Si
MODULE 1
1. PENDAHULUAN
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan
pencerminan kembali bahasa lisan tersebut dalam bentuk simbol-simbol tertulis (Keraf, 2004).
Simbol-simbol tertulis tersebut perlu disusun dan diungkapkan sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami secara jelas dan benar sesuai apa yang dimaksud oleh penulis. Dalam hal ini,
penggunaan bahasa simbol dan tanda baca yang efektif adalah mutlak. Menurut Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(2008), bahasa Indonesia yang efektif dan berdaya guna, selain mengenal kaidah-kaidah baku,
banyak juga mengenal perangkat-perangkat yang mendukung. Dalam Modul 1 ini akan
diuraikan kaidah-kaidah baku penggunaan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia sesuai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan oleh Kemntrian Pendidikan
Nasional (2008).
Relevansi topik Ejaan dan Tanda Baca dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia adalah sangat
tinggi dan mutlak, sebab seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ejaan dan tanda baca
adalah landasan atau pokok dalam berbahasa Indonesia. Tanpa penggunaan tanda baca dan ejaan
yang benar, sebuah tulisan hanyalah baris-baris bahasa yang tidak memiliki arti, bahkan
membingungkan.
Topik Ejaan dan Tanda Baca adalah fondasi dalam mempelajari bahasa Indonesia, artinya topik
ini merupakan titik awal penelusuran. Oleh karena itu, keterkaitan dengan topik membangun
kalimat (Modul 2-4) dan paragraf (Modul 5-6) sangat erat. Keeratan tersebut bersifat mutlak
karena kejelasan makna kalimat dan alinea bergantung sepenuhnya pada penggunaan ejaan dan
tanda baca yang benar.
A. Kompetensi Dasar
1. Mengetahui dan memahami ejaan dan tanda baca baku dalam bahasa tulis
2. Mengidentifikasi penggunaan ejaan dan tanda baca baku dalam sebuah tulisan
3. Menggunakan ejaan dan tanda baca baku yang benar dalam membuat sebuah karya tulis
B. Petunjuk Belajar
Mengingat ejaan dan tanda baca adalah komponen dasar dalam bahasa tulis, maka diharuskan
kepada seluruh mahasiswa untuk mempelajari dan memahi Modul 1 ini dengan sebaik-baiknya
sebelum melangkah ke modul-modul selanjutnya dalam Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Karena
ejaan dan tanda baca begitu vital dalam bahasa tulis, maka Modul 1 ini akan selalu menjadi
bahan rujukan bagi mereka yang masih ragu atau belum yakin sepenuhnya akan kemampuan
penguasaan ejaan dan tanda baca.
2. PENYAJIAN
B. Huruf Miring
Sama halnya dengan Huruf Besar, penggunaan huruf miring pun harus mengikuti kaidah baku
berikut ini:
2.1.b.1 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya:
Majalah Tempo.
Buku Kecerdasn Emosional karangan Daniel Coleman
Surat kabar Pos Kupang
2.1.b.2 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata tertentu.
Contohnya:
Huruf pertama kata emosi ialah e.
Buatlah sebuah kelimat dengan kecerdasan emosional
2.1.b.3 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contohnya:
Nama ilmiah rumput kume adalah Sorghum plumosum
Sebuah team work yang kuat perlu dilatih secara teratur
2.2.b.3 Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
digarisbawahi
penghancurleburan
menyebarluaskan
2.2.b.4 Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Contohnya:
antarkota
antarpulau
mancanegara
pascasarjana
semiprofessional
ekstrakurikuler
dwiwarna
Catatan:
Jika bentukterikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf besar, di antara
kedua unsur kata tersebut dituliskan tanda hubung (-).
Contohnya:
non-Indonesia
pan-Pasifik
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
Dll. dan lain-lain
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan atas
tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.p. untuk perhatian
u.b. untuk beliau
b. Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf
besar.
Contohnya:
TNI Tentara Nasional Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
FKIP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM Surat Ijin Mengemudi
KTP Kartu Tanda Penduduk
Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Contohnya:
Bapenas Badan Perencanaan Nasional
Fapet Undana Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contohnya:
pemilu pemiliham umum
tilang bukti pelanggaran
rapim rapat pimpinan
2.3.a.2 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, iktisar, atau daftar.
Contohnya:
a.1.1 Pembangunan
a.1.2 Lingkungan
b.1.1 Cara membangun rumah
b.1.2 Dukungan keuangan
2.3.a.3 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contohnya:
Pukul 1.35.20
2.3.a.4 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
Contohnya:
1.3.5.20 jam
0.0.30 jam
2.3.a.5 Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda Tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, M. L. 2011. Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah. Undana
Press
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menunjukkan jumlah.
Contohnya:
Nomor telpon genggamnya adalah 0812367873.
Undana didirikan pada tahun 1964 oleh konsorsium yang diketuai El Tari.
2.3.a.7 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi, table, dan sebagainya.
Contohnya:
Fluktuasi pertambahan berat badan ternak sapi dapat di lihat pada Tabel 3
dalam Bab II, dan Grafik 10 dalam Bab V buku ini.
2.3.a.8 Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tanggal surat atau
(2) nama alamat penerima surat.
Contohnya:
Yth. Sdr. Nimrot Kase (tanpa titik)
Jalan Soeharto 72 (tanpa titik)
Kupang (tanpa titik)
1 Maret 2011 (tanpa titik)
2.3.b.2 Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contohnya:
Saya akan hadir, tetapi agak terlambat karena ada rapat di
kantor. Ia tidak berangkat ke Surabaya, melainkan ke Jakarta.
2.3.b.3 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahuli induk kalimat.
Contohnya:
Kalau lapar, saya Saya akan makan.
Karena terlambat, ia tidak bisa menjawab semua soal ujian dengan baik.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Contohnya:
Saya akan makan kalau saya lapar.
Ia tidak bisa menjawab semua soal ujian dengan baik karena terlambat.
2.3.b.4 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun, begitu, dan tetapi
Contohnya:
… … . Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak datang.
… … . Akan tetapi, kebenaran tidak bisa ditutupi dengan cara apapun.
2.3.b.5 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari
kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Contohnya:
O, saya kira Anda bukan orang rote.
Istirahat yang cukup, ya, biar cepat sembuh
Aduh, sakit sekali.
2.3.b.6 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Contohnya:
Katanya, “Saya lapar sekali’
“Saya lapar sekali” katanya, “Karena tidak makan sejak kemarin.”
2.3.b.7 Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negara yang ditulis
berurutan. Contohnya:
Nama dan alamat tempat kerja saya adalah Fakultas Peternakan, Universitas
Nusa Cendana, Jalan Adisucipto 10, Penfui, Kupang, NTT 85001, Indonesia.
2.3.b.8 Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis Ilmiah.
Undana Press.
2.3.b.11 Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contohnya:
6,9 km
Rp 56,50
2.3.b.12 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contohnya:
Teman kerja saya, pak Agus Konda Malik, sangat mahir dalam berbahasa.
Semua mahasiswa, baik jurusan produksi maupun nutrisi, wajib hadir.
2.3.b.13 Tanda koma dipakai -untuk menghindari salah baca- di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat .
Contohnya:
Dalam masalah berbahasa, kita harus menaati kaidah-kaidah baku.
Atas kesediaannya, diucapi terima kasih.
2.3.b.14 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Contohnya:
“Dari mana Anda memperoleh buku itu?” tanya kakak sambil melotot.
2.3.c.2 Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
yang memisahkan yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contohnya:
Ayah membaca Koran di verandah, Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik
menghafal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik menonton
acara “Kick Andy”.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contohnya:
Para pegawai kantor ini membutuhkan meja, kursi, komputer, dan printer.
2.3.d.2 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perintah.
Contohnya:
Ketua : Kase Metan
Sekretaris : Ama Tobo
Tempat Kuliah : Ruang E1
Waktu : 09.00 Wita
2.3.d.3 Tanda titik dua dipakai (a) di antara jilid atau nomor dan halam, (b) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (c) di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta
(d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contohnya:
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 13:20-28
Ibrani 3:1-10
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis Ilmiah:
Sebuah Tinjauan Aplikatif. Kupang: Undana Press.
2.3.e.2 Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contohnya:
Tandah pada ternak sapi merupakan alat pertahan-
an tubuh yang dipakai untuk menghancurkan musuh.
2.3.e.3 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Angka 2 pada kata ulang tidak
bisa pakai dalam teks karangan resmi.
Contohnya:
bapak-bapak (tidak ditulis bapak 2)
kadang-kadang (tidak ditulis kadang 2)
berulang-ulang (tidak ditulis ber-ulang2)
2.3.e.4 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contohnya:
k-e-l-u-r-a-h-a-n
02-03-2011
2.3.e.5 Tanda hubung dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (b) penghilangan bagian-bagian kelompok kata.
Contohnya:
ber-evolusi
sepuluh-ribuan
Tanggung jawab- dan kesetiakawanan-sosial
2.3.e.6 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf besar, (b) ke- dengan angka, c) angka dengan –an, (d) singkatan berhuruf
besar dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contohnya:
se-Undana
tahun 2000-an
mem-PHK-kan
Sinar-X
2.3.e.7 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contohnya:
di-upgrade, di-cut off
2.3.f.2 Tanda pisah menegaskan adanya keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
Contohnya:
Temuan Esintain -gaya gravitasi- telah meletakan landasan yang kuat dalam
pengembangan bidang penerbangan.
2.3.f.3 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai’
atau ‘sampai dengan’.
Contohnya:
1998-2011
Tanggal 25-04-1965
Kupang-Soe-Kefa
2.3.g,2 Tanda elpisis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Contohnya:
Dan, perjuangan pergerakan kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu …
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
titik, tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir
kalimat.
2.3.j.2 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contohnya:
Setiap tahun, ratusan peselancar dari berbagai negara mengadu keahlian
dalam Kompetisi Selancar Rote Ndao di Nemberala (pantai yang memiliki
gulungan ombak terbaik nomor 2 di dunia)
2.3.j.3 Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contohnya:
Bajak laut itu berasal dari (pulau) Alor
2.3.j.4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Contohnya:
Produktivitas menyangkut aspek (a) masukan, (b) proses, dan (c) luaran
2.3.k.2 Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung (…).
Contohnya:
Rumput kume adalah rumput unggul lokal (asli NTT [bernama latin
Sorghum plumosum] khususnya terdapat di Timor, Rote, Sabu, Sumba) yang
memiliki nilai gizi tinggi.
2.3.l.2 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contohnya:
Puisi “Aku” digubah oleh W.S.Rendra
Modul “Tanda Baca dan Ejaan” terdapat pada halaman 2-20.
2.3.l.3 Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Contohnya:
Cara menyusun ransum ayam dapat dilakukan dengan metode “coba-coba”.
Model potongan rambut acak dikenal dengan nama “punk”.
2.3.m.2 Tanda petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan
asing. Contohnya:
Sustainable ‘berkelanjutan’
2.3.n.2 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Contohnya:
Bapak/Ibu/Saudara
Biaya pendidikan sebesar Rp 5 juta/semester
Sebuah alinea hanya boleh memilik satu buah gagasan/ide pokok.
3. PENUTUP
3.1 Ringkasan
Seorang penulis yang mengharapkan idea atau gagasan dituangkannya dalam bentuk bahasa tulis
dapat dipahami dengan jelas dan benar oleh pembaca, maka penulis tersebut harus menggunakan
ejaan dan tanda baca sesuai standar baku berbahasa tulis. Tanpa penggunaan ejaan dan tanda
baca yang benar, sebuah tulisan hanyalah rangkaian kata, frasa, dan kalimat yang tidak memiliki
arti apa-apa. Dengan demikian, pemahaman dan penguasaan ejaan dan tanda baca baku dalam
bahasa Indonesia merupakan hal yang wajib dan mutlak bagi seluruh masyarakat yang
menggunkan bahasa tulis sebagai media komunikasi.
3.2 Perlatihan
Buatlah sebuah naskah tulisan yang panjangnya satu alinea yang terdiri dari 6-10 kalimat.
Usahakan untuk menggunakan jenis ejaan dan tanda baca sebanyak mungkin.
Terdapat 26 ejaan dan tanda baca (di-bold dan digaris bawahi) yang salah dalam naskah di bawah ini
yang harus diperbaiki:
Produksi biomasa rumput kume cukup tinggi. Pada musim hujan produksi rumput kume dapat
mencapai 17 ton bahan segar per ha atau 3,73 ton bahan kering per ha (Dami Dato, 1998).
Sayangnya, karena rumput ini tumbuh secara alami dan belum ada upaya budidaya sehingga hanya
dapat dipanen sekali dalam setahun pada musim hujan. Potensi produksi inipun belum dimanfaatkan
karena pada waktu yang bersamaan, ketersediaan jenis pakan lain yang lebih palatabel masih cukup
berlimpah, apalagi sifat selektifitas sapi saat merumput sehingga cenderung memilih jenis hijauan
pakan yang lebih halus daripada rumput kume yang agak kasar. Oleh karenanya, kelimpahan
produksi rumput kume tidak dimanfaatkan oleh ternak secara langsung maupun oleh peternak.
Kenyataan di lapangan masih ditemui adanya standing hay rumput kume ini hingga musim kemarau
tiba. Akumulasi biomasa rumput kume yang cukup tinggi dalam bentuk stading hay di lokasi
menjadi bahan baku yang sangat baik bagi api sehingga setiap tahun selalu terjadi kebakaran di
lahan-lahan terbuka di mana terdapat hay ruput kume.
4. DAFTAR PUSTAKA