Oleh: Kelompok 3
SAMTUN 14420211031
ANDI IQRAIMAH IQBAL 14420211032
NOVITA FUSPITASARI 14420211061
WAODE LISA EFRIYANTI 14420211058
SEPTIYANI PUTRI 14420211050
NURUL FITRAH SULTHAN 14420211040
YAUMIL KHAERIA 14420211028
SARIFAH AENY 14420211049
MOH. WAFRI MATORANG 14420211053
1. Preceptor Klinik
Wahyuniar, S.Kep, Ns ( )
2. PreceptorInstitusi
Andi Mappanganro, S.Kep,Ns, M.Kep ( )
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR ……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….....ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................………………………………..........
B. Tujuan Penulisan ……..................................……………………………..........
C. Manfaat Penulisan...........................................……………………………..........
1. M1-Man....................................................................................................
2. M2 - Sarana dan Prasaran.........................................................................
3. M3 –Metode..............................................................................................
4. M4 –Money ..............................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan
merupakankomponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status
kesehatan bagimasyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan danasuhan keperawatan yang merupakan bagian
dari system pelayana kesehatan dengantujuan memelihara kesehatan
masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatanmerupakan bagian
integral daripelayanan kesehatan. Dalam pelayana kesehatan,keberadaan
perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60
% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hamper
semuapelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah
sakit maupuntatanana pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat
(Nursalam, 2016).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji. 2018)
Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral.Keperawatan sebagai
pelayanan/asuhan professional bersifat humanistis, menggunakan pendekatan
holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada
kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar professional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.Perawat dituntut
untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional
dan baik atau etis (Nursalam,2011).
Manajeman merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen tersebut
mencakup kegiatan Planning, organizing, actuating, controlling (POAC)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organsasi
(Nursalam, 2011).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan
yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi.Sementara itu, Liang Lie
menyatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahn, pengorganisasian, dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Suni, 2018).
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan.Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik
dalam pengetahuan dan ketrampilantentang perilaku manusia untuk mengelola
kegiatan.Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan,
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian)
yang diarahkan pada sumbersumber daya organisasi (manusia, financial, fisik
dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan
efektif (Griffin,2004).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen tersebut
mencakup kegiatan Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2016).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional,
sehingga di harapkan keduanya dapat saling mendukung. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan empat unsur yaitu standar, proses keperawtan, pendidikan
keperawatan dan sistem MAKP. Jika perawat tidak memiliki nilai- nilai
tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tjuan
pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak
akan dapat terwujud (Nursalam, 2016).
Berdasarkan hal tersebut di atas, kami Mahasiswa Program Studi
Profesi Ners Angkatan XII Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar,
melaksanakan Praktik diBidang Manajemen Keperawatan di RSUD Kota
Makassar khususnya di Ruangan Perawatan Anak, yang merupakan Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Makassar juga merupakan Pusat Rujukan Pintu
Gerbang Utara Makassar sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi
Sulawesi Selatan berdasarkan SK Gubernur Nomor 13 tahun 2008. Dengan
terbitnya Sertifikat Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Tipe Byang
menerima berbagai pasien baik berasal dari kota Makassar, maupun di
berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan. Sehingga, perlu menampilkan proses
manajemen keperawatan sesuai dengan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Klinik Profesi Ners StaseManajemen
Keperawatan, mahasiswa di harapkan mampu mengelola model pelayanan
keperawatan profesional tingkat dasar, bertanggung jawab serta
menunjukkan sikap kepemimpinan yang professional, dalam memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan pada klien di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktek Klinik Profesi Ners Stase Manajemen
Keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Menggambarkan sketsa denah ruang.
b. Menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien diruangan.
c. Membuat daftar komposisi diruangan.
d. Menghitung BOR.
e. Menghitung alat kperawatan diruangan.
f. Melaksanakan Role Play.
g. Melaksanakan Ronde Keperawatan.
h. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan.
i. Seminar Akhir Manajemen Keperawatan.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengeleloaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MPKP
yang di aplikasikan di Ruang perawatan anak Tulip RSUD Kota
Makassar.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MPKP di Ruang Perawatan anak Tulip RSUD Kota
Makassar.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dan menyusun rencana strategi
pemecahan masalah.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
praktik keperawatan professional Ruang Perawatan Tulip RSUD Kota
Makassar.
2. Bagi Perawat Ruangan
a. Melalui manajemen praktik keperawatan professional dapat di ketahui
masalah- masalah yang ada di Ruang Perawatan Interna RSUD Kota
Makassar yang berkaitan dengan pelaksanaanMPKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan tim kesehatan
lain, serta perawat dengan pasien dan keluargapasien.
d. Tumbuh dan terbinya akuntabilitas dan disiplin dalam diri perawat.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
c. Masalah kesehatan pasien tercapai dengan tingkat kepuasan yang
maksimal
4. Bagi Institusi dan Pendidikan
Sebagai bahan masukan ddan gambaran tentang pengelolaan ruangan
dengan pelaksaan model MPKP
BAB II
PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH
Pada tahun 2002 berdasarkan terbitnya Surat Izin Rumah Sakit dari
Dirjen Yanmedik Nomor : HK.01.021.2.4474 Tanggal 28 Oktober 2002,
SK Walikota Makassar Nomor : 50 pada Tanggal 6 November 2002 dan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 967/Menkes/SK/X/2008,
maka dengan resmi statusnya berubah menjadi Rumah Sakit tipe C dengan
nama Rumah Sakit Umum Daerah Kota makassar.Struktur dan organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar dibentuk berdasarkan SK
Walikota No. 5 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
RSUD Kota Makassar dan Peraturan Walikota Makassar Nomor : 54 tahun
2009 tentang uraian tugas jabatan struktural RSUD kota Makassar (RSUD
Kota Makassar, 2018).
c. Instalasi : 15 Jenis.
\
Keterangan
Kelas 1 Tulip
Kelas 2 Tulip
- Ruang Perawatan 2A terdiri dari 4 Bed.
Kelas 3 Tulip
- Ruang perawatan 3A terdiri dari 4 Box dan 2 Bed
16
B. Pelatihan Yang Pernah Di ikuti Nakes
Tabel 2.2
Pelatihan Yang Pernah Diikuti Oleh Perawat
Ruang Perawatan Anak Tulip
RSUD Kota Makassar
PELATIHAN Jumlah
BTCLS Pediatrik 1
Tabel 2.3
Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarakan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Tulip
RSUD Kota Makassar
PAGI
Minimal care 6 x 0,17 1,02
Parsial care 4 x 0,27 1,08
2,1
Total care 0 0
SIANG
Minimal care 6 x 0,14 0,84
1,44
Parsial care 4 x 0,15 0,6
Total care 0 0
MALAM
Minimal care 6 x 0,07 0,42
0,82
Parsial care 4 x 0,10 0,4
Total care 0 0
Total 4,36 = 4
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga pada shift pagi, siang, dan
malam lebih dari yang dibutuhkan menurut rumus Douglash. BOR pada
tanggal 04 April 2022 adalah 62,5 %.
PAGI
Minimal care 4 x 0,17 0,68
1,22
Parsial care 2 x 0,27 0,54
Total care 0 0
SIANG
Minimal care 4 x 0,14 0,56
0,86
Parsial care 2 x 0,15 0,3
Total care 0 0
MALAM
Minimal care 4 x 0,07 0,28
0,48
Parsial care 2 x 0,10 0,2
Total care 0 0
TOTAL 2,56 = 3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga lebih dari yang dibutuhkan
menurut rumus Douglash.BOR pada tanggal 05 April 2022 dengan adalah 38%.
PAGI
Minimal care 3 x 0,17 0,51
1,32
Parsial care 3 x 0,27 0,81
Total care 0 0
SIANG
Minimal care 3 x 0,14 0,42
0,78
Parsial care 3 x 0,15 0,36
Total care 0 0
MALAM
Minimal care 3 x 0,07 0,21
0,51
Parsial care 3 x 0,10 0,3
Total care 0 0
TOTAL 2,61 = 3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga lebih dari yang dibutuhkan
menurut rumus Doglash.BOR pada tanggal 06 April 2022 adalah 38%
Table . 2.6
Identifikasi alat Perawatan di Ruangan Perawatan Anak Tulip
RSUD Kota Makassar Menurut Daftar Standar Alat (Depkes, 2001)
Kekuatan :
S1 + Ners = 6 Orang
S1 Keperawatan = 4 Orang
Kelemahan :
Ancaman :
Kekuatan :
a. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien, tenaga
Kesehatan, dan keluarga pasien diruang perawatan anak.
b. RS pemerintah tipe C sekaligus sebagai RS rujukan.
c. Tersedianya Nurse Station.
d. Tersedianya ruangan kepala ruangan dan tenaga administrasi.
Kelemahan :
a. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang
Kesehatan belum memadai.
b. Tidak tersedianya buku inventaris barang dan alat kesehatan.
c. Terdapat fasilitas peralatan kesehatan yang kondisinya kurang baik
ataupun rusak.
d. Terdapat beberapa ruangan yang kondisinya kurang baik ataupun
rusak.
Peluang :
a. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak dari bagian
pengadaan barang.
Ancaman :
a. Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang pentingnya Kesehatan.
3. M3 – Metode
Kekuatan :
a. Rumah Sakit memiliki visi dan misi sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan.
b. Operan dilakukan 3 kali sehari, setiap sebelum pergantian shift.
c. Mempunyai standar Asuhan Keperawatan.
d. Kepala ruangan melakukan suprevisi terhadap staf setip 6 bulan
sekali
Kelemahan :
a. Belum menerapkan MPKP
b. Sistem pendokumentasian secara manual
c. Ronde keperawatan yang tidak dilaksanakan.
Peluang :
a. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MPKP.
Ancaman :
2. : Cukup mampu
3. : Mampu
4. : Sangat mampu
Table 3.2
Alternatif Pemecahan Masalah Manajemen Keperawatan
Di Ruang Perawatan Interna RSUD KOTA Makassar
No Masalah C A R L Total
1 2 3 4 5 6 7
1. 2 3 3 2 36
Belum menerapkan MPKP
Implementasi :
Implementasi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil :
Mahasiswa telah melakukan penyuluhan kesehtan pada tanggal 13 April 2022 dengan
tema manajemen demam dan didampingi oleh kepala ruangan
3. Tidak ada daftar investaris alat berdasarkan Depkes 2001
Hasil :
Mahasiwa telah melist daftar investris alat yang ada diruangan dan diberikan ke kepala
ruangan
4. Belum menerapkan MPKP
Hasil :
Mahasiwa melakukan roleplay MPKP dengan melakukan Handover, Pre dan Post
conference dan Ronde Keperawatan di minggu pertama dinas.
5. Tidak tersedianya struktur organisasi diruangan
Hasil :
Mahasiswa melakukan pemasangan struktur organisasi diruangan pada tanggal April
2022
C. Saran
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan perawat selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam MPKP seperti
operan dan ronde keperawatan sesuai dengan penerapan model MPKP.
b. Kerjasama antara perawat lebih ditingkatkan lagi demi suksesnya asuhan
keperawatan di ruang perawatan Anak RSUD Kota Makassar.
2. Institusi
Diharapkan pihak institusi memberikan pembekalan kembali kepada mahasiswa
terkait target pencapaian yang akan dikerjakan mahasiswa sebelum mahasiswa turun di
lahan, agar target yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.Selanjutnya, contoh
dalam penyusunan Laporan akhir manajemen keperawatan juga sangat diperlukan
sebagai bahan acuan.
3. Mahasiswa
c. Diharapkan mahasiswa lebih aktif melakukan role model MPKP sebagai contoh
kepada perawat ruangan.
d. Diharapkan mahasiswa akhif melakukan alisis menejeman keperawatan diruangan,
dan menyusun laporan akhir manajemen sesuai dengan kondisi actual di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2018). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.
1. Role Play Operan Timbang Terima Diruang Perawatan Anak RSUD Kota Makassar
a. Dokumentasi Kegiatan Operan Timbang Terima
Ns Waode : Baik, untuk tim dinas siang apakah ada yang ingin diklarifikasi?
Jika tidak ada, selanjutnya kita akan melakukan klarifikasi ke pasien. Mari
kita ke ruangan pasien.
Tiba di ruangan pasien
Ns Yaumil : Assalamu’alaikum ibu, bagaimana kondisinya hari
ini adek ? Pasien : …………….
Ns Yaumil : Perkenalkan saya perawat Yaumill, saya yang jaga pagi tadi . Hari ini
kami akan melakukan operan untuk memperkenalkan perawat yang shift
pagi yang akan berjaga dari jam 2 sampai jam 9 malam . (perawat shift
pagi memperkenalkan diri satu persatu)
Baik untuk yang shift siang apakah ada yang ingin diklarifikasi?
Shift Siang : Sudah, cukup Bu
Ns Yaumil : Baik, semoga adek lekas sembuh ya, nanti setelah shift pagi selesai ibu
akan di rawat langsung oleh Ns. Fitrah, Ns. Novita dan Ns. Andi
Iqraimah
Kalau begitu saya cukupkan untuk operan hari ini. Kami permisi ke
ruangan dulu yah, terima kasih.
2. Pre dan Post Conference
1) Dokumentasi Kegiatan Pre dan post Conference
Ns. Novita : “Saya menangani pasien di tuip 1C dan 1 D. di kamar 1C pasien anak A dengan
keluhan diare dengan diagnose medis diare . Terpasang infus asering 20 tpm. L
bio 1x1, zink syrup 1x1/2 dan sanmol dml, sanmol drips 3x0,8 cc dan akan
direncanakan pulang. Pasien anak R dengan keluhan lemah, muntah dan diare
dengan keluhan medis gastrointeritis terpang infus KA-EN 3B 20 tpm, pct drips
3x0,7 ml, contrimoksazole 3x2/4, zync syrup 1x1, centrizine puyer 1x2,5 gram
dan pasien ini akan direncanakan pulang. Dan pasien 1 D anak A dengan keluhan
sesak diagnosa medis dispneu terpasang infus KA-EN 3B, terpasang O2 1
liter/menit, ijeksi cefriaxone 350 gr/12 jam, gentamicin IV 25 gr/12 jam,
dexametasone 0,2 cc/12 jam/IV.
Katim Lisa : “ya, baiklah. Terima kasih atas laporan tindakan yang sudah diberikan, dan untuk
intervensi selanjutnya pada pasien anak R, A, MA. AA bisa diberikan injeksi
obatnya Kembali, pantau juga saturasi pasien kemudian pantau makanan melalui
NGT pasien. Selanjutnya, pada anak A dan R. tunggu konfirmasi Kembali kepada
dokter mengenai rawat jalannya, jangan lupa juga diberikan discharge planning”
KARU Septi : “Terima Kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya. Langsung
saja kita semua melakukan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan. Dilihat
dari hasil laporan teman-teman, beberapa pasien memerlukan penanganan lebih
dan ada juga yang sudah bisa pulang hari ini. Jadi diharapkan, untuk kerjasama
antara rekan-rekan sekalian. Wassalam.”
Narator :Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang sudah
direncanakan.
(Pada pukul 13.00, sebelum operan jaga siang. Semua perawat kembali berkumpul untuk
melakukan Post Conference).
POST CONFERENCE
KARU : Ns. Septiyani Putri, S.Kep
Perawat Primer : Ns.Waode Lisa Efriyanti, S.Kep
Perawat Pelaksana : Ns.Nurul Fitrah Sultan, S.Kep
: Ns.Novita Fuspitasari , S.Kep
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami dan
mengerti serta mengenal manajemen Penanganan demam dengan baik dan benar
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian Demam
b. Penyebab Demam
c. Penatalaksanaan Penanganan Demam
d. Hal-hal yang dilakukan pada anak saat kejang
B. Pokok Bahasan: Penanganan Demam
C. Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian Demam
b. Penyebab Demam
c. Penatalaksanaan Penanganan Demam
d. Hal-hal yang dilakukan pada anak saat kejang
D. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi/Tanya jawab
E. Media
a. Leaflet
b. Banner
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Respon Pasien Waktu
1 Pembukaan 5 menit
1. Memberi salam Menjawab
2. Memberi pertanyaan apersepsi salam
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Memberi
4. Menyebutkan materi/pokok salam
bahasa yang akan di sampaikan
Menyimak
2 Pelaksanaan Menjelaskan materi 20 menit
penyuluhan secara berurutan dan Menyimak
teratur dan
Materi : memperhatik
1. Menjelaskan Tentang an
Pengertian Demam
2. Menjelaskan Tentang
Penyebab Demam
3. Penatalaksanaan
Penanganan Demam
4. Hal-hal yang dilakukan pada
anak
saat kejang
3 Evaluasi 10 menit
1. Menyimpulkan inti penyuluhan Memperhatikan
2. Menyampaikan secara Menjawab
singkat materi penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada
pasien untuk bertanya
4. Memberi kesempatan kepada
pasien untuk menjawab
pertanyaan yang
dilontarkan
4 Penutup 5 menit
1. Menyimpukan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah Mendengarkan
disampaikan Menjawab
2. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada pasien Menjawab salam
3. Mengucapkan salam
Lampiran Materi
A. DEFINISI
Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orang tua
segera membawa anaknya berobat. Sebenarnya panas bukan penyakit
melainkan gejala suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi
atau penyakit, yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ketika
melawan penyakit/ infeksi yang masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah
panas ke kulit tubuh (Hartini and Pertiwi 2016)
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi
dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Hipertermi adalah
suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari
37oC, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang
menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh.
Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi
(Cahyaningrum 2017)
Demam pada anak adalah suatu kondisi ketika suhu tubuh anak naik
melewati batas normal. Demam didefinisikan ketika suhu tubuh anak lebih
dari 37,2 derajat Celsius bila diukur dari ketiak, melebihi 37,8 derajat Celsius
bila diukur dari mulut, atau di atas 38 derajat Celsius bila diukur dari dubur.
Perlu diketahui bahwa tingginya suhu tubuh tidak selalu menandakan
tingkat keparahan kondisi anak. Dalam beberapa kasus, infeksi virus ringan,
seperti flu, dapat membuat suhu tubuh naik hingga 40 derajat Celsius.
Sebaliknya, infeksi serius dapat terjadi tanpa adanya demam, terutama pada
bayi. Barbi, et al. (2017). Fever in Children: Pearls and Pitfalls. Children,
4(9),pp.81.
B. PENYEBAB
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh
infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan ,
ataupun obat – obatan (Hartini and Pertiwi 2016).
Adapun demam yang dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor
non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi
bakteri,virus,jamur,ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya
menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia, bronchitis,
osteomyletis, appendicitis, tuberkulosis, bakteremia,s epsis, bacterial,
gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis,otitis media,infeksi saluran
kemih,dan lain-lain (Graneto,2018).
Infesi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya (Davis,
2018). Infeksi jamur yang pada jamur yang pada umumnya menimbulkan
demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helminiatiasis ( Jenson &
Baltimore, 2018).
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal
antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu
tinggi, keadaan tumbuh gigi,dll), keganasan (penyakit Hodgkin, limfoma non
Hodgkin, leukemia,dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotic,
difenilhidantoin, dan antihistahistamin) (Kaneshiro & Zieve, 2019). Selain
itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari
pemberian imunisasi selama ± 1-10 hari (Graneto, 2017). Hal lain yang juga
berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan
sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status epilepticus, koma, cedera
hipotalamus atau gangguan lainnya (Nelwan,2017).
C. TANDA DAN GEJALA
a.) Beberapa gejala yang dapat menyertai demam, antara lain:
1. Nyeri kepala.
2. Keringat dingin.
3. Menggigil.
4. Dehidrasi.
5. Batuk.
6. Nyeri tenggorokan.
7. Nyeri telinga.
8. Diare.
9. Muntah-muntah.
10. Nyeri otot.
11. Nafsu makan turun.
12. Kelelahan.
b.) Beberapa gejala yang dapat menyertai demam pada anak, antara lain:
1. Kehilangan kesadaran atau pingsan
2. Kekakuan otot yang tak terkendali
3. Kenaikan suhu tubuh 38oC
4. Wajah sangat pucat, perasaan kedinginan dan kulit merinding
5. Menggigil dengan gigi gemeletuk
6. Kulit panas dan kemerahan
7. Rasa sakit diseluruh tubuh
8. Berkeringat
9. Sakit kepala
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
bila anak mengalami demam. Ada beberapa macam kompres yang bisa
diberikan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu kompres air hangat dan tepid
sponge bath (Dewi 2016).
Kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses
evaporasi. Dengan kompres air hangat menyebabkan suhu tubuh di luar akan
hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu di luar hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas,
sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh. Pemberian kompres air hangat ini
dilakukan di tempat tempat tertentu di bagian tubuh (Dewi 2016).
Kompres tepid sponge adalah sebuah tehnik kompres hangat yang
menggabungkan tehnik kompres blok pada pembuluh darah supervisial
dengan tehnik seka. Pemberian tepid sponge bath memungkinkan aliran udara
lembab membantu pelepasan panas tubuh dengan cara konveksi. Suhu tubuh
lebih hangat daripada suhu udara atau suhu air memungkinkan panas akan
pindah ke molekul molekul udara melalui kontak langsung dengan permukaan
kulit. Pemberian tepid sponge bath ini dilakukan dengan cara menyeka seluruh
tubuh klien dengan air hangat (Dewi 2016).
Demam merupakan mekanisme pertahanan diri atau reaksi fisiologis
terhadap perubahan titik patokan di hipotalamus. Penatalaksanaan demam
bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk
menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat dibagi menjadi dua
garis besar yaitu : Nonfarmakologi dan Farmakologi. Akan tetapi, diperlukan
penanganan demam secara langsung oleh dokter apabila penderita dengan
umur <3 bulan dengan suhu rectal >38oC, penderita dengan umur 3-12 bulan
dengan suhu yang tidak turun dalam 48-72 jam (Kaneshiro & Zieve, 2016).
Beberapa terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan dirumah yaitu:
Hartini, Sri, and Putri Pandu Pertiwi. 2016. “Efektivitas Kompres Air
Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam UUsia 1-3
Tahun Di SMC RS Telogorejo Semarang.” Picosecond
Optoelectronics 0439:95–100. doi: 10.1117/12.966079.
Kasus :
Seorang anak usia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke rsud daya kota Makassar
dengan keluhan diare 6-7x dalam sehari sudah terjadi sekitar seminggu yang lalu
dengan hasil pengkajian didapatkan bab konsistensi cair, tidak ada ampas, ku :
lemah, mata cekung, dan ibunya mengatakan anaknya selalu meminta minum,
hasil TTV didapatkan S : 38,1°C, N : 133, p : 38x/m.
A. IDENTITAS
Nama : An. R
Umur : 1 tahun
B. DIAGNOSTIK : GEA
C. KELUHAN UTAMA : diare
D. Riwayat Penyakit sekarang
Klien masuk rs tanggal 08, april, 2022, dengan keluhan bab encer sejak 1 minggu
yang lalu demam naik turun, sakit perut.
E. Riwayat penyakit dahulu
N : 133x/m
P : 38x/m
S : 38,1°C
- Sistem pernafasan (B1-BREATH)
Tidak ada keluhan sesak, tidak batuk, pola nafas teratur, tidak ada penggunaan
otot bantu nafas, rr : 38x/m
- Sistem kardiovaskuler (B2-BLEED)
Irama jantung regular, bunyi jantung normal (lupdup), CRT <3 detik, tidak
terdapat sianosis
- Sistem persyarafan (B3-BRAIN)
Kesadaran composmentis, rangsangan nyeri normal.
- Sistem pencernaan (B4- BLADDER)
Ibu klien mengatakan bab 6-7 kali dalam sehari, konsistensi cair tidak ada
ampas, tidak ada lendir maupun darah
- Sistem perkemihan (B5-BOWEL)
Ibu klien mengatakan anaknya buang air kecil 7-8x dalam sehari, warna
kencing kuning jernih, jumlah tidak terukur.
- Sistem musculoskeletal dan intelegumen (B6-BONE)
Kemampuan pergerakan sendi bebas, warna kulit tidak anemis, turgor
kulit tidak elastis, tidak ada edema, klien terpasang infus pada tangan
bagian kiri, tidak terdapat luka
- Sistem endokrin
Tiroid tidak membesar
- Kebersihan pribadi
Ibu klien mengatakan hanya men seka anaknya dengan menggunakan
waslap basah dan memberi bedak, serta selalu mengganti pakaian anaknya
2x sehari
H. Terapi
- Pct syrp 3x1
- Zink 1x1
- Domperidone 3x⅓
- Cotrimoxazole syrp 2x1
I. Diagnosis keperawatan
1. Diare
2. Hipertermi
J. Rencana Tindakan
- Identifikasi penyebab diare
- Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
- Monitor jumlah pengeluaran diare
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan kompres hangat
K. Evaluasi
- Hipertermi menurun
- Masalah diare belum teratasi
1. Ronde Keperawatan
1. Dokumentasi Kegaiatan Ronde Keperawatan
Katim (Ns. Samtun) : insyaallah hari ini jam 10 pagi kami akan
melaksanakan ronde keperawatan, dan saya
akan menginformasikan kembali kepada
keluarga pasien. Saya akan melakukan
inform konsen kepada keluarga pasien.
Katim (Ns. Samtun) : baik pak, terima kasih banyak, saya permisi
dulu.
PP 3 (Ns. Novita): Baik, ibu bisa tanda tangan disini (sambil memberikan
surat persetujuan kepada keluarga pasien).
PP 1 (Ns.Yaumil): Oke baiklah, berarti ibu sudah setuju bahwa An. R dan
keluarga bersedia kami jadikan ronde keperawatan. Baiklah
ibu jadi nanti akan ada perawat yang memeriksa An. R.
RONDE KEPERAWATAN