Dalam subtopik ini dibahas tentang EYD yang terdiri atas sub-subtopik yang meliputi:
(1) pemakaian huruf besar atau kapital, (2) pemakaian huruf miring, (3) pemakaian
tanda baca, (4) pemenggalan kata, (5) singkatan dan akronim.
Setelah mempelajari subtopik ini, diharapkan mahasiswa mampu:
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk memahami dan menerapkan pemakaian EYD
dalam tulisan ilmiah, yang meliputi:.
1. Pemakaian Huruf Besar atau Kapital,
2. Pemakaian Huruf Miring,
3. Pemakaian Tanda Baca,
4. Pemenggalan Kata,
5. Singkatan dan Akronim.
pemahaman
20
1) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama kata dalam sebuah
kalimat.
Contoh:
2) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
3) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Allah
Yang Mahakasih
Yang Maha Pengasih
Alquran atau Quran
Islam
Tuhan pasti memberi petunjuk kepada umat-Nya.
4) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Akan tetapi, huruf besar atau kapital tidak dipakai apabila penulisan gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan tidak diikuti nama orang.
Contoh:
21
5) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh:
Akan tetapi, huruf besar atau kapital tidak dipakai apabila penulisan nama
jabatan dan pangkat tidak diikuti nama orang.
Contoh:
6) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh:
Fauzin
Nurus Zaman
Priyono Tri Febrianto
7) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
ras, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Madura
ras Cina
bahasa Jawa
Akan tetapi, huruf besar atau kapital tidak dipakai apabila penulisannya
tidak menunjukkan nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
8) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
tahun Masehi
bulan Agustus
hari Senin
22
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan,
memproklamasikan kemerdekaan
9) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam
geografi.
Contoh:
Asia Tenggara
Bukit Barisan
Selat Madura
Danau Toba
Gunung Semeru
Kali Mas
Teluk Benggala
Akan tetapi, huruf besar atau kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh:
10) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi, kecuali konjungsi (kata hubung).
Contoh:
Republik Indonesia
Majelis Permusywaratan Rakyat
Departemen Pendidikan Nasional
Undang-Undang Dasar 1945
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Akan tetapi, huruf besar atau kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
23
Contoh:
11) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen
12) Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali konjungsi yang tidak
terletak pada posisi awal.
Contoh:
13)
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan,
nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr.
dr.
S.H.
S.Kom.
S.S.
S.E.
S.Pd.
M.H.
M.Hum.
M.Pd.
Prof.
Sdr.
doktor
dokter (sebagai bentuk perkecualian)
sarjana hukum
sarjana komunikasi
sarjana sastra
sarjana ekonomi
sarjana pendidikan
master hukum
master humaniora
master pendidikan
profesor
saudara
24
14)
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata sapaan, acuan, dan kata
ganti.
Contoh:
Sama halnya dengan huruf besar atau kapital, dalam penulisan ilmiah
keberadaan huruf miring juga memiliki peranan yang penting. Dalam penulisan
ilmiah, huruf miring digunakan pada hal-hal sebagai berikut.
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh:
2) Huruf
miring
dalam
cetakan
dipakai
untuk
menegaskan
atau
3)
4)
25
menjadi
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan
dicetak miring diberi satu garis di bawah kata tersebut.
2.3 Pemakaian Tanda Baca
keajegan
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan, merupakan pernyataan.
Contoh:
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
26
Catatan: Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam
suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau itu merupakan
yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contoh:
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan rentang/jangka waktu.
Contoh:
e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, tahun, judul tulisan, yang
tidak berakhir dengan tanda tanya dan seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Contoh:
27
Contoh:
g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, table, dan sebagainya.
Contoh:
h. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau
melainkan.
Contoh:
28
Akan tetapi, tanda koma tidak dipakai apabila anak kalimat terletak
setelah induk kalimat.
Contoh:
d.
e.
Akan tetapi, tanda koma tidak dipakai apabila kalimat dalam petikan
langsung tersebut berakhir dengan tanda seru atau tanya.
Contoh:
f.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru dari kata lain
dalam kalimat.
Contoh:
g.
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagianbagian alamat, (iii) tempat dan tanggal surat, (iv) nama tempat dan
wilayah atau negara yang ditulis berurutan.
Contoh:
29
h.
i.
j.
k.
l.
75,25
Rp 1.500,00
Rp 15.000,50
30
Contoh:
majemuk.
Contoh:
2.3.4
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangakaian atau pemerian.
Contoh:
Akan tetapi, tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian tersebut
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
b. Tanda titik dua dapat dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Contoh:
c. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
daftar pustaka.
Contoh:
31
2.3.5
Tanda Petik ()
b.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh:
c.
d.
2.3.6
32
Contoh:
feed-back balikan
33
34
2.5.2 Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan
sebagai kata.
1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI
SIM
LAN
KONI
2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh: Depdagri
Deplu
Depkeu
3) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu
rudal
35
rapim
36
37
38