Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BERBICARA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

DOSEN PEMBIMBING:

DISUSUN OLEH :

1. ANA SURYANTI (Bd.DH.2018.001)

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI


TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1.      PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Sebagai keterampilan
berbahasa menulis sudah diajarkan dan kita peroleh sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai
dengan menengah.Menulis bukanlah hal yang baru dalam kehidupan kita. Seringkali kita
melakukan kegiatan menulis seperti menulis cerita, puisi, dan surat baik yang bersifat resmi dan
tidak resmi.
Tulisan yang berkualitas bukan hanya dinilai dari isidan sistematika penulisan tetapi juga dari
aspek penggunaan bahasa yang baku atau sesuai dengan EYD.
Namun dalam kenyataannya, kegiatan menulis seringkali tidak memperhatikan hal diatas. Dalam
penerapannya, sering terjadi kesalahan dalam menulis baik itu dalam penulisan kata dan
penggunaan huruf kapital seperti contoh berikut.
(1)   Ikan itu di makan tikus
(2)   seluruh mahasiswa Stkip St. paulus Ruteng
Data (1) terdapat kesalahan dalam penulisan awalan di. Dalam penulisannya prefiksr di- tidak
mengalami perubahan bentuk pada kata apapun yang mengikutinya (Barung,
2015:44).Sedangkan pada data (2) terdapat tiga kesalahan dalam penggunaan huruf kapital.
Pertama hurufs pada kata seluruh yang berada di awal kalimat seharusnya ditulis menggunakan
huruf kapital.Kedua, kata Stkip seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena itu adalah
singkatan dari lembaga pendidikan. Ketiga, huruf p pada kata paulus harus ditulis menggunakan
huruf kapital karena kata tersebut merupakan nama lembaga pendidikan.
Sesuai dengan keterangan data (1) dan (2) dapat diperbaiki secara benar penulisannya seperti
berikut.
(1a). Ikan itu dimakan tikus.
(2a). Seluruh mahasiswa STKIP St. Paulus Ruteng
Dari dua data tersebut, penulis tertarik menganalisis kesalahan penulisan (2) sebagai fokus
penelitian sederhana ini berdasarkan alasan-alasan berikut.
Pertama, kesalahan diatas merupakan kesalahan penulisan yang dilakukan oleh mahasiswa
STKIP St. Paulus Ruteng dan pegawai yang bekerja di lembaga tersebut. Sebagai lembaga yang
menyiapkan guru-guru yang berkualitas, seharusnya pengetahuan terhadap penggunaan huruf
kapital haruslah maksimal mengingat kita dipersiapkan untuk mendidik dan mengajar siswa
mulai dari sekolah dasar sampai dengan menengah.
Kedua, selama ini sudah pernah diadakan penelitian mengenai kesalahan penggunaan huruf
kapital di kalangan mahasiswa, tetapi masih saja terjadi kesalahan yang sama dalam penulisan.
Ketiga, sebagai dasar pertimbangan untuk penulisan huruf kapital yang benar.Sejalan dengan
itu, diharapkan melalui tulisan ini kesalahan demi kesalahan dari praktik keterampilan menulis di
kalangan pegawai dan mahasiswa STKIP St. Paulus Ruteng berkurang atau bahkan hilang.
1.2.Rumusan Masalah
(a)    Bagaimanakah penulisan huruf kapital di kalangan mahasiswa dan pegawai di lembaga
pendidkan STKIP ST. Paulus Ruteng?
(b)   Apakah penulisan huruf kapital pada papan pengumuman sudah benar?
1.3.Tujuan Penelitian
(a)    Mendeskripsikan pemakaian huruf kapital mahasiswa dan pegawai pada papan pengumuman
STKIP St. Paulus Ruteng.
(b)   Menjelaskan kesalahan penggunaan huruf kapital di STKIP St. Paulus Ruteng.
1.4.Manfaat Penulisan
(a)    Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang penggunaan huruf kapital.
(b)   Mengurangi kesalahan dalam penggunaan huruf kapital.
2.      TINJAUAN PEMAKAIAN HURUF
2.1.Pengertian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia menggunakan aksara Latin yang terdiri dari 26 huruf dan setiap huruf
menggunakan untuk melambangkan satu bunyi atau satu fonem kecuali gabungan huruf kh, ng,
dan ny (Abdul Chaer, 2011:153).
Secara leksikal huruf diartikan sebagai gambaran bunyi bahasa, aksara ( Tim Pustaka Phoenix,
2013: 333). Sejalan dengan itu, para sarjana lain ( Depertemen Pendidikan Nasional, 2011:513)
mengartikan huruf sebagai tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang
melambangkan bunyi bahasa.
2.2.Aturan PemakaianHuruf Kapital
1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
  Dia membaca buku.
  Kita harus belajar lebih giat.
  Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan lansung.
Misalnya:
  Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
  “Besok pagi, dia akan berangkat ke kampung”, kata Ibu
3.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
  Islam Quran
  Kristen Alkitab
  Hindu Weda
  Allah Mahakuasa
  Tuhan akan menunjukan jalan kepada hamba-Nya.
4.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturuna, dan
agama yang diikuti nama orang.
Misalnya:
  Kraeng Nando
  Mahaputra Andi
  Santu Lukas
  Haji Engki Madu
Catatan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
         Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
         Pada tahun ini dia ditabis menjadi romo.
5.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai:
a)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya:
  Wakil Presiden Jusuf Kala
  Perdana Mentri Nanda
  Gubernur NTT
b)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk
kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
  Sidang itu dipimpin oleh Bupati Manggarai.
  Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Dinas PPO.
Catatan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pengkat yang tidak diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
         Di setiap kelas terdapat seorang komisaris
         Rapat itu dipimpin oleh seorang camat.
6.      Huruf kapital dipakai sebagai:
a)      Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
  Bupati kita bernama Deno Kamelus
b)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan atau nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
  Pascal second Pas
  N Newton
  J/K joule per Kelvin
Catatan
(1)   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti de, van, dan der (dalam bahasa
belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal)
Misalnya:
         J.J. de Hollander
         Yan van Roosmalen
         H. Van der Giessen
         Vasco da Gama
(2)   Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata
bin atau binti
         Abdul Rahman bin Zaini
         Ibrahim bin Adam
         Siti Fatimah binti Salim
         Zaitun binti Zainal
7.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya:
  Dia itu suku Bima tetapi lancar berbahasa Manggarai.
Catatan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,suku, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
         Dia mengindonesiakan kata-kata asing
         Gaya bicaranya keinggris-inggrisan
8.      Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
  Ketika hari Lebaran tiba, umat Muslim di sini berpesta meriah.
  Indonesia sudah merayakan Proklamasi Kemerdekaan yang ke-62
Catatan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
         Presiden Indonesia Soekarno memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
9.      Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya:
  Mereka pernah berkemah di Gunung Ranaka
  Salah satu tempat pariwisata di Labuan Bajo adalah Pulau Komodo
Catatan
Huruf kapital atau huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak
menjadi unsur nama sendiri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
         Mereka pernah mendaki gunung ketika masih muda.
         Hasil kopi colol tahun ini menurun.
10.  Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  Dewan Perwakilan Rakyat.
  Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Catatan
Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi Negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi
Misalnya:
         Menurut undang-undang dasar kita,semua warga mempunyai kedudukan yang sama.
11.  Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata partikel seperti : di, ke, dari, untuk, dan
yang, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
  Dari Ave Mari ake Jalan Lain ke Roma.
  Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas.
12.  Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam nama singkatan nama gelar dan sapaan.
Mislnya:
  Dr. Doktor
  Ir. Insinyur
  Prof. Profesor
13.  Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, yang dipakai sebgai kata ganti atau sapaan.
Misalnya:
  Kapan Bapak berangkat?
  Surat Saudara sudah saya terima.
  Besok Paman akan datang.
Catatan
Huruf besar atau huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
Misalnya:
         kita harus menghormati bapak dan ibi kita.
         semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
14.  Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
  Apakah Anda sudah berkeluarga?
  Surat Anda sudah kami terima
15.  Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga pemerintahan dan dokumen resmi
Misalnya:
  Undang-Undang Dasar 1945
  Perserikatan Bangsa-Bangsa
  Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

3.      HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN


3.1.Kesalahan yang ditemukan
a)      ketua ukmkrk
b)      pendaftaran satu kali yaitu hari sabtu, 20 februari 2016( tidak di perkenankan melalui sms).info
lebih lanjut hubungi 081337xxxxxx.terima kasih.
c)      Hari Senin, 08 Februari 2016 adalah Hari Libur (Tahun Baru Imlek 2657). tidak ada kegiatan
Perkuliahan dan pelayanan administrasi.
d)     Bagi mahasiswa berprestasi, segera ke Sekertariat Progran studi PGSD; untuk menhambil uang
Juara
e)      Kami mengundang Mahasiswa/i seKecamatan Ruteng untuk ikut berpartisipasi dalam
membangun Organisasi ini.
f)       Demikian Untuk Diketahui Terima Kasih Atas Kerja Samanya.
g)      Hari Kamis dan Jumaat, 05 dan 06 Mei2016 adalah Hari Libur. tidak ada kegiatan Perkuliahan
dan pelayanan administrasi.
h)      Hari : sabtu,23 April 2016
Waktu :pukul 14.00 WITA
Tempat : Aula Van Roosmalen
i)        Pemustaka mencari Judul Bahan Pustaka di katalog Komputer yang tersedia
j)        DEMIKIAN PEMBERITAHUAN KAMI ATAS PERHATIAN DISAMPAIKAN TERIMA
KASIH.

3.2.Pembahasan
(a)    ketua ukmkrk
Pada data (a), terdapat dua kesalaha penulisan huruf kapital. Pertama huruf kpada awal kata
seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital. Kedua, kata ukmdan krk ditulis menggunakan
huruf kapital semua karena kedua kata tersebut merupakan singkatan dari Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Kebangkitan Rohani Katolik.
(b)   pendaftaran satu kali yaitu hari sabtu, 20 februari 2016( tidak di perkenankan melalui sms).info
lebih lanjut hubungi 081337xxxxxx.terima kasih.
Pada data (b) di atas, terdapat beberapa kesalahan penulisan huruf kapital yaitu kesalahan
penulisan huruf p,i dan t pada awal kalimat yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital,
huruf s pada kata sabtu dan huruf f pada kata februari harus menggunakan huruf kapital karena
kata tersebut merupakan nama bulan dan nama hari.
(c)    Hari Senin, 08 Februari 2016 adalah Hari Libur (Tahun Baru Imlek 2657). tidak ada kegiatan
Perkuliahan dan pelayanan administrasi.
Pada data (c) terdapat kesalahan penulisan huruf kapital.
Hurut H pada kata Hari, Lpada kata Libur dan huruf p pada kata perkuliahan seharusnya ditulis
menggunakan huruf kecil karena ketika kata tersebut bukanlah nama hari, bulan atau lembaga
pendidikan.
(d)   Bagi mahasiswa berprestasi, segera ke Sekertariat Progran studi PGSD; untuk mengambil uang
Juara
Pada data (d) di atas terdapat dua kesalahan penulisan huruf kapital. Pertama, kata s pada kata
studi seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena kata tersebut merupakan nama
lembaga pendidikan. Dan yang kedua kesalahan penulisan huruf kapital J pada kata Juara yang
seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena itu bukan merupakan kata yang harus
menggunakan
(e)    Kami mengundang Mahasiswa/iseKecamatan Ruteng untuk ikut berpartisipasi dalam
membangun Organisasi ini.
Pada data (e) di atas terdapat beberapa kesalahan penulisan huruf kapital yaitu pada kata
seKecamatan seharusnya huruf kditulis menggunakan hurufkecil karena penulisan huruf kapital
tidak boleh ditengah kata. Dan huruf O pada kata Organisasi tidak perlu ditulis menggunakan
huruf kapital karena bukan termasuk kata yag harus ditulis menggunakan huruf kapital.
(f)    Demikian Untuk Diketahui Terima Kasih Atas Kerja Samanya.
Data (f) di atas terdapat kesalahan punisan huruf kapital di setiap awal kata. Seharusnya huruf U
pada kata Untuk, T pada kata Terima, K pada kata Kasih, Apada kata Atas, K pada kata Kerja
dan S pada kaata Samanya harus ditulid menggunakan huruf kecil karena kalimata di atas
bukanlah judul buku yang harus dirulis menggunakan huruf kapita.
(g)   Hari Kamis dan Jumaat, 05 dan 06 Mei2016 adalah Hari Libur. tidak ada kegiatan Perkuliahan
dan pelayanan administrasi.
Data (g) terdapat dua kesalahan penulisan huruf kapita. Yang pertama adalah huruf H dan Upada
kata Hari Libur yang seharusnya ditus menggunakah huruf kecil karena bukan nama hari atau
hari raya. Dan yang kedua huruf t pada awal kalimat seharusnya ditulis menggunakah huruf
kapital
(h)   Hari : sabtu,23 April 2016
Waktu : pukul 14.00 WITA
Tempat : Aula Van Roosmalen
Data (h) terdapat beberapa kesalahan penggunaan huru kapital.
Dalam penulisan surata kata hari, tempat dan waktu ditulis menggunakan huruf kecil .
Sedangkan nama hari ditis menggunakan huruf kapital. Dan Kata van (dalam bahasa belanda)
ditulis menggunaka huruf kecil.
(i)     Pemustaka mencari Judul Bahan Pustaka di katalog Komputer yang tersedia.
Data (i) terdapatab kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yaitu pada kata Judul, Bahan,
Pustaka dan Komputer. Seharusnya ketiga kata tersebut huruf awalnya tidak perlu ditulis
menggunakan huruf kapital karena bukan merupakan nama buku, atau nama lembaga pendidikan
yang harus menggunakan huruf kapital.
(j)     DEMIKIAN PEMBERITAHUAN KAMI ATAS PERHATIAN DISAMPAIKAN TERIMA
KASIH.
Data (j) terdapat kesalahan penulisan huruf kapital yang sangat menarik.Hampir semua kata yang
ada pada pengumuman di STKIP St. Paulus Ruteng di tulis menggunakan huruf kapital.
Berdasarkan EYD penulisah huruf kapital hanya di awal kata atau huruf pertama semua kata jika
jika kalimatnya adalah judul buku atau nama lembaga pemerintahan.
4.      SOLUSI
Sesuai dengan keterangan uraian data 3.2,dapat di perbaiki secara benar penulisannya seperti
berikut.
a)      Ketua UKM KRK.
b)      Pendaftaran satu kali yaitu hari Sabtu, 20 Februari 2016 (tidak diperkenankan melalui sms). Info
lebih lanjut hubungi 08337xxxxxx. Terima kasih.
c)      Hari Senin, 08 Februari 2016 adalah hari libur ( Tahun Baru Imlek 2657).
d)     Bagi mahasiswa berprestasi, segera ke Sekertariat Program Studi PGSD untuk mengambil uang
juara.
e)      Kami mengundang Mahasiswa/i sekecamatan Ruteng untuk ikut berpartisipasi dalam
membangun organisasi ini.
f)       Demikian untuk diketahui terima kasih atas kerja samanya.
g)      Hari Kamis dan Jumaat, 05 dan 06 Mei2016 adalah hari libur. Tidak ada kegiatan perkuliahan
dan pelayanan administrasi.
h)      hari : Sabtu,23 April 2016
waktu : pukul 14.00 WITA
tempat : Aula van Roosmalen
i)        Pemustaka mencari judul bahan pustaka di katalog komputer yang tersedia.
j)        Demikian pemberitahuan kami atas perhatian disampaikan terima kasih
5.      PENUTUP
5.1.Simpulan
Dari semua data yang dikumpulkan, begitu banyak ditemukan berbagai kesalahan dalam
penulisan huruf kapital. Dari kesalaha-kesalahan yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa
masih banyak mahasiswa dan dan pegawai di STKIP St. Paulus Ruteng yan tidak mengetahui
cara penulisan huruf kapital sesuai EYD.
5.2.Saran
Melalui tulisan ini, penulis menyarankan agar lembaga memperhatikan khusus penulisan di
papan pengumuman dengan cara membina dan memberikan pelatihan terhadap tata cara
penggunaan huruf kapital berdasarkan EYD dan memberi tindakan tegas bagi mahasiswa atau
pegawai yang selalu mengulangi kesalahan yang sama sehingga masalah yang disimpulkan tidak
menjadi “budaya” bagi mahasiswa dan pegawai STKIP St. Paulus Ruteng.
Daftar Pustaka
Badudu, J.S., 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar.Jakarta: Gramedia.
Barung, kanis.2015. Kata Sebagai Objek Morfologi Bahasa Indonesia. Ruteng:
Graffiko.
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Depertemen Pendidikan Nasional.2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Putrayasa, Ida Bagus. 2014. Kalimat Efektif. Bandung: PT Refika Aditama.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980. Pedoman EYD. Bandung:Balai Pustaka.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
Yuma Pustaka.

Tim Pustaka Phoenix, 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Media


Pustaka Phoenix.
BAB II

LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Huruf kapital disebut juga huruf besar.
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar
dari huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama
dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.
B. ATURAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan.
Dari aturan-aturan tersebut, terdapat pula larangan tentang penggunaan huruf
kapital, diantaranya :
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak
menjadi unsur nama diri.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
BAB III

 Dia mengantuk.
 Apa maksudnya?
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
 Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
 Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
Misalnya :
 Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,
Islam, Kristen
 Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya :
 Dewi Sartika
 Wage Rudolf Supratman
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
Misalnya :
 mesin diesel
 5 ampere
 Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya :
 bangsa Indonesia
 bahasa Inggris
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
 mengindonesiakan kata asing
 keinggris-inggrisan
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah
Misalnya :
 berlayar ke teluk
 menyeberangi selat
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya :
 garam inggris
 gula jawa
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
Misalnya :
 Republik Indonesia
 Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya :
 menjadi sebuah republik
 beberapa badan hukum
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
 Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
 Dr.
 Prof.
PENGGUNAAN HURUF KAPITAL
oleh :
Yenni Sendiko 292008239
Nofi Putri A. W. 292011121
Winny Agustina I. 292011128
M. Ulinuha 292011141
R. Gita Ardhy N. 292011142
Nur Rohayat 292011153
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2011/2012
prev
next

Tanda baca seperti tanda titik (.),  koma (,),  tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pastinya sudah
tidak asing bagi teman-teman. Di dalam sebuah kalimat, sangat mudah sekali teman-teman
menemukan tanda-tanda baca tersebut. Namun selain empat tanda baca itu, ternyata masih ada
beberapa tanda baca yang penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah
kalimat.

Tanda Baca
Tanda baca seperti tanda titik (.),  koma (,),  tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pastinya sudah
tidak asing bagi teman-teman. Di dalam sebuah kalimat, sangat mudah sekali teman-teman
menemukan tanda-tanda baca tersebut. Namun selain empat tanda baca itu, ternyata masih ada
beberapa tanda baca yang penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah
kalimat.

Penulisan dan Penggunaan Tanda Baca yang Benar

Macam macam tanda baca. Sumber gambar: ted-ielts.com

Pemakaian dan penulisan tanda baca memang terkesan sepele, namun jika tidak tepat, makna
dari sebuah kalimat bisa berubah. Karena hal tersebutlah, penting mengetahui berbagai penulisan
dan pemakaian tanda baca-tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia, seperti di bawah ini.

Tanda Titik (.)

Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Menjadi penanda
akhir dari rangkaian kata, tanda titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat. Namun, ada juga
beberapa penulisan dan pemakaian tanda baca titik (.) lainnya yang harus kamu pahami.

 Dipakai untuk mengakhiri singkatan yang belum resmi. Sebagai contoh, tanda ini ditaruh setelah
yang merupakan singkatan yang terhormat, hlm. yang merupakan singkatan dari halaman,
ataupun a.n. yang merupakan singkatan dari atas nama.
 Tanda titik (.) tidak dipakai pada judul ataupun keterangan pengirim maupun tujuan pada surat.
 Dipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya,
contohnya S.Pd yang merupakan sarjana pendidikan, S.E yang merupakan sarjana ekonomi,
maupun S.Hum yang merupakan singkatan dari sarjana humaniora.
 Dipakai untuk mengakhiri angka ataupun huruf pada bentuk laporan ataupun tabel.
 Dipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan yang lain.

Contoh: Knight, John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib. Bandung: Indonesia Publishing House.

 Dipakai sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan dipakai
pada pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu.

Contoh: Saat ini, jumlah penduduk Jakarta hampir menembus 11.000.000 jiwa.

Tanda Tanya (?)

Tidak terlalu sulit memakai dan meletakkan tanda baca yang satu ini dalam kalimat. Berfungsi
sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir
kalimat. Hanya saja, jika (.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?) cenderung
mengarah pada  kalimat yang bersifat pertanyaan.

Tanda Seru (!)

Satu lagi tanda baca yang sering menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat adalah tanda
seru (!). Tanda baca yang satu ini membentuk sebuah kalimat menjadi bersifat perintah atau
seruan. Akan tetapi, penggunaan tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk menegaskan,
mengajak, atau memengaruhi seseorang.

Tanda Koma (,)

Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,) yang cenderung ditemukan dalam percakapan ataupun
kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda koma (,) yang tepat dalam
bahasa Indonesia.

 Menjadi pemerinci dalam sebuah kalimat yang memiliki subjek, objek, maupun keterangan yang
lebih dari dua. Pemakaiannya selalu berada di akhir kata yang dirincikan. Khusus pada kata
terakhir, pastikan (,) berada sebelum dan maupun atau yang menjadi kata hubung.

Contoh: Ibu membeli ayam, telur, sayuran, dan bumbu dapur di pasar.

 Menjadi pemisah antara anak kalimat yang letaknya berada mendahului induk kalimat.

Contoh: Karena hujan lebat dan tidak membawa payung, Rina menjadi telat pulang ke rumah.

 Menjadi pemisah antara petikan kalimat langsung dengan kalimat utama. Jika petikannya
berada belakang pengujar, tanda koma (,) diletakkan sebelum petikan langsung. Namun, jika
petikan kalimat langsungnya mendahului pengujar, tanda koma (,) diletakkan di akhir petikan,
sebelum tanda kutip (“).

Contoh: Melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub, ibu lantas berkata, “Kamu
pasti tidak bawa payung.”

1. “Kamu pasti tidak bawa payung,” kata ibu saat melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah
kuyub.

 Menjadi pemisah antara nama dengan gelar.

Contoh: Akhirnya, ia berhasil menjadi sarjana dan kini ia bergelar Ayuningtias, S.E.

 Menjadi pemisah nama pengarang yang dibalik pada daftar pustaka.

Contoh: Christian, Diego. 2016. Kepada Gema. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 Menjadi pembatas antara satu keterangan dengan keterangan lain yang ada di catatan kaki.

Contoh: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Rakyat, 150), hlm. 20.

 Mengapit keterangan tambahan di dalam kalimat.

Contoh: Pria yang hampir berusia 80 tahun tersebut, Pak Kusnan, rutin berjalan pagi keliling
kompleks tiap harinya.

Tanda Titik Dua (:)

Meskipun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini masih
penting digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini.

 Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.

Contoh: Menjelang tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan sekolah:
seragam, sepatu, peralatan tulis, juga tas.

 Dipakai dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang
diucapkan.
 Dipakai sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka.
 Dipakai sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan.

Contoh:

Nama                                   :
Tempat Tangga lahir        :

Alamat                                 :

Tanda Titik Koma (;)

Pada dasarnya, tanda baca yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di dalam
kalimat. Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,) yang
salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya pada kalimat majemuk yang
memiliki rincian di dalamnya.

Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah menyiapkan berbagai perlengkapan yang
dibutuhkan, mulai dari pakaian, tiket hotel, kamera, sampai peralatan mandi.

Tanda Hubung (-)

Tanda baca yang satu ini juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam kalimat
sehari-hari. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus dicantumkan
dalam sebuah kalimat.

 Dipakai sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan.

Contoh: Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja.

 Dipakai sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing.

Contoh: Riasan wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias profesional.

Tanda Pisah (—)

Sepintas tanda baca yang satu ini mirip dengan tanda hubung (-), hanya saja bentuknya lebih
panjang. Namun, tentu penggunaannya berbeda. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan
tanda pisah (—) yang tepat dalam bahasa Indonesia.

 Seperti fungsi tanda koma (,); tanda baca yang satu ini juga dipakai sebagai pengapit keterangan
tambahan dalam sebuah kalimat.
 Menjadi pengganti kata sampai atau hingga dalam keterangan waktu.

Contoh:  Acara perpisahan pada malam itu berlangsung pukul 20.00—23.00.

Tanda Petik (‘…’)

Ada dua pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti berikut
ini.

 Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya.
 Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat.

Tanda Kutip (“…”)

Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya saja,
fungsinya jauh berbeda dari tanda petik. Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat
kalimat di bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

 Dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain yang
berlum diterbitkan.

Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Dongeng-dongeng Nusantara dengan


Cerita Rakyat dari Negara Lain”.

 Dipakai sebagai pengapit kalimat langsung.

Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan
ditingkatkan menjadi dua kali lipat daripada semulai.”

Tanda Garis Miring (/)

Sering dianggap sebagai tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/) punya peran
penting dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada dasarnya
fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata tiap.

Anda mungkin juga menyukai