Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG PERAWATAN ANAK TULIP


RSUD KOTA MAKASSAR

Oleh: Kelompok 3

SAMTUN 14420211031
ANDI IQRAIMAH IQBAL 14420211032
NOVITA FUSPITASARI 14420211061
WAODE LISA EFRIYANTI 14420211058
SEPTIYANI PUTRI 14420211050
NURUL FITRAH SULTHAN 14420211040
YAUMIL KHAERIA 14420211028
SARIFAH AENY 14420211049
MOH. WAFRI MATORANG 14420211053

1. Preceptor Klinik
Wahyuniar, S.Kep, Ns ( )
2. PreceptorInstitusi
Andi Mappanganro, S.Kep,Ns, M.Kep ( )

DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


Rahmat dan Inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Manajemen Keperawatan di ruang Tulip (Perawatan Anak) di RSUD DAYA Kota
Makassar. Adapun tujuan dari penyusunan laporan keperawatan ini untuk
memenuhi tugas Manajemen Keperawatan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pengaplikasian Konsep Manajemen
Keperawatan di rumahsakit.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Andi Mappanganro, S.Kep, Ns.
M.Kep , selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak RSUD
Daya Kota Makassar yang memfasilitasi dalam penyelesaian tugas ini, serta
terima kasih pula kepada Wahyuniar, S.Kep, Ns selaku kepala ruangan Tulip
sebagai pembimbinglahan yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas laporan ini.
Penyusun menyadari, laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena
adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan
ini. Penyusun berharap laporan akhir Manajemen Keperawatan ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi mahasiswa keperawatan.

Makassar, April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR ……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….....ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................………………………………..........
B. Tujuan Penulisan ……..................................……………………………..........
C. Manfaat Penulisan...........................................……………………………..........

BAB II PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH


A. Analisa Situasi Unit/RuangRawat
1. Sejarah Singkat RSUD Kota Makassar…………….……………………..
2. Gambaran Umum RSUD Kota Makassar …..…………………………....
3. Gedung RSUD Kota Makassar………….………………………………..
4. Visi dan Misi RSUD Kota Makassar..........................................................
5. Sumber Daya Manusia (Ketenagaan).........................................................
6. Fasilitas Pelayanan RSUD Kota Makassar................................................
7. Falsafah RSUD Kota Makassar.................................................................
8. Kode Etik Pegawai ASN Yang berada dilingkup Wilayah Kerja RSUD
Kota Makassar.........................................................................................
9. Tata Tertip Pegawai ASN........................................................................
10. Sketsa Ruang Perawatan Interna RSUD Kota Makassar.........................
B. Pengkajian danAnalisa
1. Sumber Daya Manusia(M1-Man)..............................................................
2. Sarana Prasarana (M-2Material)…............................................................
3. M-3Metode................................................................................................
4. M-4 Money (Keuangan)..............................................................................
5. M-5 Marketing (Mutu)...............................................................................
C. Analisa SWOT

1. M1-Man....................................................................................................
2. M2 - Sarana dan Prasaran.........................................................................
3. M3 –Metode..............................................................................................
4. M4 –Money ..............................................................................................

BAB III PRIORITAS DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH


A. Identifikasi Masalah...........................................................................................
B. Prioritas Masalah................................................................................................
C. Seleksi Terhadap Alternatif Penyelesaian Masalah............................................
D. Penetapan Tujuan Dan Alternatif Penyelesaian Masalah...................................

BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI


A. Rencana Kegiatan................................................................................................
B. Implementasi Kegiatan.........................................................................................
C. Evaluasi Kegiatan...............................................................................................
D. Rencana Tindak Lanjut.......................................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan
merupakankomponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status
kesehatan bagimasyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan danasuhan keperawatan yang merupakan bagian
dari system pelayana kesehatan dengantujuan memelihara kesehatan
masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatanmerupakan bagian
integral daripelayanan kesehatan. Dalam pelayana kesehatan,keberadaan
perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60
% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hamper
semuapelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah
sakit maupuntatanana pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat
(Nursalam, 2016).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji. 2018)
Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral.Keperawatan sebagai
pelayanan/asuhan professional bersifat humanistis, menggunakan pendekatan
holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada
kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar professional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.Perawat dituntut
untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional
dan baik atau etis (Nursalam,2011).
Manajeman merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen tersebut
mencakup kegiatan Planning, organizing, actuating, controlling (POAC)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organsasi
(Nursalam, 2011).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan
yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi.Sementara itu, Liang Lie
menyatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahn, pengorganisasian, dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Suni, 2018).
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan.Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik
dalam pengetahuan dan ketrampilantentang perilaku manusia untuk mengelola
kegiatan.Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan,
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian)
yang diarahkan pada sumbersumber daya organisasi (manusia, financial, fisik
dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan
efektif (Griffin,2004).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen tersebut
mencakup kegiatan Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2016).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional,
sehingga di harapkan keduanya dapat saling mendukung. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan empat unsur yaitu standar, proses keperawtan, pendidikan
keperawatan dan sistem MAKP. Jika perawat tidak memiliki nilai- nilai
tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tjuan
pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak
akan dapat terwujud (Nursalam, 2016).
Berdasarkan hal tersebut di atas, kami Mahasiswa Program Studi
Profesi Ners Angkatan XII Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar,
melaksanakan Praktik diBidang Manajemen Keperawatan di RSUD Kota
Makassar khususnya di Ruangan Perawatan Anak, yang merupakan Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Makassar juga merupakan Pusat Rujukan Pintu
Gerbang Utara Makassar sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi
Sulawesi Selatan berdasarkan SK Gubernur Nomor 13 tahun 2008. Dengan
terbitnya Sertifikat Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Tipe Byang
menerima berbagai pasien baik berasal dari kota Makassar, maupun di
berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan. Sehingga, perlu menampilkan proses
manajemen keperawatan sesuai dengan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Klinik Profesi Ners StaseManajemen
Keperawatan, mahasiswa di harapkan mampu mengelola model pelayanan
keperawatan profesional tingkat dasar, bertanggung jawab serta
menunjukkan sikap kepemimpinan yang professional, dalam memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan pada klien di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktek Klinik Profesi Ners Stase Manajemen
Keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Menggambarkan sketsa denah ruang.
b. Menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien diruangan.
c. Membuat daftar komposisi diruangan.
d. Menghitung BOR.
e. Menghitung alat kperawatan diruangan.
f. Melaksanakan Role Play.
g. Melaksanakan Ronde Keperawatan.
h. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan.
i. Seminar Akhir Manajemen Keperawatan.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengeleloaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MPKP
yang di aplikasikan di Ruang perawatan anak Tulip RSUD Kota
Makassar.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MPKP di Ruang Perawatan anak Tulip RSUD Kota
Makassar.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dan menyusun rencana strategi
pemecahan masalah.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
praktik keperawatan professional Ruang Perawatan Tulip RSUD Kota
Makassar.
2. Bagi Perawat Ruangan
a. Melalui manajemen praktik keperawatan professional dapat di ketahui
masalah- masalah yang ada di Ruang Perawatan Interna RSUD Kota
Makassar yang berkaitan dengan pelaksanaanMPKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan tim kesehatan
lain, serta perawat dengan pasien dan keluargapasien.
d. Tumbuh dan terbinya akuntabilitas dan disiplin dalam diri perawat.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
c. Masalah kesehatan pasien tercapai dengan tingkat kepuasan yang
maksimal
4. Bagi Institusi dan Pendidikan
Sebagai bahan masukan ddan gambaran tentang pengelolaan ruangan
dengan pelaksaan model MPKP
BAB II
PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH

A. Analisa Situasi Unit/Ruang Rawat


1. Sejarah Singkat RSUD KotaMakassar
Rumah Sakit Umum Kota Makassar semula adalah Puskesmas
yang berdiri pada tahun 1975 dengan nama Puskesmas Perawatan Daya.
Pada Tahun 1978 – 2002 Puskesmas Perawatan Daya meningkat menjadi
Puskesmas Plus Daya.

Pada tahun 2002 berdasarkan terbitnya Surat Izin Rumah Sakit dari
Dirjen Yanmedik Nomor : HK.01.021.2.4474 Tanggal 28 Oktober 2002,
SK Walikota Makassar Nomor : 50 pada Tanggal 6 November 2002 dan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 967/Menkes/SK/X/2008,
maka dengan resmi statusnya berubah menjadi Rumah Sakit tipe C dengan
nama Rumah Sakit Umum Daerah Kota makassar.Struktur dan organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar dibentuk berdasarkan SK
Walikota No. 5 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
RSUD Kota Makassar dan Peraturan Walikota Makassar Nomor : 54 tahun
2009 tentang uraian tugas jabatan struktural RSUD kota Makassar (RSUD
Kota Makassar, 2018).

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar juga merupakan Pusat


Rujukan Pintu Gerbang Utara Makassar sesuai dengan Keputusan
Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan SK Gubernur Nomor 13
tahun 2008. Dengan terbitnya Sertifikat Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum Tipe B Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/1043/12
, tanggal 20 Juni 2012, RSUD Kota Makassar resmi menjadi Rumah Sakit
Type B (RSUD Kota Makassar, 2018).
2. Gambaran Umum RSUD Kota Makassar
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar merupakan suatu
Rumah Sakit yang sangat strategis terletak di bagian tengah Kota Makassar
dan sangat mudah dicapai dengan menggunakan transportasi umum. Secara
geografis lokasi Rumah Sakit Umum Kota Makassar berada pada bagian
Utara Timur Kota Makassar.Yang merupakan kawasan pengembangan
rencana induk kota pada Kecamatan Biringkanaya.
3. Gedung RSUD Kota Makassar
Gedung RSUD Kota Makassar berdiri megah diatas lahan dengan luas
bangunan RS sebesar 12.663 m3, yang terdiri dari :
a. GEDUNG A (Kantor dan RM) dengan luas 3.200m2.
b. GEDUNG B dengan luas 3.804 m3( Terdiri dari ruang UGD
Obgyn,ICU, ICCU, Lab, Radiologi, dan RawatInap).
c. GEDUNG C (Poliklinik, Rawat Inap) dengan luas 3.584m2.
d. GEDUNG D (Laundry, Dapur, Sanitasi, Rawat Inap) dengan luas
8.039m2.
e. Gedung IGD, Kantor Instalasi Gizi.
f. Total tempat tidur yang tesedia sebanyak 264TT.
4. Visi Dan Misi RSUD KotaMakassar
Rumah Sakit umum Daerah Kota Makassar merupakan salah satu Satuan
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan visi dan misi,
sebagai berikut:
a. Visi

Rumah Sakit dengan Pelayanan yang Aman dan Nyaman Menuju


Standar Kota Dunia
b. Misi

1) Mendukung Visi dan Misi Pemerintah Kota dalam Pelayanan


Kesehatan Masyarakat.

2) Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Seluruh Lini


Pelayanan.
3) Melengkapi Peralatan Medis dan Non Medis dengan Teknologi
Kedokteran Mutakhir.

4) Mengadakan dan Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen


Rumah Sakit.

5) Memberikan Pelayanan Kesehatan Sesuai StandarAkreditasi.

6) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit yang lebih


modern.

7) Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Karyawan Rumah Sakit.


5. Sumber Daya Manusia (Ketenagaan)
Total keseluruhan adalah : 669 tenaga terdiri dari 291 PNS, 241 Kontrak
dan 119 Sukarela. Ditambah 10 Dokter tamu, selebihnya merupakan tenaga
non medis.
6. Fasilitas Pelayanan RSUD Kota Makassar

Adapun fasilitas pelayanan di Rumah Sakit Kota Makassar adalah sebagai


berikut :

a. Rawat Jalan : 15 Poli klinik.

b. Rawat Inap : 10 Jenis Layanan.

c. Instalasi : 15 Jenis.

d. Layanan Online : SIBAGAS SMART

7. Falsafah RSUD Kota Makassar

a. Kewajiban Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan terbaik.

b. Keperdulian Rumah Sakit terhadap lingkungan merupakan bagian dari


keperdulian terhadap kelestarian ekosistem.

c. Kepercayaan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit harus tetap


terjaga dengan baik.

d. Kepuasan penerima layanan menjadi tujuan utama Rumah Sakit.


e. Peningkatan sumber daya manusia merupakan salah satu teoritas
dalam meningkatkan mutu pelayanan.

8. Kode Etik Pegawai ASN Yang Berada Dilingkup Wilayah Kerja


RSUD Kota Makassar
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan per
Undang-Undangan.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwewenangan, sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan Per Undang- Undangan dan etika pemerintah.
f. Mejaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang dan milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerluka informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informat intern Negara, tugas status
kekuasaan, dan jabatannya unutk mendapatkan dan menceri
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain.
k. Memegang tuguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
9. Tata Tertib Pegawai ASN

a. Mengucapkan sumpah/janji PNS.

b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.

c. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, UUD RI 1945, Negara


kesatuan RI.

d. Menaati segal ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan


penuh pengabdian, kesadaran, serta tanggung jawab.

f. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah dan martabat PNS.

g. Mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan sendiri,


seseorang dan/atau golongan.

h. Pemegang rahasia jabatan menurut sifatnya atau menurut pemerintah


harus dirahasiakan.

i. Bekerja dengan jujur, tertip, cermat dan bersemangat untuk


kepentingan Negara.

10. Sketsa Ruangan Perawatan Anak Tulip RSUD Kota Makassar


Ruang Tulip RSUD Daya Kota Makassar terdapat 35 bed/tempat tidur.
Adapun sebaran tempat tidur dibeberapa ruangan adalah sebagai berikut:

\
Keterangan

Kelas 1 Tulip

- Ruang perawatan 1A terdiri dari 2 Bed.

- Ruang Perawatan 1C terdiri dari 2 Bed.

- Ruang perawatan 1D terdiri dari 2 Bed.

Kelas 2 Tulip
- Ruang Perawatan 2A terdiri dari 4 Bed.

- Ruang perawatan 2B terdiri dari 3 Bed

Kelas 3 Tulip
- Ruang perawatan 3A terdiri dari 4 Box dan 2 Bed

- Ruang perawatan 3B terdiri dari 5 Bed.

- Ruang perawatan 3C terdiri dari 5 Box.

- Ruang perawatan 3D terdiri dari 6 Bed.


Fasilitas untuk petugas
- 1 Ruang nurse station
- 1 Kamar perawat
- 1 Ruang Kepala ruangan dan administrasi
- 1 Kamar mandi
B. Pengkajian Data Dan Analisa
Dari hasil pendataan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
observasi terhadap 16 perawat termasuk Kepala Ruangan sebagai responden
didapatkan Data sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
Jumlah tenaga perawat di ruang perawatan Perawatan Interna Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Makassar berjumlah 16 orang yang terdiri 1
Kepala Ruangan, dan 16 perawat pelaksana dengan tingkat Pendidikan
orang Ners : 6 orang, S1 Kep: 4 orang dan DIII Keperawatan : 2 orang,
Amd.Keb : 4 orang.
Kolaborasi tenaga kesehatan lainnya adalah dengan Tenaga Dokter
umum, Dokter spesialis, Dokter Koas, Ahli gizi, bagian laboratorium dan
tenaga non medis lainnya.
A. Komposisi SDM
Tabel 2.1
Komposisi SDM Ruang Perawatan Anak Tulip
RSUD Kota Makassar
No. Pendidikan Pekerjaan Jumlah Masa Kerja
1. Ners Kepala ruangan 1 12 tahun
2. Ners Penanggungjawab 4
• Ns P 4 tahun
shift
• Ns PK 9 tahun
• Ns.SR 14 tahun
• Ns . AZ Tahun
3. Ners Perawat pelaksana 1
• Ns. Tahun
• Ns. tahun

4. S.Kep Perawat pelaksana 4 • Perawat tahun


• Perawat tahun
• Perawat tahun
• Perawat tahun
5. AMK Perawat pelaksana 2 • Perawat SA 14 tahun
• Perawat tahun
6. Amd. Keb Perawat pelaksana 3 • Perawat tahun
• Perawat tahun
• Perawat tahun

7. Amd.Keb Admin 1 Tahun

16
B. Pelatihan Yang Pernah Di ikuti Nakes

Tabel 2.2
Pelatihan Yang Pernah Diikuti Oleh Perawat
Ruang Perawatan Anak Tulip
RSUD Kota Makassar

PELATIHAN Jumlah
BTCLS Pediatrik 1

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang di perlukan


bergantung dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungan. Klasifikasi
tenaga ketergantungan pasien di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai
berikut :
1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24jam.
2) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/ 24jam.
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/ 24jam.

Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok


menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan Douglas (1984) serta dalam menentukan jumlah tenaga yang
di butuhkan menggunakan perhitungan tenaga. Kebutuhan tenaga perawat
di ruang perawatan Interna dari hasil pengkajian selama 3 hari
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien sebagai berikut:

1. Pengkajian Hari Pertama ( Senin, 04 April 2022 )

1) Identifikasi Jumlah Pasien


a) Minimal Care : 6 Pasien
b) Parsial Care : 4 Pasien
c) Total Care : 0 Pasien
Jumlah keseluruhan pasien adalah : 10 Orang.
2) Identifikasi Jumlah Perawat :
a) Dinas Pagi : 4 Orang
b) Dinas Siang : 3 Orang
c) Dinas Malam : 3 Orang
d) Lepas malam : 3 Orang
e) Cuti : 2 orang

Tabel 2.3
Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarakan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Tulip
RSUD Kota Makassar

Senin, 04 April 2022

PAGI
Minimal care 6 x 0,17 1,02
Parsial care 4 x 0,27 1,08
2,1
Total care 0 0

SIANG
Minimal care 6 x 0,14 0,84
1,44
Parsial care 4 x 0,15 0,6
Total care 0 0
MALAM
Minimal care 6 x 0,07 0,42
0,82
Parsial care 4 x 0,10 0,4
Total care 0 0
Total 4,36 = 4

Jadi, 4 perawat + 1 kepala ruangan + 4 penanggung jawab shift dan 1 (78


x 4/287= 1,08 dibulatkan menjadi 1) perawat cuti totalnya yaitu 10 perawat.
Analisis Kesesuaian Jumlah Perawat :
Jadi, jumlah perawat pada masing-masing shift dinyatakan lebih dari yang
dibutuhkan berdasarkan hasil hitung yang didapatkan dengan menggunakan
Rumus Douglash yaitu perawat shfit pagi dilapangan berjumlah 4 orang
berdasarkan rumus didapatkan 2 perawat, perawat shift siang di lapangan
didapatkan 3 perawat sementara berdasarkan rumus didapatkan 1 perawat dan
perawat shift malam didapatkan dilapangan 3 perawat dan berdasarkan rumus
didaatkan 1 perawat.
Dengan BOR (Bed Occupacy Rate) untuk tanggal 04 April 2022

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga pada shift pagi, siang, dan
malam lebih dari yang dibutuhkan menurut rumus Douglash. BOR pada
tanggal 04 April 2022 adalah 62,5 %.

2. Pengkajian Hari Ke II, Selasa 05 April 2022


1) Identifikasi Jumlah Pasien

a) Minimal care : 4 Pasien


b) Parsial care : 2 Pasien
c) Total care : 0 Pasien

2) Identifikasi Jumlah Perawat


a) Dinas Pagi : 4 Orang
b) Dinas Siang : 3 Orang
c) Dinas Malam : 3 Orang
d) Libur : 3 Orang
e) Cuti : 2 Orang
Tabel 2.4
Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarakan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Tulip
RSUD Kota Makassar.

Selasa, 05 April 2022

PAGI
Minimal care 4 x 0,17 0,68
1,22
Parsial care 2 x 0,27 0,54
Total care 0 0
SIANG
Minimal care 4 x 0,14 0,56
0,86
Parsial care 2 x 0,15 0,3
Total care 0 0

MALAM
Minimal care 4 x 0,07 0,28
0,48
Parsial care 2 x 0,10 0,2
Total care 0 0
TOTAL 2,56 = 3

Jadi, 3 perawat + 1 kepala ruangan + 4 penanggungjawab tim + 1 (78


x 3/287= 0,81 dibulatkan menjadi 1) perawat cuti, totalnya yaitu 9 perawat.
Analisis Kesesuaian Jumlah Perawat :
Jadi, jumlah perawat pada masing-masing shift dinyatakan lebih dari yang
dibutuhkan berdasarkan hasil hitung yang didapatkan dengan menggunakan
Rumus Douglash yaitu perawat shfit pagi dilapangan berjumlah 3 orang
berdasarkan rumus didapatkan 1 perawat, perawat shift siang di lapangan
didapatkan 3 perawat sementara berdasarkan rumus didapatkan 1 perawat dan
perawat shift malam didapatkan dilapangan 3 perawat dan berdasarkan rumus
didapatkan 1 perawat
Dengan BOR (Bed Occupacy Rate) untuk tanggal 05 April 2022, yaitu :

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga lebih dari yang dibutuhkan
menurut rumus Douglash.BOR pada tanggal 05 April 2022 dengan adalah 38%.

3. Pengkajian Hari Ke III, Rabu 06 April 2022


1) Identifikasi jumlah pasien
a) Minimal care : 3 Pasien
b) Parsial care : 3 Pasien
c) Total care : 0 Pasien
2) Identifikasi jumlah perawat
a) Dinas Pagi : 4 Orang
b) Dinas Siang : 3 Orang
c) Dinas Malam : 3 Orang
d) Lepas malam : 3 Orang
e) Cuti : 2 Orang
Tabel 2.5
Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarakan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Tulip
RSUD Kota Makassar

Rabu, 06 April 2022

PAGI
Minimal care 3 x 0,17 0,51
1,32
Parsial care 3 x 0,27 0,81
Total care 0 0
SIANG
Minimal care 3 x 0,14 0,42
0,78
Parsial care 3 x 0,15 0,36
Total care 0 0
MALAM
Minimal care 3 x 0,07 0,21
0,51
Parsial care 3 x 0,10 0,3
Total care 0 0
TOTAL 2,61 = 3

Jadi, 3 perawat + 1 kepala ruangan + 4 penanggungjawab tim + 1 (78 x


3/287= 0,81 dibulatkan menjadi 1) perawat cuti, totalnya yaitu 9 perawat.
Analisis Kesesuaian Jumlah Perawat :
Jadi, jumlah perawat pada masing-masing shift dinyatakan lebih dari yang
dibutuhkan berdasarkan hasil hitung yang didapatkan dengan menggunakan
Rumus Douglash yaitu perawat shfit pagi dilapangan berjumlah 4 orang
berdasarkan rumus didapatkan 1 perawat, perawat shift siang di lapangan
didapatkan 3 perawat sementara berdasarkan rumus didapatkan 1 perawat dan
perawat shift malam didapatkan dilapangan 3 perawat dan berdasarkan rumus
didapatkan 1 perawat.
Dengan BOR (Bed Occupacy Rate) untuk tanggal 06 April 2022, yaitu :

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga lebih dari yang dibutuhkan
menurut rumus Doglash.BOR pada tanggal 06 April 2022 adalah 38%

2. Sarana Prasarana (M-2 Material)


a. Fasilitas Alat Keperawatan
Ruang perawatan Interna merupakan salah satu ruang perawatan anak
tulip di RSUD Kota Makassar.

Table . 2.6
Identifikasi alat Perawatan di Ruangan Perawatan Anak Tulip
RSUD Kota Makassar Menurut Daftar Standar Alat (Depkes, 2001)

Alat Jumlah Standar Keterangan


Tensi meter 1 2/ruangan Kurang
Stetoskop 1 2/ruangan Kurang
Timbangan 1 1/ruangan Baik
berat
badan/tinggi
badan
Tabung 3 2/ruangan Baik
oksigen +
flow meter

Bengkok 1 2/ruangan Kurang


Pispot 1 1:1/2 Baik
Urinal 1 1:1/2 Baik
Bak instrumen 1 2/ruangan Kurang
sedang
Termometer 3 1:1 Baik
Standar infuse 33 1:1 Baik
Sprei besar 35 1:5 Baik
Manset anak 1 1:1/4 Baik
Sarung bantal 32 1:6 Baik
Kursi roda 2 2-3/ruangan Baik
Lampu sorot 1 1/ruangan Baik
Lemari obat 1 1/ruangan Baik
emergency
Tempat tidur 36 1:1/2 Baik
biasa

Kran air 20 1:1 5 rusak

Troly obat 1 1:ruangan Baik

Timbangan bayi 1 1/ruangan Rusak

Tempat sampah 2 1;1 Baik

Tempat sampah 7 1:1 Baik


pasien

Formulir 1:1 1:1 Baik


pengkajian awal

Formulir 1:5 1:5 Baik


rencana
keperawatan
Formulir catatan 1:10 1:10 Baik
perkembangan
pasien
Tempat 2 4/ruangan Kurang
sampah besar
tertutup
Dorongan O2 1 1/ruangan Baik

Baki 1 5/ruangan Kurang

Formulir 1:10 1:10 Lengkap


observasi

Formulir resume 1:1 1:1 Lengkap


keperawatan

Formulir catatan 1:10 1:10 Lengkap


pengobatan

Formulir medik 1:1 1:1 Lengkap


Lengkap

3. M-3 Metode Kekuatan :

a. Rumah Sakit memiliki visi dan misi sebagai acuan melaksanakan


kegiatan pelayanan yang Aman dan Nyaman Menuju Standar Kota
Dunia.

b. Operan dilakukan 3 kali sehari, setiap sebelum pergantian shift.

c. Mempunyai standar asuhan keperawatan dalam pemberian pelayanan.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan SOP


(Standar Operasional Prosedur).

e. Mempunyai tenaga administrasi

f. Terjalin kerjasama antara perawat, dokter ahli gizi, laboratorium dan


tenaga kesehatan lainnya baik medis mapun Non medis.
Kelemahan :
a. Ruang perawatan anak belum menerapkan MPKP
b. Sistem pendokumentasian belum dilakukan dengan cara
Double doc hanya secara manual
c. Tenaga kesehatan yang berada di ruang perawatan anak
ada yang berlatar pendidikan Bidan.
Peluang :
a. Perawat memiliki kesempatan untuk mengembangkan karir.
Ancaman :
a. Persaingan dengan rumah sakit lainnya yang semakin berat.
b. Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang hukum.
c. Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan Rumah
Sakit yang professional.
d. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya Kesehatan.
4. M-4 Money (Keuangan)

a. Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung


diperoleh melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi (one
day one dos)

b. Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui


prosedur permintaan barang yang diajukan ke bagian administasi
Rumah Sakit.

5. M-5 Marketing (Mutu)

a. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti BPJS, BPJS


Ketenagakerjaan, KIS, SKTM dan umum.

b. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan


dan Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.
1. Analisis Swot M1- Man

Kekuatan :

a. Perawat menyatakan pembagian tugas sesuai dengan uraian tugasnya.

b. Perawat menyatakan kepala ruangan sudah optimal dalam


melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Perawat menyatakan bahwa kepala ruangan dapat mengatasi masalah


yang terjadi ruangan dan kepala ruangan mengawasi setiap tindakan
yang dilakukan oleh staf.

d. Jenis ketenagaan di ruangan Perawatan Anak Tulip RSUD Kota


Makassar.

S1 + Ners = 6 Orang

S1 Keperawatan = 4 Orang

DIII Keperawatan = 2 Oran g

DIII Kebidanan = 4 Orang ( 1 orang bagian administrasi)

e. Terdapat tenaga administrasi sehingga pembagian tugasnya tidak ada


yang merangkap.

Kelemahan :

a. Belum menerapkan MPKP

b. Pembagian tugas di ruang keperawatan anak tidak berdasarkan


kompetensi dikarenakan ada beberapa orang berstatus pendidikan DIII
Kebidanan

c. Masih minimnya pelatihan yang diikuti oleh petugas di Ruang


Perawatan Anak hanya pegawai yang PNS yang sering mengikuti
pelatihan.
Peluang :

a. Adanya kemauan perawat untuk mengikuti/mendapatkan pelatihan-


pelatihan Basic peningkatan skill.

b. Adanya kesempatan untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang


lebih tinggi.

Ancaman :

a. Perlunya petugas Perawat Pelaksana mengikuti pelatihan seperti Basic


Trauma life support pediatric , dan MPKP.

b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat tentang perawatan yang


professional..

c. Persaingan antara rumah sakit semakin kuat

2. M2-Sarana dan prasarana

Kekuatan :
a. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien, tenaga
Kesehatan, dan keluarga pasien diruang perawatan anak.
b. RS pemerintah tipe C sekaligus sebagai RS rujukan.
c. Tersedianya Nurse Station.
d. Tersedianya ruangan kepala ruangan dan tenaga administrasi.
Kelemahan :
a. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang
Kesehatan belum memadai.
b. Tidak tersedianya buku inventaris barang dan alat kesehatan.
c. Terdapat fasilitas peralatan kesehatan yang kondisinya kurang baik
ataupun rusak.
d. Terdapat beberapa ruangan yang kondisinya kurang baik ataupun
rusak.
Peluang :
a. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak dari bagian
pengadaan barang.
Ancaman :
a. Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang pentingnya Kesehatan.
3. M3 – Metode
Kekuatan :
a. Rumah Sakit memiliki visi dan misi sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan.
b. Operan dilakukan 3 kali sehari, setiap sebelum pergantian shift.
c. Mempunyai standar Asuhan Keperawatan.
d. Kepala ruangan melakukan suprevisi terhadap staf setip 6 bulan
sekali
Kelemahan :
a. Belum menerapkan MPKP
b. Sistem pendokumentasian secara manual
c. Ronde keperawatan yang tidak dilaksanakan.
Peluang :
a. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MPKP.
Ancaman :

a. Persaingan dengan rumah sakit milik pemerintah daerah Kota


Makassar, yang semakin berat.

b. Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang hukum.

c. Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan Rumah Sakit yang


professional.

d. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya Kesehatan.


4. M4-Money
Kekuatan :
(Tidak dikaji)
Kelemahan :
(Tidak dikaji)
5. M5 – Mutu
Kekuatan :
a. Ruangan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
keselamatan pasien sebagain sudah tersedia.
b. Perawat memberikan terapi medikasi sesuai dengan instruksi
dokter.
c. Perawat bersikap sopan dan ramah dalam melayani pasien.
d. Perawat selalu memperhatikan dan menanggapi keluhan
yang dirasakan pasien.
e. Berdasarkan kuesioner, semua pasien/keluarga pasien menyatakan
bahwa perawat tidak membeda-bedakan pasien.
Kelemahan :
a. Pemantauan atau mengobservasi keadaan pasien, yang dilakukan
oleh perawat masih tergolong dibawah rata-rata.
Peluang :
a. Terciptanya pelayanan yang kondusif terhadap pasien.
Ancaman :
a. Adanya tuntutan tinggi dari pasien dan keluarga tentang jaminan
keselamatan pasien.
b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional.
BAB III
PRIORITAS DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian selama tiga hari (Senin, 04
April 2022 s/d Rabu, 6 April 2022 ) diruang Perawatan Anak RSUD KOTA
Makassar oleh Mahasiswa Profesi Ners Universitas Muslim Indonesia
kelompok 3, didapatkan masalah sebagai berikut :
a. Kurang terpaparnya informasi seputar penyakit pasien.
b. Tidak tersedianya struktur organisasi di ruangan
c. Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang
berada di ruang perawatan anak status pendidikannya DIII Kebidanan.
d. Tidak adanya daftar investaris alat diruangan
e. Belum menerapkan MPKP
B. Prioritas Masalah
Setelah diidentifikasi terdapat delapan masalah yang ditemukan selama
masa observasi dan pengkajian. Selanjutnya masalah akan diprioritaskan
berdasarkan metode pembobotan dengan memberikan aspek - aspek yang
meliputi :
a. Kecenderungan besar dan seringnya masalah tersebut (Magnitude : MG).
b. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity : SV).
c. Kemungkinan masalah dapat dipecahkan (Managebility : MN).
d. Perhatian yang diberikan oleh bidang keperawatan (Nursing Concer
: NC).
e. Ketersediaan sumber daya (Affordability : AF). Rentang penilaian adalah
1-5, yaitu :
Nilai 5 = Sangat Penting.
Nilai 4 = Penting.
Nilai 3 = Cukup Penting.
Nilai 2 = Kurang Penting.
Nilai 1 = Sangat Kurang Penting.
Dimana yang menjadi prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai atau
skor paling besar (Nursalam, 2017).
Tabel 3.1
Prioritas Masalah Manajeman Keperawatan
Di Ruang Perawatan Anak RSUD Kota Makassar

NO Masalah MG SV MN NC AF Total Prioritas


1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kurang terpaparnya informasi tentang
penyakit pada pasien dengan masih
adanya yang bertanya terkait 4 4 5 3 3 720 III
Penyakitnya

Tidak tersedianya struktur organisasi


2 diruangan 4 4 3 3 4 576 V

3 Kurang tenaga keperawatan sehingga ada


beberapa tenaga kesehatan yang berada
di ruang perawatan anak status 5 4 5 3 3 900 II
pendidikannya DIII Kebidanan

4. Tidak adanya daftar investaris alat 4 4 4 3 3 576 IV


diruangan berdasarkan Depkes 2001

5. Belum menerapkan MPKP 5 4 4 4 3 960 I


Penetapan masalah berdasarkan masalah yang telah diprioritaskan
diatas dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dan
kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, serta berdasarkan
kesepakatan bersama antara mahasiswa dan kepala ruangan. Maka,
diperoleh tiga (3) prioritas masalah sesuai dengan urutan skoring masalah
1- 5, yaitu sebagai berikut :
1 Belum menerapakan MPKP
2 Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan
yang berada di ruang perawatan anak status pendidikannya DIII
Kebidanan
3 Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pada pasien dengan
masih adanya yang bertanya terkait Penyakitnya
4 Tidak ada daftar investtaris alat berdasarkan Depkes 2001
5 Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan
C. Seleksi Terhadap Alternatif Penyelesaian Masalah
Rencana penyelesaian masalah dilakukan melalui seleksi dengan system
pembobotan dan pertimbangan empat aspek, yaitu sebagai berikut :
1 Capability (C) : Kemampuan melaksanakan alternative.

2 Accesability (A) : Kemudahan melaksanakan alternative.

3 Readiness ( R) : Kesiapan dalam melaksanakan alternative.

4 Leverage (L) :Daya ungkit alternatif tersebut dalam


menyelesaikan masalah.

Keempat aspek tersebut diberikan penilaian dengan menggunakan


rentang nilai 1 - 4 (Suni, 2018) dengan pemaknaan sebagai berikut :
1. : Tidak mampu

2. : Cukup mampu

3. : Mampu

4. : Sangat mampu
Table 3.2
Alternatif Pemecahan Masalah Manajemen Keperawatan
Di Ruang Perawatan Interna RSUD KOTA Makassar
No Masalah C A R L Total
1 2 3 4 5 6 7
1. 2 3 3 2 36
Belum menerapkan MPKP

2. Kurang tenaga keperawatan sehingga ada 3 3 3 3 81


beberapa tenaga kesehatan yang berada di ruang
perawatan anak status pendidikannya DIII
Kebidanan

3. Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit 2 2 3 4 48


pada pasien dengan masih adanya yang
bertanya terkait Penyakitnya

4. Tidak ada daftar investtaris alat berdasarkan 3 3 2 3 54


Depkes 2001

5. Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan 2 2 2 1 8

Berdasarkan tabel di atas, urutan rencana penyelesaian masalah diuraikan sebagai


berikut :

1. Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang


berada di ruang perawatan anak status pendidikannya DIII Kebidanan

2. Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pada pasien dengan masih


adanya yang bertanya terkait Penyakitnya

3. Tidak ada daftar investaris alat diruangan berdasarkan Depkes 2001


4. Belum menerapkan MPKP

5. Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan


D. Penetapan Tujuan Dan Alternatif Penyelesaian Masalah
Adapun tujuan dari alternative penyelesaian masalah yang telah ditetapkan, yaitu :
1 Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang
berada di ruang perawatan anak status pendidikannya DIII Kebidanan
Tujuan :
Diharapkan tenaga kesehatan yang bekerja diruang perawatan anak dapat
bekerja sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki
2 Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pada pasien dengan masih
adanya yang bertanya terkait Penyakitnya
Tujuan :
Untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakit yang dialami melalui penyuluhan kesehatan
3 Tidak ada daftar investaris alat berdasarkan Depkes 2001
Tujuan :
Untuk menyusun daftar investaris alat agar memudahkan tenaga kesehatan
dalam hal mengetahui dan melist daftar investaris alat yang ada diruangan.
4 Belum menerapkan MPKP
Tujuan :
Untuk meningkatkan keprofesionalan perawat dan mutu pelayanan rumah
sakit secara umum
5 Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan
Tujuan :
Agar tenaga kesehatan yang berada diruangan lebih mengetahui peran dant
tanggung jawab mereka masing-masing
BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Table 4.1
Planning Of Action Manajemen Keperawatan Di Ruang Anak RSUD Kota Makassar
A. Rencana Kegiatan

N Masalah Keperawatan / Waktu


Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Target Sasaran
O Kebutuhan Manajemen Pelaksanaan
1. Kurang tenaga keperawatan Mendiskusikan
Berkoordinasi
sehingga ada beberapa dengan Karu terkait
dengan Karu Pembagian tugas
tenaga kesehatan yang tenaga kesehatan
mengenai tenaga sesuai dengan
Selasa, 12 Kepala
berada di ruang perawatan yang berpendidkan kompetensi masing-
kesehatan diruang April 2022 Ruangan
masing
anak status pendidikannya DIII Kebidanan yang
perawatan anak
DIII Kebidanan menjadi perawat di
ruang perawatan anak
2. Kurang terpaparnya Melaksanakan a. Berkordinasi Senin, Keluarga pasien Ruang
informasi tentang penyakit pendidikan dengan Karu 11 April 2022 paham seputar Perawatan
pada pasien dengan masih kesehatan. untuk penyakit yang Anak
adanya yang bertanya melaksanakan diderita.
terkait penyakitnya. pendidikan
kesehatan
b. Membuat
dan menyiapkan
SAP pendidikan
kesehatan
c. Membuat
media
Penyuluhan
3. Tidak ada daftar investaris Melakukan a. Berkoordinasi Rabu Membuat daftar list Kepala
Ruagan
alat berdasarkan Depkes identifikasi alat degan Karu 13 April 2022 dan daftar investaris
2001 dan melist alat mengenai daftar alat
yang ada investaris alat
diruangan
4. Belum menerapkan MPKP Mendiskusikan Berkoordinasi dengan Selasa, 12 Memaksimalkan Ruang
April 2022
dengan Kepala Karu mengenai MPKP MPKP diruang Perawatan
ruangan untuk perawatan anak Anak
menerapkan
MPKP
5. Tidak tersedianya struktur Mendiskusikan Berkoordinasi dengan Kamis, 14 Memasang struktur Ruang
April 2022
organisasi diruangan dengan kepala Karu desain dan organisasi diruang Perawatan
ruangan terkait pembuatan struktur perawatan anak Anak
pembuatan organisasi
struktur organisasi
B. Implementasi Kegiatan

Tahap implementasi merupakan kegiatan penyelesaian masalah sesuai dengan intervensi


yang telah direncanakan. Adapun implementasi yang telah dilakukan, yaitu :
a. Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang berada di
ruang perawatan anak status pendidikannya DIII Kebidanan

Implementasi :

Setelah melakukan koordinasi dan melakukan wawancara dengan kepala ruangan


didapatkan bahwa untuk kurangnya tenaga keperawatan diruangan dikarenakan
jumlah tenaga perawat yang sedikit serta ada beberapa perawat yang bertugas di
ruang isolasi Covid-19 dimulai saat masa pandemic sampai saat ini sehingga ruang
perawatan anak kekurangan tenaga keperawata.
b. Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pada pasien dengan masih adanya yang
bertanya terkait penyakitnya.

Implementasi :

Setalah melakukan koordinasi dengan kepala ruangan dan dijadwalkannya


pelaksanaan pendidikan kesehatan diruang perawatan anak pada tanggal 13 April
2022 dengan tema Manajemen Demam dan didampingi oleh kepala ruangan.
c. Tidak ada daftar investaris alat berdasarkan Depkes 2001
Implementasi :
Setelah melakukan koordinasi dengan kepala ruangan serta kami melakukan list alat-
alat yang berada diruang perawatan anak didapatkan ada beberapa alat yang tidak
sesuai dengan Depkes dan daftar investaris alat kami sudah berikan ke kepala ruangan .
d. Belum menerapkan MPKP
Implementasi :
Setelah melakukan koordinasi didapatkan bahwa diruangan belum menerapkan secara
optimal MPKP dikarenakan tenaga kesehatan yang terbatas serta perawat hanya
melakukan handover.
Mahasiswa melakukan roleplay MPKP dengan melakukan Handover, Pre dan Post
conference dan Ronde Keperawatan.
e. Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan
Implementasi :
Setelah melakukan koordinasi dengan kepala ruangan terkait desain serta lokasi
pemasangan struktur organisasi.
Mahasiswa memasang struktur organisasi di pasang pada tanggal April 2022
C. Rencana Tindak Lanjut
a. Diharapkan kepala ruangan dan perawat ruangan perawatan anak agar selalu
memberikan informasi ataupun edukasi kesehatan kepala keluarga pasien
b. Diharapkan agar diruangan menerpakan MPKP agar dapat meningkatkan
keperofesioanal perawat serta mutu pelayahnan rumah sakit.
c. Diharapkan agar kepala ruangan memberikan tugas dan wewenang sesuai dengan
kompetensi masing-masing
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, kuesioner yang telah disebarkan kepada


perawat dan pasien/keluarga pasien yang ada di ruangan perawatan anak RSUD Kota
Makassar di dapatkan beberapa masalah yang telah ditindaklanjuti untuk mengatasi masalah
tersebut, antara lain :
B. Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang berada di ruang
perawatan anak status pendidikannya DIII Kebidanan
1. Kurang tenaga keperawatan sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang berada diruang
perawatan anak status pendidikannya DIII Kebidanan
Hasil :
Didapatkan karena tenaga keperawatan yang berada diruang perawatan terbatas maka ada
beberapa tenaga kesehatan yang status pendidikannya DII Kebidanan karena ada beberapa
perawat yang sebelumnya bekerja di ruang tulip dipindahkan ke ruang isolasi covid -19
akibat pandemic covid-19.
2. Kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pada pasien dengan masih adanya yang
bertanya terkait penyakitnya.

Hasil :

Mahasiswa telah melakukan penyuluhan kesehtan pada tanggal 13 April 2022 dengan
tema manajemen demam dan didampingi oleh kepala ruangan
3. Tidak ada daftar investaris alat berdasarkan Depkes 2001
Hasil :
Mahasiwa telah melist daftar investris alat yang ada diruangan dan diberikan ke kepala
ruangan
4. Belum menerapkan MPKP
Hasil :
Mahasiwa melakukan roleplay MPKP dengan melakukan Handover, Pre dan Post
conference dan Ronde Keperawatan di minggu pertama dinas.
5. Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan
Hasil :
Mahasiswa melakukan pemasangan struktur organisasi diruangan pada tanggal April
2022
C. Saran
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan perawat selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam MPKP seperti
operan dan ronde keperawatan sesuai dengan penerapan model MPKP.
b. Kerjasama antara perawat lebih ditingkatkan lagi demi suksesnya asuhan
keperawatan di ruang perawatan Anak RSUD Kota Makassar.
2. Institusi
Diharapkan pihak institusi memberikan pembekalan kembali kepada mahasiswa
terkait target pencapaian yang akan dikerjakan mahasiswa sebelum mahasiswa turun di
lahan, agar target yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.Selanjutnya, contoh
dalam penyusunan Laporan akhir manajemen keperawatan juga sangat diperlukan
sebagai bahan acuan.

3. Mahasiswa

a. Diharapkan bagi mahasiswa profesi ners, mencari referensi tentang manajemen


keperawatan sebelum masuk praktik stase manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
b. Diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam praktik manajemen keperawatan.

c. Diharapkan mahasiswa lebih aktif melakukan role model MPKP sebagai contoh
kepada perawat ruangan.
d. Diharapkan mahasiswa akhif melakukan alisis menejeman keperawatan diruangan,
dan menyusun laporan akhir manajemen sesuai dengan kondisi actual di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2018). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Griffin, R. W. (2018). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatann Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Suni, A. (2018). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.

Suni, A. (2018). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan . Jakarta: Bumi Medika.


LAMPIRAN – LAMPIRAN :

1. Role Play Operan Timbang Terima Diruang Perawatan Anak RSUD Kota Makassar
a. Dokumentasi Kegiatan Operan Timbang Terima

b. Skenario Operan Timbang Terima


pagi hari ini, di ruangan anak rumah sakit RSUD Makassar akan dilaksanakan
operan jaga oleh perawat shift pagi kepada shift siang. Perawat shift pagi diperankan
oleh Ns Yaumil Khaeria (Perawat Primer), Ns Sarifah Aeny dan Ns. Septiyani Putri
Karu diperankan oleh Ns Waode Lisa Efriyanti . Dengan jumlah pasien 7 orang.
Semua perawat shift pagi dan shift siang beserta karu berkumpul di nurse station
pada pukul 14.00 WITA untuk melakukan hand over (timbang terima).
Ns Waode : Assalamualikum wr.wb. selamat pagi rekan-rekan semua. Pada siang hari
ini sebelum operan jaga dimulai marilah kita buka operan jaga ini dengan
membaca basmalah bersama-sama (Bismillahirrahmanirrahim).
Baik, untuk mengawali hand over ataupun timbang terima pada kesempatan
kali ini, kita akan mendengarkan laporan asuhan keperawatan dari tim shift
pagi . Kepada Ns Yaumil dipersilahkan.
Ns Yaumil : Terima kasih atas kesempatannya Ns Waode. Saya akan menyampaikan
keadaan secara umum 7 pasien untuk hari ini. Adapun pasien nya atas
nama :
- Qaisar umur 1 tahun dengan diagnosa medis kejang demam
- Andi Muh. Andra umur 12 tahun dengan diagnosa medis DHF Grade II
- Arumi umur 1 tahun 3 bulan dengan diagnosa medis CAP
- Syani Umur 12 tahun dengan diagnosa medis DHF + Suspek Gangguan
multi organ
- Muh. Zidan umur 6 tahun dengan diagnosa fever unspesifik
- Atta umur 11 bulan dengan diagnosa medis GEA, untuk lebih lanjut
saya persilahkan kepada Ns. Sarifah dan Ns.Septiyani untuk
menyampaikan kondisi pasien kelolaan masing-masing
Ns.Sarifah : Terima kasih atas kesempatannya Ns. Yaumil saya akan menyampaikan
keadaan pasien yang saya kelola

1. An. Atha usia 11 Bulan dengan diagnosa medis GEA . Terpasang


infus Asering 20tpm. TTV pada pasien : N : 110x/m, P : 28x/m, dan
S: 38,7 derjat celcius. Mendapatkan terapi cotri syrp 2x1, zink syrp
1x1, Paracetamol, Ambroxol 2x1 dan dexametasone 0,3gr/12j/IV.
2. An. A.M. Andra usia 13 tahun dengan diagnosa medis DHF Grade II,
terpasang infus RL 14tpm, TTV pada pasien N : 96x/m, P : 24x/m,
dan S : 36,8 derajat celcius. Mendapatkan terapi ambroxol syrp 3x1,
Bcom 2x1, Vit.C 2x1.
3. An. Syani usia 12 tahun dengan diagnosa medis DHF + Suspek
Gangguan multi organ terpasang infus asering 12tpm. TTV pada
pasien : N : 102x/m, P : 28x/m, dan S: 36,3 derjat
celcius.Mendapatkan terapi ceftriaxone 750mg/12j/IV, Paracetamol,
Ambroxol 3x ¾ sendok, nisatatin 3x1.
4. An.Zidan usia 5 bulan dengan diagnosa medis fever unspesifik
terpasang infus RL 16tpm . TTV pada pasien : N : 88x/m, P : 26x/m,
dan S: 36,6 erjat celcius. Mendapatkan terapi ceftriaxone
600mg/12j/IV, Paracetamol dan besok ada rencana untuk cek darah.
Ns.Septiyani : Terima kasih atas kesempatannya Ns. Yaumil saya akan
menyampaikan keadaan pasien yang saya kelolaa
1 An. Azka usia 1 tahun dengan diagnosa medis fever unspesifik+ diare
sedang terpasng infus asering 20tpm. TTV pada pasien : N : 92 x/m,
P : 26x/m, dan S: 38,5 derjat celcius.Mendapatkan terapi lbio 1x1,
zircum kids (xink)1x ½,sanmol 3x 0,8cc
2 An. Arumi usia 1tahun 3bulan dengan diagnosa medis CAP dan
sudah diperbolehkan pulang hari ini. Discharge planning tetapkan
lanjutkan obat dirumah.
3 An. Qaisar usia 1 tahun masuk ke RS dengan keluhan mual muntah
dan habis terjatuh kebelakang , keadaan umum sedang, TTV pada
pasien : N : 96x/m, P : 24x/m, dan S: 36,4derjat celcius. Terpasang
infus asering 46tpm. Mendapatkan terapi cefriaxone 650mg/12j/IV,
Diaz puyer 3x2, Paracetamol 130mg/6j/IV, domperidone 3x2,5 dan
getamicin syrp 3x1
Dan nanti akan ada 2 pasien baru dari IGD

Ns Waode : Baik, untuk tim dinas siang apakah ada yang ingin diklarifikasi?
Jika tidak ada, selanjutnya kita akan melakukan klarifikasi ke pasien. Mari
kita ke ruangan pasien.
Tiba di ruangan pasien
Ns Yaumil : Assalamu’alaikum ibu, bagaimana kondisinya hari
ini adek ? Pasien : …………….
Ns Yaumil : Perkenalkan saya perawat Yaumill, saya yang jaga pagi tadi . Hari ini
kami akan melakukan operan untuk memperkenalkan perawat yang shift
pagi yang akan berjaga dari jam 2 sampai jam 9 malam . (perawat shift
pagi memperkenalkan diri satu persatu)
Baik untuk yang shift siang apakah ada yang ingin diklarifikasi?
Shift Siang : Sudah, cukup Bu
Ns Yaumil : Baik, semoga adek lekas sembuh ya, nanti setelah shift pagi selesai ibu
akan di rawat langsung oleh Ns. Fitrah, Ns. Novita dan Ns. Andi
Iqraimah
Kalau begitu saya cukupkan untuk operan hari ini. Kami permisi ke
ruangan dulu yah, terima kasih.
2. Pre dan Post Conference
1) Dokumentasi Kegiatan Pre dan post Conference

2) Naskah Role Play Pre dan Post Conference


PRE CONFERENCE
Pemeran pre post:
1. KARU : Ns. Septiyani Putri, S.Kep
2. Perawat Primer : Ns.Waode Lisa Efriyanti, S.Kep
3. Perawat Pelaksana : Ns.Nurul Fitrah Sultan, S.Kep
: Ns.Novita Fuspitasari , S.Kep

Waktu kegiatan : Sebelum melakukan tindakan ke pasien


Tempat : Ruang Perawatan Anak Tulip
Penanggung jawab : Perawat Primer
Kegiatan :
1. Kepala ruangan membuka acara.
2. Perawat primer menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana.
3. Perawat primer memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu.
4. Karu menutup acara.
NARATOR : Sebelum melakukan tidndakan ke pasien terlebih dahulu dilakukannya pre
confrence.
kepala ruangan membuka acara pre conference.
KARU Septi : “Assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua. Puji syukur kita ucapkan
kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga kita
masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang Perawat. Baiklah untuk
memulai aktivitas kita awali dengan sama-sama membaca doa. Selanjutnya saya
serahkan kepada Ns. Lisa selaku ketua tim , seperti biasanya untuk memandu pre-
conference kita pada pagi hari ini.
Katim Lisa : “Terimakasih kepada ibu citra selaku kepala ruangan, Assalamualikum wr. Wb.
Syalom. Selamat pagi kepada rekan rekan semua, puji dan syukur kita semua
masih diberi kesehatan. Ya, pagi ini kita akan melakukan pre-conference pada
tanggal 9 April 2022. Baik saya selaku katim akan melaporkan kondisi pasien di
ruang perawatan Tulip kamar 3c dengan jumlah pasien 2 orang, tulip 1c dengan
jumlah 2 orang dan tulip 1D 2 orang. Baik langsung saja kepada Ns. fitrah dan
Ns. novy saya persilahkan untuk menyampaikan kondisi pasien.”
Ns.Fitrah : “Selamat pagi, saya menangani pasien anak. R dan A dikamar 3C dengan anak
R keluhan Diaere lebih dari 10x dan demam. Pasien di rawat dengan diagnose
medis Diare, l. Terpasang infus KA-EN 37,paracetamol 3x1, zinc 3x1,
donperidone 3x1/3 dan contrimoxazolesyrup, dan anak A kamar 3C dengan
keluhan demam selama 3 hari dengan diagnosa medis frebris pro evaluasi
terpasang O2 1 liter, terpasang infus C.asering 32 tpm, paracetamol 3x1,
cefotaxime 2x1 IV, gentamicin 2x1 IV, amroxol 3x1,5 cc,domperidone 3x2cc,
susu formula 30-60cc NGT. Dan anak A kamar 1D dengan keluhan Diare dan
sesak napas terpasang infus Kn-3B 38 tmp, dexametasonn 0,2 cc IV,
gtentamicin 10 gr/IV dan pracetamol drips 5cc/IV

Ns. Novita : “Saya menangani pasien di tuip 1C dan 1 D. di kamar 1C pasien anak A dengan
keluhan diare dengan diagnose medis diare . Terpasang infus asering 20 tpm. L
bio 1x1, zink syrup 1x1/2 dan sanmol dml, sanmol drips 3x0,8 cc dan akan
direncanakan pulang. Pasien anak R dengan keluhan lemah, muntah dan diare
dengan keluhan medis gastrointeritis terpang infus KA-EN 3B 20 tpm, pct drips
3x0,7 ml, contrimoksazole 3x2/4, zync syrup 1x1, centrizine puyer 1x2,5 gram
dan pasien ini akan direncanakan pulang. Dan pasien 1 D anak A dengan keluhan
sesak diagnosa medis dispneu terpasang infus KA-EN 3B, terpasang O2 1
liter/menit, ijeksi cefriaxone 350 gr/12 jam, gentamicin IV 25 gr/12 jam,
dexametasone 0,2 cc/12 jam/IV.

Katim Lisa : “ya, baiklah. Terima kasih atas laporan tindakan yang sudah diberikan, dan untuk
intervensi selanjutnya pada pasien anak R, A, MA. AA bisa diberikan injeksi
obatnya Kembali, pantau juga saturasi pasien kemudian pantau makanan melalui
NGT pasien. Selanjutnya, pada anak A dan R. tunggu konfirmasi Kembali kepada
dokter mengenai rawat jalannya, jangan lupa juga diberikan discharge planning”
KARU Septi : “Terima Kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya. Langsung
saja kita semua melakukan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan. Dilihat
dari hasil laporan teman-teman, beberapa pasien memerlukan penanganan lebih
dan ada juga yang sudah bisa pulang hari ini. Jadi diharapkan, untuk kerjasama
antara rekan-rekan sekalian. Wassalam.”
Narator :Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang sudah
direncanakan.
(Pada pukul 13.00, sebelum operan jaga siang. Semua perawat kembali berkumpul untuk
melakukan Post Conference).

POST CONFERENCE
KARU : Ns. Septiyani Putri, S.Kep
Perawat Primer : Ns.Waode Lisa Efriyanti, S.Kep
Perawat Pelaksana : Ns.Nurul Fitrah Sultan, S.Kep
: Ns.Novita Fuspitasari , S.Kep

Waktu kegiatan : setalah melakukan tindakan ke pasien


Tempat : Ruang Perawatan Anak Tulip
Penanggung jawab : Perawat Primer
Kegiatan :

a. Kepala ruangan membuka acara.


b. Perawat primer menanyakan kegiatan harian masing-masing perawat pelaksana.
c. Perawat primer memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu.
d. Karu menutup acara.
KARU Septy : “Assalamualaikum wr. Wb. Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat
Allah swt. Kita masih bertemu lagi dan berkumpul di penghujung tugas kita.
Seperti biasa kita akan melakukan post-conference sebelum di operkan ke shift
berikutnya. Langsung saja saya serahkan kepada perawat Ns. lisa selaku ketua
TIM
Katim lisa : “Baik terima kasih atas waktu yang diberikan. Baiklah langsung saja bagaimana
hasil tindakan yang telah dilaksanakan oleh Ns. Fitrah dan Ns. Dovi termasuk
kendalanya agar bisa di operkan kepada shift selanjutnya.”
NARATOR : Perawat mulai melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.
Ns. Fitrah : “Saya menangani pasien R dan A. sudah di PCT iv, donperidone dan
contrymozalesyrup namun masih BAB lebih dari 7x dengan konsistensi cair tidak
berampas. Lanjutkanintervensi!” serta anak A diberikan tadi paracetamole dan
ambroxole dan untuk anak A dikamar 1D tadi diberikan paracetamole drips
semua pasien tetap dilanjutkan intevensi.
Ns.Novy : “Saya menangani pasien anak A ruang tulip 1 D. Anak A dan anak R Pasien sudah
pulang, dan sudah diberikan discharge planning mengenai, kepatuhan minum
obat, istirahat cukup, dan kontrol berobat. Serta anak A disatu D masih tetap
diberikan O2 dan obat-obatan seperti cefriaxone dan gentamicin. Terimakasih.”
NARATOR : Masing-masing perawat telah menyampaikan hasil tindakan yang sudah
dilakukan. Kembali ke Katim.
Katim lisa : “Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang telah dilakukan.
Kita telah melakukan semua rencana tindakan. Selanjutnya saya kembalikan
kepada kepala ruangan.”
KARU septi : “Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, alhamdulillah intervensi yang telah kita
lakukan dari pagi sampai siang ini terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur.
Terima kasih atas kerja sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan
semaksimal mungkin. Pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah
baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih optimal.
Untuk mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita akhiri dengan

berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing.


Berdoa……. Mulai……. Selesai……Kita akhiri post conference ini, Selamat
Siang.”
NARATOR : Sekian role play pre dan post conference dari kelompok . Terima kasih
Penyuluhan Kesehatan
1) Dokumentasi Kegiatan
2) Satuan Acara Penyuluhan Penanganan Demam
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Penanganan Demam
Sasaran : Keluarga Klie
Waktu Pertemuan : 1 x 20 menit
Tanggal : 13 April 2022

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami dan
mengerti serta mengenal manajemen Penanganan demam dengan baik dan benar
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian Demam
b. Penyebab Demam
c. Penatalaksanaan Penanganan Demam
d. Hal-hal yang dilakukan pada anak saat kejang
B. Pokok Bahasan: Penanganan Demam
C. Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian Demam
b. Penyebab Demam
c. Penatalaksanaan Penanganan Demam
d. Hal-hal yang dilakukan pada anak saat kejang
D. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi/Tanya jawab
E. Media
a. Leaflet
b. Banner
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Respon Pasien Waktu
1 Pembukaan 5 menit
1. Memberi salam Menjawab
2. Memberi pertanyaan apersepsi salam
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Memberi
4. Menyebutkan materi/pokok salam
bahasa yang akan di sampaikan
Menyimak
2 Pelaksanaan Menjelaskan materi 20 menit
penyuluhan secara berurutan dan Menyimak
teratur dan
Materi : memperhatik
1. Menjelaskan Tentang an
Pengertian Demam
2. Menjelaskan Tentang
Penyebab Demam
3. Penatalaksanaan
Penanganan Demam
4. Hal-hal yang dilakukan pada
anak
saat kejang
3 Evaluasi 10 menit
1. Menyimpulkan inti penyuluhan Memperhatikan
2. Menyampaikan secara Menjawab
singkat materi penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada
pasien untuk bertanya
4. Memberi kesempatan kepada
pasien untuk menjawab
pertanyaan yang
dilontarkan
4 Penutup 5 menit
1. Menyimpukan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah Mendengarkan
disampaikan Menjawab
2. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada pasien Menjawab salam
3. Mengucapkan salam
Lampiran Materi

MANAJEMEN PENANGANAN DEMAM

A. DEFINISI
Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orang tua
segera membawa anaknya berobat. Sebenarnya panas bukan penyakit
melainkan gejala suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi
atau penyakit, yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ketika
melawan penyakit/ infeksi yang masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah
panas ke kulit tubuh (Hartini and Pertiwi 2016)
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi
dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Hipertermi adalah
suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari
37oC, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang
menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh.
Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi
(Cahyaningrum 2017)
Demam pada anak adalah suatu kondisi ketika suhu tubuh anak naik
melewati batas normal. Demam didefinisikan ketika suhu tubuh anak lebih
dari 37,2 derajat Celsius bila diukur dari ketiak, melebihi 37,8 derajat Celsius
bila diukur dari mulut, atau di atas 38 derajat Celsius bila diukur dari dubur.
Perlu diketahui bahwa tingginya suhu tubuh tidak selalu menandakan
tingkat keparahan kondisi anak. Dalam beberapa kasus, infeksi virus ringan,
seperti flu, dapat membuat suhu tubuh naik hingga 40 derajat Celsius.
Sebaliknya, infeksi serius dapat terjadi tanpa adanya demam, terutama pada
bayi. Barbi, et al. (2017). Fever in Children: Pearls and Pitfalls. Children,
4(9),pp.81.
B. PENYEBAB
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh
infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan ,
ataupun obat – obatan (Hartini and Pertiwi 2016).
Adapun demam yang dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor
non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi
bakteri,virus,jamur,ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya
menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia, bronchitis,
osteomyletis, appendicitis, tuberkulosis, bakteremia,s epsis, bacterial,
gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis,otitis media,infeksi saluran
kemih,dan lain-lain (Graneto,2018).
Infesi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya (Davis,
2018). Infeksi jamur yang pada jamur yang pada umumnya menimbulkan
demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helminiatiasis ( Jenson &
Baltimore, 2018).
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal
antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu
tinggi, keadaan tumbuh gigi,dll), keganasan (penyakit Hodgkin, limfoma non
Hodgkin, leukemia,dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotic,
difenilhidantoin, dan antihistahistamin) (Kaneshiro & Zieve, 2019). Selain
itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari
pemberian imunisasi selama ± 1-10 hari (Graneto, 2017). Hal lain yang juga
berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan
sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status epilepticus, koma, cedera
hipotalamus atau gangguan lainnya (Nelwan,2017).
C. TANDA DAN GEJALA
a.) Beberapa gejala yang dapat menyertai demam, antara lain:
1. Nyeri kepala.
2. Keringat dingin.
3. Menggigil.
4. Dehidrasi.
5. Batuk.
6. Nyeri tenggorokan.
7. Nyeri telinga.
8. Diare.
9. Muntah-muntah.
10. Nyeri otot.
11. Nafsu makan turun.
12. Kelelahan.

b.) Beberapa gejala yang dapat menyertai demam pada anak, antara lain:
1. Kehilangan kesadaran atau pingsan
2. Kekakuan otot yang tak terkendali
3. Kenaikan suhu tubuh 38oC
4. Wajah sangat pucat, perasaan kedinginan dan kulit merinding
5. Menggigil dengan gigi gemeletuk
6. Kulit panas dan kemerahan
7. Rasa sakit diseluruh tubuh
8. Berkeringat
9. Sakit kepala

c.) Gejala demam yang perlu diwaspadai, antara lain:


1. Leher kaku.
2. Mata sangat sensitif terhadap cahaya.
3. Muntah terus-menerus.
4. Timbul bercak-bercak kemerahan pada kulit
5. Sesak napas.
6. Cenderung mengantuk terus-menerus.
7. Nyeri dan tampak kesakitan.
8. Tidak mau minum dan frekuensi buang air kecil berkurang (Lubis and
Panusunan 2016).

D. DAMPAK TIMBULNYA DEMAM


Akibat demam menurun (Purwoko 2017) yaitu :
1.Dehidrasi
Adalah kekurangan cairan atau dehidrasi terjadi jika cairan yang
dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk.
2. Kejang demam
Adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal >38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Demam yang dialami oleh anak – anak berbeda penanganannya dengan
orang dewasa. Apabila tindakan dalam mengatasi demam tidal tepat dan
lambat maka akan menagkibatkan anak terganggu. Demam dapat
membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan
tepat maka akan menimbulkan komplikasi yang cukup serius diantaranya
yairu hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran (Maharani,2018).
E. KOMPLIKASI
Demam yang disertai dengan peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi
memerlukan kewaspadaan karena dapat berdampak buruk. Demam diatas suhu
410C dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolisme, fisiologis dan
akhirnya kerusakan susunan saraf pusat. Apabila demam tidak segera diatasi
akan menyebabkan kejang demam, kerusakan otak dan bahkan kematian
(Agustini,2017)
F. PENATALAKSANAAN
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
anak yang mengalami demam. Pemberian kompres hangat pada daerah
pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada area
preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh (Hartini and Pertiwi 2016).

Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
bila anak mengalami demam. Ada beberapa macam kompres yang bisa
diberikan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu kompres air hangat dan tepid
sponge bath (Dewi 2016).
Kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses
evaporasi. Dengan kompres air hangat menyebabkan suhu tubuh di luar akan
hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu di luar hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas,
sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh. Pemberian kompres air hangat ini
dilakukan di tempat tempat tertentu di bagian tubuh (Dewi 2016).
Kompres tepid sponge adalah sebuah tehnik kompres hangat yang
menggabungkan tehnik kompres blok pada pembuluh darah supervisial
dengan tehnik seka. Pemberian tepid sponge bath memungkinkan aliran udara
lembab membantu pelepasan panas tubuh dengan cara konveksi. Suhu tubuh
lebih hangat daripada suhu udara atau suhu air memungkinkan panas akan
pindah ke molekul molekul udara melalui kontak langsung dengan permukaan
kulit. Pemberian tepid sponge bath ini dilakukan dengan cara menyeka seluruh
tubuh klien dengan air hangat (Dewi 2016).
Demam merupakan mekanisme pertahanan diri atau reaksi fisiologis
terhadap perubahan titik patokan di hipotalamus. Penatalaksanaan demam
bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk
menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat dibagi menjadi dua
garis besar yaitu : Nonfarmakologi dan Farmakologi. Akan tetapi, diperlukan
penanganan demam secara langsung oleh dokter apabila penderita dengan
umur <3 bulan dengan suhu rectal >38oC, penderita dengan umur 3-12 bulan
dengan suhu yang tidak turun dalam 48-72 jam (Kaneshiro & Zieve, 2016).
Beberapa terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan dirumah yaitu:

1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan


beristirahat yang cukup.
2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat
menggigil. Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan.
Memakai satu lapis selimut sudah dapat memberikan rasa nyaman kepada
penderita, kemudian klien di tempatkan di lingkungan yang bersuhu
normal.
3. Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat
efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin
karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan meningkatkan kembali
suhu inti.
4. Tindakan lainnya adalah tepid sponge, yaitu tindakan untuk meningkatkan
kontrol kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi, yang
biasanya dilakukan pada klien dengan demam tinggi. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh pada klien yang demam tinggi.
5. Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya. Terlebih jika muntah. Dan pemberian ASI
pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Adapun Penatalaksanaan demam yang lain, yaitu :

1. Istirahat yang cukup.

2. Gunakan pakaian tipis dan nyaman.

3. Tinggal di ruangan dengan udara yang sejuk.

4. Banyak minum air agar tidak dehidrasi.

5. Pemberian obat-obatan, seperti obat penurun demam (Lubis and


Panusunan 2016)
G. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN PADA SAAT ANAK
KEJANG
Menurut depkes (2005), hal yang dapat dilakukan saat anal mengalami
kejang adalah :
a. Jangan panic
b. Baringkan anak ditempat yang datar/ lunak, miringkan pada satu sisi
tubuhnya
c. Letakkan bantal/benda lunak lainnya dibawah kepala
d. Jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti keramik, kompor, cok
listrik, meja dll
e. Longgarkan pakaian/apapun disekitar leher
f. Amati kejang : bentuk dan lama kejang, frekuensi jarak diantara
kejang, apa yang terjadi pada anak sebelum, selama dan sesudah
kejang
g. Damping anak sampai betul-betul sadar, bersihkan mulut jika terdapat
cairan
h. Berikan kompres hangat bila masih demam
i. Selalu sediakan thermometer dan obat penurun panas dirumah, obat
penurun panas diberikan jika shu anak >38.5oC.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Ni Putu Dewi. 2017. “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang


Demam.” Jurnal Ilmiah Medicamento 3(1):34–
38. doi: 10.36733/medicamento.v3i1.1048.

Cahyaningrum, Etika Dewi. 2017. “Pengaruh Kompres Bawang Merah


Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam.” Seminar Nasional Dan
Presentasi Hasil-Hasil Penelitian Pengabdian Masyarakat ISBN
978-6:80–89. doi: org/10.30595/medisains.v15i2.1642.

Dewi, Arie Kusumo. 2016. “Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Antara


Pemberian Air Hangat Dengan TePid Sponge Bath Pada Anak
Demam.” 1(1).

Hartini, Sri, and Putri Pandu Pertiwi. 2016. “Efektivitas Kompres Air
Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam UUsia 1-3
Tahun Di SMC RS Telogorejo Semarang.” Picosecond
Optoelectronics 0439:95–100. doi: 10.1117/12.966079.

Kids Health, from Nemours Foundation (2016). Febrile Seizures

“penatalaksanaan demam pada anak balita.”.

(Kaneshiro & Zieve, 2016). Fever. Universitas Of Washington

Lubis, Inke Nadia Diniyanti, and Chairuddin Panusunan. 2016.


“Penanganan Demam Pada Anak.” Sari Pediatri 12(6):409. doi:
10.14238/sp12.6.2011.409-18.

Mayo Clinic (2017). Febrile seizure. “kesehatan anak balita 891-


tips-2, kesehatan gejala-gejala pada anak balita ”
RESUME PASIEN-PELAKSANAAN RONDE

Kasus :
Seorang anak usia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke rsud daya kota Makassar
dengan keluhan diare 6-7x dalam sehari sudah terjadi sekitar seminggu yang lalu
dengan hasil pengkajian didapatkan bab konsistensi cair, tidak ada ampas, ku :
lemah, mata cekung, dan ibunya mengatakan anaknya selalu meminta minum,
hasil TTV didapatkan S : 38,1°C, N : 133, p : 38x/m.
A. IDENTITAS

Nama : An. R

Umur : 1 tahun

Pendidikan : belum sekolah

Alamat : jl. Flamboyan

MRS : Minggu, 08 April 2022

B. DIAGNOSTIK : GEA
C. KELUHAN UTAMA : diare
D. Riwayat Penyakit sekarang

Klien masuk rs tanggal 08, april, 2022, dengan keluhan bab encer sejak 1 minggu
yang lalu demam naik turun, sakit perut.
E. Riwayat penyakit dahulu

Klien tidak mempunyai riwayat penyakit


F. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyaki


G. Pemeriksaan fisik

Tanggal senin, 08 April 2022

N : 133x/m
P : 38x/m

S : 38,1°C
- Sistem pernafasan (B1-BREATH)
Tidak ada keluhan sesak, tidak batuk, pola nafas teratur, tidak ada penggunaan
otot bantu nafas, rr : 38x/m
- Sistem kardiovaskuler (B2-BLEED)
Irama jantung regular, bunyi jantung normal (lupdup), CRT <3 detik, tidak
terdapat sianosis
- Sistem persyarafan (B3-BRAIN)
Kesadaran composmentis, rangsangan nyeri normal.
- Sistem pencernaan (B4- BLADDER)
Ibu klien mengatakan bab 6-7 kali dalam sehari, konsistensi cair tidak ada
ampas, tidak ada lendir maupun darah
- Sistem perkemihan (B5-BOWEL)
Ibu klien mengatakan anaknya buang air kecil 7-8x dalam sehari, warna
kencing kuning jernih, jumlah tidak terukur.
- Sistem musculoskeletal dan intelegumen (B6-BONE)
Kemampuan pergerakan sendi bebas, warna kulit tidak anemis, turgor
kulit tidak elastis, tidak ada edema, klien terpasang infus pada tangan
bagian kiri, tidak terdapat luka
- Sistem endokrin
Tiroid tidak membesar
- Kebersihan pribadi
Ibu klien mengatakan hanya men seka anaknya dengan menggunakan
waslap basah dan memberi bedak, serta selalu mengganti pakaian anaknya
2x sehari
H. Terapi
- Pct syrp 3x1
- Zink 1x1
- Domperidone 3x⅓
- Cotrimoxazole syrp 2x1
I. Diagnosis keperawatan
1. Diare
2. Hipertermi
J. Rencana Tindakan
- Identifikasi penyebab diare
- Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
- Monitor jumlah pengeluaran diare
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan kompres hangat
K. Evaluasi
- Hipertermi menurun
- Masalah diare belum teratasi
1. Ronde Keperawatan
1. Dokumentasi Kegaiatan Ronde Keperawatan

2. Naskah Role Play Ronde Keperawatan


Diruang perawatan anak lantai 3 tulip ruangan Anak RSUD Kota
Makassar akan diadakan ronde keperawatan pada salah satu seorang
pasien An. R, Tahap pra ronde keperawatan sebelum melakukan ronde
keperawatan PP menemukan kasus yang akan dirondekan dan
menentukan tim ronde keperawatan. PP menentukan kasus yang akan
dirondekan dan menentukan tim ronde keperawatan, kemudian PP
menemui kepala ruangan.

Diruang karu (07.30)

Katim (Ns. Samtun) : Assalamu’alaikum Wr.Wb

Karu (Ns. Wafri) : Walaikum salam, iya ada apa?

Katim (Ns. Samtun) : Begini pak, saya mau melaporkan tentang


pasien atas nama An. R diruang perawatan
3c klien sudah dirawat selama 3 hari tetapi
belum ada kemajuan. Jadi apakah bapak
setuju jika dilakukan ronde keperawatan
pada An. R?
Karu (Ns. Wafri) : iya saya setuju. Bagaimana persiapannya dan
kapan akan dilakukan?

Katim (Ns. Samtun) : insyaallah hari ini jam 10 pagi kami akan
melaksanakan ronde keperawatan, dan saya
akan menginformasikan kembali kepada
keluarga pasien. Saya akan melakukan
inform konsen kepada keluarga pasien.

Karu (Ns. Wafri) : baiklah. Silahkan lakukan

Katim (Ns. Samtun) : baik pak, terima kasih banyak, saya permisi
dulu.

Setelah mendapatkan persetujuan kepala ruangan katim ke ruangan


pasien untuk melakukan inform konsen kepada keluarga pasien yang
akan dilakukan ronde keperawatan.

Diruang pasien (08.00)

PP 1 (Ns.Yaumil) : Assalamualaikum bu, bagaimana keadaan An. R


sekarang?
(keluarga) : masih begini-begini saja sus, anak saya masih Bab,
sakit perut, dan sering menangis karena perutnya masih
sakit.

PP 2 (Ns.A.Iqraimah) : Bab anaknya sudah berapa kali bu? Apakah ada


ampas atau tidak?

(keluarga) : tidak ada ampas dan cair sus.

PP 1 (Ns.Yaumil) : oh iya bu, jadi begini (sambil berbicara dengan


keluarga pasien) An. R akan saya jadikan pasien ronde
keperawatan. Apakah dari pihak keluarga bersedia?

(keluarga) : apa itu ronde keperawatan?

PP 1 (Ns.Yaumil) : Ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang


nantinya pasien (An. R) atau keluarga diajak diskusi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi anak ibu.
Diharapkan nanti setelah dilakukan ronde keperawatan
masalah bisa berkurang atau teratasi
(keluarga) : oh iya saya setuju, asal anak saya bisa cepat membaik sus.

PP 3 (Ns. Novita): Baik, ibu bisa tanda tangan disini (sambil memberikan
surat persetujuan kepada keluarga pasien).

PP 1 (Ns.Yaumil): Oke baiklah, berarti ibu sudah setuju bahwa An. R dan
keluarga bersedia kami jadikan ronde keperawatan. Baiklah
ibu jadi nanti akan ada perawat yang memeriksa An. R.

Beberapa menit kemudian datang perawat PP 4, PP 5, PP 6 dan PP 7


untuk memeriksa keadaan An. R, selanjutnya Semua tim berkumpul
diruangan perawat setelah melakukan inform konsen dan mendapatkan
persetujuan dari keluarga pasien dan semua anggota tim telah berkumpul
untuk melakukan ronde keperawatan.

Karu (Ns. Wafri) : Assalamu’alaikum, selamat pagi semua, hari ini


kita akan melakukan ronde keperawatan dengan pasien atas
nama An. R dengan diagnose medis Diare sesuai dengan
yang telah direncakan, adapun kita melakukan ronde
keperawatan dengan tujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang belum teratasi, selama dirawat
dirumah sakit, untuk mempersingkat waktu langsung saja
saya persilahkan kepada katim untuk memberikan
penjelasan lebih spesifik tentang pasien ronde keperawatan
kali ini, saya persilahkan.

Katim (Ns.Samtun) : baiklah terimakasih, Assalamu’alaikum wr.wb.


terima kasih kepada bapak wafri selaku kepala ruangan.
Pasien ronde keperawatan kali ini adalah An. R dengan
diagnose medis Diare klien sudah dirawat selama 3 hari
tetapi belum ada perkembangan, klien masih bab 6x, tidak
ada ampas, ibu klien mengatakan anak perutnya sakit
sehingga sering menangis dan demamnya masih sering naik
turun, oleh karena itu saya kembalikan ke tim kira-kira
intervensi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah An. R?

Setelah melakukan diskusi dan memberikan memasukan, karu memberikan


kesimpulan dan tindakan apa yang akan dilakukan, katim mencatat semua
hasil diskusi dan tindakan yang akan dilakukan. Setelah itu hasil evaluasi
akan diterapkan oleh perawat dan karu di ruangan pada ronde
keperawatan An. R sudah dilaksanakan.
DOKUMENTASI KEGIATAN

PRE DAN POST CONFERENCES

HAND OVER SHIFT PAGI KE SHIFT SIANG


HAND OVER SHIFT SIANG KE SHIFT MALAM

RONDE KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai