SARAF PUSAT
IVANA ESTER
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan mengenai:
1. Definisi dan Klasifikasi SSP
2. Etiologi SSP
3. Epidemiologi SSP
4. Fisiologi Kesadaran
5. Patofisiologi SSP
6. Manifestasi Klinis SSP
7. Diagnosis SSP:
-.Anamnesis
-.Pemeriksaan Fisik
-.Pemeriksaan Penunjang
8.
-.Kegawatdaruratan
-.Lanjutan
MIND MAPING
Infeksi
SSP
Definisi &
Klasifikasi
Etiologi
dan
Epidemiol
ogi
Fisiologi
Kesadaran
Patofisiolo
gi
Manfes
Klinis
Diagnosis
Anamnesi
s
Pem. Fisik
Tata
Laksana
Pem.
Penunjang
Gawat
darurat
Lanjutan
EPIDEMIOLOGI &
ETIOLOGI
Infeksi SSP
7%
27%
33%
7%
27%
Menginitis Bakterial
Meningitis Viral
Menigitis TB
Esenfalitis
Abses Serebri
Meningitis Bakteri
Kasus meningitis bakteri di Indonesia mencapai 158/100.000 kasus
per tahun, dengan etiologi Haemophilus influenza tipe b (Hib)
16/100.000 dan bakteri lain 67/100.000.
Meningitis TB
Data rekam medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun
2000 dan 2011, terdapat 178 kasus meningitis tb di antara
13.861 jumlah pasien rawat inap, dengan mortality rate sebesar
44% .
Esenfalitis
Menurut data WHO (2014) kasus ensefalitis viral di Asia mencapai
sekitar 68.000 kasus tiap tahunnya, dengan penyebab utama
japanese encephalitis virus.
Pada studi yang dilakukan oleh Mendizabal, et al. (2013), indikator
prognosis esenfalitis, menunjukkan bahwa risiko kematian akibat
esenfalitis lebih tinggi 3 kali lipat pada individu berusia 40
Abses
Otak
Abses otak jarang dijumpai,namun rate kematian penyakit abses
otak tetap masih tinggi yaitu sekitar 10-60% atau rata-rata 40% .
Menurut Britt, Richard et al., penderita abses otak lebih banyak
dijumpai pada laki-laki daripada perempuan dengan perban-dingan
3:1 yang umumnya masih usia produktif yaitu sekitar 20-50 tahun.
Etiologi
Meningitis
Pada otak :
herpes simplex virus ini akan
mengganggu metabolisme
smenyebabkan Campak/MUMPS
gangguan produksi enzyme
neurotransmitter
Meningitis Fungi
Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena fungi yang
paling sering, biasanya menyerang SSP pada pasien dengan AIDS
Gejala klinisnya bervariasi tergantungdari system kekebalan
tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi
Jenis Fungi : Cryptococcus neoformans, Blastomyces dermatidis,
Coccidioides
immitis.
Etiologi
Esenfalitis
Serin
g
Jaran
g
Post
Infek
si
Herpes Simplex
Arbo virus
Enterovirus
Mumps
Adeno virus
Meales
Influenza
Varisella
EtiologiAbses Serebri
Faktor predisposisi +
bakterPemyebaran hematogen
1. Infeksi
dan jamur
FISIOLOGI KESADARAN
FORMATIO RETIKULARIS
Reticulum activiting system (RAS)
Merupakan jaringan saraf dan nuclei,
dipancarkan dari formatio retikularis
batang otak (medulla, pons, midbrain),
ke serebelum, thalamus, hipotalamus,
korteks serebri, dan medula spinalis.
FORMATIO RETIKULARIS
Ascending Reticular Activating system (ARAS) dari formasio retikularis
bertanggungjawab untuk kesadaran dan bangun.
Formasio Retikularis mengirimkan impuls kebagian sensorik, motorik dan
bagian autonom dari sistem saraf ditulang belakang yang menerima
masukan dari bagian sensoris yang ada disana, keluar dari masingmasing preganglion saraf autonom, dan keluar dari sistem saraf motorik
bagian tepi (LMN).
Proyeksi Bagian efferent formasio reticularis ke serebelum bersama
dengan ganglia basalis untuk memodulasi sistem motorik bagian atas
(UMN) dan sistem motorik bagian bawah (LMN)
RETICULUM ACTIVATING
SYSTEM
RAS terdiri dari beberapa sirkuit saraf yang menghubungkan otak ke
korteks. Jalur ini berasal di inti batang otak reticular bagian atas dan
proyeksi sirkuitnya melalui riley sinaptik dalam rostral intralaminar dan
inti talamus ke korteks serebri.
Aktivitas RAS menurun saat tidur diakibatkan menurunnya aktifitas
neuron. Aktivitas RAS lebih tinggi ketika kegiatan sedang berlangsung.
-Serotonin
-Norepinefrin
-Histamin
-Epinefrine
Neuro
modulator
Neuron
awal
Neuron yang
di persarafi
Fungsi
Korteks serebri,
talamus,hipotalamus,
Bulbus olfactorius,
serebelum, mid brain
dan Medula Spinalis.
Atensi, terjaga,
siklus tidur
bangun,belajar,
ingatan, cemas,
Raphe nukleus
sepanjang garis
tengah batang
otak
-Inti atas ke
bagian-2 otak.
-Inti bawah ke
medula spinalis
-Siklus tidur-bangun
Dopaminergik
(dopamin)
Korteks
Kontrol motorik
Pusat Reward
Tingkah laku
Cholinergik
(acetylcholin)
Dasar serebri,
Serebrum,hipokam
pons dan midbrain pus & talamus
Serotonergik
(Serotonin)
Nyeri, mood.
Siklus tidur-bangun,
Terjaga, memori,
informasi sensorik cepat
melalui talamus
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Sumber
infeksi
(mis: TBC,
ISPA, otitis,
dll
hematogen
Memasuki
CSF
MENINGITIS
Memasuki
otak
Difus :
ENSEFALITIS
Focal :
ABSES OTAK
MENINGITIS
Memasuki
CSF
Demam
Penyempitan
p. darah
Perfusi otak
menurun
Eksitabilitas
neuron
menurun
Penurunan
kesadaran
TIK
meningkat
Merangsang
hipotalamus
Stimulasi
makrofag &
mikroglia
Pirogen
endogen
Absorbsi LCS
terganggu
Sistem BBB
terganggu
Oedema
cerebri
Merangsang
serabut2
saraf reseptor
nyeri
Penekanan
pada
formatio
retikularis
Nyeri kepala
Reaksi
inflamasi
Neutrofil &
mononuklear cells
(limfosit, dll)
KAKU KUDUK (+)
Fleksi pada spinalis
mengakibatkan
peregangan
meninges.
Sehingga ketika
terjadi peradangan
pd meninges tubuh
akan
mengkompensasi
dengan tahanan
Pembentukan
transudat
dan eksudat
Gangguan perfusi
Jaringan serebral
Kesadaran
Stasis cairan tubuh
Penumpukan sekret
Peradangan di otak
Kerusakan Kerusakan
Saraf IX
Saraf IV
Reaksi kuman Iritasi korteks
Cerebral area
patogen
Sulit
Fokal seizure
Sulit
mengunyah makan
Suhu tubuh
Resiko trauma
nyeri
Gangguan nutrisi
Defisit cairan
Hipovolemik
ENSEFALITIS
Gangguan bersihan
Gangguan mobilitas fisik
Jalan nafas
Gangguan persepsi sensori
ABSES
SEREBRI
MANIFESTASI KLINIS
SSP
MENINGITIS
Meningitis bakterialis akut
Meningitis tuberkulosis
Meningitis viral
ENSEFALITIS
ABSES OTAK
MENINGITIS BAKTERIALIS
penyakit ini bersifat progresif/cepat, pada infeksi N. meningitidis
dapat bersifat fulman (mati dalam beberapa jam)
Demam
Nyeri kepala
Kaku kuduk (+)
Peningkatan tekanan intrakranial
Lesi petekie pada badan dan ekstremitas bawah
MENINGITIS TUBERKULOSIS
Pada penyakit ini akan ditemukan tanda-tanda meningitis suakut
:
Demam
Nyeri kepala
Kaku kuduk sampai beberapa hari/minggu
Kelainan saraf kranial
Keringat malam
Syndriom of inappropriate secretion of antidiuretic hormone
(SIADH)
MENINGITIS VIRAL
Gejala umum
Demam
Nyeri kepala
Nyeri saat menggerakkan bola mata
Gejala konstitusional
Lemas
Mialgia
Anoreksia
Mual muntah
ENSEFALITIS
Pada ensefalitis lebih sering ditemui perubahan kesadaran
(bingung,perubahan perilaku) atau penurunan kesadaran, dengan
adanya tanda/gejala neurologis fokal atau difus.
Pasien juga bisa mengalami halusinasi karna ada penekanan intra
kranial. Gejala/tanda:
Gangguan aksis hipotalamus
Disregulasi suhu
SIADH
ABSES OTAK
Pada abses otak lebih menunjukkan gejala-gejala lesi massa
intrkranial dibanding proses infeksi. Gejala utama adalah:
Nyeri kepala yang menetap
Demam (50% kasus)
Kejang (15-35% kasus)
Defisit neurologi : hemiparesis,afasia,defek lapang pandang
(>60%)
defisit neurologi sangat bervariasi tergantung lokasi abses.
ANAMNESIS
MENINGITIS
Nyeri Kepala? Ya
Sejak kapan?
Seperti apa? (kualitas)
Mendadak? Atau bertahap
Gejala Penyerta?
Fotofobia? Kaku leher? Mual? Muntah? Demam? Mengantuk?
Bingung?
Tanda tanda neurologis?
Diplopia? Kelemahan fokal? Gejala sensoris?
Gejala sistemik lainnya?
Mual? Muntah? Demam? Menggigil?
RPD
Riwayat meningitis?
Kebocoran atau pirau LCS?
Sinusitis?
Imunosupresi?
Vaksinisasi
ENSEFALITIS
Sehubungan Peningkatan TIK
Nyeri kepala?
Muntah proyektil?
Papiledem?
Apakah disertai kejang?
Stimulus pemicu?
Tindakan?
Sifat timbulnya kejang?
Penyerta lainnya
Penurunan kesadaran?
Disorientasi dan gangguan memori?
Lesu?k kelemahan? Mudah marah? Nafsu makan
menurun? Nyeri tenggorok? Pucat? Gelisah?
RPD
Campak? Cacar air? Herpes?
Bronkopneuomona?
Obat obatan
Kortikosteroid? Antibiotik?
Reaksi?
ABSES OTAK
Gejala neurologis?
Kelemahan ekstremitas? Penurunan penglihatan? Kejang?
PEMERIKSAAN FISIK
Meningitis
Ensefalitis
Abses Otak
Kesadaran
Letargi, confuse,
koma
Letargi, stupor,
semikomatosa
Letargik,Apatis,ko
ma
Tekanan Darah
N/Meningkat
N/Meningkat
N/Meningkat
39 - 41C
38 - 41C
Suhu
38 - 41C
Denyut nadi
Menurun
Menurun
Menurun
Pernafasan
N/Meningkat
N/Meningkat
N/Meningkat
6B
Meningitis
Ensefalitis
Abses Otak
B1
(Breathing)
Palpasi taktil
premitus seimbang
Akultasi : ronkhi
pada akumulasi
sekret dan
penurunan
kesadaran
Palpasi
thoraks : Taktil
premitus
(menurun pada
sisi yang sakit)
Akultasi : ronkhi
B2
(Blood)
Pengkajian pada
syok
Pengkajian
pada pasien
syok
B3 (Brain)
B4
(Bladder)
Urin berkurang
B5
(Bowel)
Mual muntah
Anoreksia dan kejang
(penurunan pemenuhan nutrisi)
B6
(Bone)
RANGSANG MENINGEN
Kaku kuduk
Sulit fleksi
karena spasme
otot leher ->
pasaan -> nyei
berat
Brudzinski
Fleksi lutut dan
pinggul dan sisi
berlawanan
ekstremitas
bawah yang
diangkat.
Kernig (+)
Kaki tidak dapat
diekstensikan
sempurna
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
MENINGITIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Pungsi
Lumbal
Pemeriksaan Radiologis
Meningitis Serosa
Meningitis
Purulenta
Tekanan yang
bervariasi, cairan jernih,
sel darah putih ,
glukosa dan protein
normal, kultur (-)
Foto dada, foto kepala,
CT-Scan
LUMBAL PUNGSI
PERDARAHAN
ENSEFALITIS
ENSEFALITIS
Pemeriksaan laboratorium :
- Pemeriksaan darah lengkap, ditemukan jumlah leukosit
meningkat.
- Pemeriksaan cairan serobrospinal :cairan jemih,jumlah sel diatas
normal, hitung jenisdidominasioleh limfosit, protein dan glukosa
normal atau meningkat
Pemeriksaan lainnya :
- EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atauperlambatan
ABSES OTAK
TATA LAKSANA
KEGAWATDARURATAN
Airway
b.
Breathing
Circulation
Lumbal pungsi
CT Scan & MRI
EEG
3. Turunkan TTIK
Atur posisi kepala (diangkat 15-30)
Berikan antiedema Manitol 20%
Dosis: 1gr/kgBB IV
Atasi hipoksia
4. Atasi Kejang
Terjadi <30% kasus infeksi SSP
Diazepam 0,2-0,5 mg/kgBB IV
Fenitoin 5 mg/kgBB PO
Perawatan pasien
Pasien harus dirawat di RS dan dipantau terus menerus
sampai gejala neurologisnya hilang
Pada pasien koma Perlu diberikan cairan parenteral
Hindari terjadinya dekubitus
Lakukan fisioterapi untuk mencegah atrofi otot
TATA LAKSANA
LANJUTAN
MENINGITIS
Jenis
Obat
Dosis
Meningokokus
Pneumonokokus
Benzilpenisilin (IV/IM)
Homophiles influenzae
Kloramfeniko.,
sefotaksum atau
sefriakson
Viral
Acyclovir IV
Gansiklovir IV
Organisme penyebab
masib belum diketahu
Kombinasi benzipenisilin
dan sefatoksim atau
seftriakson
Ensafalitis
Kejang
Panas
Kenaikan
Intrakranial
Perawatan
Ldrainase
postural dan
aspirasi
mekanis
periodik
Herpesensafiliti
s
Virus
Deksametason 1mg/kgBB/x
dilanjutkan 0,25-0,5
mg/kgBB/hari
Manirol 1,5-2g/kgBB IV 8-12 jam
Adenosine Arabinose
15mg/kgBB/hari IV 10 hari
Acyclovie IV 1omg/kgBB tiap 8
jam
Gansiklovir induksi 5 mg/kg IV
tiap 12 jam 21 hari
ABSES OTAK
Intervensi bedah saraf (dekompresi dan drainase abses)
Antibiotik spektruk luas
Parenteral dosis tinggi (min.6-8 minggu)
Empirik dengan kombinasi sefalosporin generasi tiga atau empat dan
metronidazol
KI: deksametason (kecuali ancaman herniasi)
Harsono. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis Hal 168-78. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Gunawan D. 2004. Kegawatdaruratan Saraf dan Bedah Saraf Hal. 83-88. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Harapan.
Saharso D. Infeksi susunan saraf pusat/Buku ajar neurologi anak Brook I. Brain abscess.
http://onlineallarticles.blogspot.co.id/2011/03/makalah-infeksi-sistem-saraf-pusat.html
HEAD/BRAIN (ADULT) SCOUT: LATERAL FOV -240 LANDMARK: OML 15 DEG ABOVE OML SLICE
PLANE: AXIAL I.V. CONTRAST: 100-140 ML 1-1.5 ML/SEC, TUMOR, METS - 5 MIN DELAY SLICE
THICKNESS: 5 x 5 mm START LOCATION: FORAMEN MAGNUM END LOCATION: VERTEX FILMING:
BONE & SOFT TISSUE
http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/head-p-athologies-and-protocols
http://slideplayer.info/slide/3783074/
http://www.slideshare.net/elissalisencia/makalah-tutorial-c1-2013-2014
https://id.scribd.com/presentation/236405843/PPT-ENSEFALITIS