Anda di halaman 1dari 12

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Aerodinamis Bahan Hasil Pertanian)

Oleh:

Nama : Willy Rolasdo Sitanggang


NPM : 240110180043
: Selasa, 12 November
Hari, Tanggal Praktikum
2019
: 15.30 WIB – 17.10 WIB /
Waktu / Shift
A2
Co. Ass : 1. A. Zahra Nursyifa
2. Maya Irmayati
3. Nunung Nurhaijah
Hudairiah
4. Zhaqqu Ilham Alhafidz

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan hasil pertanian memiliki karakteristik yang berbeda baik berupa
warna, ukuran, dan juga sifat aerodinamis suatu bahan. Bahan hasil pertanian
setelah dipanen akan memiliki jangka waktu yang cukup singkat untuk
dimanfaatkan sebelum mengalami pembusukan. Pengolahan suatu bahan hasil
pertanian juga memerlukan nilai aerodinamis supaya ketika pengolahan dapat
menjaga bentuk dan kualitas bahan. Penanganan untuk memperpanjang masa
simpan suatu bahan pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
fluida baik berupa gas ataupun zat cair. Nilai aerodinamis suatu bahan digunakan
untuk menentukan besarnya perlakuan yang diperbolehkan diberikan dari fluida
tersebut supaya tidak merusak bahan. Perlakuan dari fluida yang digunakan
biasanya berupa kecepatan aliran, besar aliran.
Nilai aerodinamis setiap bahan pasti akan berbeda-beda berdasarkan jenis
bahan, ukuran bahan, dan sebagainya. Nilai aerodinamis secara umum dibuuhkan
untuk poses pasaca panen berupa penanganan (handling), pemindahan (moving),
pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling).
Kesalahan penangan karena perlakuan fluida yang diberikan kepada bahan tidak
sesuai dengan nilai aerodinamis akan merusak bahan dan menyebabkan
kerugiaan.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan praktikum kali ini adalah mengukur kecepatan terminal dan
menghitung coefisien drag pada material handling jenis pneumatic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Aerodinamis


Proses pemisahan produk bahan hasil pertanian umunya melibatkan aspek
dinamika, dinamika produk serta dinamika udara. Dalam sistem siklon kedua
aspek
tersebut saling berinteraksi membentuk sistem siklon sehingga. Adapun
parameter-parameter aerodinamika yang menentukan dalam proses pengolahan
adalah kecepatan terminal (Vt), drag koefisien (Dc), kecepatan anguler (ϖ) serta
sifat fisik produk seperti massa jenis (ρp), diameter (dp), luas proyeksi (Ap), serta
sifat fisik udara meliputi viskositas udara (η), massa jenis udara (ρu), penelitian
dari aspek mikro aerodinamika relatif masih sedikit. Pembuatan sistem siklon
dilakukan dengan mengambil data dari pustaka (masih bersifat umum/tidak
spesifik) bahkan dilakukan secara trial and error yakni mencoba-coba dimana
resiko kegagalan dalam penerapannya cukup besar khususnya untuk scale up serta
prosedur ini sebaiknya ditinggalkan.
Salah satu masalah dalam perancangan bangunan mesin dan peralatan di
bidang pengolahan hasil pertanian adalah belum adanya data spesifik dari
parameter-parameter yang dipergunakan untuk rancang bangun. Sebagai contoh
untuk menentukan kecepatan udara blower pada sistem siklon perlu input data
kecepatan terminal produk (Vt) dimana merupakan kecepatan minimal yang harus
diberikan produk untuk dapat diangkat (dipindahkan) dengan menggunakan
energi gerak udara. Kebutuhan seperti tekan udara dipengaruhi oleh produk yang
akan dipindahkan. Faktor penting aerodinamika lainnya mempengaruhi sistem
siklon adalah Drag Coefficient (C). Kehilangan energi untuk setiap panjang aliran
(dP/L) merupakan sifat aerodinamika dari bahan dan peralatan yang merupakan
faktor yang harus diperhatikan khususnya kaitannya dengan pengaruh dimensi
peralatan. Ketiga data kuantitatif tersebut sangat penting untuk menentukan
karakterisasi aerodinamika pada sistem siklon. Untuk mengetahui seberapa jauh
kesahihan nilai kuantitatif dari karakteristik aerodinamika pada sistem siklon yang
diperoleh dari pengukuran laboratorium diselesaikan dengan melalui pembuatan
model matematika secara keseluruhan sistem siklon kemudian melakukan input
data hasil penelitian laboratorium sifat aerodinamika dan kemudian
membandingkan antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan data aktual dari
sistem siklon terkontrol (Cahyawan, 2008)

2.2 Material Handling


Material Handling adalah aliran bahan yang harus direncanakan secermat-
cermatnya sehingga material (bahan) akan bisa dipindahkan pada saat dan menuju
lokasi yang tepat. Pengertian pemindahan bahan secara manual (MMH), menurut
American Material Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai
seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving),
pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling),
dari material dengan segala bentuknya. Material handling suatu bahan juga akan
mempengaruhi biaya yang dibutuhkan. Semakin efisien material handling yang
digunakan maka semakin efektif juga biaya yang dikeluarkan (Wignjosoebroto,
1996).

2.3 Kecepatan Terminal


Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang
berbeda-beda. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya gaya
kohesi sedangkan pada zat gas viskositas terjadi karena adanya tumbukan antara
molekul. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah
mengalir (Diah, 2017) . Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan
viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menyatakan
kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida berbeda dan
dinyatakan secarakuantitatif oleh koefisien viskositas η (Giancoli, 2001).
Kecepatan terminal merupakan kecepatan udara dimana partikel tetap dalam
keadaan berhenti pada pipa vertikal karena gaya atau aksi dari aliran udara
tersebut. Keadaan setimbang, kecepatan terminal merupakan fungsi dari berat
partikel,luas proyeksi, koefisien seret partikel dan massa jenis udara. Hubungan
masing-masing variabel adalah:
2 Mg
Vt =
√ Cd ρA
………………………………. (1)

Dimana:
Vt = Kecepatan terminal (m/s)
M = Massa partikel (Kg)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
A = Luas bahan (m2)

2.4 Koefisien Drag


Benda yang bergerak melewati fluida, akan mengalami interaksi pada
permukaan benda tersebut dengan fluida yang mengalir atau dilaluinya. Interaksi
tersebut merupakan gaya dan momen yang bersumber dari tegangan geser (τw),
yang diakibatkan oleh efek viskos, dan tegangan normal yang diakibatkan oleh
distribusi tekanan (p). Dengan p berarah tegak lurus ke arah pusat dan τ tangensial
dengan terhadap permukaan. drag pada sebuah benda dapat dipecah menjadi dua
bagian, yaitu drag yang diakibatkan oleh gaya gesek, yaitu drag gesekan dan
drag yang diakibatkan oleh tekanan, yaitu drag tekanan. Sebagian besar drag dari
suatu benda didapat dari hasil eksperimen yang dilakukan di terowongan angin
yang dilakukan berkali-kali. Drag dapat dituliskan dalam bilangan tak berdimensi
yang disebut sebagai Koefisien Drag, CD, yaitu perbandingan antara Drag
dengan Dynamic Pressure Freestream, yang dapat dituliskan sebagai berikut
(Marga,2018):
D
Cd=
1 2 ………………………………… (2)
ρu A
2
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat pneumatik;
2. Alat tulis;
3. Anemometer;
4. Cawan;
5. Kalkulator; dan
6. Timbangan Analitik.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Butir beras 1 (0,02 kg); dan
2. Butir beras 2 (0,03 kg).

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Menghubungkan alat pneumatik kepada terminal listrik;
3. Menimbang butir beras 1 dan 2;
4. Memasukkan butir beras ke dalam alat pneumatik;
5. Menyalakan alat pneumatik;
6. Mengukur velocity bahan 1 dan 2 dengan anemometer;
7. Mengukur drag coefficient dengan perhitungan sebagai berikut:

2mg ( D 1 ) x ρf x ( ρf −ρp)
Cd = .............. (3)
Ap x ρp x ρf x μ

8. Mencatat hasil pengukuran.


BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel
Tabel 1. Hasil Pengukuran drag coefficient
No Massa (Kg) Vt ( m/s)
1. 0,02 10,3
2. 0,03 6,9

4.2 Perhitungan
Perhitungan drag coefficient
Diketahui :
Gaya gravitasi = 9,81 m/ s2
Partikel density = 0,753 kg/m3
Fluid density = 1,2 kg/m3
1
Ap = π d2
4
Diameter pipa = 0.043 m
Penyelesaian :
2 x 0,02 kg x 9,81m/ s 2 x ( 1,2−0,753 ) kg /m3
1. Cd bahan 1 = m 1
( 10,3 )2 2
s x 4 ( 2
)
π x ( 0,043 ) m2 x 0,753 x 1,2 kg/m3

0,175
= 0,139
= 1,26

2 x 0,03 kg x 9,81 m/s 2 x ( 1,2−0,753 ) kg /m3


2. Cd bahan 2 = 1
( )
( 6,9 )2 m/ s2 x π x ( 0,043 )2 m 2 x 0,753 kg /m 3 x 1,2
4
0,263
=
0,062
= 4,241
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai pengukuran karakteristik


aerodinamis suatu bahan. nilai aerodinamis suatu bahan sangat diperlukan untuk
proses berupa penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan
(packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling). Penanganan
suatu bahan hasil pertanian tidak dapat dipisahkan dengan fluida. Fluida yang
sering digunakan untuk penanganan bahan hasil pertanian yang memerlukan nilai
aerodinamis adalah fluida cair dan gas. Perlakuan yang diberikan bahan
menggunakan fluida jika tidak sesuai dengan batas nilai aerodinamis suatu bahan
dapat merusak bahan hasil pertanian yang diberikan perlakuan.
Massa bahan akan mempengaruhi kecepatan fluida jika fluida yang
diberikan sama dan ruang tempat yang diberikan juga sama. Semakin banyak
massa bahan maka kecepatan akan bekurang karena ruang kosong pada bahan
tersebut semakin sempit sehingga kecepatan akan berkurang. Fluida yang
digunakan pada praktikum kali ini udara yang dihasilkan dari alat pneumatric.
Bahan dengan massa 0,02 kg memiliki kecepatan 10,3 m/s dan bahan dengan
massa 0,03 kg memiliki kecepatan 6,9 m/s. Perbedaan kecepatan sebesar 3,4 m/s
untuk 0,01 kg bahan merupakan perubahan yang sangat besar karena pipa
pengujian bahan juga cukup besar sehingga ruang yang kosong yang tersedia juga
masih besar. Keakuratan pengukuran kecepatan bahan tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh kelayakan alat anemometer yang digunakan.
Massa bahan dan kecepatan terminal bahan ketika mendapat perlakukan
dari fluida yang digunakan akan mempengaruhi nilai drag koefisien bahan.
semakin berat massa suatu bahan maka akan besar nilai drag koefisien bahan
tersebut. Nilai drag koefisien merupakan faktor dari nilai aerodinamis suatu
bahan. semakin tinggi nilai drag koefisien maka akan semakin tinggi pula nilai
aerodinamis bahan tersebut. Nilai aerodinamis bahan pertanian merupakan batas
suatu bahan dapat menerima perlakuan dari suatu fluida tanpa merusak bahan
tersebut. Perlakuan penanganan yang diberikan melalui fluida juga dapat
ditingkatkan apabila nilai aerodinamis suatu bahan meningkat. Perlakuan
penanganan suatu bahan hasil pertanian yang menggunakan fluida berbeda-beda
berdasarkan nilai aerodinamis bahan tersebut. Bahan beras dengan massa 0,02 kg
memiliki ke drag koefisien sebesar 1,26 dan bahan dengan massa 0,03 kg
memiliki drag koefisien sebesar 4,241.
Pengamatan berdasarkan percobaan yang dilakukan adalah nilai fluida
yang diberikan pada bahan sesuai karena bahan berupa beras tidak mengalami
kerusakan saat diberikan perlakuan melalui fluida udara. Penanganan
menggunakan fluida pada Teknik pertanian biasanya digunakan pada bidang
pasca panen. Proses pasca panen tersebt dapat berupa proses pemisahan beras dari
sekam, proses pembubukan susu, proses pengeringn bahan hasil pertanian dan
sebagainya. Kegiatan itu semua memerlukan nilai aerodinamis bahan supaya
besar perlakuan dari fluida tidak merusak bahan hasil pertanian. Kerusakan
pengolahan bahan hasil pertanian tersebut dapat menyebabkan kerugian kepada
para petani.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Semakin banyak massa bahan maka kecepatan akan bekurang karena
ruang kosong pada bahan tersebut semakin sempit sehingga kecepatan
akan berkurang;
2. Perbedaan kecepatan sebesar 3,4 m/s untuk 0,01 kg bahan merupakan
perubahan yang sangat besar karena pipa pengujian bahan juga cukup
besar sehingga ruang yang kosong yang tersedia juga masih besar;
3. Massa bahan dan kecepatan terminal bahan ketika mendapat perlakukan
dari fluida yang digunakan akan mempengaruhi nilai drag koefisien
bahan;
4. Nilai aerodinamis bahan pertanian merupakan batas suatu bahan dapat
menerima perlakuan dari suatu fluida tanpa merusak bahan tersebut; dan
5. Bahan beras dengan massa 0,02 kg memiliki ke drag koefisien sebesar
1,26 dan bahan dengan massa 0,03 kg memiliki drag koefisien sebesar
4,241.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah penentuan
durasi waktu bahan mendapatkan perlakuan dari fluida supaya
praktikan dapat mengamati apabila bahan yang digunakan rusak
maka kerusakan tersebut pada durasi waktu keberapa.
TINJAUN PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 (Diterjemahkan oleh


Yuhilza Hanum). Jakarta: Erlangga.

Diah, 2017. Analisis Hubungan Kecepatan Terminal dengan Viskositas Zat Cair
Menggunakan Software Tracker. Jurnal Materi dan Pembelajaran
Fisika (JMPF) Volume 7 Nomor 2 2017 ISSN : 2089-6158

Cahyawan, 2008. Karakterisasi Pemisahan Beras, Bekatul Dan Sekam Pada


Sistem Siklon. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 –
Yogyakarta, 18-19 November 2008

Marga, 2018. Studi Koefisien Drag Aerodinamika pada Model Ahmed Body
Terbalik Berbasis Metode Numerik. Jurnal Teknik Mesin (JTM):
Vol. 07, No. 1, Februari 2018

WignjoSoebroto, Sritomo; 1996. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,


Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
LAMPIRAN

Dokumentasi Pribadi

Gambar 1. Pneumatic

Gambar 2. Pengukuran Kecepatan Menggunakan Anemometer

Gambar 3. Kegiatan Percobaan

Anda mungkin juga menyukai