Anda di halaman 1dari 9

Lipid – Kimia Kelas 12 – Pengertian, Struktur, dan Turunan Reaksi

by sereliciouz Maret 1, 2022

Pada artikel ini, Quipper Blog akan membahas tentang jenis-jenis lipid, reaksi-reaksi lipid, turunan reaksi dari
lipid, dan fungsi lipid dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak!
Halo Quipperian! Tahukah kamu kalau lipid/lemak yang ada di tubuh kita memberikan energi dua kali lebih
banyak daripada protein dan karbohidrat sebagai sumber energi? Atau tahukah kamu, kalau lipid juga merupakan
lapisan pelindung dari organ dalam tubuh kita seperti ginjal? Lipid di dalam tubuh kita pun sukar sekali larut
dalam air, lho. Tapi, lipid/lemak banyak memiliki manfaat untuk tubuh kita. Penasaran dengan pembahasan
lipid? Check this out!
Pengertian Lipid

Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Secara definisi, lemak adalah senyawa
organik yang terdapat di alam dan sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik nonpolar,
misalnya hidrokarbon atau eter.
Berdasarkan asalnya, lipid dibagi menjadi dua jenis yaitu lipid nabati dan lipid hewani. Lipid nabati adalah
lemak yang dikandung oleh tumbuh-tumbuhan, contohnya alpukat, durian, dan lain-lain. Lemak alam ini
terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak yang tidak jenuh sedangkan lipid hewani adalah lemak yang
dikandung oleh hewan contohnya daging, telur, ikan, dan lain-lain.
Lipid minyak hewani dan lipid minyak nabati memiliki banyak perbedaan diantaranya: lipid hewani
mengandung kolesterol sedangkan lipid nabati mengandung fitosterol, kadar asam lemak tidak jenuh. Kadar
lemak tidak jenuh dalam lipid hewani lebih kecil daripada lipid nabati, lipid hewani cenderung berbentuk padat
pada suhu kamar sedangkan lipid nabati cenderung berbentuk cair.
Struktur Lipid

1. Berdasarkan Struktur Kimia


Berdasarkan struktur kimianya, lipid adalah ester gliserida dengan jumlah atom lebih dari 10 yang terbentuk
dari reaksi esterifikasi antara asam lemak dan gliserol. Selain itu ester gliserida membentuk lemak dan minyak.
Struktur asam lemak dan gliserol pada senyawa lipid adalah sebagai berikut:

Sumber: www. materi78.co.nr/kimia


2. Berdasarkan Struktur Trigliserida
Berdasarkan struktur trigliserida, lipid dibagi menjadi dua jenis yaitu lemak dan minyak. Lemak dan minyak
tergolong senyawa trigliserida atau triasilgliserol yang berarti senyawa yang memiliki 3 gliserol. Tiga OH dari
gliserol ini dapat diubah dengan sejenis sisa asam atau berbagai jenis sisa asam. Rumus struktur dari lemak atau
minyak adalah sebagai berikut:
Sumber: Quipper Video
Pada gambar di atas, R1/R2/R3 yang dimaksudkan adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3
sampai 23. Tetapi paling umum dijumpai adalah 15 atau 17. Lemak yang terbentuk dari asam karboksilat sejenis
(R1= R2=R3) disebut lemak sederhana. Jika terbentuk dari dua atau tiga jenis asam
karboksilat disebut campuran. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti nama asam lemaknya.
Penamaan dari lemak dan minyak sering diberikan sesuai dengan asam lemak pembentuknya. Contoh: tristearin
dari gliserol dan tristearat, dan tripalmitin dari gliserol dan tripalmiat. Selain itu, minyak dan lemak dapat juga
diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester. Contoh: gliseril stristearat dan gliseril
tripalmiat.

Sumber: www. materi78.co.nr/kimia


Perbedaan Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak juga dapat dibedakan dari sifat fisis dan kimia yaitu dari asal pembentuk, asam lemak,
esensial, bentuk dalam wujud kamar, dan titik didihnya. Berikut perbedaaan lemak dan minyak juga contohnya
dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Sumber: www. materi78.co.nr/kimia
Dalam penamaan suatu senyawa lemak memiliki suatu aturan. Aturan penamaan pada lemak adalah sebagai
berikut:
▪ Nama pada lemak diawali kata gliserol/gliseril
▪ Nama pada lemak diakhiri dengan nama asam lemak yang menyusun lemak tersebut.
▪ Pada lemak sederhana, nama asam asam lemak diberi awalan tri– dan akhiran –at/-in contoh
asam palmiat (C15H31COOH), asam miristat (C13H27COOH).
▪ Pada lemak majemuk, nama asam lemak diurutkan sesuai abjad dalam bahasa inggris, dan
nama tiap asam lemaknya diberi akhiran –o, kecuali asam lemak terakhir diberi akhiran –at/-
in. Contoh gliserol laurolineleo.
Jenis Reaksi Kimia pada Lipid

Ada tiga jenis reaksi kimia yang terjadi pada lipid yaitu Reaksi pembentukan-hidrolisis, Reaksi saponifikasi
(penyabunan), dan Reaksi hidrogenasi.
1. Reaksi pembentukan-hidrolisis
Reaksi pembentukan-hidrolisis adalah dua reaksi yang saling berkebalikan. Reaksi kimianya adalah sebagai
berikut:

Sumber: www. materi78.co.nr/kimia


Contoh dari reaksi pembentukan lipid dan reaksi hidrolisis lipid adalah pembuatan gliseril tripalmitin dan
pembuatan gliserol laurolinoleolinolenat. Gambar struktur kimianya adalah sebagai berikut:
Sumber: www. materi78.co.nr/kimia

Sumber: www. materi78.co.nr/kimia


2. Reaksi saponifikasi/penyabunan
Reaksi saponifikasi/penyabunan adalah campuran lemak dan basa kuat yang menghasilkan sabun (garam
lemak) dengan gliserol. Reaksi kimia dari reaksi saponifikasi adalah sebagai berikut:
Sumber: www. materi78.co.nr/kimia
Sabun dibagi menjadi 2 jenis yaitu sabun keras dan sabun lunak. Sabun keras adalah sabun yang terbentuk
dari NaOH contohnya sabun cuci sedangkan sabun lunak adalah sabun yang terbentuk
dari KOH contohnya sabun mandi, dan sabun kali.

Sumber: www. materi78.co.nr/kimia


3. Reaksi hidrogenasi
Reaksi hidrogenasi adalah reaksi penjenuhan lemak yang mengubah wujud lemak menjadi bentuk padat.
Contoh reaksi kimia pada reaksi hidrogenasi adalah sebagai berikut:

Sumber: www. materi78.co.nr/kimia


Reaksi Turunan Lipid

Senyawa lipid memiliki reaksi turunan yaitu terdiri atas fosfolipid dan steroid. Penjelasan dan perbedaan antara
keduanya adalah sebagai berikut:
1. Fosfolipid
Adalah turunan lipid yang gugus hidroksi pada gliserolnya diganti dengan asam karboksilat dan asam fosfat.
Fosfolipid bersifat amfifilik yang memiliki gugus kepala (fosfat) dan gugus ekor (lipid) yang bersifat hidrofil
(sistem koloid yang fase pendispersinya suka menarik medium pendispersinya) dan gugus ekor (lipid) yang
bersifat hidrofob ( istem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya). Contoh dari
foslolipid antara lain fosfolipid bilayer (membrane sel), fosfatidikolin (lestin), fosfatidiletanolamin, dan
fosfatidilserin.
2. Steroid
Adalah turunan lemak yang tidak mengandung gugus asam lemak dan gugus ester. Steroid sama seperti fosfolipid
bersifat amfifilik dan tersusun atas 4 cincin karbon dengan jumlah ikatan rangkap berbeda-beda dan mengikat
bermacam-macam gugus. Steroid banyak ditemukan pada hormon contohnya progesterone, estrogen dan
testosterone.
Manfaat Lipid bagi Kehidupan Sehari-hari

Lipid memiliki peranan yang sangat penting dalam metobolisme makhluk hidup, contohnya adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai sumber energi. Lipid merupakan bentuk penyimpanan energi yang paling efektif dalam tubuh
makhluk hidup. Lipid memberikan energi sekitar 2 kali lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat.
2. Insulasi termal/atau panas. Mamalia mempunyai lapisan lipid di bawah kulitnya yang berfungsi
sebagai insulasi termal. Contohnya pada ikan paus dan anjing laut yang hidup di laut dingin.
3. Sebagai pelindung organ tubuh. Beberapa organ penting yang bersifat lembut, seperti ginjal dilindungi
oleh lapisan lemak.
4. Sebagai sumber vitamin (makanan). Vitamin A, D dan E hanya larut lipid.
Bagaimana Quipperian sudah mulai memahami konsep-konsep tentang lipid? Kalau kamu ingin lebih mendalami
pelajaran seperti artikel di atas, jangan ragu untuk gabung bersama Quipper Video. Di sana ada banyak video-
video menarik yang dilengkapi dengan animasi dan penjelasan yang sederhana dari tutor-tutor kece Quipper
Video, lho. Buruan subscribe!
▪ Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Pusat perbukuan Kemdikbud
▪ Wardaya College. 2017. Modul lipid. Jakarta: Anton Wardaya College
Asam palmitat merupakan salah satu jenis asam lemak yang dapat digunakan sebagai sumber energi secara kimia.
Ini terjadi karena asam lemak dapat dioksidasi secara kimia untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP
(adenozin trifosfat). Pada tingkat seluler, proses ini terjadi di dalam mitokondria sel, di mana asam palmitat akan
dioksidasi melalui proses oksidasi beta untuk menghasilkan ATP. Proses ini membutuhkan oksigen, sehingga
asam palmitat hanya dapat menjadi sumber energi ketika oksigen tersedia. Namun, jika oksigen tidak tersedia,
asam palmitat dapat diubah menjadi molekul lain yang dapat digunakan sebagai sumber energi, seperti asam laktat
melalui proses fermentasi.

Fosfolipida merupakan komponen utama dari membran sel. Mereka memiliki sifat unik yang memungkinkan
mereka membentuk lapisan tipis yang memisahkan dalam sel dari luar sel. Sifat kimia fosfolipida yang paling
penting adalah bahwa mereka bersifat polar pada ujung polar mereka (yang disebut fosfat) dan bersifat nonpolar
pada ujung nonpolar mereka (yang terdiri dari dua atom karbon yang mengikat atom hidrogen). Ini memungkinkan
fosfolipida untuk membentuk lapisan tipis yang stabil karena ujung polar fosfolipida akan mengarah ke luar
lapisan ke dalam cairan di sekitarnya, sedangkan ujung nonpolar fosfolipida akan mengarah ke dalam lapisan ke
arah molekul nonpolar lainnya dalam lapisan. Ini membuat lapisan yang stabil yang mencegah molekul dari
lingkungan luar sel masuk ke dalam sel, sementara juga memungkinkan molekul yang diperlukan untuk masuk
ke dalam sel.

Membran sel selalu berlapis dua karena ini merupakan bentuk yang paling stabil untuk membentuk lapisan tipis
yang memisahkan dalam sel dari lingkungan luar sel. Fosfolipida, yang merupakan komponen utama dari
membran sel, memiliki sifat kimia yang memungkinkan mereka membentuk lapisan tipis yang stabil. Mereka
bersifat polar pada ujung polar mereka dan bersifat nonpolar pada ujung nonpolar mereka. Ini memungkinkan
fosfolipida untuk membentuk lapisan tipis yang terdiri dari lapisan nonpolar di dalam dan lapisan polar di luar.
Ini membuat lapisan yang stabil yang mencegah molekul dari lingkungan luar sel masuk ke dalam sel, sementara
juga memungkinkan molekul yang diperlukan untuk masuk ke dalam sel. Membran sel yang berlapis dua juga
memiliki fleksibilitas yang baik, yang memungkinkan sel untuk melakukan gerakan dan mengubah bentuknya
sesuai dengan kebutuhannya.

Membran sel berperan dalam mengatasi perubahan panas karena memiliki sifat isolator yang baik. Sifat isolator
ini memungkinkan membran sel untuk menahan panas yang terjadi di dalam sel dan mencegahnya menyebar ke
lingkungan luar sel. Ini memungkinkan sel untuk tetap dalam kondisi yang stabil meskipun ada perubahan suhu
di lingkungan sekitarnya. Membran sel juga memiliki sifat selektif permeabilitas, yang memungkinkan sel untuk
mengatur apa yang dapat masuk dan keluar dari sel. Ini memungkinkan sel untuk mengatur konsentrasi ion dan
molekul di dalam sel, yang dapat mempengaruhi kondisi panas di dalam sel. Namun, ada batasan dalam
kemampuan membran sel untuk mengatasi perubahan panas yang ekstrem. Jika suhu di lingkungan sekitarnya
meningkat atau menurun secara drastis, sel dapat rusak atau mati karena tidak dapat mengatasi perubahan suhu
tersebut.

Glukosa dapat diubah menjadi asam lemak dalam kondisi dimana glukosa tidak dapat dioksidasi secara sempurna
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP melalui proses metabolisme aerobik. Ini terjadi ketika oksigen
tidak tersedia dalam jumlah yang cukup atau ketika sel tidak dapat mengolah glukosa dengan efisien. Dalam
kondisi seperti ini, glukosa dapat diubah menjadi asam lemak melalui proses fermentasi. Proses ini membutuhkan
enzim yang disebut alkohol dehidrogenase untuk mengubah glukosa menjadi asam piruvat, yang kemudian dapat
diubah menjadi asam lemak oleh enzim lain yang disebut asil transferase. Proses ini tidak menghasilkan ATP,
tetapi memungkinkan sel untuk menyimpan glukosa dalam bentuk asam lemak sebagai cadangan energi yang
dapat diakses kemudian ketika oksigen tersedia lagi.

Jika kita mengonsumsi 100 gram asam palmitat, maka kita akan mendapatkan sekitar 884 kilokalori (kcal) energi
dalam pembakaran sempurna. Ini dihitung dengan menggunakan rumus kalori kimia, yaitu: kalori = jumlah karbon
* 35 + jumlah hidrogen * 5 + jumlah oksigen * -5. Asam palmitat memiliki empat gugus karbon, satu gugus
oksigen, dan enam gugus hidrogen. Jadi, jumlah karbon adalah 4, jumlah oksigen adalah 1, dan jumlah hidrogen
adalah 6. Dengan menggunakan rumus di atas, maka kita akan mendapatkan: (4 * 35) + (1 * -5) + (6 * 5) = 140 -
5 + 30 = 165. Jadi, jika kita mengonsumsi 100 gram asam palmitat, kita akan mendapatkan 165 kalori energi
dalam pembakaran sempurna. Namun, karena sebagian energi akan hilang dalam proses metabolisme, maka kita
akan mendapatkan sekitar 884 kcal energi dari 100 gram asam palmitat.

berapa energi yang dihasilkan dalam pembakaran sempurna jika kita mengonsumsi 100 gram asam palmitat
dengan asumsi bahwa hidrolisis 1 mol ATP menghasilkan 30 kJ
Jika Anda bertanya tentang energi yang dihasilkan dalam pembakaran sempurna 100 gram asam palmitat, saya
perlu mengetahui beberapa informasi tambahan untuk dapat memberikan jawaban yang tepat. Pertama, perlu saya
ketahui apakah Anda bertanya tentang pembakaran asam palmitat dalam keadaan murni atau dalam bentuk suatu
senyawa lain. Selain itu, saya juga perlu tahu apakah Anda bertanya tentang pembakaran asam palmitat dalam
keadaan kering atau dalam keadaan basah.

Forkom3_Ardi Lukman Hakim


dalam keadaan murni dan kering
Jika 100 gram asam palmitat dibakar dalam keadaan murni dan kering, energi yang dihasilkan dalam pembakaran
sempurna akan bergantung pada proses pembakaran yang digunakan. Namun, secara umum, pembakaran
sempurna asam palmitat dapat menghasilkan sekitar 2.000-2.500 kJ energi. Namun, perlu diingat bahwa jumlah
ini hanya merupakan perkiraan dan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti suhu pembakaran,
keadaan oksigen, dan kondisi lainnya.

Sebagai catatan, perlu saya tegaskan bahwa hidrolisis ATP (adenosine triphosphate) tidak terkait dengan
pembakaran asam palmitat. ATP merupakan molekul yang digunakan sebagai sumber energi dalam sel-sel hidup,
dan hidrolisis ATP dapat menghasilkan 30 kJ energi per mol ATP yang dihidrolisis. Namun, pembakaran asam
palmitat merupakan proses yang berbeda, dimana energi dihasilkan melalui reaksi kimia dengan oksigen di udara.
Jadi, tidak ada hubungan langsung antara kedua proses tersebut.

Lipida adalah kelompok senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti
kloroform dan aseton. Lipida terdiri dari asam lemak, gliserol, fosfolipid, dan steroid. Lipida memiliki struktur
yang kompleks, tetapi umumnya terdiri dari gugus karbon, hidrogen, dan oksigen.

Lipida dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur, fungsi, dan sumbernya. Beberapa jenis lipida yang umum
ditemukan adalah asam lemak, gliserida, fosfolipid, dan steroid. Asam lemak terdiri dari rantai panjang karbon
yang berisi gugus asam karboxil, sedangkan gliserida terdiri dari asam lemak yang terikat dengan gliserol.
Fosfolipid terdiri dari gliserol yang terikat dengan dua molekul asam lemak dan satu molekul fosfat, sedangkan
steroid terdiri dari empat rangkaian karbon yang membentuk sebuah sistem tiga belas-tiga belas.

Lipida memiliki sifat kimia yang khas, seperti tingkat keasaman, titik leleh, dan titik didih yang tinggi. Lipida
juga memiliki sifat-sifat fisik seperti mudah terbakar, tidak larut dalam air, dan mudah menguap. Lipida dapat
diubah menjadi energi melalui proses degradasi di dalam tubuh, yang dikenal sebagai oksidasi beta. Proses ini
menghasilkan molekul CO2 dan H2O, serta menghasilkan ATP yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

Lipida dapat disintesis di dalam tubuh melalui proses sintesis asam lemak, yang dimulai dengan gliserol dan asam
lemak yang disintesis dari glikogen. Proses ini dikontrol oleh enzim yang disebut sintase asam lemak. Lipida juga
dapat disintesis melalui proses sintesis fosfolipid, yang dimulai dengan gliserol dan asam lemak yang disintesis
dari glikogen.

Degradasi asam lemak adalah proses yang mengubah asam lemak menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
seperti CO2 dan H2O. Proses ini terjadi di dalam sel-sel tubuh sebagai salah satu cara untuk menghasilkan energi.
Degradasi asam lemak dimulai dengan penguraian asam lemak menjadi molekul asam asetat yang kemudian
diubah menjadi molekul CO2 dan H2O melalui proses oksidasi beta.

Degradasi asam lemak dikontrol oleh berbagai enzim yang bertanggung jawab untuk memecah asam lemak
menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Enzim-enzim ini termasuk lipase, katalase, dan oksidase. Lipase
memecah asam lemak menjadi gliserol dan asam lemak bebas, sedangkan katalase dan oksidase memecah gliserol
menjadi CO2 dan H2O.

Proses degradasi asam lemak dikontrol oleh hormon dan nutrisi. Hormon seperti insulin dan glukagon memainkan
peran penting dalam mengatur tingkat degradasi asam lemak di dalam tubuh. Nutrisi juga mempengaruhi proses
degradasi asam lemak, dengan menyediakan substrat yang dibutuhkan untuk mengubah asam lemak menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil.

Degradasi asam lemak memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Proses ini
menghasilkan ATP yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai aktivitas seluler, sekaligus
menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Namun, jika terjadi kelebihan asam lemak di dalam tubuh, maka dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan diabetes. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan
asam lemak di dalam tubuh melalui pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang rutin.

Biosintesis asam lemak adalah proses sintesis asam lemak di dalam tubuh. Proses ini dimulai dengan gliserol dan
asam lemak yang disintesis dari glikogen. Gliserol dan asam lemak kemudian disintesis menjadi triasilgliserol
melalui proses yang dikontrol oleh enzim sintase asam lemak. Triasilgliserol kemudian diubah menjadi fosfolipid
melalui proses sintesis fosfolipid, yang dimulai dengan gliserol dan asam lemak yang disintesis dari glikogen.

Triasilgliserol adalah molekul yang terdiri dari tiga molekul asam lemak yang terikat dengan gliserol.
Triasilgliserol merupakan bentuk penyimpanan asam lemak di dalam tubuh, yang disimpan di dalam jaringan
adiposa (lemak). Triasilgliserol dapat diubah menjadi asam lemak bebas melalui proses hidrolisis, yang dikatalisis
oleh enzim lipase.

Fosfolipid adalah molekul yang terdiri dari gliserol yang terikat dengan dua molekul asam lemak dan satu molekul
fosfat. Fosfolipid memiliki struktur yang bersifat polar (bertangkai polar) dan nonpolar (bertangkai nonpolar),
yang membuatnya larut dalam air dan tidak larut dalam air. Fosfolipid memainkan peran penting dalam
membentuk membran sel dan membantu dalam proses transportasi di dalam tubuh.

Kolesterol adalah jenis steroid yang terdiri dari empat rangkaian karbon yang membentuk sebuah sistem tiga
belas-tiga belas. Kolesterol merupakan komponen utama dari membran sel dan memainkan peran penting dalam
metabolisme steroid. Kolesterol juga dapat disintesis di dalam tubuh melalui proses sintesis kolesterol, yang
dimulai dengan molekul isoprenoid. Namun, kolesterol juga dapat diperoleh dari makanan yang mengandung
lemak jenuh, seperti daging dan produk olahan susu.

Anda mungkin juga menyukai