Anda di halaman 1dari 14

KARYA ILMIAH

Perbandingan Pemberian Air Biasa dan Air Cucian Beras


terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Pelajaran Biologi

Guru Bidang Study : M. Romzi Rosyadi, S.Pd

Disusun oleh :
1. Dimas Saputra
2. Elvi Julianti
3. Mahesa Hena Hardianti
4. Rifan Afandy
5. Teti Rahmawati
6. Yuliawati

YAYASAN RAUDLATUL MUTA’ALIMIEN CIHAWAR


SMA YRM CIHAWAR
KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS
Jalan Raya Cihawar No. 151 Ds. Sukaharja Kec. Rajadesa 46254

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah ini diberi judul “Perbandingan Pemberian Air Biasa dan Air Cucian Beras
terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung”.

Disusun oleh :

Nama Nomor Induk Siswa


1.Dimas Saputra 2122.33.424
2. Elvi Julianti 2122.33.639
3. Mahesa Hena Hardianti 2021.33.648
4. Rifan Afandy
5. Teti Rahmawati 2122.33.642
6. Yuliawati 2122.33.644

Pembimbing Wali Kelas

M. Romzi Rosyadi, S.Pd Esur Sursilawati, S.Pd


Telah diterima dan disetujui pada
hari/tanggal :

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Angga Sarip Nurhidayat, S.Pd

KATA PENGANTAR

i
Assalamualaikum Wr-Wb
Puji dan syukur kami panjatkan Kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ” Perbandingan
Pemberian Air Biasa dan Air Cucian Beras terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung”..
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan karya ilmiah ini, yaitu ;
1. Yang terhormat Bapak Angga Sarip Nurhidayat, S.Pd selaku kepala sekolah SMA YRM
Cihawar;
2. Yang terhormat Ibu Esur Sursilawati, S.Pd selaku wali kelas kelas XII MIA;
3. Yang terhormat Bapak M. Romzi Rosyadi, S.Pd, selaku pembimbing yang memberikan
pengarahan, bimbingan, motivasi dan waktu untuk kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini;
4. Orang tua dan keluarga tercinta, yang telah ikut memberikan dorongan dan motivasi baik
moril dan materil; dan
5. Rekan-rekan kelas XII MIA.
Kami menyadari penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amin.
Wassalamualaikum Wr-Wb

Rajadesa, September 2022


Penyusun,

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………....... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………..……………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 1
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………....... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………. 2
2.1 Kajian Teori …………………………….…………………………… 2
2.2 Rumusan Hipotesis ……………………….……………………………. 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….. 4
3.1 Variabel Penelitian ……………………….….…………………………. 4
3.2 Sampel Penelitian ………………………….…………………………….. 4
3.3 Alat dan Bahan ………………………………………………………... 4
3.4 Jadwal Penelitian ……………………………………………………… 5
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ………………………………………. 6
4.1 Hasil Penelitian ……..………………………………………………….. 6

4.2 Pembahasan ...…………………………………………………………… 6


BAB V PENUTUP ……………..……………………………………………… 7
5.1 Simpulan Saran ……………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 8
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kangkung darat (Ipomeareptans Poir) merupakan salah satu tanaman hortikultura
yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang gurih. Tanaman ini
termasuk kelompok tanaman semusim dan berumur pendek dan tidak memerlukan areal
yang luas untuk membudidayakannya sehingga memungkinkan untuk dibudidayakan di
kota yang pada umumnya memiliki lahan yang terbatas.
Meningkatnya produksi kangkung darat tidak hanya memberikan nilai tambah
untuk peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga sangat mendukung perluasan
kesempatan kerja dan wirausahatani, pengembangan agribisnis dan penyediaan sayuran
bergizi bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan peningkatan produksi melalui
perbaikan teknik budidaya seperti dengan pemberian pupuk alami untuk memperbaiki
unsur hara yang ada di dalam tanah dapat dilakukan dengan pemupukan.
Pemupukan bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia (anorganik) dan
pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang bisa memperbaiki unsur hara tanah dan
bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas panen adalah limbah air cucian beras.
Menurut Mohammad dan Adesca (2011), pemberian air cucian beras pada
tanaman cukup dengan menyiramkannya ke media tanam misal tanah dan air cucian
beras banyak mengandung vitamin B1 yang berasal dari kulit ari beras yang ikut hanyut
dalam proses pencuciannya, dimana vitamin B1 merupakan unsur hormon dan hormon
tersebut dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman sehingga vitamin B1 berguna
dalam mobilisasi karbohidrat hingga bagus untuk tanaman yang baru replating.
Berdasarkan uraian tersebut, kami bermaksud mengadakan penelitian tentang
perbandingan pemberian air cucian beras dan air biasa terhadap pertumbuhan dan
perkembangan biji kangkung darat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung
darat saat penyiraman ?
2. Bagaimana proses pertumbuhan tanaman kangkung darat pada media tanam dengan
perbedaan jenis air yang diberikan ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung darat
2. Untuk mengetahui proses pertumbuhan tanaman kangkung darat pada media tanam
dengan perbedaan jenis air yang diberikan

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung darat
2. Dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk melakukan penelitian atau sebagai
perbandingan
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca

BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu
organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel yang bersifat
tidak dapat kembali pada keadaan sebelumnya, sedangkan perkembangan adalah tahapan-
tahapan perubahan yang progresip yang terjadi di dalam rentang kehidupan organism,
tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
adalah sebagai berikut :
1 . Faktor Internal
 Genetik (hereditas)
 Enzim
 Hormon

2 . Faktor Eksternal
 Nutrisi
 Air
 Suhu
 Tanah
 Cahaya matahari
 Tinggi tempat
 Curah hujan

1. Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)


“Kangkung pada umumnya merupakan tanaman hari pendek dan merupakan
sayuran dataran rendah” (Emillia dan Ainun, 1999 dalam Selviningsih 2006). “Tanaman
kangkung merupakan tanaman yng kaya akan serat selain itu juga banyak mengandung
vitamin A dan C serta mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan dan
kesehatan tubuh manusia” (Dibiyantoro, 1996). Kangkung termasuk kedalam salah satu
anggota family Convolvulaceae. “Tanaman kangkung dapat digolongkan sebagai
tanaman sayur” menurut (Pracaya,2009). Adapun klasifikasi kangkung darat menurut
Palalada (2006) sebagai berikut:
Diviso : Magnoliophyta
Class : Magnolipsida
Ordo : Convolvulales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptants Poir.
2. Air Bersih
Seluruh makhluk hidup membutuhkan air, tak terkecuali tumbuhan. Perlu
diketahui bahwa 70 % tubuh tumbuhan tersusun atas molekul air. Air berfungsi sebagai
bahan baku tanaman dalam proses fotosintesis dan juga dapat menjaga kelembaban
tumbuhan agar tidak layu. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil,
perkembangan menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama
periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman menjadi mati. Sementara jika tanaman
kelebihan air maka lama kelamaan akan membusuk dan mati.
3. Air cucian beras

2
Menurut Mohamad dan Adesca (2011), pemberian air cucian beras pada tanaman
cukup dengan menyiramkannya ke media tanah dan air cucian beras banyak
mengandung vitamin B1 yang berasal dari kulit ari beras yang ikut hanyut dalam proses
pencuciannya. Vitamin 37 B1 ini merupakan unsur hormon tersebut dibutuhkan dalam
proses pertumbuhan tanaman sehingga vitamin B1 berguna dalam mobilitas karbohidrat
hingga bagus untuk tanaman yang baru replanting (Bahuwa, 2014).
Manfaat air cucian beras berpengaruh terhadap peningkatan jumlah daun dan
tinggi tanaman. Salah satu kandungan air cucian beras adalah fosfor yang merupakan 38
unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman (Wulandari dkk, 2011).

3.1 Rumusan Hipotesis


Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi dan perlu
di uji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh air cucian beras dan air biasa terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung darat. Berikut ini rumusan hipotesis
dari penelitian ini :

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara air cucian beras dan air biasa
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung darat.

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara air cucian beras dan air biasa pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung darat.

BAB III
3
METODELOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Menurut Trijono (2015:31), “variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2016:38), “variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel yang akan di analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan satu
variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (terikat).
1. Variabel Independen
Dalam pandanga Purwanto dan Sulistyanto variabel independen atau variabel
bebas sering disebut predictor yaitu “variabel yang mempengaruhi atau menjadi
penyebab perubahan-nya variabel dipenden” (Purwanto dan Sulistyanto 2017:17).
Berdasarkan penjelasan di atas maka pada penelitian ini yang menjadi variabel
independen (variabel bebas) yaitu pengaruh air beras (X).
2. Variabel Dependen
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2017:17) “variabel dependen atau variabel
terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas”. Pada penelitian ini yang
menjadi variabel dependen (variabel terikat) yaitu pertumbuhan tanaman kangkung
(Y).
B. Sampel Penelitian
Sugiyono (2016:81) berpandangan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).
Sedangkan Trijono (2015:31) berpandangan bahwa sampel adalah sebagian unit
populasi yang menjadi objek penelitian untuk memperkirakan karakteristik suatu
populasi. Sampel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti sesuatu yang
digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar, bagian kecil
yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar. Dengan demikian
sampel merupakan bagian dari populasi.
Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
yaitu dua benih kangkung, pertama kangkung yang disiram dengan menggunakan air
beras dan kedua benih kangkung yang disiram dengan menggunakan air bersih.
C. Alat dan Bahan
Untuk mempermudah proses penelitian, adapun alat dan bahan yang kami
gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Cangkul
2. Ember
3. Tanah
4. Pupuk kandang
5. Empat polybag
6. Penggaris
D. Jadwal Penelitian
4
Penelitian ini dilakukan dari hari Sabtu tanggal 10 September – 19 September
2022. Lokasi halaman rumah peneliti.

BAB IV

5
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan dua sampel dengan
menggunakan dua benih kangkung, pertama benih kangkung yang di siram dengan
menggunakan air beras dan kedua benih kangkung yang di siram menggunakan air
bersih.

Tabel 4.1
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kangkung

Tanaman pot 1 Tanaman pot 2


Hari ke-
Tinggi Batang Jumlah Daun Tinggi Batang Jumlah Daun
1
2
3 0,3 cm
4 0,5 cm
5 0,5 cm
6 2 1,3 cm
7 4 cm 2 2 cm 2
8 2 2,5 cm 2
9 7,5 cm 2 4 cm 2
10 8 cm 2 5 cm 2
Keterangan :
1. Tanaman pot I : disiram dengan air beras
2. Tanaman pot II : disiram dengan air bersih

B. Pembahasan
1. Tanaman pot I (Air Cucian Beras)
Pertumbuhan pada tanaman pot I menjelaskan :
1. Mengalami perkecambahan yang relatif cepat.
2. Tidak terkena hama dan penyakit
3. Memiliki 2 helai daun
4. Batang mengalami pertambahan panjang yang relatif cepat
5. Jumlah rumput sedikit

2. Tanaman pot 2 (Air Biasa)


Pertumbuhan pada tanaman pot I menjelaskan :
1. Mengalami perkecambahan yang relatif lambat.
2. Tidak terkena hama dan penyakit
3. Memiliki 2 helai daun
4. Batang mengalami pertambahan panjang yang relatif lambat
5. Jumlah rumput lebih banyak

BAB V
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
pemberian air beras terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung
memberikan hasil yang terbaik, yang ditandai dengan :
1. Mengalami perkecambahan yang relatif cepat.
2. Tidak terkena hama dan penyakit
3. Memiliki 2 helai daun
4. Batang mengalami pertambahan panjang yang relatif cepat
5. Jumlah rumput sedikit
Sedangkan untuk tanaman kangkung yang dilakukan dengan pemberian air biasa
pertumbuhan dan perkembangannya tidak sebaik tanaman kangkung yang dilakukan
dengan pemberian air beras, hal ini ditandai dengan :
1. Mengalami perkecambahan yang relatif lambat.
2. Tidak terkena hama dan penyakit
3. Memiliki 2 helai daun
4. Batang mengalami pertambahan panjang yang relatif lambat
5. Jumlah rumput lebih banyak
Persamaan antara tanaman kangkung yang dilakukan pemberian air beras dan air
biasa yaitu :
1. Tidak terkena hama dan penyakit
2. Memiliki 2 helai daun

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan bagi pembaca atau peneliti


selanjutnya budidaya kangkung agar dapat meningkatkan pengetahuan dalam teknik
perawatan tanaman kangkung khususnya berhubungan dengan interval waktu
pemberian air sehingga produksi panen tanaman kangkung dapat memberikan hasil
yang sesuai harapan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwanto, Erwan dan Ratih Sulistyastuti, Dyah. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif
Edisi-2. Yogyakarta: GAVA MEDIA

Bahuwa, S., Musa, N., dan Zakaria, F. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica Juncea L.) Menggunakan Air Cucian Beras dan Jarak Tanaman.Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

Dibiyantoro,A.L.H.1996. Kangkung (Ipomoea reptans). Balai Penelitian Tanaman Sayur.


Pusat Penelitian Tanaman Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Lembang

Emilia dan Ainun.1999. Kangkung (Ipomoea reptans). www. Google.com.h.1-9.

https://sg.docworkspace.com/I/slEiog6WgAa2moJwG

https://sg.docworkspace.com/I/slKSog6WgAaWfoJwG

Mohammad dan Adesca 2011, Manfaat dan Keuntungan Fermentasi Limbah Cucian Beras
Pada Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pracaya.2009.Bertanam Sayur Organik. Penebar Swadaya.Jakarta

Sugiono.2016.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung : PT Alfabet.

8
Lampiran

Biji Kangkung Air biasa dan air cucian beras

Penyiraman dengan air biasa Penyiraman dengan air cucian beras

polybag kangkung dengan air biasa Polybag kangkung dengan air cucian beras

9
Tanaman hari ke – 8 (air biasa) Tanaman hari ke – 10 (air biasa)

Tanaman hari ke – 10 (air cucian beras) Tanaman hari ke – 9 (air cucian beras)

10

Anda mungkin juga menyukai