Anda di halaman 1dari 22

Ekologi Tanaman Tomat

(Solanum lycopersicum)
diajukan untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan

Disusun oleh:

Dara Tri Oktaviani Bulan


(1806103010069)

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. Djufri, M.Si


(NIP: 196311111989031001)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan dengan baik, dengan judul “Ekologi
Tanaman Tomat” ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaannya, baik menyangkut penulisan-penulisan nya maupun menyangkut
isinya. Kekurangan-kekurangan tersebut terutama disebabkan kelemahan dan
keterbatasan pengetahuan serta kemampuan penulis sendiri. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar tugas penulis dapat
lebih sempurna.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak dosen pengampuh mata kuliah Ekologi
Tumbuhan ini. Prof. Dr. Djufri, M.Si. dan orang tua tercinta yang senantiasa selalu
memberikan dorongan, motivasi dan mendo’akan anaknya serta kawan-kawan yang
telah memberi saran dan masukannya.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri, karena tiada satupun
yang terjadi kecuali atas kehendaknya, semoga Allah SWT memberi jalan yang lurus.
Aamiin.

Banda aceh, 20 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
A. Sejarah Tanaman Tomat.............................................................................................4
B. Taksonomi Tanaman Tomat.......................................................................................4
C. Morfologi Tanaman Tomat.........................................................................................5
D. Ekologi Tanaman Tomat.............................................................................................6
1. Tanah........................................................................................................................7
2. Iklim..........................................................................................................................7
E. Jenis-jenis Tanaman Tomat........................................................................................8
1. Tomat Plum..............................................................................................................8
2. Tomat Beef...............................................................................................................9
3. Tomat Ceri...............................................................................................................9
4. Tomat Hijau.............................................................................................................9
5. Tomat Pear.............................................................................................................10
6. Tomat Anggur........................................................................................................10
F. Kandungan Gizi dan Manfaat Tomat......................................................................11
G. Budidaya Tanaman Tomat........................................................................................12
1. Benih.......................................................................................................................12
2. Persemaian.............................................................................................................12
3. Pemindahan bibit...................................................................................................13
4. Pemeliharaan..........................................................................................................13
5. Hama dan penyakit pada tanaman tomat............................................................13
BAB III...................................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

Ekologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan, makhluk hidup dan hubungan
diantara keduanya. Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi
sebagai ilmu dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan
logos = ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk
maksud tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang
memiliki nilai ekonomi. Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang
tanaman di rumah (lingkungan) sendiri.

Ekologi tanaman yaitu ilmu yang membicarakan tentang spektrum hubungan


timbal balik yang terdapat antara tanaman dan lingkungannya serta antara kelompok-
kelompok tanaman. Dalam hal ini penting disadari bahwa tanaman tidak terdapat
sebagai individu atau kelompok individu yang terisolasi. Semua tanaman berinteraksi
satu sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain dan dengan
lingkungan fisik tempat hidupnya. Dalam proses interaksi ini, tanaman saling
mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula
berbagai faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup tanaman. Ciri khas ekologi
tanaman (plant ecology) adalah tanaman dapat mengubah energi kimia menjadi energi
potensial dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.

Autekologi adalah cabang ekologi yang mempelajari tentang sifat dan kelakuan
individu spesies atau populasi yang berhubungan dengan tempat hidup mereka.
Penekanan autekologi adalah masalah siklus hidup, distribusi individu spesies pada
kondisi alaminya, adaptasi, perbedaan populasi dan lain-lain. Kajian autekologi
penting untuk menjelaskan struktur dan dinamika suatu komunitas. Berhubung karena
kajian autekologi merupakan suatu yang kompleks, maka pemahaman terhadap spesies
pada suatu komunitas adalah penting, sebab dapat digunakan sebagai dasar untuk
memahami masalah vegetasi secara keseluruhan (Djufri, 2012).

Aspek-aspek yang dikaji dalam autekologi pada individu setiap spesies


menyangkut hal berikut: identifikasi tumbuhan, asosiasi spesies tumbuhan, distribusi
dan manfaat tumbuhan, morfologi tumbuhan, sitogenetik spesies tumbuhan, fisiologi

1
tumbuhan dan kompleksitas lingkungan. Selain itu autekologi juga mengkaji masalah
fenologi (perkecambahan, gugurnya daun, produksi buah, produksi biji, perbungaan,
dan lain-lain) dalam kaitannya dengan perbedaan musim selama setahun, maka aspek
biotik dan abiotik harus diukur secara kuantitatif pada fase pertumbuhan yang berbeda
dengan interval waktu yang teratur.

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik


kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras,
miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama
dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani.

Tomat yang bisa dimasukkan dalam kelompok buah maupun sayur ini adalah
tumbuhan yang berasal dari keluarga Solanaceae. Tomat merupakan tumbuhan asli
Amerika Selatan dan Amerika tengah mulai dari Peru sampai dengan Meksiko. Tomat
merupakan buah yang kaya akan manfaat dan merupakan bahan pokok pembuatan
berbagai macam jenis saus. Tomat merupakan tumbuhan yang memiliki siklus hidup
singkat. Tanaman tomat dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter, dan masih memiliki
hubungan kerabat dengan kentang (Syakur, 2012).

Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal
peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata
tomat di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-
negara seperti Taiwan, Saudi Arabia dan India yang berturut-turut 21 ton/ha, 13,4
ton/ha dan 9,5 ton/ha (Kartapradja, 1992).

Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang


ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan
hama/penyakit yang kurang efisien.

Kebanyakan varietas tomat hanya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi oleh
Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian telah dilepas varietas tomat untuk
dataran rendah, yaitu Ratna, Berlian, Mutiara serta beberapa varietas lainnya.
Penanaman tomat tanpa memperhatikan kualitasnya masih seringkali terjadi, sehingga

2
hasil dan kualitas buahnya sangat rendah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan
tomat yang semakin tinggi maka penelitian perlu diarahkan untuk meningkatkan hasil
dan kualitas buah tomat dengan menanam varietas-varietas tomat unggul.
Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada
interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang
menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum optimal
serta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut
adalah dengan perbaikan teknik budidaya (Wijayani, 2005).

3
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tanaman Tomat


Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika
Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh
suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai
mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba
di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus
diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas
dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, seperti jagung, cabe,
dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus, tetapi
akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan menyebar
sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya. Tatkala penyebaran tomat telah mencapai
Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai
julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina. Sementara itu, orang
Jerman menyebutnya dengan apel surga.

B. Taksonomi Tanaman Tomat


Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Nama
latin untuk tanaman tomat adalah Solanum lycopersicum L atau Lycopersicon.
Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut (Adiyoga et al, 2004):
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum

Spesies : Solanum lycopersicum L.

5
C. Morfologi Tanaman Tomat

Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar
serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Batang tanaman tomat berbentuk
persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut
halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Pada ruas batang
mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain
itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika
dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya.

(a) Akar tanaman tomat (b) Batang tanaman tomat

Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk
celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan
merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang
berukuran besar 3 biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk
pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang
tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning
cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian
terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat
merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau
kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama.

6
(a) Daun tomat (b) Bunga tomat
Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat,
agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang
paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah
yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah. Biji tomat
berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih, putih kekuningan atau coklat muda.
Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Biji saling melekat, diselimuti daging buah,
dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah. Jumlah biji setiap buahnya
bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji per buah.
Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh
setelah ditanam 5-10 hari.

(a) Buah tomat (b) Biji tomat

D. Ekologi Tanaman Tomat

Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang tergolong


tanaman semusim (berumur pendek), karena hanya berproduksi satu kali dan setelah
itu mati. Budidaya tanaman tomat memerlukan persyaratan tumbuh yang sesuai untuk
hidupnya. Oleh karena itu, keadaan ekologi atau lingkungan yang berpengaruh

7
terhadap pertumbuhan perlu diperhatikan. Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai
ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung
varietasnya. Sebagian sentra penanaman tomat berada di daerah dengan kisaran
ketinggian 1.000 – 1.250 m di atas permukaan laut. Hal ini sesuai dengan data Aksi
Agraris Kanisius (1992), bahwa tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dan
optimum pada ketinggian 1.000 – 2.000 m di atas permukaan laut.
Sebagian sentra penanaman tomat berada di daerah dengan kisaran ketinggian
1.000 sampai 1.250 m dpl. Hal ini sesuai dengan data Aksi Agraris Kanisius (1992),
bahwa tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dan optimum pada ketinggian 1.000
sampai 2.000 m dpl. Tanaman tomat dalam pertumbuhannya juga dipengaruhi oleh
keadaan iklim dan tanah. Keadaan iklim dan tanah yang optimal, akan menjadikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomatpun optimal (Wiryanta, 2002).

1. Tanah

Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol, latosol,
ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis lempung
berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, serta
mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan ketersediaan
oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan akar yang
memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen yang mencukupi di
sekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen di sekitar akar bisa juga
meningkatkan penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan besi.

Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang


gembur, kadar keasaman (pH) antara 5 sampai 6, tanah sedikit mengandung pasir, dan
banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam
sampai waktu tanaman mulai dapat dipanen (Satria, 2008).

2. Iklim

Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup.
Sebaliknya, pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan
yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh benih rendah.
Curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750

8
sampai 1.250 mm per tahun. Curah hujan tidak menjadi faktor penghambat dalam
penangkaran benih tomat di musim kemarau jika kebutuhan air dapat dicukupi dari air
irigasi, namun dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya. iklim yang
basah akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, dan
didaerah pegunungan akan timbul penyakit daun yang dapat membuat fatal
pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan
menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan berguguran). Walaupun tomat tahan
terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat dapat tumbuh subur dalam keadaan
yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu baik di dataran tinggi maupun dataran
rendah dalam musim kemarau, tomat memerlukan penyiraman atau pengairan demi
kelangsungan hidup dan produksinya.

Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25 sampai 300
C, sedangkan suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 24 sampai 280 C.
Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian juga
pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna.
Kelembaban relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%.
Sewaktu musim hujan, kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang bakteri
dan cendawan cenderung tinggi. Oleh karena itu, jarak tanamnya perlu diperlebar dan
areal pertanamannya perlu dibebaskan dari segala jenis gulma.
Tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh sepanjang hari untuk produksi
yanng menguntungkan, tetapi sinar matahari yang terik tidak disukai. Daerah yang
beriklim sejuklah yang disukainya. Tanaman ini tidak tahan terhadap awan. Daerah
yang dengan kondisi demikian tanaman mudah terserang cendawan busuk daun dan
sebangsanya. Angin kering dan udara panas juga kurang baik bagi pertumbuhannya
dan sering menyebabkan kerontokan bunga (Satria, 2008).

E. Jenis-jenis Tanaman Tomat


1. Tomat Plum

Sesuai dengan namanya, penampilan tomat ini sangat mirip dengan buah plum.
Bentuknya yang bulat dan lonjong, dagingnya yang banyak memiliki kandungan air,
ruang bijinya yang sedikit dan mempunyai permukaan kulit yang tipis

9
2. Tomat Beef
Tomat beef mempunyai bentuk yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis
tomat lainnya. Orang Amerika banyak menyebutkannya beef steak tomato karena
dagingnya yang cenderung tebal. Berat per buahnya bahkan dapat mencapai 500
gram ataupun lebih. Bentuk bulatnya memang tak mulus bahkan ada juga yang tak
beraturan. Kulit buah tomat pun tipis dan memiliki banyak ruang biji.

3. Tomat Ceri

Tomat ini bentuknya kecil agak lonjong. Ketika masih muda warnanya hijau pucat
dan ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Rasanya
dagingnya cukup manis, dan mengandung air yang cukup banyak. Umumnya
digunakan sebagai pelengkap salad atau dimakan dalam keadaan

10
4. Tomat Hijau
Tomat ini bentuknya sedikit besar dengan warnanya yang hijau dan teksturnya
yang agak keras karena mempunyai kandungan air yang terbilang sedikit. Sebenarnya
tomat hijau ini merupakan tomat yang dipanen sebelum matang. Biasanya tomat ini
dipakai sebagai bahan tumisan serta sayuran berkuah karena rasanya yang asam segar.

5. Tomat Pear

Jenis tomat ini memang mirip dengan buah pear (seperti air mata yang jatuh)
hanya saja bentuknya jauh lebih kecil dari buah Pear. Memiliki warna beraneka ragam,
mulai dari merah, orange, dan kuning dan rasanya cukup manis. Umumnya
dikonsumsi langsung atau ditambahkan sebagai bahan pelengkap salad. Tomat jenis
ini kurang populer di Indonesia.

6. Tomat Anggur

Tomat Anggur merupakan varian tomat yang paling kecil diantara lainnya.
Berbeda dengan tomat ceri yang cenderung lebih lonjong, bentuk tomat anggur
cenderung lebih bulat dan lebih kecil. Karena rasanya yang cukup manis, tomat anggur
sering kali dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan sebagai salad. Sering kali
ketika di jual warnanya kuning dan merah. Tomat jenis ini juga jarang dijumpai di
Indonesia.

11
F. Kandungan Gizi dan Manfaat Tomat

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung vitamin dan mineral
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung zat
pembangun jaringan tubuh manusia dan zat yang dapat meningkatkan energi untuk
bergerak dan berpikir, yakni karbohidrat, protein, lemak, dan kalori (Cahyono, 2008).

Sebagai sumber vitamin, buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati
berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena kekurangan vitamin C,
xeropthalmia pada mata karena kekurangan vitamin A, bibir merah dan radang lidah
karena kekurangan vitamin D. Sebagai sumber mineral, buah tomat bermanfaat untuk
pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan fosfor). Sedangkan zat besi (Fe) yang
terkandung dalam buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah atau
hemoglobin.

Buah tomat juga mengandung serat yang berfungsi memperlancar proses


pencernaan makanan dalam perut. Selain itu buah tomat juga mengandung potasium
yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan darah tinggi. Zat belerang
(Sulfur) yang terkandung dalam buah tomat dapat mencegah radang hati dan radang
usus buntu. Zat klorin yang ada di dalam buah tomat dapat merangsang fungsi hati
lebih aktif membersihkan zat -zat tidak berguna.

Tomat banyak mengandung likopen yang merupakan kelompok karotenoid seperti


beta-karoten yang bertanggung jawab terhadap warna merah pada tomat. Di dalam
tubuh, likopen dapat melindungi dari penyakit seperti kanker prostat serta beberapa
jenis kanker lain serta penyakit jantung koroner. Kemampuan likopen dalam meredam

12
oksigen tunggal dua kali lebih baik daripada beta karoten dan sepuluh kali lebih baik
daripada alfa-tokoferol (Sunarmani, 2008).

Kandungan Gizi dan Kalori per 100 gram buah tomat adalah sebagai berikut:
No Jenis Zat Jumlah
.
1. Kalori 20 kal
2. Protein 1 gr
3. Lemak 0,3 gr
4. Karbohidrat 4,2 gr
5. Vitamin A 1.500 SI
6. Vitamin B 0,06 mg
7. Vitamin C 40 mg
8. Kalsium 5 mg
9. Fosfor 26 mg
10. Besi 0,5 mg
11. Air 94 gr

Sumber : Purwati dan Khairunisa, 2007.

G. Budidaya Tanaman Tomat

Budidaya tanaman tomat sangat diminati masyarakat karena tanaman ini sangat
banyak memiliki manfaat. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan
juga perawatan dengan perlakuan yang khusus seperti pemberian benih, cara
persemaian, pengelolaan tanah dan penanaman, pemeliharaan hingga hama dan
penyakit yang ditimbulkan.
1. Benih

Kebanyakan petani melakukan cara generative pada biji tomat dengan pemberian
sesuai pada varietas dan jarak tanam dengan kisaran antara 150–300gr/ha. Benih
didapatkan dengan cara memilih buah tomat yang sehat dan matang penuh, lalu
diperam 3 hari sampai biji berubah warna merah gelap dan lunak. keluarkan biji
Bersama lendirnya lalu fermentasi biji 3 hari sampai lender dan airnya terpisah dari
biji kemudian cuci dan jemur selama beberapa hari sampai kadar air yang
dikandungnya kira-kira 6%.

13
2. Persemaian

Selama awal pertumbuhan pemeliharaan bibit tanaman harus dipelihara secara


intensif dengan kontinyu. Pertama penyinaran dilakukan sejak benih dilakukan di
bedeng persemaian sampai tanaman siap pindahkan kekebun. Penyiraman dilakukan 2
kali sehari dengan waktu padi atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik.
Penyiraman sebaiknya dilakulan pada media atalt/gembor yang memiliki lubangn
halus agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah tumbuh kecil atau baru tumbuh.
Kedua penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman seperti
gulma tanpa peralatan. Penyiangan tidak harus rutin dilakuan tergantung kepada
kondisi tanaman. Ketiga pemupukan pada media persemaian sangat baik apabila
diberikan pupuk kendang dan pupuk kimia NPK sedikit atau seperlunya sebagai pupuk
tambahan yang diberi setelah benih tumbuh menjadi bibit tetapi jangan terlalu
berlebihan (Pangaribuan, et al., 2012).

3. Pemindahan bibit
Pemindahan bibit pada tanaman tomat ke area kebun dapat dilakukan setelah
berumur 30–45 hari setelah dipersemaian. Pada saar dilakukan dilakukan penanaman
dikebun sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit yang sudah berumur 30–45 hari agar
dapat mendapatkan pertumbuhaan yang baik dengan daya yang kuat hingga
menghasilkan produktivitas yang tinggi dan menghasilkan buah. Untuk itu bibit yang
telah dipilih sebaiknya berpenampilan menarik dan baik dengan terlihat segar, daun
yang tidak rusak. Pada saat pemindahan lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari
mencegah terjadinya kelayuan pada tanaman kemudian dilakukan secara pelan dan
tidak ceroboh agar tidak merusak system perakarannya.

4. Pemeliharaan
Penyiraman tanaman ini dulakukan setiap hari tetapi pada saat tanaman telah
tumbuh bunga lakukan penyiraman selama 2 hari sekali hingga berbuah, beri pupuk
sesuai dengan kapasitas tanaman. Penyiangan setelah pemupukan tergantung pada
pertumbuhan gulma. 3–4 minggu setelah tanam diberi ajir/ lanjaran untuk menopang
tanaman. Lakukan pemangkasan setelah umur 4–6 minggu tomat yang telah
mempunyai lima domolan buah harus dipotong pucuk batang dan tunas-tunasnya.

14
Tinggalkan 2–3 tunas yang berada disamping atau sebelah bawah agar tanam bisa
tumbuh.

5. Hama dan penyakit pada tanaman tomat

Hama yang sering menyerang bibit tanaman tomat berasal dari golongan serangga
seperti semut dan golongan nematoda contonya cacing tanah. Setelah membesar hama
yang sering muncul yaitu : Heliothis armigera dengan perubahan buah menjadi busuk
dan menyerang pucuk cabang, Agrotis epsilon dengan perubahan daun yang hanya
tinggal rangkanya, Trips sp dengan perubahan daun bergaris kecil berwarna perak dan
layu (Aisyana, 2009).
Penyakit yang sering menyerang tanaman tomat antara lain : Phytoptora infestans
dengan perubahan bercak daun pada ujung dan pinggir daun sebelah bawah yang
meluas keseluruh daun, Fusarium oxysporum dengan perubahan tulang daun
menguning dan menunduk, tanaman kerdil, buah berbentuk tetapi kecil-kecil,
Pseudomonas solanacearum dengan perubahan kelayuan dari mulai bagian pucuk dan
merambat keseluruh bagian tanaman, batang menjadi lembek (Edi & Bobihoe, 2010).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae,


tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tanaman
tomat dapat dibudiyakan di dataran tinggi maupun dataran rendah. Sebagian besar
sentra produsen tomat berada di dataran tinggi, yakni pada ketinggian antara 1000-
1250 m dpl.

Tomat memiliki siklus hidup yang singkat dan memiliki tinggi antara 1 hingga 3
meter. Budidaya tanaman tomat memerlukan persyaratan tumbuh yang sesuai untuk
hidupnya. Oleh karena itu, keadaan ekologi atau lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan perlu diperhatikan. Tanaman tomat dalam pertumbuhannya
juga dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah. Penanaman tomat harus pada tanah
yang gembur, sedikit mengandung pasir dan banyak mengandung bahan organik.
Keadaan iklim dan tanah yang optimal, akan menjadikan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomatpun optimal.
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal
peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya.

B. Saran

Tomat adalah tanaman yang sangat berguna yang mempunyai segudang manfaat
untuk tubuh kita dan tomat juga dapat dijadikan masakan, minuman, serta obat untuk
menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu, marilah kita budidayakan tomat sejak
sekarang.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari
itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini dan makalah-makalah yang akan dibuat selanjutnya.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2003. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius
Kiswondo, S. 2011. Penggunaan Abu Sekam Dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Embryo,
8:1, 9-17.
Pardosi, S. K., Ruistikawati, R., & Suryati, D. 2016. Keragaan Pertumbuhan dan Hasil
Enam Belas Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) di Dataran Rendah.
Akta Agrosia, 19:2, 118-127.
Rasidi, S. 2004. Ekologi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka
Tobing, J. H., Suwitono, M. R., & Sihotang, A. 2018. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh
Terhadap Kemampuan Tumbuh Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.).
Jurnal Sains dan Teknologi, 1:2, 1-6.
Trisnawati, Y., & Setiawan. 2001. Tomat, Pembudidayaan Secara Komersil. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Wijayanti, E., & Susila, A. D. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.) Secara Hidroponik Dengan Beberapa
Komposisi Media Tanam. Buletin Agrohorti, 1:1, 104-112.
Wiryanta, B. T. W. 2002. Bertanam Tomat. Jakarta: Agromedia Pustaka

18

Anda mungkin juga menyukai