditemukan jumlah leukosit
meningkat.
- Pemeriksaan cairan serobrospinal :cairan jemih,jumlah sel diatas
normal, hitung jenisdidominasioleh limfosit, protein dan glukosa
normal atau meningkat
Pemeriksaan lainnya :
- EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atauperlambatan

ABSES OTAK

TATA LAKSANA
KEGAWATDARURATAN

1. PRIMARY SURVEY (ABCD)


a.

Airway

b.

Breathing

Periksa apakah ada ciri-ciri gagal napas?


c.

Circulation

Pertahankan SaO2 pasien >90%


(monitoring menggunakan oksimetri)
Pertahankan MAP (70-80 mmHg)
Jika diperlukan berikan cairan intravena

JIKA SAO2 RENDAH LAKUKAN OKSIGENASI

2. LAKUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG (JIKA


DICURIGAI ADANYA INFEKSI SSP)

Lumbal pungsi
CT Scan & MRI
EEG
3. Turunkan TTIK
Atur posisi kepala (diangkat 15-30)
Berikan antiedema Manitol 20%

Dosis: 1gr/kgBB IV

Atasi hipoksia

4. Atasi Kejang
Terjadi <30% kasus infeksi SSP
Diazepam 0,2-0,5 mg/kgBB IV
Fenitoin 5 mg/kgBB PO

5. Demam dan Nyeri Kepala


Biasanya obat analgesik dan penurun demam
diberikan pada infeksi SSP oleh virus
Contoh obat : Parasetamol

Perawatan pasien
Pasien harus dirawat di RS dan dipantau terus menerus
sampai gejala neurologisnya hilang
Pada pasien koma Perlu diberikan cairan parenteral
Hindari terjadinya dekubitus
Lakukan fisioterapi untuk mencegah atrofi otot

TATA LAKSANA
LANJUTAN

MENINGITIS
Jenis

Obat

Dosis

Meningokokus
Pneumonokokus

Benzilpenisilin (IV/IM)

Awal : 2,4 fr diikuti 1,2


setiap 2 jam.

Homophiles influenzae

Kloramfeniko.,
sefotaksum atau
sefriakson

Dosis tinggi intravena

Viral

Acyclovir IV
Gansiklovir IV

10mg/kgBB setiap 8 jam


5mg/kgIV setiap 12 jam
selama 21 hari
Dosis maintanance
5mg/kg setiap 24 jam

Organisme penyebab
masib belum diketahu

Kombinasi benzipenisilin
dan sefatoksim atau
seftriakson

TERAPI TAMBAHAN KORTIKOSTEROID


PADA PASIEN MENINGITIS TB TANPA
HIV
Dewasa <14 tahun : deksametason 0,4mg/KgBB/24 jam , kurangi
dosis selama 6-8 minggu.
Anak >14 tahun : penisolon 4 mg/KgBB/24 jam (atau ekuivalen
dengan deksametason) selama 4 minggu tanpa pengurangan dosis
selama 4 minggu.

TERAPI UMUM LAINNYA


Tirah baring
Antipiretik
Terapi suportif (koma, syok, peningkatan TIK, gangguan elektrolit
dan gangguan perdarahan)

Ensafalitis

Kejang

Diazepam 0,2-0,5 mg/kgBB IV


dilanjutkan fenobarbital

Panas

Parasetamol 10mg/kgBB dan


kompres dingin

Kenaikan
Intrakranial
Perawatan
Ldrainase
postural dan
aspirasi
mekanis
periodik
Herpesensafiliti
s

Virus

Deksametason 1mg/kgBB/x
dilanjutkan 0,25-0,5
mg/kgBB/hari
Manirol 1,5-2g/kgBB IV 8-12 jam

Adenosine Arabinose
15mg/kgBB/hari IV 10 hari
Acyclovie IV 1omg/kgBB tiap 8
jam
Gansiklovir induksi 5 mg/kg IV
tiap 12 jam 21 hari

ABSES OTAK
Intervensi bedah saraf (dekompresi dan drainase abses)
Antibiotik spektruk luas
Parenteral dosis tinggi (min.6-8 minggu)
Empirik dengan kombinasi sefalosporin generasi tiga atau empat dan
metronidazol
KI: deksametason (kecuali ancaman herniasi)

Harsono. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis Hal 168-78. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Gunawan D. 2004. Kegawatdaruratan Saraf dan Bedah Saraf Hal. 83-88. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Harapan.
Saharso D. Infeksi susunan saraf pusat/Buku ajar neurologi anak Brook I. Brain abscess.
http://onlineallarticles.blogspot.co.id/2011/03/makalah-infeksi-sistem-saraf-pusat.html
HEAD/BRAIN (ADULT) SCOUT: LATERAL FOV -240 LANDMARK: OML 15 DEG ABOVE OML SLICE
PLANE: AXIAL I.V. CONTRAST: 100-140 ML 1-1.5 ML/SEC, TUMOR, METS - 5 MIN DELAY SLICE
THICKNESS: 5 x 5 mm START LOCATION: FORAMEN MAGNUM END LOCATION: VERTEX FILMING:
BONE & SOFT TISSUE
http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/head-p-athologies-and-protocols
http://slideplayer.info/slide/3783074/
http://www.slideshare.net/elissalisencia/makalah-tutorial-c1-2013-2014
https://id.scribd.com/presentation/236405843/PPT-ENSEFALITIS

Anda mungkin juga menyukai