Anda di halaman 1dari 25

MENULIS ARTIKEL ILMIAH I

(EJAAN BAHASA INDONESIA)


Dr. Lina Meilinawati, M.Hum. dan Nani Darmayanti, Ph.D.
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Padjadjaran, 2019
Pernahkah
kalian
melihat dan
membaca
gejala
bahasa
seperti ini?
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 50 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia
EBI

Pemakaian Tanda Penulisan Unsur


Pemakaian Huruf Penulisan Kata
Baca Serapan

Dalam pertemuan ini tidak semua materi EBI disampaikan. Hanya materi
yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah yang akan dibahas.
Untuk mengetahui materi EBI lebih lengkap silakan baca buku pedoman EBI.
Pemakaian
Huruf
Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh : Pelaksanaan KKL akan dimulai minggu depan.

Huruf Kapital digunakan sebagai judul artikel.


Contoh : BAHASA GAUL DI KALANGAN REMAJA : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK
Contoh : Bahasa Gaul di Kalangan Remaja : Kajian Sosiolinguistik

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Contoh : “Penelitian ini sangat penting,” ujar Prof. Ronald.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang


berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci.
Contoh : Allah, Islam, Kristen, Weda

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang. (jika tidak diikuti nama orang, tidak kapital).
Contoh : Sultan Hasanudin / Ayah saya seorang sultan.
Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama istansi,
atau nama tempat.
Contoh : Gubernur Ridwan Kamil / Menteri Keuangan Republik Indonesia

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Contoh : Dewayani Anggia S.H., S.H., M.H. /Prof. Dr. H. Hendraman Suryadi, dr., Sp.An.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : Marina berasal dari suku Sunda.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi


Contoh : Pulau Jawa / Selat Malaka

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri atau yang digunakan sebagai nama jenis.
Kota Garut terkenal dengan makanan dodol garut. / Saya akan menyeberang ke selat.
Miring
Huruf
Huruf Miring
•Digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
◦ Kami membaca koran Kompas
◦ Buku ini berjudul Mikroekonomi Dasar.

•Digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,


kata, atau kelompok kata.
◦ Huruf pertama kata imbau adalah i.
◦ Dia tidak menipu, tetapi ditipu.

•Digunakan untuk menuliskan menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing


dalam karangan.
◦ Nama ilmiah buah mangga adalah Carcinia Mangostana.
◦ Politik devide et impera pernah terjadi di negeri ini.
Tanda
Pemakaian
Baca
Tanda Titik(.)
Tanda titik dipakai untuk menandai akhir kalimat penyataan.
Contoh : Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak kenaikan harga BBM
terhadap daya beli masyarakat.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contoh : Pukul 1.35.20 (Pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul, tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : Siregar, Andar. 2018. Mikroekonomi. Jakarta : Gramaedia
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.
Contoh : Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh: Tahapan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, penganalisisan data,
dan penyajian data.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh : Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Tanda Koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Tanda Koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, meskipun,
begitu dan tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
Tanda Koma (,)
Tanda Koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh : Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas
Padjadjaran, Jalan Dipatiukur 35, Bandung.
Tanda Koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh : Prof. Dr. Ir. Dita Anggoro, S.E., M.Sc.
Tanda Koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
(Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F).
Contoh : Dosen saya, Prof. Dr. Hendra Saputra, sedang melakukan penelitian.
Tanda Koma dapat dipakai - untuk menghindari salah baca – di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh : Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Tanda Hubung (-)

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se dengan kata


berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke dengan
angka, (iii) angka dengan an, dan (iv) singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh : Se-Indonesia, Hadiah ke-2, Tahun 50-an, Mem-PHK-kan

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa


Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh : di-smash , di-booking
Penulisan
Kata

Materi Penulisan Kata akan dibahas pula pada pertemuan


ketujuh, yaitu materi MENULIS KARYA ILMIAH II
(pembentukan kata, pilihan kata, peristilahan)
Penulisan Di sebagai Awalan
(bisa diubah menjadi me(N)-)
Salah satu bentuk kesalahan aspek kebahasaan yang terdapat dalam penulisan karya ilmiah adalah penulisan
kata. Penulisan di- yang berfungsi sebagai awalan pembentuk kata kerja pasif harus dituliskan serangkai dengan
kata yang mengikutinya. Biasanya, kata kerja pasif berawalan di- ini dapat diuji dengan dapat diubah menjadi
kata kerja aktif berawalan me(N)-, seperti terdapat dalam beberapa contoh di bawah ini.

*di lakukan  dilakukan *di hitung  dihitung


*di peroleh  diperoleh *di bahas  dibahas
*di bimbing  dibimbing *di kutip  dikutip
*di susun  disusun *di coba  dicoba
*di analisis  dianalisis *di uji  diuji
Penulisan Di sebagai Kata Depan
(tidak bisa diubah menjadi me(N)-)
Di- yang berfungsi sebagai kata depan harus ditulis terpisah dengan kata yang mengiringinya. Di-
sebagai kata depan berfungsi menyatakan arah atau tempat dan tidak dapat diubah menjadi kata
kerja berawalan me(N)-, seperti terdapat dalam beberapa contoh di bawah ini.

*diatas  di atas *kekiri  ke kiri


*disamping  di samping *kelokasi  ke lokasi
*diantara  di antara *kesini  ke sini
*dibandung  di Bandung *kedepan  ke depan
*diluar  di luar *kebali  ke Bali
 
Penulisan Kata Singkatan
Penulisan singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur
singkatan itu. Jika singkatan terdiri dari tiga huruf atau lebih mata diikuti tanda titik di akhir.

A.S. Sunarya Asep Sunandar Sunarya


H. A. Hamid Haji Abdul Hamid
M.Hum.  Magister Humaniora
Ph.D. Philosophy of Doctor
S.E. Sarjana Ekonomi
S.H. Sarjana Hukum.
S.Pd. Sarjana Pendidikan
Sdr. Saudara
hlm. halaman
dsb. dan lain sebagainya
dll. dan lain-lain
a.n. atas nama
s.d sampai dengan
Penulisan Bilangan
Penulisan bilangan tingkat yang benar dituliskan dengan tiga cara berikut ini.

Abad XX
Abad kedua puluh
Abad ke-20

Perang Dunia II
Perang Dunia Kedua
Perang Dunia ke-2

Semester kesatu
Semester ke-1
Penulisan Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata yang mengalami pengimbuhan hanya pada awalan atau
akhiran, awalan atau akhirnnya harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikuti
atau mendahuluinya, sedangkan gabungan kata itu sendiri tetap ditulis terpisah.
Sementara itu, jika gabungan kata mengalami pengimbuhan secara sekaligus, awalan
dan akhiran, maka gabungan kata tersebut ditulis serangkai seluruhnya, misalnya:
*tanggungjawab  tanggung jawab
*tandatangan  tanda tangan
*bertanggungjawab  bertanggung jawab
*tandatangani  tanda tangani
*samaratakan  sama ratakan
*pertanggung jawaban  pertanggungjawaban
*ditanda tangani  ditandatangani
*menyama ratakan  menyamaratakan
Unsur
Penulisan
Serapan

Materi Penulisan Unsur Serapan akan dibahas pula pada pertemuan ketujuh,
yaitu materi MENULIS KARYA ILMIAH II
(pembentukan kata, pilihan kata, peristilahan)
Kesalahan aspek kebahasaan lainnya dalam penulisan karya ilmiah adalah
tidak sesuainya penggunaan kata dengan aturan bahasa baku. Hal ini dapat
menyebabkan penulisan karya ilmiah tersebut tidak taat asas secara
kebahasaan. Di bawah ini adalah beberapa contoh kesalahan pilihan kata
yang tidak sesuai dengan aturan bahasa baku.

*analisa  analisis *prosen  persen


*hipotesa  hipotesis *fikir  pikir
*metoda  metode *aktiv  aktif
*jadual  jadwal *aktifitas  aktivitas
*hakekat  hakikat *azas  asas
*managemen  manajemen *kordinasi  koordinasi
*kwalitas  kualitas *labolatorium  laboratorium
*sistim  sistem *jaman  zaman
 
Carilah kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia di
dalam artikel yang pernah kalian unduh atau dari
wacana-wacana yang ada di sekitar kalian.
Terima
Kasih Sekian

Anda mungkin juga menyukai