Anda di halaman 1dari 54

DISKUSI

1. Apa tujuan pengeringan bahan atau


produk pangan?
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian
pengawetan dengan cara pengeringan!
3. Bagaimana prinsip dari proses
pengeringan makanan?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi
proses pengeringan?
5. Sebutkan keuntungan dan kerugian
pengeringan secara alami dan buatan
(artificial)!
BAB III PENGERINGAN

Definisi Pengeringan
 Suatucara / proses untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan,
dengan cara menguapkan sebagian besar air
yang dikandungnya dengan menggunakan
energi panas. Biasanya kandungan air bahan
dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak
dapat tumbuh lagi di dalamnya.
 Pengeringandapat pula diartikan sebagai
suatu penerapan panas dalam kondisi
terkendali, untuk mengeluarkan
sebagian besar air dalam bahan pangan
melalui evaporasi (pada pengeringan
umum) dan sublimasi (pada pengeringan
beku).

 Mekanisme pengeringan adalah bagian


terpenting dalam teknik pengeringan
karena dengan mengetahui mekanisme
pengeringan dapat diperkirakan jumlah
energi dan waktu proses optimum untuk
tujuan pengawetan dengan pengeringan.
ATAU Pengeringan

Air menguap Media pemanas dan


Produk pertanian keluar pembawa uap air,
dengan kandungan air biasanya udara

Panas masuk
ke produk

Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari media pemanas (udara)
kedalam produk disertai dengan proses perpindahan uap air keluar dari produk. Media
pe manas sek aligus be rf ungsi pem baw a uap air pergi m eninggalkan produk. M edia
pembawa panas biasanya berupa udara yang dipanasi, tetapi dapat juga partikel padat
(pasir).
Pengawetan Dengan Cara Pengeringan

Prinsip
Bila kadar air dalam bahan hasil
kerja pertanian cukup rendah maka
mikroorganisme tidak dapat tumbuh
dan reaksi-reaksi kimia juga tidak
dapat berlangsung didalamnya

Kadar air yang diperlukan untuk


mengawetkan bahan hasil pertanian
biasanya dinyatakan sebagai
aktivitas air (Aw) atau kelembaban
nisbi setimbang (% Equilibrium
Relative Humidity atau %ERH)
Metoda pengeringan dengan pengawetan
Berdasarkan prinsip :
1. Bahwa mikroba dan reaksi-reaksi kimia hanya terjadi jika air tersedia
dalam jumlah cukup

2. Karena jumlah kandungan air dalam bahan akan mempengaruhi daya


tahan suatu bahan tersebut terhadap serangan mikroba

3. Memperpanjang daya tahan bahan

Maka sebagian air dihilangkan sampai mencapai kadar air tertentu


PELAKSANAAN PENGERINGAN DILAKUKAN DENGAN CARA :
Menghembuskan udara atau gas panas pada bahan yang akan
dikeringkan
SEHINGGA
Air akan menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena
ada perbedaan kandungan uap air pada bidang antar muka bahan padat
gas dengan kandungan uap air pada fasa gas dimana gas panas ini
disebut medium pengering yang menyediakan panas untuk membawa
uap air keluar.

MENGGUNAKAN : energi matahari; pemanasan; di-angin-angin;


perbedaan tekanan uap; pengeringan beku.

TETAPI Berbeda dengan evaporasi


Jumlah air yang diuapkan lebih besar dan tidak ada medium yang
membawa uap airnya.
 Keterangan :
 A = tempat udara masuk
 B = alat pemanas
 C = kipas [fan]
 D = tempat keluar uap air
 E = arah aliran udara panas
 F = rak
KEBUTUHAN ENERGI
a.Energi panas untuk menaikan suhu dari suhu
awal (T1) ke suhu pengeringan konstan untuk
menguapkan air (T2).
b.Energi panas untuk penguapan air pada suhu T2
atau energi panas untuk panas laten dalam
penguapan air pada suhu T2.

LAJU PENGERINGAN
LAJU PENGERINGAN BAHAN DIUKUR DENGAN
BANYAKNYA AIR YANG DIKELUARKAN PER
SATUAN WAKTU TERTENTU, DENGAN SATUAN
LB (POUND) PER JAM
Kadar air

waktu
REKAPITULASI PENGERINGAN

MENYANGKUT 2 KEJADIAN YAITU :


A. PANAS HARUS DIBERIKAN PADA BAHAN
B. AIR HARUS DIKELUARKAN DARI BAHAN

Qp = pindah panas ke dalam bahan,


Qv = pindah panas keluar / air keluar dari
bahan
pangan
Menentukan banyak panas yang diberikan oleh
udara panas pada bahan yang dikeringkan (Q)
Q = p x V x c x Δt
Dihitung jumlah kalor (panas)
Yang digunakan dengan persamaan
Q = Q1 + Q2
Q : jumlah panas yang digunakan untuk memanaskan &
menguapkan air bahan (Btu)
Q1 : jumlah panas yang digunakan untuk Memanaskan
bahan (Btu)
Q2 : jumlah panas yang digunakan untuk menguapkan
air bahan (Btu)
Q1 = m x c x Δt
Q2 = m w x cp
m : berat bahan yang
mw : berat air yang
dikeringkan (lb)
diuapkan
c : panas jenis bahan
cp : panas laten
yang dikeringkan
penguapan
Δt : kenaikan suhu
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1. LUAS PERMUKAAN BAHAN
2. SUHU
3. KECEPATAN ALIR UDARA PANAS
4. KELEMBABAN UDARA
Untuk bahan yang dikeringkan sampai tercapai
KADAR AIR KESETIMBANGAN

= KESETIMBANGAN ANTARA KADAR AIR


BAHAN DENGAN SUHU DAN UDARA
SEKELILINGNYA (EMC = EQUILIBRIUM
MOISTURE CONTENT)
TUJUAN PENGERINGAN BAHAN PANGAN YAITU :
1. Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan
mikroba. Mikroba memerlukan air untuk
pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang,
maka aktivitas mikroba dihambat atau dimatikan.
2. Menghemat ruang penyimpanan atau
pengangkutan.
Umumnya bahan pangan mengandung air dalam
jumlah yang tinggi, maka hilangnya air akan sangat
mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
3. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai
dengan penggunaannya. Misalnya kopi instant.
4. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang
terkandung dalam bahan pangan, misalnya mineral,
vitamin, dsb.
Mengkasilkan
produk yang
siap saji atau
cepat saji

Menekan biaya
pengangkutan

Mengawetkan Tujuan dan


penyimpanan
makanan
Pengeringan karena berat
dan volume
produk
berkurang

Mengurangi
berat dan
volume
KEUNTUNGAN PENGAWETAN DENGAN CARA
PENGERINGAN :
a. Bahan lebih awet
b. Volume dan berat berkurang, sehingga
biaya lebih rendah untuk pengemasan,
pengangkutan, dan penyimpanan.
c. Kemudahan dalam penyajian
d. Penganekaragaman pangan, misalnya
makanan ringan/camilan
 E. Biaya produksi diharapkan lebih murah.
KERUGIAN PENGAWETAN DENGAN CARA
PENGERINGAN :
 Sifat asal dari bahan yang
dikeringkan dapat berubah,
misalnya bentuknya, sifat fisik dan
kimianya, penurunan mutu, dll.
 Beberapa bahan kering perlu
pekerjaan tambahan sebelum
dipakai, misalnya harus dibasahkan
kembali (rehidrasi) sebelum
digunakan.
 Hilangnya flavour yang mudah
menguap
 Reaksi pencoklatan non enzimatis
yang melibatkan pereaksi dengan
konsentrasi yang lebih tinggi, oksidasi
dari komponen lipid.
Harus di kontrol
Kandungan air bahan pangan
A. Air dalam bahan pangan bisa terdapat di antara sel-sel maupun
terdapat di dalam sel.
B. Air bebas terdapat di dalam jaringan, dibagian permukaandan
mudah diuapkan dengan pengeringan
C. Air terikat biasanya di dalam sel.
KARENA
Kandungan air bahan pangan dikelompokkan dalam dua kelompok
besar, yaitu air yang terikat secara fisik , menurut sistem kapiler
atau absorbsi karena ada tenaga penyerapan dan air yang terikat
secara kimia.
= Air yang berada dalam bahan dalam bentuk kristal dan air yang
terikat dalam sistem dispersim koloid.
== berikatan dengan protein, selulosa, zat tepung, pektin dll.
Moisture Sorption
Isotherm (MSI) atau
Isoterm Sorpsi
Lembab (ISL)
Faktor-faktor pengeringan bahan pangan

1. Sifat air bahan pangan

Air dalam bahan pangan merupakan bagian seutuhnya

dari bahan pangan itu sendiri.

2. Sifat bahan pangan

(i) Sifat fisik dan kimia


(ii) Ukuran bahan
(iii) Bentuk bahan
(iv) Komposisi kadar air bahan
3. Udara

Fungsi udara dalam pengeringan memberikan panas pada

bahan pangan, menyebabkan air menguap dan mengangkut

uap air yang dibebaskan oleh bahan pangan yang

dikeringkan

4. Aktivitas air

Menurut hukum Roult bahwa aktivitas air berbanding lurus

dengan jumlah mol zat terlarut dan berbanding terbalik

dengan jumlah mol pelarut.


5. Peta Psikometrik

Peta psikometrik mempelajari hubungan saling keterkaitan nilai

kadar air, udara sebagai medium pengering, kelembaban suhu,

tekanan dan energi panas yang tersangkut pada sistem tersebut.

Secara skematis prinsip diagram psikometrik berisi :

a. Kelembaban mutlak dan relatif


b. Panas penguapan
c. Entalphi
d. Suhu bola basah
e. Suhu bola kering
Mekanisme pengeringan Almari [cabinet dryer]
 Keterangan :
 A = tempat udara masuk
 B = alat pemanas
 C = kipas [fan]
 D = tempat keluar uap air
 E = arah aliran udara panas
 F = rak

 Udara dipanaskan dengan listrik, minyak atau gas. Selain alat pemanas udara,

digunakan juga kipas untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang

digunakan mempunyai kapasitas aliran 7-15 feet per detik udara setelah mewati kipas

masuk kedalam alat pemanas. Udara dipanaskan terlebih dahulu kemudian dialirkan

diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat pengering

dapat dari atas ke bawah dan dapat juga dari bawah ke atas, sesuai dengan

ukuran bahan yang akan dikeringkan.


Metode pengeringan

Pengeringan Pengeringan Pengering lorong (Tunnel Drier)


alami buatan
Pengering baki (Tray Drier)

Pengering sabuk (Belt Trough


Dengan Drier)
menggunakan
energi Pengering lapisan bergerak
matahari (Fluidized Bed Drier)

Pengering beku (Freeze Drier)

Pengering puff (Puff Drier)


Pengering gelombang mikro
(Microwave)
Pengering lemari (Cabinet
Drier).
Alat pengering untuk pangan cair
yaitu pengering semprot (Spray
Drier), pengering drum (Drum Drier),
pengering pneumatik (Pneumatic
Drier), pengering foam-mat (Foam-
mat Drier), dan pengering difusi.
PENGERINGAN DENGAN SINAR MATAHARI
 Pengeringan dengan sinar matahari merupakan jenis
pengeringan tertua, dan hingga saat ini termasuk cara
pengeringan yang populer di kalangan petani terutama
di daerah tropis. Teknik pengeringan dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung (dikeringanginkan),
dengan rak-rak maupun lantai semen atau tanah serta
penampung bahan lainnya.

PENGERINGAN DENGAN PEMANAS BUATAN


• Pengeringan dengan pemanas buatan mempunyai
beberapa tipe alat dimana pindah panas berlangsung
secara konduksi atau konveksi, meskipun beberapa dapat
pula dengan cara radiasi. Alat pengering dengan pindah
panas secara konveksi pada umumnya menggunakan
udara panas yang dialirkan, sehingga enersi panas merata
ke seluruh bahan. Alat pengering dengan pindah panas
secara konduksi pada umumnya menggunakan permukaan
padat sebagai penghantar panasnya.
Pengering sinar matahari

Pengering buatan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGERINGAN :
 Luas permukaan bahan
 Suhu pengeringan
 Aliran udara
 Tekanan uap di udara

Bahan pangan dapat dikeringkan dengan cara :


• Alami , yaitu menggunakan panas alami dari sinar
matahari, caranya dengan dijemur (sun drying)
atau diangin-anginkan
• Buatan (artificial drying), yaitu menggunakan panas
selain sinar matahari , dilakukan dalam suatu
alat pengering
Pengering sinar matahari

Pengering buatan
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGERINGAN
DENGAN SINAR MATAHARI
KEUNTUNGAN PENGERINGAN DENGAN SINAR MATAHARI :
 energi panas murah dan berlimpah
 tidak memerlukan peralatan yng mahal
 tenaga kerja tidak perlu mempunyai keahlian tertentu
 Sinar matahari mampu menembus ke dalam jaringan sel
bahan,
 Bahan dikeringkan kacang-kacangan hasil perikanan

KERUGIAN PENGERINGAN DENGAN SINAR MATAHARI :


 tergantung dari cuaca
 jumlah panas matahari tidak tetap
 kenaikan suhu tidak dapat diatur, sehingga waktu penjemuran
tidak dapat ditentukan dengan tepat.
 kebersihan sukar untuk diawasi
 Mutu bahan kering lebih rendah dari hasil pengeringan
dengan alat
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
PENGERINGAN BUATAN
 KEUNTUNGAN PENGERINGAN BUATAN :
 suhu dan aliran udara dapat diatur
 waktu pengeringan dapat ditentukan dengan tepat
 kebersihan dapat diawasi

 KERUGIAN PENGERINGAN BUATAN :


 memerlukan panas selain sinar matahari berupa
bahan bakar, sehingga biaya pengeringan menjadi
mahal
 memerlukan peralatan yang relatif mahal harganya
 memerlukan tenaga kerja dengan keahlian tertentu
MENENTUKAN KECEPATAN PENGERINGAN
 Hantaran panas ditentukan oleh :
# macam dan jenis sumber panas
# konsistensi bahan
# sifat bahan yang dikeringkan
# udara sebagai media pemanas
 Penguapan air dari dalam bahan tergantung dari
banyak faktor sekeliling bahan yaitu :
# suhu,
# kelembaban,
# kecepatan aliran air,
# tekanan udara,
# serta waktu pengeringan
Bahan pangan dapat dikeringkan
dengan cara :
Alami , yaitu menggunakan panas alami dari sinar matahari,
caranya dengan dijemur (sun drying) atau diangin-anginkan
Buatan (artificial drying), yaitu menggunakan panas selain sinar
matahari , dilakukan dalam suatu alat pengering
BAHAN PANGAN APAKAH YANG DAPAT DIAWETKAN
DENGAN CARA PENGERINGAN ?
a. Buah-buahan : kismis, kurma, pisang, kesemek, apel, salak
b. Sayur-sayuran : jamur, kentang (untuk dibuat keripik), sawi
asin, wortel , bawang daun
c. Umbi-umbian : singkong , ubi jalar
SAYURAN, sistem ENZIM diinaktifkan.
PEMANASAN dalam AIR MENDIDIH atau UAP PANAS (BLANSING)
PERENDAMAN dalam SULFIT
KADAR AIR SAYURAN < 4%.
PRODUK KERING BAHAN PANGAN

SUSU
Susu bubuk kering yaitu susu utuh dan susu skim
tanpa lemak.
DIGUNAKAN DRUM DRYER atau SPRAY DRYER
Cara :
pemanasan pendahuluan, klarifikasi,
pengentalan, standardisasi, dan pengeringan.

DAGING
Sebelum dikeringkan daging DIMASAK dahulu.
Kadar air SEBELUM dikeringkan (50%)
SETELAH dikeringkan (4%)
PROSES PENGERINGAN DAPAT
DILAKUKAN DENGAN CARA :
 -PEMANASAN LANGSUNG
 -Freeze drying
 yaitu pembekuan disusul dengan pengeringan. Pada proses ini terjadi
sublimasi, terutama untuk bahan yang sensitif terhadap panas.
 Keuntungan freeze drying :
 # volume bahan tidak berubah
 # daya rehidrasi tinggi, menyerupai bahan asal
 Prinsip-prinsip pengeringan
 Prinsip pengeringan :
 menghambat pertumbuhan mikroba dengan mengurangi kadar air,
juga menurunkan aw. Jika kita mengeringkan sesuatu bahan pangan,
ada 2 masalah pokok yang teribat di dalamnya, yaitu :
 Hantaran panas kepada bahan dan di dalam bahan yang dikeringkan
 Penguapan air dari dalam bahan
PENGERINGAN BEKU (FREEZE DRYING)

• Proses pembekuan pangan


• Pengeringan; yaitu mengeluarkan/
Prinsip kerja memisahkan hampir sebagian besar
air dalam bahan yang terjadi melalui
mekanisme sublimasi

Merupakan salah satu metode pengeringan yang memiliki


kelebihan dibanding cara pengeringan lain terutama karena
dapat menghasilkan produk kering dengan kualitas yang
sangat baik yaitu penampakan menarik, dapat terus
mempertahankan aroma (flavor) bahan segar, kerusakan
akibat suhu tinggi pada proses pengeringan dapat
dihindarkan dan bahkan beberapa jenis produk kering beku
dapat dikembalikan keadaannya seperti keadaan sebelum
dikeringkan setelah direhidrasi.
Mekanisme terjadinya pengeringan beku
PENGERINGAN BIASA DAN FREEZE DRYING
Property BIASA FREEZE DRYING
1. Jenis produk Biji-bijian, buah2an (pengeringan Baik untuk makanan
cepat)
2. Pre treatment Daging (kurang baik) Pemotongan sesuai untuk pembekuan
3. Operasi Pembersihan, pemotongan Batch
4. Suhu Batch-continous Suhu rendah (menghindari thawing)
5. Tekanan 100 – 200 0F < 4 mm Hg
6. Waktu Atmosfir 16-24 jam
7. Kelembaban < 12 jam Mendekati 100%
8. Kecepatan udara Atm Tanpa
9. Panas pada bahan Sedang sampai cepat Konduksi (padat)
10. Kehilangan air Konveksi Sublimasi
11. Pengaliran cairan dari Evaporasi Air dari bahan yang larut keluar
dalam Migrasi air dari padatan yg larut
ke permukaan Tidak
12. Perubahan fisik Keriput Tinggi
13. Biaya Rendah-sedang
PENGERINGAN BIASA DAN FREEZE DRYING

Property BIASA FREEZE DRYING

14. Sifat produk


1. Struktur Padat Porous
2. Berat jenis >Bahan mentah < bahan mentah
3. Warna Lebih gelap Berubah sedikit
4. Bau Berubah Netral
5. Stabilitas Baik, cenderung Baik, dilindungi dari uap air
penyimpanan browning/ tengik dan O2
6. rehidrasi lambat cepat
Perbedaan Mekanisme Proses Pengeringan
Biasa (A) dan Proses Pengeringan Beku (B)
Pengeringan Beku Produk Kopi Instan

Pembekuan primer (primary freezing)


Cairan slushy yang membeku ini diletakkan di atas
Esktrak kopi didinginkan menjadi bentuk es cair sabuk besi, nampan, atau drum dan didinginkan
(slushy) pada suhu sekitar -6°C lebih lanjut melalui serangkaian tahapan hingga
mencapai suhu -45°C

Proses pengeringan
Bongkahan ekstrak kopi beku dipecahkan menjadi beberapa Partikel-partikel tersebut disaring untuk menjamin ketepatan
bongkahan lebih kecil dan digiling menjadi partikel dengan ukuran. Partikel yang berukuran terlalu kecil akan dilelehkan
ukuran yang tepat serta dikembalikan ke tahap pembekuan primer.

Penghilangan kristal es
Partikel-partikel beku tersebut akhirnya dikirim menuju ruang pengeringan tanpa udara (vacuum) untuk menguapkan dan
menghilangkan kristal esnya
Kedelai Segar

Dipotong kecil-kecil
(ukuran 1x1x0,2 cm)

Blanching dengan uap panas


(1000C, ±10 menit)

Pengeringan(6 jam)

Penggilingan

Pengayakan
(ukuran 80-100 mesh)

Tepung Tempe

Gambar . Skema pembuatan tepung


HASIL PRODUK PENGERINGAN
Agar sampel tidak terjadi perubahan mutu dan
mencapai kadar air yang dipersyaratkan.

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau


pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi
kadar air, sehingga proses pembusukan dapat
terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia
terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan
dalam waktu yang lama. Dalam proses ini, kadar air
dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang,
sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu
diperhatikan.

Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang


dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah
antara 40-600C dan hasil yang baik dari proses
pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar
air kurang dari 10%.
Komponen komponen kimia seperti enzim (Hidrolase,
Oksidase, Polymerase, dll) yang tertinggal pada jaringan
yang dipanen belum berhenti.

Enzim bisa terdapat dalam jaringan, selain itu enzim juga


masih mempunyai aktivitas diluar sel hidup. Oleh
karenanya sering terlihat adanya kerusakan hasil panen
yang merubah penampilan fisik menjadi berwarna coklat
akibat aktivitas enzim oksidase. Enzim memiliki sifat tidak
tahan terhadap pemanasan, dengan demikian tingginya
kadar air pada hasil panen dapat menjadi media untuk
aktivitas berikutnya, baik dalam merubah tampilan fisik
(warna) maupun kandungan bahan kimianya. Kerusakan
fisik karena kadar air yang kurang terkontrol juga
berkaitan erat dengan timbulnya cemaran, khususnya
mikroba.
Karena itu Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan
atau pengolahan pada bahan dengan cara
mengurangi kadar air, sehingga proses
pembusukan dapat terhambat. Dengan
demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar,
tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam
waktu yang lama

Pengeringan dapat dilakukan dengan :


1. Sinar matahari, secara tidak langsung
namun ditutup dengan kain hitam.
2. Oven, suhu 40-60 derajat C
3. Dikering anginkan
 Pada umumnya suhu pengeringan adalah
antara 40-600C dan hasil yang baik dari proses
pengeringan adalah simplisia yang mengandung
kadar air kurang dari 10%.
 Pengeringan bahan dapat dilakukan secara
tradisional dengan menggunakan sinar matahari
ataupun secara modern dengan menggunakan
alat pengering seperti oven, rak pengering, blower
ataupun dengan fresh dryer.
 Tetapi terdapat beberapa bahan yang rusak jika
dikeringkan dibawah sinar matahari yang
mengandung sinar ultra violet, misal bahan yang
mengandung minyak Atsiri, pro-Vit A, zat zat
antioksidan.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PENGERINGAN
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Dehidrasi tidak tergantung suhu yang 1. Penurunan kadar asam buah,
tinggi dan waktu lama sehingga pengaruh ditanggulangi dengan
panas pada warna dan cita rasa diperkecil penambahan dari luar
2. Gula-sirup debagai osmotic dehydrasi 2. Tertinggal sisa2 gula di permukaan
agent dapat menghindari kehilangan cita (tipis sekali) ditanggulangi dengan
rasa yang banyak pencucian cepat
3. Gula pekat pada buah menghindari 3. Gula (sirup) yang menempel akan
perubahan warna oleh enzymatic tengik selama penyimpanan (suhu
browning selama proses berlangsung, kamar) karena gula menahan
asam yang terbawa dengan adanya gula minyak eteris (flavor) dari buah,
menjadi manis. ditanggulangi dengan antioksidan
4. Produk dapat dimakan seperti snack 4. Biaya relatif tinggi
TUGAS KELOMPOK :
(FUNGSI, PRINSIP KERJA, GAMBAR, PRODUK)

CABINET DRYER
TUNNEL DRYER
TROUGH CIRCULATION DRYER
ROTARY DRYER
PNEUMATIC DRYER
TRAY DRYER
CONVEYOR DRYER 1. Pengolahan buah-buahan
OSMOTIC DRYER 2. Pengolahan ikan
FREEZE DRYER
3. Pengolahan sayuran
ROASTER & DRYER
STEAM HEATED DRYER 4. Pengolahan hasil ternak
CABINET DRYER 5. Pengolahan umbi-umbian
DRUM DRYER
SPRAY DRYER
VACUUM DRYER

Anda mungkin juga menyukai