A.Pengertian Bakalan :
(1) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a
dan ayat (2) huruf a, harus mencantumkan jumlah Indukan dan Bakalan yang
akan dimasukkan dengan rasio perbandingan:
• a. jumlah Indukan dan Bakalan minimal 1:5 ekor, bagi Pelaku Usaha; dan
• b. jumlah Indukan dan Bakalan minimal 1:10 ekor, bagi Koperasi Peternak
dan Kelompok Peternak.
(2) Pemenuhan rasio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
bertahap paling lambat bulan Desember tahun 2018.
(3) Audit untuk pertama kali dilakukan pada bulan Desember tahun 2018 dan
untuk audit selanjutnya dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali.
PASAL 15
1. Jika stok bakalan tidak mencukupi seperti saat ini akan terjadi
peningkatan harga.
2. Apabila terjadi impor yang berlebihan terus menerus Negara
mengalami ketergantungan pada bakalan dari Negara lain.
3. Peternak tidak bisa meningkatnkan populasi ternaknya.
4. Impor bakalan yang terus menerus akan membuat devisa
Negara menurun.
5. Negara lain bisa saja mengirim sapi dengan kualitas yang
buruk.
D. PELANGGARAN YANG TERJADI
❑ Indonesia menganut system country base atau impor produk ternak hanya
diperbolehkan dari negara yang sudah terbebas oleh penyakit hewan bukan
zona base dan India merupakan Negara terlarang untuk memasok sapi
karena ndia merupakan negara yang salah satu daerahnya terjangkit penyakit
hewan.
❑Tetapi Malaysia melakukan impor dari India dan kemudian dijual kembali ke
Indonesia, padahal Malaysia belum melakukan perjanjian bilateral dengan
Indonesia dalam impor barang, dan apabila Malaysia ingin mengirim ke
Indonesia harus mendapat izin dari kementrian teknis, apabila mendapat izin
baru Malaysia boleh mengirim barang ke Indonesia.
❑Tetapi banyak oknum tertentu yang mengizinkan pengiriman dari Malaysia
sehingga Malaysia dapat bebas mengirimkan barang.
E. TINDAK LANJUT PEMERINTAH