Anda di halaman 1dari 3

MENYUNTING NASKAH

Menyunting/mengedit adalah suatu kegiatan pemeriksaan kembali suatu tulisan


atau naskah sebelum tulisan tersebut dipublikasikan.
Menyunting meliputi:
1. Ejaan (penulisan huruf kapital, imbuhan, kata depan, kata baku)
2. Tanda baca (titik,koma,titik dua,titik koma dan tanda baca yang lain)
3. Pilihan kata/ diksi
4. Struktur kalimat
5. Kepaduan paragraf

A. Penulisan Huruf Kapital


1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh: Ita pergi ke sekolah.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Contoh: Lia bertanya, “Di mana letak kota itu?”

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,
Islam, Kristen.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh: Mahaputra Yamin ,Haji Agus Salim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh: Dia baru saja diangkat menjadi gubernur.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Mantan Wakil Presiden Adam Malik
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Contoh: Siapa profesor yang baru dilantik itu?

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Contoh: Taufik Ismail
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh: mesin diesel

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia , suku Jawa ,bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh: mengindonesiakan kata asing ,keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Contoh: bulan Desember hari Natal,bulan Maulid Perang Candu
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh: Asia Tenggara Kali Brantas, Banyuwangi Lembah Baliem,Danau Toba
Selat Lombok
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Contoh: berlayar ke teluk,mandi di kali
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis.
Contoh: garam inggris, kacang bogor, pisang ambon

10. Huruf kapital dipakai sebagai nama buku, majalah, surat kabar, judul karangan
kecuali partikel di, ke, dari, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Hikayat Hang Tuah,Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)

11. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. = Doktor, dr. = Dokter, Sdr. = saudara, S.Sos. = Sarjana Sosial

12. Huruf kapital dipakai sebagai penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak,
ibu, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan langsung.
Contoh:
Kapan Ibu pergi?
Bingkisan Saudara telah saya terima.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat

Penulisan Imbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya:berkelanjutan, mempermudah

2. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.Misalnya: sukuisme, seniman

3. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan
yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:non-Indonesia, pan-Afrikanisme

4. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat
Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
.
5. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.

Penulisan Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada
dan daripada.
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
Dia berjalan-jalan di luar gedung.

Penggunaa Kata Baku

Kata baku adalah kata yang aturan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesianya
Kata Baku – Kata Tidak Baku
1. Abjad – Abjat
2. Advokat - Adpokat
3. Aktif - Aktip
4. Al Quran - alquran
5. Apotek - Apotik
6. Asas - Azas
7. Atlet - Atlit

Suntinglah penggunaan huruf kapital pada kalimat-kalimat berikut!

1. Bu Dewi menemukan kucing persianya yang hilang di desa sukamadu.


2. Hampir satu minggu, kakakku dirawat di rumah sakit Sarjito.
3. Surya mengikuti kursus Bahasa Mandarin setiap dua Minggu sekali.
4. Rian dan Maya mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dua kali Seminggu.
5. Pada tahun ini Anita tidak dapat mengunjungi neneknya di kota malang.
6. “Bapak Budiman, M.Pd., alamat rumahnya di Jalan merpati 45, Sleman,”
jawab Ruri.
7. Akhir tahun kemarin keluargaku berlibur ke pulau bali.
8. Dia baru saja diangkat menjadi Menteri pendidikan.
9. Dia sangat menguasahi bahasa inggris.
10. Hari ini ibu mau pergi ke mana?

Anda mungkin juga menyukai