Anda di halaman 1dari 27

MODUL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TANAMAN SAYUR


BUDIDAYA TANAMAN BAWANG DAUN ( Alium fistulosum L. )

Disusun oleh :

JUNAEDI, S.P., MS,i


NIP. 1971012120031210001

SMK-PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Modul :
Modul Budidaya Tanaman Bawang Daun
(Allium fistulosum L.) Mata pelajaran Agribisnis
Tanaman Sayur kelas XI Semester 1

Nama : Junaedi, SP. MSi


NIP : 1971012120031210001
Sekolah dan Tempat Asal : SMK PP Negeri Sembawa

Mengesahkan
Kepala SMK PP Negeri Sembawa

Ir. Mattobi’i, MP
NIP. 19640905 199003 1 013

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Modul Mata Pelajaran
Agribisnis Tanaman Sayuran dengan judul Budidaya Tanaman Bawang Daun untuk kelas XI
semester 1 di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa ini tepat pada waktunya.
Modul ini berisi materi pembelajaran yang dilengkapi dengan test formatif sehingga dapat
digunakan sebagai sumber belajar siswa secara mandiri dengan cara mempelajari uraian
materi dan melakukan evaluasi dengan mengerjakan test formatif yang sesuai dengan uraian
materi.
Pada penyusunan modul ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada Ir. Mattobi’i, MP selaku kepala
SMK PP Negeri Sembawa yang telah memberikan dukungan motivasi dan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun modul ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada
rekan-rekan guru dan pegawai di SMK PP Negeri Sembawa serta pihak-pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari penulisan modul ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
Penulis mengharapkan keritik dan saran membangun yang dapat membantu perbaikan dalam
penulisan modul di kemudan hari. Semoga modul ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Sembawa Oktober 2021


Penulis

iii
HALAMAN KETERANGAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan dengan sebenarnya bahwa modul
yang berjudul : Budidaya Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Mata pelajaran
Agribisnis Tanaman sayuran kelas XII Semester 1 benar telah didokumentasikan dan di
publikasikan di Perpustakaan SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa sebanyak 1
(satu) eksemplar.

Demikian keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.

Sembawa, Oktober 2021


Mengetahui,
Kepala SMK PP Negeri Sembawa

Ir. Mattobi’i, MP Nur Aini, SP


NIP. 19640905 199003 1 013 NIP. 196809162001122001

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… I
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… Ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… Iii
HALAMAN KETERANGAN ……………………………………………… Iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… Vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… Vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… Viii
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR ……………………………………… Ix
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
A Deskripsi …………………………………………… 1
B. Prasyarat ………………………………………………………… 1
C. Petunjuk Penggunaan …………………………………………… 1
D Tujuan Akhir ……………………………………………………… 1
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ………………………… 1
F. Cek Kemampuan Awal …………………………………………… 3
II PEMBELAJARAN ……………………………………………… 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN I 5
Ruang Lingkup Tanaman Terong Unggu …………………………….. 5
A. Uraian Materi …………………………………………………….. 5
1. Taxonomi tanaman ……………………………………………. 5
2. Morfologi ……………………………………………………… 6
3. Syarat tumbuh ………………………………………………… 8
B. Tes Formatif ……………………………………………………… 15
II PEMBELAJARAN 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN I 5
A Uraian Materi …………………………………………………............ 5
1. Klasifikasi Tanaman Bawang Daun………………………............. 5
2. Morfologi Tanaman Bawang Daun.................................................. 5
3. Jenis Bawang Daun........................................................................... 6

v
. Tes Formatif ………………………………………………………… 8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1I 9
Menerapkan Teknik Penyipan Lahan Tanaman Bawang Daun 9
A Uraian Materi ……………………………………………………….... 9
1. Pembersihan lahan............................................................................ 9
2. Pengolahan lahan.............................................................................. 9
B Tes Formatif ………………………………………………………..... 9
KEGIATAN PEMBELAJARAN III
Menerapkan Teknik Penyiapan bibit dan penanaman bawang daun 10
A Uraian Materi ………………………………………………………… 10
1. Persemaian benih………………………………………………….. 10
2. Penanaman…………………………………………………............ 10
B Tes Formatif ………………………………………………………… 11
.

KEGIATAN PEMBELAJARAN IV
Menerapkan Teknik Pemeliharaan Tanaman Bawang Daun 12
A. Uraian Materi ………………………………………………………… 12
1. Penyulaman……………………………………………………....... 12
2. Penyiraman ……………………………………………………… 12
3. Penyiangan …………………………………………....................... 13
4. Pemupukan Susulan.......................................................................... 13
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Bawang Daun 14
B. Tes Formatif ………………………………………………………… 15
KEGIATAN PEMBELAJARAN V 16
A Uraian Materi......................................................................................... 16
Menerapkan Teknik Panen Bawang Daun............................................ 16
Ciri-ciri Panen........................................................................................ 16
Waktu Panen.......................................................................................... 16
B Tes Formatif 16
DAFTAR PUSTAKA 17

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Agribisnis Tanaman Sayur .............. 1
Tabel 2. Pertanyaan Penguasaan Standar Kompetensi …………………….................. 3

vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Kedudukan Bahan Ajar........................................................................ ix

viii
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR

Paket Keahlian 2 :

Agribisnis Tanaman Pangan


dan Hortikultura

1. Agribisnis 2. Agribisnis 3. Agribisnis 4. Agribisnis


Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman
Pangan & Sayuran Buah Hias
Palawija

Tanaman sayur Tanaman buah Tanaman sayur


Tanaman sayur
Penghasil umbi Penghasil buah penghasil bunga
daun

Daun Bawang

ix
BUDIDAYA TANAMAN BAWANG DAUN

I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Bahan ajar ini membahas tentang budidaya tanaman bawang daun dari mulai
memahami ruang lingkup dan karakteristik tanaman, persyaratan tumbuh, cara melakukan
penyiapan lahan, penyiapan bahan tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, teknik panen
B. Prasyarat
Sebelum mempelajari materi budidaya tanaman bawang daun, siswa harus lulus mata
pelajaran dasar-dasar budidaya tanaman, alat dan mesin pertanian, dan pembiakan tanaman.
C. Petunjuk Penggunaan
Agar siswa dapat berhasil dengan baik dalam menguasai bahan ajar budidaya Bawang Daun
ini, maka siswa diharapkan mengikuti petunjuk penggunaan sebagai berikut :
1. Mengikuti dan memperhatikan penjelasan guru tentang bahan ajar yang akan dipelajari.
2. Meminta petunjuk atau menanyakan kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang
dipahami dalam bahan ajar.
3. Melaksanakan cek penguasaan kompetensi untuk mengetahui sejauh mana kompetensi
yang telah dikuasai.
4. Mempersiapkan bahan ajar utama dan pendukung yang diperlukan dalam setiap kegiatan
belajar.
5. Membaca tujuan pembelajaran, sehingga mengetahui apa yang akan dicapai atau
dipelajari dalam bahan ajar ini.
6. Membaca uraian materi secara baik dalam setiap kegiatan belajar.
7. Melaksanakan evaluasi sendiri dengan mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam tes
formatif.

D. Tujuan Akhir
Setelah menyelesaikan materi budidaya bawang daun, diharapkan siswa terampil
melakukan budidaya bawang daun sesuai dengan prosedur yang ditentukan dengan tingkat
keberhasilan minimal 75%.
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Sayur

1
Tabel 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Agribisnis Tanaman Sayur (budidaya
tanaman bawang daun).
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Meyakini anugerah Tuhan pada
ajaran agama yang dianutnya pembelajaran produksi tanaman bawang
daun sebagai amanat untuk kemaslahatan
umat manusia.
2. Menghayati perilaku (jujur, disiplin, 2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur
tanggungjawab, peduli, santun, terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
ramah lingkungan, gotong royong, jawab,dan peduli dalam mengumpulkan
kerjasama, cinta damai, responsif informasi dan eksperimen, berani dan
dan pro-aktif) dan menunjukkan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berargumentasi, peduli lingkungan,
berbagai permasalahan bangsa gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
dalam berinteraksi secara efektif berpendapat secara ilmiah dan kritis,
dengan lingkungan sosial dan alam responsif dan proaktif dalam setiap
serta dalam menempatkan diri tindakan dan dalam melakukan
sebagai cerminan bangsa dalam pengamatan dan percobaan di dalam
pergaulan dunia. kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/lahan.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar
3. Memahami, menganalisis, 3.1 Menerapkan ruang lingkup, karakteristik
menerapkan dan mengevaluasi dan persyaratan. tumbuh tanaman
pengetahuan faktual, konseptual, bawang daun
dan prosedural dalam ilmu 3.2 Menerapkan teknik penyiapan lahan
pengetahuan, teknologi, seni, tanaman bawang daun
budaya, dan humaniora dengan 3.3 Menerapkan teknik penyiapan benih dan
wawasan kemanusiaan, penanaman tanaman bawang daun
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.4 Menerapkan teknik pemeliharaan

2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
peradaban terkait penyebab tanaman bawang daun
fenomena dan kejadian dalam 3.5 Menerapkan teknik panen bawang daun
bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Melaksanakan identifikasi tanaman dan
dalam ranah konkrit dan ranah persyaratan tumbuh tanaman bawang
abstrak terkait dengan daun
pengembangan dari yang 4.2 Melaksanakan pengolahan tanah tanaman
dipelajarinya di sekolah secara bawang daun sesuai prosedur.
mandiri, dan mampu melaksanakan 4.3 Melaksanakan penyiapan lahan tanaman
tugas spesifik di bawah pengawasan bawang daun sesuai prosedur.
langsung 4.4 Melaksanakan penanaman bawang daun
sesuai prosedur.
4.5 Melaksanakan pemeliharaan tanaman
bawang daun sesuai prosedur.
4.6 Melaksanakan panen tanaman bawang
daun sesuai prosedur.

F. Cek Kemampuan Awal


Untuk mengetahui kemampuan Anda tentang bahan ajar yang berjudul “Budidaya Tanaman
Bawang Daun” pilih jawaban ya atau tidak untuk pertanyaan di bawah ini dengan memberi
centang (√) pada kolom jawaban.

Tabel 2. Pertanyaan Penguasaan Standar Kompetensi Budidaya Tanaman Bawang Daun


No Pertanyaan (?) Ya Tidak
1. Budidaya Bawang Daun membutuhkan pemahaman tentang dasar-
dasar budidaya tanaman, alat mesin pertanian, dan pembiakan
tanaman.
2. Perencanaan budidaya Bawang Daun meliputi pertimbangan :
pemilihan kultivar dan varietas, faktor pendukung dan hambatan,
lokasi kebun dan sistem pertanaman.
3. Pada umumnya bawang daun dapat tumbuh baik di dataran rendah

3
dan tinggi.
5. Tanaman bawang daun membutuhkan faktor lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhannya.
6. Faktor lingkungan terdiri atas faktor iklim dan tanah.
7. Pengolahan tanah diperlukan dalam budidaya tanaman bawang daun
8. Perlakuan benih diperlukan dalam budidaya tanaman bawang daun
9. Pemeliharaan yang intensif diperlukan dalam budidaya tanaman
bawang daun

Setelah Anda menjawab pertanyaan di atas, hubungi guru untuk melanjutkan mempelajari
bahan ajar budidaya tanaman bawang daun ini.

4
II. PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1.
RUANG LINGKUP TANAMAN BAWANG DAUN

A. Uraian Materi
1. Klasifikasi Tanaman Bawang Daun
Kedudukan tanaman bawang daun dalam tatanama (sistematika)tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut :
Division :Spermatophyta
Sub-division : Angiospermae
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium fistulosum L.

Bawang daun masih sefamily dengan bawang merah (A. cepavar. ascalonicum
L), bawang Bombay (A. cepa L), bawang putih (A. sativum L), bawang kucai (A.
schoenoprasum L), bawang prei (A. porum L.) dan bawang ganda (A. odorum L)
(Rukmana, 1995).

2. Morfologi Tanaman Bawang Daun

a. Akar
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua
arah dan sekitar permukaan tanah. Perakaran bawang daun cukup dangkal, antara 8-20
cm. Perakaran bawang daun dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah
yang gembur, subur, mudah menyerap air dan kedalaman tanah cukup dalam. Akar
tanaman berfungsi sebagai penopang tegaknya tanaman dan alat untuk menyerap zat-
zat hara dan air (Cahyono, 2005).
b. Batang
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang
semu. Batang sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram dan terletak pada

5
bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah
merupakan batang semu, terbentuk (tersusun) dari pelepah-pelepah daun (kelopak
daun) yang saling membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda sehingga
kelihatan seperti batang. Fungsi batang bawang daun, selain sebagai tempat tumbuh
daun dan organ-organ lainnya, adalah sebagai jalan untuk mengangkut zat hara
(makanan) dari akar ke daun sebagai jalan untuk menyalurkan zat-zat hasil asimilasi
ke seluruh bagian tanaman (Cahyono, 2005).

c. Daun
Bentuk daun dari bawang daun menurut Rukmana (1995) dibedakan atas dua
macam, yaitu bulat panjang di dalamnya berlubang seperti pipa dan panjang pipih
tidak berlubang. Cahyono (2005) menambahkan ukuran panjang daun sangat
bervariasi, antara 18 - 40 cm, tergantung pada varietasnya. Daun berwarna hijau muda
sampai hijau tua dan permukaan daun halus. Daun tanaman bawang daun merupakan
bagian tanaman yang dikonsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran dan
memilki rasa agak pedas. Daun juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis dan hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk pertumbuhan tanaman
(Rukmana, 1995).

d. Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna
hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih dan berkeping satu. Biji
bawang daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman
(pembiakan) secara generatif (Cahyono, 2005).

3. Jenis Bawang Daun


Menurut Nazaruddin (1994) jenis bawang daun yang baik diusahakan adalah
sebagai berikut :

a. Bawang Prei (Allium porum L.)


Di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak berumbi dan
daunnya lebih lebar dari jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan liat,
bagian dalam daun pipih.

b. Bawang Kucai (Allium schoenoprasum L.)


Bawang kucai adalah jenis bawang daun yang cukup terkenal sebagai bahan
sayuran. Daunnya kecil-kecil, panjang, pipih dan berwarna hijau tua. Daun berlubang
6
kecil. Berbeda dengan bawang prei yang tak berumbi, bawang kucai berumbi
meskipun kecil-kecil sekali.

c. Bawang Bakung (Allium fistulosum L.)


Daunnya berbentuk bulat panjang. Berlubang seperti pipa. Kadang- kadang
berumbi juga, tetapi kecil.

4. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun


a. Curah hujan dan kelembaban
Syarat tumbuh tanaman bawang daun menurut Cahyono (2005) harus
memperhatikan keadaan iklim dan tanahnya, yaitu :
➢ Suhu udara
Bawang daun menghendaki suhu udara berkisar antara 190C - 240C. Suhu
udara yang melebihi batas maksimal menyebabkan proses fotosintesis tidak
dapat berjalan sempurna atau bahkan terhenti. Suhu udara yang rendah dapat
menimbulkan kematian.
➢ Kelembaban udara
Kelembaban udara yang optimal bagi pertumbuhan bawang daun berkisar
antara 80% - 90%.
➢ Curah hujan
Curah hujan yang cocok bagi bawang daun adalah sekitar 1.500-2.000
mm/tahun.
b. Keadaan Tanah
Keadaan tanah yang harus diperhatikan adalah :
a. Sifat fisik tanah
Sifat fisik tanah yang paling baik untuk tanaman bawang daun adalah tanah
yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, tata air dan udara
dalam tanah (drainase dan aerasi) baik. Di daerah produsen bawang daun, jenis
tanah yang relatif baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah Andosol,
Latosol, Regosol dan sebagaian kecilpada tanah Mediteran dan Aluvial.
b. Sifat kimia tanah
Kondisi kimia tanah yang cocok untuk bawang daun adalah tanah dengan pH
6,5 - 7,5.
c. Sifat biologis tanah
7
Sifat biologis tanah yang baik adalah tanah yang banyak, mengandung bahan
organic (humus), unsur-unsur hara yang berguna untuk tanaman dan jasad renik
(organisme tanah) yang menguraikan bahan organic tanah.

d. Ketinggian tempat
Daerah dataran tinggi (pegunungan) dengan ketinggian 900 - 1.700 m dpl
sangat cocok (ideal) untuk penanaman bawang daun.

A. Test Formatif
1. Sebutkan Morfologi tanaman bawang daun
2. Sebutkan macam-macam jenis tanman bawang daun
3. Jelaskan syarat tumbuh tanaman bawang daun
4. Jelaskan keadaan tanah yang harus di perhatikan
5. Apa saja jenis tanah yang relatif baik untuk pertumbuhan tanaman bawang daun

8
KEGIATAN PEMBELAJARAN II.
MENERAPKAN TEKNIK PENYIAPAN LAHAN TANAMAN BAWANG DAUN

A. Uraian Materi
1. Pembersihan lahan
Dalam hal ini praktek untuk pembersihan lahan harus dilakukan seawal mungkin.
Kegiatan pembersihan lahan meliputi pembersihan rumput-rumput liar atau gulma dan
pembersihan tanaman keras, terutama yang menghalangi tanaman yang akan kita tanam
dari terpaan cahaya sinar matahari. Pembersihan lahan ini bisa menggunakan sabit, cangkul
atau dengan dicabut (Wiryanta, 2002).
Bersamaan waktunya dengan penyiapan bibit maka disiapkan pula lahan untuk
menanamnya. Dalam persiapan tersebut perlu dilakukan pembersihan dan pengolahan
lahan. Lahan dibebaskan dari segala rumput, semak dan tanaman lain yang tidak berguna.
Pembersihan itu termasuk juga akar-akar tanaman dan kotoran yang lain (Setiawan, et al.,
1994).
2. Pengolahan tanah
Tata cara penyiapan lahan untuk bertanam bawang daun adalah sebagai berikut :
➢ Buang rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil ataupun sisa-sisa tanaman ke
tempat penampungan limbah di sekitar lokasi.
➢ Olah tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 30 - 40 cm hingga
strukturnya gembur.
➢ Buat parit keliling untuk pemasukan dan pembuangan air.
➢ Buat bedengan-bedengan selebar 80 - 100 cm, tinggi 30 cm dan lebar parit (antar
bedengan) 25 - 30 cm.
➢ Sebarkan pupuk kandang sebanyak 10 - 15 ton/ha atau pupuk organik dengan dosis
2,5 - 3,5 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan hingga merata
(homogen) dengan tanah.
➢ Ratakan permukaan bedengan dengan cangkul atau bilah bambu.(Rukmana, 1995).
B. Test Formatif
1. Jelaskan apa saja yang harus dilakukan dalam persiapan lahan
2. Sebutkan contoh alat yang digunakan untuk membersihkan lahan
3. Sebutkan tata cara untuk pengolahan tanah
4. Apa tujuan tanah dicangkul atau dibajak dalam pengolahan tanah
5. Berapa kebutuhan pupuk kandang kandang dalam 1 hektar
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN III.
MENERAPKAN TEKNIK PENYIAPAN BIBIT DAN PENANAMAN BAWANG
DAUN
A. Uraian Materi
1. Persemaian Benih
Bawang daun bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya
petani Indonesia menggunakan stek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari
induknya. Pilihlah induk yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Tetapi untuk jenis
bawang daun impor bibit yang digunakan adalah biji yang dibeli di toko pertanian.
Umumnya jenis bawang daun introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik
diperbanyak dengan tunas anakan atau dari biji hasil penanaman sendiri.
Kelemahan benih asal biji adalah panen bisa lebih lama 1 bulan dari pada
dengan bibit asal tunas anakan. Kebutuhan stek untuk 1 ha areal penananaman bawang
daun adalah 200.000 stek. Benih asal biji kebutuhannya sebanyak 1,5 - 2 kg/ha. Bibit
asal stek anakan bisa langsung ditanam ke lahan. Akan tetapi, terlebih dahulu kurangi
perakaran dan potong sebagian daun untuk mengurangi penguapan. Apabila
menggunakan biji, lakukan persemaian untuk mendapatkan bibit. Caranya, cangkul
tanah persemaian sampai gembur. Tambahkan pupuk kandang sepertiga bagian
lapisan tanah. Kemudian taburkan benih secara merata, tak perlu dalam cukup 0,5 - 1
cm dari permukaan tanah. Tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Seminggu kemudian
bibit tumbuh, biarkan hingga memiliki 2 atau 3 helai daun, baru dipindah ke lahan
(Nazaruddin, 1994).
2. Penanaman
Sebelum tanam, bibit bawang daun yang berasal dari semaian biji segera
dicabut satu persatu secara hati-hati. Sebagian akar-akar dan daun- daunnya dipotong
dengan pisau atau gunting pangkas yang tajam dan bersih steril. Demikian pula bibit
yang berasal dari rumpun induk yang dipecah-pecah (anakan), sebagian akar-akarnya
dibuang dan sepertiga bagian tanaman ujungnya dipotong. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan tunas dan akar-akar baru, memperbanyak jumlah anakan
dan daun sehingga produksinya akan tinggi. Bibit bawang daun yang siap ditanam,
sebaiknya direndam dahulu dengan larutan fungisida pada konsentrasi rendah (30%
- 50%) dari dosis yang dianjurkan selama 10 - 15menit (Rukmana,1995).
Bedengan-bedengan yang akan ditanami bawang daun dibuat lubang tanam
dengan jarak 20 x 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam pada lubang tanam dan akar-
10
akarnya ditata secara menyebar. Lubang tanam ditutup dengan tanah dan dipadatkan
pelan-pelan agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat. Setelah penanaman selesai,
sebaiknya segera dilakukan penyiraman lahan dengan cara digenangi air (di-leb)
(Cahyono, 2005

B. Test Formatif
1. Jelaskan tahapan tata cara menyemai benih bawang daun
2. Berapa kebutuhan bibit asal tunas anakan dalam 1 hektar
3. Berapa kebutuhan benih asal biji dalam 1 hektar
4. Jelskan cara menanam bibit bawang daun berasal semain dari biji
5. Jelaskan tujuan sebelum ditanam direndam dahulu dengan larutan fungisida

11
KEGIATAN PEMBELAJARAN IV.
MENERAPKAN TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG DAUN

A. Uraian Materi

Tanaman bawang daun tidak menuntut pemeliharaan khusus (ekstra). Namun, untuk
mendapatkan produksi yang maksimal perlu perawatan yang intensif . Kegiatan pokok
pemeliharaan tanaman bawang daun adalah sebagai berikut :
1. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau
pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman biasanya dilaksanakan 1 minggu setelah
tanam karena pada saat itu dapat terlihat adanya pertumbuhan tanaman yang tidak
normal. Pertumbuhan tanaman yang tidak normal itu dapat terjadi karena kesalahan
pada saatpenanaman.
Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sengaja disisasakan
atau dibiarkan tumbuh pada lahan pembibitan sebagai cadangan. Umur bibit yang
digunakan sama dengan umur bibit yang tidak disulam, sehingga pertumbuhan semua
tanaman dapat seragam
2. Penyiraman
Pengairan bawang daun cukup dilakukan seperlunya. Pengairan yang berlebihan dapat
menyebabkan busuk akar sehingga tanaman menjadi layu dan mati. Selain itu juga
akan mendorong pertumbuhan cendawan dan bakteri yang dapat menyerang tanaman.
Sebaliknya, pengairan yang kurang juga menyebabkan pertumbuhan bawang daun
lambat, daun cepat tua dan kerontokkan bunga.
Pengairan bawang daun dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut :

➢ Penggenangan sesaat (sistem leb), yaitu penggenangan air melalui parit-parit


hingga tanah bedengan cukup basah secara merata.
➢ Pengairan dengan metode sprinkle irrigation, yaitu system pengairan dengan
penyemprotan bertekanan tinggi sehingga airterpecik seperti hujan buatan.
➢ Pengairan dengan metode irigasi tetes, yaitu air dialirkan melalui slang-slang
utama yang kemudian dialirkan kesetiap tanaman melalui slang-slang
sekunder.

12
➢ Pengairan dengan sistem manual, yaitu pengairan dengan menggunakan
gembor (emrat) yang berlubang halus untuk menyiram tanaman yang masih
kecil atau yang berlubang besar untuk tanaman yang telah dewasa
(Cahyono, 2005

3. Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan rerumputan (gulma)dan
jenis tanaman lain yang mengganggu tanaman bawang daun. Pendaringan
dilakukan dengan cara pengolahan tanah secara ringan. Langkah ini bertujuan
untuk menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, memperbaiki peredaran
udara (aerasi) dan memelihara struktur tana h agar tetap gembur (Cahyono,
2005).
Pada waktu tertentu, saat bermunculan (tumbuh) tangkai bunga dan daun-daun
tua ada yang menguning, sebaiknya dilakukan pemotongan (pembuangan). Hal
ini bertujuan untuk menjaga kebersihan kebun atau tanaman, merangsang
pertumbuhan anakan dan daun yang lebih banyak, sekaligus menghilangkan
sarang hama atau penyakit yang bercokol pada daun-daun bawang. Tangkai
bunga dan daun-daun tua tersebut segara dikumpulkan pada suatu tempat untuk
dikubur atau dimusnahkan (Rukmana, 1995)
4. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan merupakan pemupukan kedua setelah pemupukan dasar
yang dilakukan pada saat pengolahan tanah. Unsur hara yang pokok dibutuhkan
tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Nitrogen merupakan
unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman. Fungsi nitrogen bagi tanaman yaitu :
meningkatkan pertumbuhan tanaman; menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman
lebar dengan warna yang lebih hijau, kekurangan N menyebabkan khlorosis (pada
daun muda berwarna kuning); meningkatkan kadar protein dan meningkatkan
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah. Kegunaan P dalam tanaman
adalah mempercepat pertumbuhan akar semai, pembungaan dan pemasakan buah, biji
atau gabah; meningkatkan produksi biji-bijian. Sedangkan peran K yaitu pembentukan
protein dan karbohidrat; meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit;
mengeraskan jerami dan bagian

13
kayu dari tanaman dan meningkatkan kualitas biji/buah (Sutejo, 1987)
Cara pemupukannya dilakukan 2 macam yaitu cair dan padat. Pemupukan cair
diberikan saat tanah dalam keadaan kering (musim kemarau), caranya yaitu
dengan melarutkan pupuk kasar kedalam air dan disiramkan pada tanaman, ini
dilakukan supaya kandungan pupuk cepat terserap oleh akar. Adapun
pemupukan padat dilakukan dengan cara memberikan langsung pada tanaman.
Cara pemupukan ini memakai system round (melingkar) dan diberikan pada saat
musim hujan. Setelah pupuk disebar, lalu ditutup dengan tanah agar pupuk
tersebut tidak cepat menguap. Dan sesuai kegiatan pemupukan segera dilakukan
penyiraman (pengairan) agar pupuk tersebut larut dengan air tanah sehingga
dapat cepat dimanfaatkan oleh tanaman (Rukmana, 1995).
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Bawang Daun
Hama dan penyakit yang menyerang bawang daun dapat merusak seluruh
bagian tanaman. Kerugian yang diakibatkannya antara lain penurunan hasil
panen, penurunan kualitas daun, peningkatan biaya produksi dan pada akhirnya
penurunan pendapatan usaha tani. Oleh karena itu, pengendalian hama dan
penyakit harus dilakukan dengan baik dan sedini mungkin agar serangan hama
dan penyakit dapat ditekan sekecil mungkin. Dengan demikian, kerusakan yang
terjadi tidak melampaui batas ambang ekonomi (tidak menimbulkan kerugian
terlalu besar) (Cahyono, 2005).
Pelaksanaan proteksi tanaman terhadap hama dan penyakit ini dapat
menerapkan system pengendalian secara terpadu, yaitu :
➢ Pengendalian secara kultur teknik, merupakan usaha pengendalian yang
bersifat pencegahan (preventif), yakni dilakukan agar populasi organisme
pengganggu tanaman (OPT) tidak meningkat sampai melebihi Ambang
Kendali (AK).
➢ Pengendalian mekanik pada dasarnya adalah untuk mematikan OPT secara
langsung, baik dengan tangan atau bantuan alat maupun bahan lain.
➢ Pengendalian secara biologi (hayati) adalah cara pengendalian dengan
menggunakan musuh-musuh alami seperti parasit, predator atau pathogen.
➢ Pengendalian secara kimiawi adalah dengan menggunakan senyawa-
senyawa kimia atau disebut pestisida yang disemprotkan pada tanaman
(Rukmana, 1995).

14
Hama yang sering menyerang tanaman bawang daun adalah ulat tanah
(Agrotis ipsilon Hfn.), ulat daun (Spodoptera axiqua Hbn.) dan kutu bawang
(Thrips tabaci Lind.). Ulat tanah biasanya merusak dengan cara memotong
bagian dasar tanaman yang dilakukan pada malam hari. Hidup di bawah atau
dekat permukaan tanah dan berwarna hitam, kelabu suram atau cokelat. Nama
umum ulat daun adalah ulat grayak atau sering disebut ulat tentara. Serangga ini
merusak saat stadia ulat, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berlubang. Cara
penyerangannya menggerombol. Kutu bawang mengisap cairan tanaman, baik
pada daun maupun pada bagian tanaman yang lain. Daun yang terisap akan
berubah warna menjadi kuning dan akhirnya berwarna keperak-perakan atau
cokelat dan mengerut atau mengeriting, selanjutnya daun menjadi layu
(Sudarmo, 1991).
Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman bawang daun adalah
sebagai berikut : busuk leher batang yang disebabkan jamur Botrys allii Munn,
layu fusarium yang disebabkan jamur Fusarium sp., bercak ungu di sebabkan
Alternaria porri (Ell. Cif.), antraknosa disebabkan jamur Collectotrichum
gloeosporioides Penz., dan busuk daun disebabkan jamur Peronospora
destructor (Berk.) Casp. (Semangun, 1989).

C. Test Formatif
1. Sebutkan dan jelaskan pemeliharaan tanaman bawang daun
2. Apa tujuan dari peyulaman budidaya tanaman sayur
3. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan
Kalium (K). jelaskan fungsi dari unsur hara tersebut
4. Sebutkan menerapkan system pengendalian hama penyakit secara terpadu yaitu
5. Sebutkan penyakit yang sering ditemukan pada tanaman bawang daun

15
KEGIATAN PEMBELAJARAN V.
MENERAPKAN TEKNIK PANEN TANAMAN BAWANG DAUN

A. Uraian Materi

Panen merupakan kegiatan akhir dari proses produksi di lapangan dan faktor
penentu proses selanjutnya. Pemanenan bawang daun perlu diperhatikan agar dapat
mempertahankan mutu sehingga dapat memenuhi spesifikasi yang diminati konsumen.
Penanganan yang kurang hati-hati akan berpengaruh terhadap mutu dan penampilan
produk yang berdampak kepada pemasaran.
1. Ciri-ciri Tanaman
bawang daun sudah saatnya panen adalah sebagaiberikut :
➢ Umurnya cukup tua, yaitu 2,5 bulan setelah tanam untuk tanaman yang bibitnya berasal
dari anakan, sedangkan 5 bulan bila bibitnya berasal dari semaian biji (dihitung dari
semai biji).
➢ Jumlah anakan per rumpun telah maksimal (banyak).
➢ Beberapa helai daun bawah mulai menguning atau mengering.
➢ Garis tengah (diameter) batang telah mencapai maksimal sesuai dengan varietasnya
(Rukmana, 1995).
2. Waktu pemanenan
bawang daun yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan pada saat cuaca cerah
(tidak mendung atau hujan). Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan kualitas
bawang daun yang baik, misalnya tidak layu, ukuran diameter batang optimal,
kandungan nutrisi optimal dan sebagainya. Pemanenan yang dilakukan pada siang hari
akan menghasilkan bawang daun yang kurang segar, sedikit layu, kandungan
nutrisinya rendah, daya simpanpendek, cepat rusak, menguning dan membusuk
(Cahyono, 1995).

D. Test Formatif
1. Sebutkan ciri-ciri tanaman bawang daun sudah saatnya panen
2. Kenapa waktu pemanenan bawang daun sebaiknya dilakukan di pagi hari jelaskan
3. Berapa umur tanaman bawang daun siap panen

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Teknologi Budidaya Tanaman Bawang Daun.


http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.phd?id=203. Diakses
tanggal 21 April 2009.

Cahyono, B. 2005. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani Bawang


Daun.Kanisius. Yogyakarta.

Nazarudin. 1994. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.


Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, R. 1995. Bertanam Bawang Daun. Kanisius. Yogyakarta.

Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura Di


Indonesia.Gajah Mada University Pers. Jogjakarta.

Sudarmo, S. 1991. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.


Kanisius. Yogyakarta.

Sunarjono, H. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting Di Indonesia.


Sinar Biru. Bandung.

Suteja, M. 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rinek Cipta. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai