Anda di halaman 1dari 31

Ejaan yang Disempurnakan

TUGAS
 perkumpulan masyarakat ekonomi syariah atau dikenal masyarakat ekonomi
syariah (mes) merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan mengembangkan
dan membumikan ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang berkeadilan
dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. sifat mes adalah menjadi wadah yang
diakui sebagai acuan dan diikuti sebagai teladan bagi usaha percepatan
pengembangan dan penerapan sistem ekonomi dan etika bisnis syariah di
indonesia, mandiri, bukan organisasi pemerintah, serta bukan organisasi politik
dan bukan merupakan bagian darinya. mes didirikan pada 1 muharram 1422 h,
bertepatan 26 maret 2001, dan dideklarasikan esok harinya dijakarta hingga
kini, mes menjadi wadah yang inklusif menghimpun seluruh sumber daya yang
ada dan membangun sinergi antar pemangku kepentingan dalam rangka
membangun dan mengembangkan ekonomi syariah sistem ekonomi syariah
yang bertujuan maslahah bagi seluruh umat manusia merupakan pelaksanaan
ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek sehari-hari dalam rangka
mengkoordinasi faktor produksi, distribusi serta pemanfaatan barang dan jasa
yang dihasilkan dengan tidak menyalahi alqur’an dan sunnah sebagai acuan
aturan perundangan dalam sistem perekonomian islam
Pengertian Ejaan
Ketentuan atau kaidah yang mengatur
penulisan huruf menjadi satuan-satuan
kata, kelompok kata, atau kalimat beserta
penggunaan tanda baca
A. Pengertian ejaan
Ejaan dalam Bahasa Inggris disebut spelling, to spell
’mengeja’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:
“ejaaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat,dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca”. Sedangkan
Badudu berpendapat, “ejaan adalah pelambangan fonem
dengan huruf” (Pateda, 1993: 61).
B. Ejaan Yang Disempurnakan

Pada tanggal 17 Agustus 1972 pemakaian ejaan


baru untuk bahasa Indonesia diresmikan.
Ejaan ini dikenal dengan nama Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
Perubahan Ejaan
Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947)
Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947-1956) sejak tanggal
17 Maret 1947
Ejaan Pembaharuan (1956-1961) Kongres Bahasa
Indonesia II digelar pada tahun 1954 di Medan
Ejaan Melindo (1961-1967)
Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK)
(1967-1972)
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-
2015)
Ejaan Bahasa Indonesia (2015-2022)/Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) 
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) versi
tahun 2022
C. Pemakaian dan Penulisan Huruf
Pemakaian dan penulisan huruf kapital atau huruf besar
1. Huruf pertama awal kalimat
Contoh :
Mari kita pikirkan lima tahun ke depan dan kita
siapkan sekarang.
2. Huruf pertama kalimat langsung
Contoh :
Mahasiswa bertanya, ”Mengapa harus berubah?”
3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan, kitab suci dan nama
Tuhan, termasuk kata gantinya.
Contoh :
Allah Islam
Budha Injil
Yang Mahakuasa
4. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan
keagamaan yang diikuti oleh nama orang.
Contoh :
Sultan Hamengkubuwono X
Nabi Muhammad
Mahaputra Mohamad Yamin
(Huruf kapital tdk dipakai jika tdk diikuti nama orang)
5. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti oleh nama
Contoh:
Dokter Nugroho Imam Santosa
Gubernur Nuralam
Jenderal Sudirman
6. Huruf pertama nama orang
Contoh:
Megawati Sukarno Putri
Mohammad Hatta
7. Huruf pertama nama suku, bangsa dan bahasa
Contoh:
Bangsa Arab
Bahasa Inggris
Suku Buton
8. Huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya dan
peristiwa sejarah
Contoh:
hari Jumat (kecuali pada awal kalimat : Hari Jumat)
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
tahun Masehi
9. Huruf pertama nama khas dalam geografi
Contoh:
Jalan A. Yani
Gunung Merapi
Selat Malaka
10.Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan
dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi
Contoh:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang Dasar 1945
( Huruf kapital tdk digunakan jika tdk diikuti nama lembaga,
tempat, atau dokumen)
11. Huruf pertama semua kata di dalam buku, majalah, surat kabar
dan judul karangan, kecuali kata partikel yang tidak terletak di
posisi awal
Contoh:
harian Seputar Indonesia
Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma
majalah Gatra
12. Singkatan nama gelar, nama orang dan sapaan
Contoh:
Dr. ( Doktor) Ny. (Nyonya)
Ir. ( Insinyur) Sdr. ( Saudara)
13. Huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, paman, nenek yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
Silakan duduk, Paman!
Terima kasih atas bantuan Saudara!
(Huruf kapital tdk dipakai jika istilah kekerabatan bukan sebagai
sapaan)
Lanjutan…
14. Nama kota yang mengikuti produk
ditulis dengan huruf kapital
Contoh :
asinan Bogor gudeg Yogya
15. Nama produk (karya seni)
Contoh : ketoprak Mataram
ukiran Jepara
Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi
yang tidak menggunakan huruf kapital.
Penulisan nama jenis, produk, dan bukan
nama tempat dalam geografi tetap ditulis
dengan huruf kecil
Contoh :
Kunci inggris ( bukan kunci Inggris)
Pisang ambon (bukan pisang Ambon)
Pemakaian dan penulisan huruf miring:

1. Dipakai menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar


yang dikutip dalam karangan
Contoh:
Majalah Tempo Mei 2012
Judul karangan yang tidak diterbitkan (artikel,
makalah,dll )tdk diceak miring tetapi diapit tanda petik.
2. Dipakai menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata atau kelompok kata
Contoh:
Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis
karyawan.
Ny. Indira Gandhi bukan terbunuh melainkan dibunuh
3. Dipakai menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing
maupun daerah yang belum disesuaikan
Contoh:
Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat
Desain Produksi
4. Dipakai menuliskan judul buku dalam daftar pustaka
Contoh:
Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Gramedia. 2001

Huruf Tebal
Huruf tebal dipakai untuk menandai kata-kata penting atau
mendapat perhatian seperti : judul dan subjudul, nama tabel.
Pelafalan Huruf
Pelafalan singkatan Indonesia
Contoh:
DPR( de pe er)
Pelafalan singkatan asing
Contoh :
Unesco ( yu nes ko)
D. Penulisan Kata
1. Kata Dasar

Kata dasar merupakan suatu kata yang


belum mengalami proses morfologi,
misalnya: sapu, makan, minum, baju,
baca, dsb. Kata yang berupa kata dasar
ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Buku saya baru.
Ayah pergi ke kantor.
2. Kata Turunan

Penulisan kata turunan dilakukan dengan cara sebagai berikut:


a. Kata dasar + imbuhan (awalan, sisipan dan akhiran) ditulis
serangkai
Contoh:
minuman
makanan
dibaca
mahasiswa
b. Gabungan kata + awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti/mendahului kalau bentuk dasarnya
merupakan gabungan kata
Contoh:
bertanggung jawab
menyebar luas
garis bawahi
c. Bentuk dasar yang berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat awalan dan akhiran maka ditulis serangkai
Contoh:
memberitahukan
menggarisbawahi
penyalahgunaan
d. Apabila salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai
dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai
Contoh:
ultramodern
swadaya
trilogi
Catatan:
a. Apabila bentuk kalimat yang berhuruf awal huruf
besar, di antara unsur tersebut dituliskan tanda hubung
(-)
Contoh:
pan-Afrikanisme
non-Amerika
b. Awalan maha sebagai unsur gabungan kata ditulis
serangkai kecuali jika diikuti kata yang bukan kata
dasar
Contoh:
mahasiswa
mahaguru
Maha Penyayang
Maha Pemurah
3. Kata Ulang
Bentuk kata ulang murni, kata ulang semu, kata ulang
berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan, penulisannya
menggunakan tanda hubung di antara kedua kata tersebut,
kecuali kata ulang sebagian.
Contoh:
Kata ulang murni : pohon-pohon, buku-buku,
hutan-hutan
Kata ulang semu : cuma-cuma, laki-laki, pura-pura
Kata ulang berubah bunyi : putra-putri, lauk-pauk ,
sayur-mayur
Kata ulang berimbuhan : berandai-andai,
menari-nari, turun-temurun
Kata ulang sebagain : sesama, lelaki
4. Gabungan Kata
Penulisan penggabungan kata dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, bagian-bagiannya
ditulis terpisah.
Contoh:
mata pelajaran
rumah sakit
orang tua
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
salah baca dapat diberi tanda hubung untuk menegasakan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.
Contoh:
anak-istri
ibu-bapak
ber-evolusi atau ber-revolusi
c. Gabungan kata yang dianggap satu ditulis serangkai
Contoh:
bumiputra
peribahasa
matahari
daripada
5. Kata Ganti (ku, mu, kau dan nya)

Kata ganti ku, mu, kau dan nya ditulis


serangkai dengan kata yang diikuti maupun yang
mengikuti.
Contoh:
tugasku
bukumu
kauambil
makalahnya
6. Kata Depan (di, ke, dari)

Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata


yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan
kata yang digunakan sudah dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan darimana.
Contoh:
Ibu memasak di dapur.
Kita perlu berpikir jauh ke depan.
Adik berangkat ke Bandung.
Dari mata turun ke hati.
7. Kata ”si” dan ”sang”
Kata ”si” dan ”sang” tergolong jenis kata sandang.
Penulisannya dilakukan dengan ketentuan seperti
berikut ini.
a. Ditulis tidak serangkai dengan kata yang mengikutinya
b. Huruf awal ditulis dengan huruf besar apabila kata
tersebut merupakan bagian dari nama
c. Huruf awal ditulis dengan huruf kecil apabila bukan
bagian dari nama
Contoh:
Si penculik itu telah tertangkap.
Jangan lupa menuliskan alamat si pengirim.
Sang Saka Merah Putih.
8. Partikel

a. Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan kata


yang mendahuluinya
Contoh:
Duduklah, Nak!
Bagaimanakah kesehatanmu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jangankan dua kali, satu pun suratku tidak dibalas.
c. Partikel per yang berarti mulai, demi dan tiap ditulis
terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya
contoh:
Silakan masuk satu per satu
Harga kertas itu Rp. 500,00 per helai
9. Angka dan Lambang Bilangan
Lambang bilangan dapat dinyatakan dengan angka baik
angka Arab (1,2,3.....dan seterusnya) maupun angka
Romawi (I, II, II.....dan seterusnya).
Angka Arab digunakan untuk menyatakan:
a. Ukuran panjang, berat dan isi : 2 kg gula, 4 meter kain
b. Satuan waktu : pukul 16.30, 2 jam 20 menit
c. Nilai uang : Rp 50.000,00
d. Nomor rumah, apartemen, kamar :
Jalan Delima 16, hotel Nikko kamar 18
e. Nomor bagian-bagian dalam karangan : pasal 36, ayat 1
f. Jumlah dari suatu hal, barang atau orang : 50 karung, 10
orang
Angka romawi digunakan untuk menyatakan tingkatan.
Khusus dalam penulisan alamat angka Romawi berfungsi
pengganti kata gang.
Contoh:
Bab IV
Jalan Nusa Indah V/17
Ratu Elizabeth II
Catatan: Penulisan lambang bilangan dengan
menggunakan huruf diterapkan pada :
 posisi awal kalimat
 lambang bilangan satu atau dua kata dan berada
dalam kalimat, kecuali dipakai dalam perincian
 dokumen-dokumen resmi
E. Unsur Serapan
Penulisan kata yang berupa serapan dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. adopsi : apabila unsur asing itu diserap
sepenuhnya, baik tulisan maupun ucapan.
Contoh : de facto, status quo
2. adaptasi: apabila unsur tersebut disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia, baik tulisan
maupun ucapannya.
Contoh : taksi, koordinasi, kredit, atlet
Penempatan Tanda Baca atau Pungtuasi

(a) Tanda Titik (.) Catatan:


(b) Tanda koma (,), Tanda baca
(c) Tanda titik dua (:), tersebut
(d) Tanda titik koma (;) diaplikasika
(e) Tanda titiktitik/ellipsis(….),
n dalam
teks sesuai
(f) Tanda Tanya (?),
dengan
(g) Tanda seru (!), kaidah yang
(h) Tanda kurung biasa ((….)), berlaku
secara
resmi.
Lanjutan …
(i) Tanda hubung (-), (m) Tanda kurung
(j) Tanda pisah (--), siku ([…]),
(k) Tanda petik (n) Tanda ulang
tunggal (‘…’), angka dua (…..2),
(l) Tanda petik ganda (p) Tanda apostrof
(“…”), (‘….)

Anda mungkin juga menyukai