LAPORAN
OLEH :
LAPORAN
OLEH :
ii
Judul : Kurva Sigmoid
Nama : Fairuz Dailamiy Dasopang
NIM : 220301228
Kelas : Agroteknologi 5
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Adapun laporan ini berjudul “Kurva Sigmoid” yang merupakan salah
satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Fisiologi Tumbuhan Ir. Meiriani Sembiring, M.P; Ir. Lisa
Mawarni, M.P; Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.S; Ir. Revandy. Ir. Haryati,
M.P dan kepada abang dan kakak asisten Laboratorium yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan baik itu dari struktur penulisan maupun
penyampaiannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar dapat memperbaiki dalam penulisan paper ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang..........................................................................................1
Tujuan Praktikum....................................................................................2
Kegunaan Penulisan.................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
Botani Jagung (Zea mays L.)................................................................3
Syarat Tumbuh.....................................................................................4
Iklim.......................................................................................................4
Tanah.....................................................................................................5
Pertumbuhan dan Perkembangan Jagung.........................................6
Botani Kedelai (Glycine max L.)..........................................................7
Syarat Tumbuh.....................................................................................8
Iklim.......................................................................................................8
Tanah.....................................................................................................9
Pertumbuhan dan Perkembangan Kedelai........................................9
BAHAN DAN METODE...........................................................................11
PELAKSANAAN PERCOBAAN..............................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam aktivitas pertanian, penting untuk memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebagai bentuk evaluasi,
terutama untuk perawatan tanaman di masa depan. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman berlangsung terus-menerus selama siklus
hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketersediaan
meristem, hasil asimilasi, hormon, dan zat pertumbuhan lainnya, serta
lingkungan di sekitarnya. (Zulkifli, 2013).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pola
pertumbuhan, dengan mengukur tinggi dan jumlah daun pada tanaman
jagung (Zea mays L.) dan kedelai (Glycine max L.)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara. Dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan
3
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh
Iklim
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu
daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah
dengan curah hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan pada lahan yang
tidak beririgasi. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar
matahari dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman
jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-320C . Jagung termasuk
5
tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat
pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji.
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau.
Membutuhkan sinar matahari, 8 tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya
akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu
optimum antara 230C - 300C (Juandi et al., 2016).
Bahwa terjadinya iklim ekstrim berdampak besar terhadap tanaman
semusim, terutama tanaman pangan. Salah satu unsur iklim yang dapat
sebagai indikator dalam kaitannya dengan tanaman adalah curah hujan.
Mengingat curah hujan merupakan unsur iklim yang fluktuasi tinggi dan
pengaruhnya terhadap produksi tanaman cukup signifikan. Jumlah hujan
secara keseluruhan cukup penting dalam menentukan hasil, terlebih
apabila ditambah dengan peningkatan suhu, peningkatan suhu yang besar
dapat menurunkan hasil. Jika terjadi penurunan curah hujan dapat
menimbulkan kekeringan (Sucianti, 2015).
Tanah
Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah
yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang
dapat tumbuh di lahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan syarat
tumbuh yang diperlukan 9 terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami
jagung antara lain Andosol, latosol, dan Grumosol. Namun yang terbaik
untuk pertumbuhan jagung adalah Latosol (Purwono dan Hartono, 2017).
Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2.
Masa tanaman jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung
pada ketersediaan air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman
jagungpada musim kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang
lebih baik. (Riwandi, et al, 2014)
Tanaman jagung memiliki tingkat kemasaman yang relative tinggi, dan
dapat beradaptasi pada keracunan Al (Sumarji, 2013)
Proses pedogenesis yang mempercepat proses pembentukan tanah
Inceptisol adalah pemindahan, penghilangan karbonat, hidrolisis mineral
primer menjadi formasi lempung, pelepasan sesquioksida, akumulasi
bahan organik dan yang paling utama adalah proses pelapukan, sedangkan
proses pedogenesis yang menghambat pembentukan tanah Inceptisol
6
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim yang termasuk dalam
keluarga Poaceae. Tanaman jagung memiliki sistem perakaran yang dalam
dan serabut, batang yang bulat dan berongga, serta daun yang panjang dan
lebar. Buah jagung yang dimakan adalah bijinya yang terbungkus oleh
tongkol.
Fase vegetatif dari tanaman jagung dimulai dari saat benih ditanam
hingga terbentuknya tongkol. Selama fase ini, tanaman jagung akan
mengalami beberapa tahapan, yaitu:
1. Perkecambahan (germination) dan pembentukan akar
2. Perkecambahan ke permukaan tanah dan pembentukan kecambah
3. Pertumbuhan vegetatif awal (2-3 daun)
4. Fase vegetatif lanjutan (8-10 daun)
5. Pembentukan tongkol (masa generatif)
Pada fase pembentukan tongkol, tanaman jagung akan mengalami
pembentukan malai yang terdiri dari beberapa lapisan bunga jantan
(stamen) yang akan menghasilkan serbuk sari. Serbuk sari akan jatuh ke
putik yang terdapat pada bunga betina (pistil) dan terjadi penyerbukan.
Setelah itu, tongkol jagung akan terbentuk dan biji jagung akan
berkembang di dalamnya.
Terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung, terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan jumlah hasil
panen. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah:
1. Iklim Tanaman jagung memerlukan iklim yang cukup hangat dan
lembap untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Faktor-faktor
iklim seperti suhu, kelembapan, dan curah hujan dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.
Pada umumnya, suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman jagung
adalah antara 20-35°C, sedangkan curah hujan optimal berkisar
antara 600-800 mm/tahun.
2. Ketersediaan Air Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kekurangan air dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, sementara kelebihan
air dapat menyebabkan akar tanaman menjadi busuk. Oleh karena
7
Syarat Tumbuh
Iklim
tanaman kedelai memerlukan nutrisi dan air yang cukup agar pembentukan
polong berjalan dengan baik.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai adalah suhu, kelembapan, kecukupan air,
keberadaan sinar matahari, dan ketersediaan nutrisi dalam tanah.
Selain faktor yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa faktor lain
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kedelai antara lain penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk. Pemilihan
varietas juga dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas tanaman
kedelai.
Beberapa teknik budidaya juga dapat digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai, seperti pengaturan jarak
tanam, pemangkasan, penggunaan bahan organik, dan irigasi yang tepat.
Selain itu, penelitian juga terus dilakukan untuk mengembangkan
varietas kedelai yang lebih tahan terhadap cekaman lingkungan dan
penyakit, serta mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida secara
efektif (Singh et al., 2020).
- Diisi media ke dalam polibag yaitu campuran top soil dan kompos
dengan
- perbandingan 2:1.
- Direndam benih yang hendak ditanam di dalam air selama lebih
kurang 15menit.
- Ditanam benih yang sudah direndam pada polibag sebanyak 2 benih
per polibag.
- Disisakan satu tanaman per polibag, setelah tanaman memasuki
umur satu minggu
- Diamati jumlah daun dan tinggi tanaman setiap minggu.
- Digambar grafiknya.
12
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Persiapan Benih
Disiapkan benih jagung dan kedelai kemudian dilakukan
perendaman benih jagung dan kedelai tersebut kedalam air
secukupnya selama ± 15 menit guna mempercepat
perkecambahan
sedalam 1 ruas jari atau 3-5 cm. Pada satu polybag dibuat 2
lubang tanam.
Penanaman
Ditanam benih tadi kedalam lubang yang telah dibuat
sebanyak 1 butir benih dalam setiap lubangnya
Gambar 4. Penanaman
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Dilakukan penyiraman pertama setelah penanaman agar
benih cepat berkecambah dan dilakukan setiap hari dipagi dan
malam hari.
Gambar 5. Penyiraman
15
Penjarangan
Dilakukan penjarangan dengan memotong salah satu
tanaman jagung dan kedelai yang berada pada 1 polibag yang
berguna untuk memberi ruang tumbuh yang cukup untuk
tanaman.
Gambar 6. Penjarangan
Penyiangan
Dilakukan penyiangan sesuai dengan kondisi gulma di
polibag.Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan
mencabut semua gulma yang tumbuh di areal polibag dengan
menggunakan tangan dan membersihkan gulma-gulma disekitar
area tanam.
Gambar 7. Penyiangan
16
Pemupukan
Dilakukan pemupukan pertama jagung dan kacang kedelai
yang berumur 14 hari,pemupukan pertama menggunakan pupuk
Tsp dengan takaran 1,75 gram (jagung) dan 0,45 (kacang kedelai),
pupuk Tsp sendiri memiliki manfaat sebagai pemacu
pertumbuhan akar dan membuat sistem perakaran yang baik.
Gambar 8. Pemupukan
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi kedelai diukur dari pangkal batang sampai ke titik
tumbuh batang utama sedangkan pengukuran tanaman jagung
diukur dengan menggunakan tali dari pangkal batang sampai
ujung daun tertinggi Pengukuran tanaman dilakukan dengan
menggunakan meteran atau bisa juga dengan penggaris.
Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur 2 MST tiap
minggu sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Leisolo, M.K, J. Riry dan E.A. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon.
Jurnal Agrologia, 2 (1), 1-9
Niswati, A., S. Yusnaini., dan M. A. S. Arif. 2018. Populasi mikroba pelarut fosfat
dan P-tersedia pada Rhizosfir beberapa umur dan jarak dari pusat
perakaran jagung (Zea mays L.). Jurnal Tanah. Trop. 13 (2) : 123 – 30.
Singh, S. K., Sharma, V. K., Singh, B., & Kumar, R. (2020). Response of soybean
cultivars to varying moisture levels at flowering and pod filling stages.
International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences,
9(9), 2681-2688.
Sulaiman, A.A., I.K Kariyasa, Hoerudin, K. Subagyono, F.A. Bahar. (2018). Cara
Cepat Swasembada Jagung. IAARD Press. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.140 hlm