Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikannya, sehingga Kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum biologi berjudul “Pengaruh Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai“.
Pada kesempatan ini, Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elfida, S.Pd sebagai guru
Biologi di Kelas XII MIPA 6 yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan
percobaan ini, serta kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada
Kami. Dalam penyusunan laporan percobaan ini, Kami menyadari bahwa Kami masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai
pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.

Ujungbatu, 5 September 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama
ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar
ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.Berbagai upaya
telah dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai, antara lain dengan program intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi yaitu dengan meningkatkan teknik budidaya yang
diguanakan misalnya penggunaan arietas cabai yang tepat dan bermutu, sedangkan
ekstensifikasi yaitu perluasan lahan penanaman baik berupa pembentukan lahan baru atau
memanfaatkan lahan kosong diantara tanaman perkebunan yang diusahakan.
Di bidang pertanian cabai ditanam menggunakan berbagai pupuk. Pupuk merupakan
salah satu komponen penting bagi tanaman. Karena dalam pupuk terdapat unsur hara yang
berperan penting tehadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk organik adalah pupuk
yang berasal dari kotoran hewan atau sisa sisatumbuhan yang telah membusuk. Kotoran
hewan yang dijadikan pupuk organik contohnya adalah kotoran ayam, kotoran kambing dan
kotoran sapi diaebut dengan pupuk kandang. Sedangkan sisa'sisa tumbuhan yang telah
membusuk biasa disebut pupuk kompos.
Telah dijelaskan di atas bahwa pupuk organik berasal dari kotoran hewan maupun
sisa'sisa tumbuhan yang telah membusuk. Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organik
sangat bervariasi maka kualitas sangat beragam sesuai dengan bahan asal. Dalam hal ini
pupuk organik salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pupuk organik memiliki banyak pengaruhnya terhadap tanaman.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami bermaksud membahas lebih
lanjut dalam sebuh penelitian dengan tanaman uji coba bibit cabai dengan penelitian yang
berjudul “PENGARUH PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
CABAI”

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Bagaimana pengaruh pupuk kandang berupa kotoran kambing terhadap pertumbuhan
tanaman cabai?
1.2.2 Bagaimana pengaruh pupuk kandang berupa kotoran sapi terhadap pertumbuhan tanaman
cabai?
1.2.3 Bagaimana pengaruh pupuk kandang berupa kotoran ayam terhadap pertumbuhan
tanaman cabai?
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang berupa kotoran kambing terhadap
pertumbuhan tanaman cabai
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang berupa kotoran sapi terhadap pertumbuhan
tanaman cabai
1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang berupa kotoran ayam terhadap pertumbuhan
tanaman cabai
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Klasifikasi Cabai

2.2 Faktor Pertumbuhan Tanaman / Variabel Penelitian


Faktor pertumbuhan atau variabel memiliki peranan sangat penting dalam suatu
penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian. Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi.
Variabel dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Variabel bebas
Variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena
yang diobservasi atau diamati. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas
adalah pupuk ayam, pupuk kambing dan pupuk sapi.

2. Variabel terikat
Fakktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh
variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai
dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel terikat adalah pertumbuhan tanaman cabai yang dapat diukur menggunakan
penggaris dan diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun.

3. Variabel Kontrol
Variabel yang dinetralisasi yang diidentifikasi sebagai variabel kontrol atau kendali,
atau variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk dinetralisasi oleh
peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel kontrol adalah polibag, berat
tanah, jenis/media tanah, interval penyiraman, jumlah air yang disiramkan dan jenis
biji cabai.

2.3 Alat yang digunakan


Alat yang digunakanberupa 3 pupuk kandang yang berbeda yaitu kotoran ayam, kotoran
kambing dan kotoran sapi.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


1. Tempat
Di luar ruangan yaitu di kebun belakang rumah

2. Waktu
Awal percobaan dilakukan pada tanggal 31 Juli 2023 s/d 19 September 2023

3.2 Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cangkul
b. 3 buah polibag dengan ukuran yang sama
2. Bahan
a. Bibit cabai rawit
b. Air
c. Tanah subur / tanah bakaran
d. Pupuk kandang berupa kotoran ayam
e. Pupuk kandang berupa kotoran kambing
f. Pupuk kandang berupa kotoran sapi

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan
eksperimen, diantaranya yaitu tanah, pupuk untuk media tanam, polibag,
cangkul dan air serta bibit cabai rawit.

2. Menyiapkan media tanam


Memasukkan tanah dan setiap pupuk kandang kedalam polibag.
 Gabungkan tanah dan pupuk kandang (berupa kotoran ayam)
menggunakan cangkul lalu jemur dibawah terik matahari sekitar 3-4 jam
 Gabungkan tanah dan pupuk kandang (berupa kotoran kambing)
menggunakan cangkul lalu jemur dibawah terik matahari sekitar 3-4 jam
 Gabungkan tanah dan pupuk kandang (berupa kotoran sapi) menggunakan
cangkul lalu jemur dibawah terik matahari sekitar 3-4 jam.
 Setelah dijemur, masukkan masing-masing tanah yang sudah digabungkan
dengan pupuk kandang kedalam polibag.

3. Penanaman bibit cabai rawit


Isi/taburi sekitar 6 biji cabai rawit kedalam masing-masing polibag lalu sirim
dengan sedikit air dan beri jarak polibag satu sama lain.

4. Perawatan tanaman
Penyiraman dilakukan dengan frekuensi 1 kali sehari (setiap sore hari).

5. Pengambilan data
Selanjutnya selama 7 hari mengamati perkembangan pertumbuhan cabai
rawit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman cabe kecil


(Capsicum frustescens) yaitu di tanam pada dataran rendah sampai
ketinggian 2000 meter dpl, dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur
24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi,
ditanam pada tanah subur maupun tegalan yang gembur, subur, tidak
terlalu liat dan cukup air., pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7,
pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
2. Dalam persemaian hal-hal yang harus diperhatikan yaitu syarat pupuk
kandang yang baik, jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm, 60 x 70
cm, 50 x 90 cm, dan cara pembuatan jarak tanaman.
3. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe kecil (Capsicum
frustescens) ini sama halnya seperti proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman lainnya, yaitu mulai dari proses dormansi
biji, kemudian perkecambahan, pertumbuhan organ tanaman,
perkembangan generatif tanaman, pembuahan, penuaan, sampai akhirnya
pada proses kematian.

5.2 Saran
Seharusnya tanaman cabai ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang
gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling
ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta
membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang
optimal antara 5,5 sampai 7.

Anda mungkin juga menyukai