Pembahasan
Kadar air adalah jumlah (dalam %) bahan yang menguap pada pemanasan dengan
suhu dan waktu tertentu. Kadar air dalam makanan menentukan kecepatan terjadinya
kerusakan pada makanan, karena semua kerusakan pada makanan memerlukan air dalam
prosesnya. Semakin tinggi kadar air dalam makanan, maka akan semakin cepat terjadi
kerusakan pada makanan tersebut. Oleh karena itu, kadar air dalam makanan yang tidak
memenuhi persyaratan akan menjadi media untuk pertumbuhan mikroba serta akan
memperpendek daya simpan dari makanan. (hutapea, 2014).
Penentuan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara
antara lain, metode pengeringan, metode destilasi dan metode kimiawi. (hutapea, 2014).
Oven dryer adalah alat yang berguna untuk memanaskan atau mengeringkan peralatan
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik, dapat pula digunakan untuk mengukur kadar
air. Oven dryer dapat digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas dengan
humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup. Kecepatan pengeringan tergantung dari tebal
bahan yang dikeringkan, dimana penggunaan alat ini untuk skala kecil. Oven dryer yang dipakai ini
terdiri dari beberapa tray serta memiliki sirkulasi udara di dalamnya. Kelebihan dari oven dryer
adalah dapat dipertahankan dan diatur suhu pengeringannya, pengeringan tidak bergantung pada
cuaca, dan lebih praktis cara kerjanya (wibawanto, 2014).
Penetapan kadar air metode gravimetrik yang dilakukan dalam penelitian ini
merupakan penetapan kadar.air dengan cara pengeringan dengan prinsip menguapkan air
yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai
berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan
murah. Penetapan kadar air metode gravimetri dapat dipengaruhi oleh suhu dalam
ruang oven pengering, ukuran partikel sampel, serta bentuk botol timbang (ratio diameter
dan tinggi) (daud et al, 2019).
Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam
oven pada suhu 105 - 110°C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan (bobot
tetap). Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.
Pengeringan sampai bobot tetap berarti pengeringan harus dilanjutkan hingga pada perbedaan
dua kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,50 mg untuk tiap gram zat yang
digunakan, penimbangan kedua dilakukan setelah dipanaskan lagi selama satu jam (hutapea,
2014).
Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahan cara ini adalah bahan lain disamping
air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat,
minyak atsiri dan lain-lain. Selain itu, dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang
menghasilkan air atau zat mudah menguap lain serta bahan yang mengandung bahan yang
dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan (hutapea,
2014).
Dapus
Hutapea, P. Y. A. K. (2014). Penetapan Kadar Air (Metode Pengeringan atau Metode Oven) dan
Kadar Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil). Program Diploma.
Universitas Sumatera Utara. Medan
Wibawanto, N. R., Ananingsih, V. K., & Pratiwi, R. (2014). Produksi serbuk pewarna alami bit merah
(Beta vulgaris L.) dengan metode oven drying. Prosiding SNST Fakultas Teknik, 1(1).