Anda di halaman 1dari 15

BUDIDAYA BAWANG PUTIH

Dosen Pengampu : Dr.Ir. Elly Roosma Ria,M.Si


Bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dasar Agronomi

Disusun Oleh:
Raysand Ali Akbar
4122122120068
Agribisnis 22.3A

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan hidayahnya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Budidaya Bawang
Putih” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Agronomi.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Budidaya Bawang
Putih bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Ir. Elly Roosma
Ria,M.Si selaku dosen Mata kuliah Dasar Agronomi. Ucapan terima kasih juga
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Sumedang 17 juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang………………………………………………
1.2 Rumusan masalah…………………………………………….
1.3 Tujuan………….……………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan bibit………………………………………………
2.2 Penanaman…………………………………………………..
2.3 Pemupukan…………………………………………………..
2.4 Pengairan…………………………………………………….
2.5 Pemeliharaan………………………………………………….
2.6 Pemanenan…………………………………………………….
2.7 Pemasaram……………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang putih merupakan umbi-umbian yang biasa dibudidayakan di dataran
tinggi. Bawang putih menjadi salah satu komoditas hortikultura yang nilai
ekonominya tinggi.
Oleh karena itu, banyak petani yang menjadi bawang putih sebagai
komoditas utamanya. Di era trend pertanian organik ini, bawang putih juga mulai
ditanam dengan sistem organik.
Budidaya bawang putih organik merupakan salah satu teknik budidaya
bawang putih yang dilakukan tanpa bahan kimia. Dengan demikian, sistem
budidaya ini lebih ramah lingkungan dan dapat menghasilkan bawang putih yang
lebih sehat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah makalah ini
adalah bagaimana Budidaya Bawang Putih?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini untuk
mengetahui cara Budidaya Bawang Putih.

BAB II
PEMBAHASAN
BUDIDAYA BAWANG PUTIH
2.1. PEMILIHAN BIBIT
Dalam budidaya bawang putih, terdapat banyak faktor yang menentukan
keberhasilan budidaya, salah satunya penggunaan bibit bawang putih terbaik.
Penanaman bibit yang tidak sesuai, dapat menyebabkan pertumbuhan kurang baik
dan produksi umbi yang tidak maksimal.
Maka dari itu, pemilihan bibit bawang putih perlu memperhatikan
beberapa hal. Dikutip dari Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian
Pertanian RI, Sabtu (28/1/2023), berikut tips memilih bibit bawang putih yang
baik.
1. Perhatikan sumber bibit
Cara perbanyakan bibit bawang putih dapat dilakukan secara
generatif menggunakan biji, maupun secara vegetatif menggunakan umbi.
Perbanyakan secara vegetatif menggunakan umbi lebih banyak dilakukan.
Hal ini karena kualitas bibit yang dihasilkan secara vegetatif seragam dan
memiliki potensi hasil yang sama seperti induknya.

2. Varietas unggul
Bawang putih memiliki varietas yang bermacam-macam. Setiap
varietas tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pilihlah varietas yang memiliki keunggulan paling banyak dari segi
produktivitas, ketahanan penyakit, umur panen, dan permintaan pasar.
Varietas bawang putih unggul diantaranya sembalun, lumbu hijau, lumbu
kuning, lumbu putih, dan tawangmangu.

3. Sertifikasi bibit
Pembuatan bibit bawang putih yang berkualitas, harus mengikuti
Standar Operasional Produksi (SOP) yang berlaku. Lembaga yang
mengeluarkan SOP dan melakukan sertifikasi yaitu Badan Penelitian dan
Sertifikasi Benih (BPSB). Semua proses pembuatan bibit bawang putih,
dari mulai awal sampai akhir, diawasi oleh BPSB. Ketika semua proses
sudah diawasi dan diuji oleh BPSB, bibit akan diberi sertifikasi berupa
label. Jadi pastikan, bibit bawang putih yang anda tanaman merupakan
benih yang bersertifikat.

4. Umur bibit
Umbi bawang putih perlu memasuki masa dormansi sebelum bisa
digunakan sebagai bibit. Tanaman bawang putih setelah panen dijemur,
sampai daunnya kering.
Kemudian digantungkan pada rak bambu selama 3 hingga 4 bulan.
Umur umbi yang masih terlalu muda kurang baik saat ditanam, karena
dapat menyebabkan busuk umbi dan tunas gagal tumbuh.

5. Pengecekan mata tunas


Selain dari umur bibit, pengecekan mata tunas juga dapat
dilakukan untuk mengetahui bibit tersebut siap ditanam atau tidak.
Pengecekan mata tunas dapat dilakukan dengan memotong pucuk umbi
bawang putih. Apabila terdapat mata tunas berwarna hijau, itu tandanya
bibit siap ditanam.

2.2. PENANAMAN
1. Waktu tanam
Waktu tanam yang cocok untuk bawang putih adalah di saat musim
gugur. Bawang yang ditanam pada musim tersebut, akan memiliki ukuran
yang lebih besar, dan memiliki rasa yang lebih kuat.

Namun, karena di Indonesia hanya memiliki dua musim dan berada


di iklim tropis, maka waktu tanam yang tepat adalah pada awal musim
semi. Kamu bisa melakukan penanaman bawang putih pada bulan Februari
atau Maret.

2. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk menanam bawang putih, meliputi:
pembersihan lahan, pengolahan tanah, pembuatan parit dan bedengan serta
penetapan jarak tanam.

3. Pembersihan Lahan
Lahan yang akan ditanami bawang putih harus dibersihkan dari
segala sesuatu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, antara lain:
batu-batuan, sampah, gulma, sisa-sisa tanaman dan lain-lain. Batuan dan
sampah anorganik (plastik dan lainnya) dikumpulkan, lalu dibuang di luar
areal tanam. Sedangkan sisa-sisa tanaman, semak-semak belukar dan
sampah organik dikumpulkan, lalu dibenamkan di tempat yang masih di
dalam areal tanam bawang putih.

4. Jarak Tanam
Bibit atau umbi bawang putih ditempatkan di dalam tanah atau
lahan yang telah kita siapkan sebelumnya yang ditaruh dengan kedalaman
sekitar 2 sampai 3 cm. Jarak tanaman antar umbi disesuaikan dengan
ukuran dari umbi tersebut. Contohnya jika berat umbi lebih kecil dari 1,5
gram, maka jarak antar umbi sekitar 20 x 20 cm. Jika kurang dari 1,5 gram
maka jarak tanamnya akan menjadi lebih kecil sekitar 15 x 15 cm.

5. Pengolahan Tanah, Bedengan dan Pembuatan Parit


Lahan yang akan ditanami dipersiapkan untuk memperoleh media
tanam yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang putih, dengan
mengolah tanah sampai gembur, diratakan, dibuat parit dan bedengan
dengan arah timur datangnya sinar matahari. Pengolahan tanah dilakukan
sampai gembur dengan cara mencangkul atau membajak tanah sedalam
20–30 cm dan diulang 2 sampai 3 kali dengan jarak waktu sekitar satu
minggu. Jarak waktu sekitar satu minggu tersebut, maksudnya
membiarkan tanah untuk memperbaiki aerasi tanah serta menghilangkan
gas-gas beracun dan panas hasil dekomposisi/penguraian sisa-sisa
tanaman.
Setelah tanah benar-benar gembur diratakan, lalu dibuat bedengan
dengan jarak antar bedengan 40 cm, tinggi bedengan 15–30 cm dan lebar
100–120 cm. Kemudian dibuat parit untuk menjaga drainase (pembuangan
air) tetap baik, dengan ukuran lebar 30–40 cm dan kedalaman 30 cm. Pada
lahan miring, dibuat terasering dan ditanami tanaman penguat pematang,
lalu bedengan dibuat melintang atau memotong arah kemiringan lahan.

6. Penyiapan Benih
Penyiapan benih untuk menjamin benih yang ditanam jelas
varietasnya, seragam, berproduksi tinggi dan sehat. Benih bawang putih
yang akan ditanam dipilih yang mempunyai kriteria sebagai berikut: 1)
Umbi yang telah selesai masa dormansi (telah disimpan 6–7 bulan); 2)
Benih unggul, bermutu, bersertifikat dan berlabel; 3) Bebas hama dan
penyakit; 4) Berukuran besar (bobot 1,5–2 gram), ukuran sedang (bobot 1-
1,5 gram), dan kecil (bobot kurang dari 1 gram atau rata-rata 0,77 gram);
5) Tidak cacat fisik dan bentuk umbi seragam; 6) Pangkal batang berisi
penuh dan keras; dan 7) Umbi siap tanam yang ditandai bagian tengah
siung sudah berwarna hijau.
Kemudian benih yang memenuhi kriteria tersebut dipisahkan
menjadi siung-siung dan dipisahkan siung yang paling dalam yang akan
ditanam di tempat tersendiri untuk produksi bawang tunggal (lanang).
Benih bawang putih yang dibutuhkan sekitar 9 kuintal per hektar. Benih
bawang putih sangat mahal, oleh karena itu dapat digunakan umbi siung
yang ukuran sedang.
2.3. PEMUPUKAN
Dalam Budidaya Bawang Putih Pemupukan terbagi menjadi 2 fase. Yang pertama
yaitu Pemupukan Dasar yang mana pemupukan dasar ini bertujuan untuk
memberikan hara dasar dalam tanah agar tersedia hara yang dapat diserap oleh
benih yang baru ditanam. Dan fase yang kedua yaitu Pemupukan Susulan,
pemupukan yang bertujuan untuk menambah kebutuhan hara untuk pertumbuhan
tanaman.
Untuk Pemupukan Dasar itu dilakukan sebelum Penanaman benih Bawang Putih,
Adapun Cara penanaman dan pemupukan dasar sebagai berikut:
1. Sebelum benih bawang putih ditanam, sebarkan pupuk kandang sebanyak
10–15 ton per hektar pada lahan yang telah diolah dan siap ditanami
bawang putih, lalu pupuk ditutup dengan tanah setebal 5 cm dan dibiarkan
selama 10 hari.
2. Menjelang tanam benih, sebarkan anorganik dengan jenis dan dosis per
hektar sebagai berikut: 250 kg SP-36, 300 kg KCl, 100 kg urea dan 100 kg
ZA.
3. Lalu tanamlah setiap siung benih bawang putih pada lubang yang telah
disiapkan, dengan cara membenamkan pangkal siung ke permukaan tanah
secara tegak lurus sampai ¾ panjang siung masuk tanah dan diupayakan
benih tidak bersinggungan dengan pupuk karena dapat berakibat
pembusukan.
4. setelah benih ditanam, tutuplah bedengan dengan jerami setebal 3–5 cm
5. Setelah tanaman berumur 15 hari, diberi pupuk urea sebanyak 100 kg per
hektar, dengan cara pupuk ditanam dalam tanah dengan menggunakan
tugal pada 5–10 cm di kiri/kanan barisan tanaman
6. Setelah tanaman berumur 30 hari, diberi pupuk ZA sebanyak 100 kg per
hektar.
Untuk Pemupukan Susulan ada beberapa cara sebagai berikut:
1. Buatlah parit untuk penempatan pupuk susulan dengan jarak 10 cm dari
tanaman dan kedalaman 2–3 cm.
2. Tanaman berumur 15 hari, diberikan pupuk susulan urea sebanyak 100 kg
per hektar dengan cara disebarkan secara merata di dalam parit yang telah
disiapkan, lalu ditutup dengan tanah.
3. Tanaman berumur 30–35 hari, diberikan pupuk susulan ZA sebanyak 100
kg per hektar, dilanjutkan pembumbunan bedengan agar perakaran dan
umbi bawang putih dapat tumbuh optimal.
4. Setelah tanaman mencapai tinggi 10 cm, dilakukan penjarangan tanaman
dengan cara mencabut tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan
diganti dengan benih yang baik.
2.4. PENGAIRAN
Pengairan dimaksudkan memberi air pada tanaman untuk pertumbuhan tanaman
dan membantu penyerapan unsur hara oleh tanaman. Cara pengairan untuk
tanaman bawang putih sebagai berikut:
1. bedengan disiram sampai basah secara rutin setiap 3 hari sekali atau sesuai
kebutuhan.
2. Waktu penyiraman pada pagi hari sebelum terik matahari.
3. Ada cara lain untuk penyiraman bawang putih, yaitu pengairan dengan
sistem leb. Cara pengairan ini untuk 1 hektar lahan dibutuhkan waktu
setengah hari, bila sudah selesai air harus segera dibuang.

2.5. PEMELIHARAAN TANAMAN


Ada beberapa hal yang harus perhatikan saat merawat tanaman bawang putih agar
tanaman tersebut tumbuh subur dan sehat sebagai berikut :
1. Penyulaman
Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu bawang putih
ditanam. Cabut tanaman yang terlihat layu, tidak sehat, atau pertumbuhannya
abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya dan ganti dengan
bibit baru.

2. Penyiangan gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak
dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma pada lahan tanaman
bawang putih dapat mengganggu pertumbuhan ubinya karena memakan nutrisi,
sehinggga perlu adanya pembersihan gulma tersebut. Gulma pada tanaman
bawang putih cenderung berada di sekitar jalur antar bedengan biasanya
dilakukan dengan mencabut secara langsung gulma yang terdapat pada lahan
ataupun menggunakan peralatan seperti cangkul.

3. Pengairan
Cara berikutnya dengan melakukan pengairan/membuat parit disekitar
area bedengan tanaman bawang putih. Pada tahap awal budidaya bawang
putih, pengairan sebaiknya dilakukan 2-3 sehari, namun setelah masuk proses
pertumbuhan tunas proses pengairan dilakukan 7-15 hari sekali. Selain itu jika
tanaman bawang putih sudah mendekati panen hentikan proses pengairan.

4. Panen
Waktu panen biasanya tergantung pada jenis bawang putih yang dipilih,
namun biasanya bawang putih panen sekitar 90-120 hari. Tanaman bawang
putih yang sudah siap panen, warna daun berubah dari hijau menjadi
kecoklatan. Dalam proses panen kita harus menghentikan semua kegiatan
pemupukan, pengairan serta pemulasan. Saat panen bisa menggunakan tangan
langsung, tapi yang perlu anda ingat saat proses panen harus dilakukan pada
cuaca cerah.
Kumpulan umbi bawah putih menjadi satu, lalu ikat sebanyak 20-30
rumpun per ikatan serta dijemur sampai batang benar-benar kering. Proses
penjemuran dilakukan dibawah sinar matahari langsung, tapi umbi bawang
putih ditutup menggunakan kain agar tidak terkena sinar matahari. Setelah
batang bawang putih benar-benar kering simpan pada daerah yang memiliki
kadar kelembaban rendah, agar umbi bawang putih tidak cepat busuk.

5. Pasca Panen
Pasca panen bawang putih merupakan tindakan yang dilakukan setelah
panen, mulai dari pembersihan, sortasi dan grading, penyimpanan, pengemasan

2.6. PEMANENAN
Panen merupakan proses pengambilan umbi bawang putih yang sudah
menunjukkan ciri masak panen optimal, yaitu ada perubahan warna tangkai daun
dari hijau segar menjadi kekuningan yang bukan disebabkan oleh penyakit,
pangkal batang umbi bawang putih mulai mengeras dan umbi mulai keluar di
permukaan tanah. Tanaman bawang putih dapat dipanen pada umur antara 105–
110 hari.
Adapun cara panen bawang putih, sebagai berikut:
1. Sehari sebelum panen, lakukan penyiraman pada pagi hari dan pada sore
harinya lakukan penggemburan lahan pertanaman bawang putih.
2. Sehari setelah digemburkan tanahnya, lakukan pencabutan tanaman
bawang putih sampai semua umbi terangkat semua dan dengan hati-hati
jangan sampai umbi patah.
3. Tanaman bawang putih yang telah dicabut diikat dan dikumpulkan di
tempat yang teduh.
4. Bawang putih yang sudah dipanen ditimbang lalu dibawa ke tempat
pengumpulan hasil panen untuk proses pasca panen.

2.7. PEMASARAN
Bawang Putih merupakan salah satu hortikultura yang memegang peranan penting
dalam peningkatan gizi masyarakat. Kebutuhan bawang putih di Indonesia selalu
mengalami peningkatan. Masalah pemasaran pertanian secara umum adalah sifat
produk pertanian yang meruah, dan mudah rusak. Sehingga perlu pemasaran yang
baik dan efisien agar tidak terjadi fluktuasi harga yang tajam.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
analisis, analisis biaya dan margin pemasaran, serta analisis ekonometrika dengan
model regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui
bahwa terdapat 5 macam pola saluran pemasaran bawang putih.
a. Saluran I petani-pedagang pengumpul-pedagang besar luar kota-pengecer
luar kota-konsumen luar kota.
b. Saluran II petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang
pengecer-konsumen.
c. Saluran III Petani-komisioner-pedagang besar luar kota-pedagang
pengecer luar kota-konsumen luar kota.
d. Saluran IV Petani-pedagang besar luar kota-pedagang pengecer luar kota-
konsumen luar kota.
e. Saluran V petani- pedagang pengecer-konsumen.
Total biaya pemasaran I adalah Rp 3669,78/kg; keuntungan yang
diperoleh Rp 7140,69/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar
37,28%.
Total biaya pemasaran II adalah Rp 1044,71/kg; keuntungan yang
diperoleh Rp 4772,81/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar
23,95%.
Total biaya pemasaran III adalah Rp 273,41/kg; keuntungan yang
diperoleh Rp 6563,16/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar
27,14%.
Total biaya pemasaran IV adalah Rp 497,37/kg; keuntungan yang
diperoleh Rp 5694,51/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar
25,03%.
Total biaya pemasaran V adalah Rp 240,13/kg; keuntungan yang diperoleh
Rp 5184.09/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar 22,5%.
Berdasarkan persentase margin pemasaran dan persentase farmer’s share,
maka dapat diketahui bahwa saluran V adalah saluran yang paling efisien.
Variabel harga di tingkat petani, jumlah lembaga pemasaran yang dilalui,
dan jarak petani dengan lembaga pemasaran terdekat baik secara bersama-sama
maupun secara individu berpengaruh nyata terhadap margin pemasaran bawang
putih di Kabupaten Karanganyar pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang disampaikan penulis antara
lain sebaiknya petani secara aktif mencari informasi pasar baik dari tingkat
konsumen maupun pedagang, sebaiknya pemerintah mendirikan koperasi
agribisnis, dan sebaiknya pemerintah menyediakan dana untuk penelitian yang
berkaitan dengan pemasaran bawang putih sehingga ada evaluasi secara periodik
dalam proses pengembangan pasar.

BAB III
PENUTUPAN
3.1. KESIMPULAN
Bawang putih merupakan umbi-umbian yang biasa dibudidayakan di
dataran tinggi. Bawang putih menjadi salah satu komoditas hortikultura yang nilai
ekonominya tinggi.
Oleh karena itu, banyak petani yang menjadikan bawang putih sebagai
komoditas utamanya. Di era trend pertanian organik ini, bawang putih juga mulai
ditanam dengan sistem organik.
Budidaya bawang putih organik merupakan salah satu teknik budidaya
bawang putih yang dilakukan tanpa bahan kimia. Dengan demikian, sistem
budidaya ini lebih ramah lingkungan dan dapat menghasilkan bawang putih yang
lebih sehat.

3.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
disampaikan penulis antara lain sebaiknya petani secara aktif mencari informasi
pasar baik dari tingkat konsumen maupun pedagang, sebaiknya pemerintah
mendirikan koperasi agribisnis, dan sebaiknya pemerintah menyediakan dana
untuk penelitian yang berkaitan dengan pemasaran bawang putih sehingga ada
evaluasi secara periodik dalam proses pengembangan pasar.

3.3. DAFTAR PUSTAKA

Siti Nur Aeni “Tips Memilih Bibit Bawang Putih yang Berkualitas Tinggi”
Di akses pada 28/01/2023, 10:37 WIB
https://agri.kompas.com/read/2023/01/28/103749884/tips-memilih-bibit-bawang-
putih-yang-berkualitas-tinggi

Ahmad Soim “SAATNYA PETANI MENERAPKAN GAP BAWANG


PUTIH” Diakses pada 25 Okt 2013, 20:29 WIB
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/mimbar-penyuluhan/259-saatnya-petani-
menerapkan-gap-bawang-putih

Mas quick “Perawatan dan Cara Panen Bawang Putih”


https://petaniquick.com/perawatan-dan-cara-panen-bawang-putih/
Niken Listyaningrum “Analisis Pemasaran Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Margin Pemasaran Bawang Putih di Desa Karanganyar” Diakses
pada 2013
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/33014/Analisis-Pemasaran-Dan-Faktor-
Faktor-Yang-Mempengaruhi-Margin-Pemasaran-Bawang-Putih-Di-Kabupaten-
Karanganyar

Anda mungkin juga menyukai