Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi, maka
banyak hal yang mnejadi penting untuk diperoleh guna mempertahankan
kehidupan dan berkembang biak sebanyak mungkin – salah satu ciri mahluk
hidup. Salah satunya adalah zat – zat atau molekul yang berperan langsung
terhadap proses metabolisme. Banyak zat – zat yang bisa diperoleh baik dari
dalam tubuh maupun dari luar tubuh manusia – lemak. Lemak merupakan nutrisi
yang penting kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga
tubuh.Nomenklatur lainnya penting kepada bayi dan kanak-kanak di mana lemak
memberi bekal dalam bentuk kalori untuk menghasilkan tenaga serta berfungsi di
dalam keseimbangan cairan tubuh, tekanan osmotik, keseimbangan asid-bes serta
aktivitas elektrofisiologi otot dan sistem saraf.
Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur
makanan.Penggunaan secara banyak di dalam industri makanan telah
menimbulkan kebimbangan kepada pengguna terhadap kandungan nutrisi di
dalam makanan terproses ini.Pengguna kini lebih mementingkan produk makanan
yang berkhasiat, rendah kandungan lemak, gula dan garam, tinggi kandungan
karbohidrat kompleks serta fiber.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana
pentingnya lemak dan lipid. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan
pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang
dikaji.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, fungsi, struktur, sifat dan penggolongan lipid.
2. Mengetahui proses metabolism lipid.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LIPID
1. Pengertian Lipid
Lipid merupakan zat – zat gizi yang memiliki fungsi – fungsi biologis untuk
membantu metabolisme tubuh. Lipid (Minyak atau Lemak)  merupakan
komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya
tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau padat.
Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya bila
dalamkeadaan padatdisebut lemak. Lipid atau lipida lebih merupakan istilah
ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam pustaka asing, lipida
yang kita makan umumnya disebut ditery fat, yang dapat kita terjemahkan lemak
pangan. Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda.
Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak
(visible) dan yang tidak tampak (invisible).Lemak yang tampak misalnya
mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak
misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang
tanah, susu, telur,dan sebagainya.
Istilah lipid meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum dikenal didalam makanan seperti fosfolipid, sterol dan ikatan
lain sejenis yang terdapat didalam makanan dan tubuh manusia. Lipid mempunyai
sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform,
dan benzene.
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi
sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang
beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang biasadisimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan
makanan. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari
lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada
juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga
dapat melalui jalur ini.

2. Fungsi Lipid
Lipid ( Lemak ) merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia.
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh. Nomenklatur lainnya penting
kepada bayi dan kanak-kanak di mana lemak memberi bekal dalam bentuk kalori
untuk menghasilkan tenaga serta berfungsi di dalam keseimbangan cairan tubuh,
tekanan osmotik, keseimbangan asid-bes serta aktivitas elektrofisiologi otot dan
sistem saraf.
Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan.Penggunaan
secara banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan kebimbangan
kepada pengguna terhadap kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini. Di 
Malaysia, pengguna lebih memahami keperluan pemakanan, di Kuba
memaksimumkan fungsi makanan untuk memperbaiki kesehatan serta pembuatan
makanan yang mudah dan cepat saji. Pengguna kini lebih mementingkan produk
makanan yang berkhasiat, rendah kandungan lemak, gula dan garam, tinggi
kandungan karbohidrat kompleks serta fiber.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu :
 Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
 Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran
sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein  demi   menjalankan
aliranair  ion, dan molekul lain, keluar dan masuk kedalam sel
 Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan
K.
 Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
 Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energy di dalam tubuh
dan komponen yang membentuk membrane semua jenis sel.
 Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
 Pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial; yang bersifat sebagai
pemeliharadan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid
(karena keterbatasanfosfolipid sebagai agen pengemulsi.
 Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi
biologisyang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem
pemeliharaanmembran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin
D3 asam empedu dan,adrenal dan kortikosteroid).
 Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan
yang berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan
dan berperandalam kelezatan makanan.

3. Sifat Lipid
a. Sifat Fisika
Dari rantai asam lemak didapatkan bahwa asam lemak jenuh mempunyai
rantai karbon pendek seperti asam butirat dan kaproat yang mempunyai titik lebur
rendah, ini berarti bahwa kedua asam ini berupa zat cair pada suhu kamar
sedangkan makin panjang rantai karbon menunjukkan makin tinggi titik
leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar.

Gambar Rantai Asam Lemak


Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur rendah. Asam oleat
mempunyai rantai karbon sama panjang dengan asam stearat, tetapi pada suhu
kamar asam oleat berupa zat cair. Makin banyak ikatan rangkap, makin rendah
titik leburnya, ini dapat dilihat pada pada titik lebur asam linoleat yang lebih
rendah dari titik lebur asam oleat.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang
dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam
air, sedangkan asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air.
Asam linoleat mempunyai kelarutan dalam air sangat kecil.

b. Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah, jika larut dalam air molekul asam lemak
akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan
bergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam
lemak. pH untuk asam lemak dan ionisasinya, umumnya dapat digambarkan
sebagai berikut :
R – COOH ⇄ R – COO- + H+

[ RCOO- ]
pH = pKa + log ---------------
[ RCOOH ]

Apabila [ RCOO- ] = [ RCOOH ], maka pada keadaan ini


pH = pKa

asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam


R – COOH + NaOH → R – COONa + H2O

Garam natium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut
dalam air dan dikenal sebagai sabun. Molekul sabun terdiri atas rantai
hidrokarbon dengan gugus – COO- pada ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat
hidrofobik artinya tidak suka air atau tidak mudah larut dalam air, sedangkan
gugus – COO- bersifat hidrofilik dapat larut dalam air.
Dari dua bagian di atas, maka molekul sabun tidak sepenuhnya larut dalam
air tetapi membentuk misel. Sebagai bahan pembersih kotoran, sabun dapat
mengemulsikan lemak (fungsi emulgator). Bagian hidrofobik molekul sabun akan
masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada dibagian
luar. Dengan adanya gaya tolak antara muatan listrik negatif, maka kotoran akan
terpecah menjadi partikel kecil dan membentuk emulsi, dengan demikian kotoran
dapat terlepas dari kain.

Lemak berkarakteristik  sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau


sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti
chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak
bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena
kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi
sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap
tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain,
contohnya karbohidrat dan asam amino.
Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan
dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran.
Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal
secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi
selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang
penting, contohnya, sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang
luar. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal
mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan
otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30%.
Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah
kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :
1) Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,
2) CHCl3, benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari
sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.
3) Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid
terdapat 95%asam lemak).
4) Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak
essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam
linolenat dan asam arakidonat.
Dari definisinya diketahui bahwa lipid tidak larut dalam air. Namun
kenyataannya lipid terdapat dalam lingkungan air, sehingga sifatnya didalam air,
sehingga sifatnya didalam air sangat penting dalam sistem biologis.banyak tipe
lipid yang bersifat amfifilik, yang berarti terdiri atas dua bagian yakni daerah
hidrokarbon yang nonpolar dan daerah polar atau ionik atau keduanya. Istilah
amfifik ini menggantikan istilah amfifatik yang digunakan sebelumnya.
Lipid-lipid seperti asam lemak, TAGs, dan kolesterol bukanlah amfifilik
karena kepolaran molekul-molekul ini sangat lemah. Sedangkan lipid-lipid seperti
ion asilat, fosfogliserida, fosfosfingolipid, dan glikosfingolipid merupakan
amfifilik, karena senyawa-senyawa ini memiliki setidaknya satu muatan formal
atau banyak gugus hidrosil di salah satu bagian molekulnya.

4. Penggolongan Lipid
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar, yakni:
a. Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya:
lemak atau gliserida dan lilin (waxes)
b. Lipid kompleks yaitu ester gugus asam lemak dengan molekul alkohol, lipid
kompleks juga berikatan dengan molekul yang lain, seperti asam fosfat dan
senyawa nitrogen tertentu, contohnya: fosfolipid dan glicolipid
c. Derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol.

Ditinjau dari segi manfaatnya bagi tubuh, lipid yang paling penting secara
biologis terdiri atas tiga, yaitu:
a. Lemak. Lemak tersusun atas dua jenis molekul yaitu gliserol dan asam lemak.
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi
setiap kabon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat
satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut
monogliserida atau trigliserida.

Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam lemak,
oleh karena itu, lemak juga disebut triasilgliserol atau trigliserida.

Berdasarkan jenis ikatan penyusunnya


dan ada tidaknya ikatan rangka, asam lemak
terbagi atas dua yaitu:
1) Asam lemak jenuh tidak memiliki
ikatan rangkap pada atom karbon,
sehingga atom hidrogen dapat terikat
sebanyak mungkin pada rangka karbon.
Oleh karena itu, rantai asam lemak bersifat lurus, memungkinkan molekul
asam lemak untuk berkerut berdekatan. Sebagian besar lemak hewan
adalah jenuh seperti kepala susu dan mentega yang berwujud padat pada
suhu ruangan.
2) Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap yang
terbentuk dari penyingkiran atom-atom hidrogen dari rangka karbon.
Kehadiran ikatan ganda menyebabkan rantai hidrokarbon menekuk.
Lemak ikan dan tumbuhan umumnya tak jenuh seperti minyak zaitun dan
minyak hati ikan cod yang berwujud cair pada suhu ruangan.
b. Fosfolipid. Fosfolipid memiliki dua asam lemak yang melekat pada gliserol.
Gugus hidroksil ketiga pada gliserol berikatan dengan suatu gugus fosfat
yang bermuatan listrik negatif. Kedua ujung fosfolipid memiliki sifat yang
berbeda terhadap air. Ekor hidrokarbon bersifat hidrofobik, sedangkan gugus
fosfat bersifat hidrofilik. Fosfolipid bersifat esensia bagi sel karena
merupakan komponen membran sel.

Gambar Struktur Fosfolipid

c. Steroid ditemukan pada hewan dalam bentuk hormon. Dasar molekul steroid
adalah struktur dengan empat-cincin: satu cincin dengan lima karbon dan tiga
cincin dengan enam karbon. Kolesterol adalah komponen umum membran sel
hewan dan juga merupakan prekursor untuk sintesis steroid lainnya. Pada
vertebrata, kolesterol disintesis dalam hati.
5. Sumber Lipid
Berdasarkan sumbernya, lemak dibagi menjadi dua yaitu lemak nabati dan
lemak hewani. Berikut ini berbagai jenis makanan yang mengandung sumber
lemak alami.
a. Sumber Lemak Nabati
1) Buah Alpukat
Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan buah berukuran sedang ini
bisa berisi 22gram lemak. Buah ini juga menyediakan 20 manfaat kesehatan
penting, di antaranya meningkatkan nutrisi termasuk serat, kalium, vitamin E dan
B, serta asam folat.  Selain itu, alpukat masih memiliki banyak manfaat lain, yaitu
sifat anti-inflamasi, meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut dalam lemak
seperti beta karoten dan lutein, kemudian meningkatkan kandungan lemak lipid,
juga menghambat dan menghancurkan sel-sel kanker mulut.
2) Kacang kenari
Kenari hanya memberikan kenikmatan ketika dikonsumsi, melainkan juga
sumber nutrisi yang kaya lemak tak jenuh tunggal. Jenis makanan ini telah
direkomendasikan untuk mereka yang memiliki masalah kardiovaskular dan
bermanfaat sebagai sifat anti-kanker, efek anti-inflamasi, serta sifat kesehatan
otak .  Untuk memperoleh manfaat dari kenari, Anda bisa mengonsumsinya dalam
salad atau hidangan sayuran dan buah-buahan.
3) Kacang Kedelai
Kedelai mengandung banyak zat bermanfaat, seperti sumber protein, lemak,
vitamin, mineral, juga merupakan serat yang paling baik. Tak hanya itu, susunan
asam amino pada kedelai paling lengkap dan seimbang dibanding kacang
lainnya.Kandungan lemak pada kedelai aman bagi penderita kolesterol. Kedelai
mengandung lemak tidak jenuh yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda. Lemak pada kedelai berkhasiat mengurangi kadar
kolesterol dan trigliserida, yakni komponen-komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan. Lemak pada kedelai juga dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah dan mencegah timbulnya pengerasan pembuluh darah.
4) Minyak kelapa
Minyak kelapa mengandung asam laurat, yaitu suatu asam lemak penting
yang ditemukan berlimpah pada air susu ibu. Kandungan ini memiliki efek
antivirus yang ampuh terhadaptubuh dan baik untuk tiroid, serta tidak
meningkatkan kolesterol bila dikonsumsi dalam diet kaya asam lemak esesial.

b) Sumber Lemak Hewani


1) Minyak ikan
Banyak manfaat dari minyak ikan karena adanya asam lemak omega-
3 esensial, seperti DHAdan EPA. Asam lemak esensial yang berguna dalam
minyak ikan adalah alfa-linolenat  Dan  gamma-linolenat . Menurut the
American Heat Association, omega-3 efektif dalam mengurangi insiden penyakit
kardiovaskular. Ini adalah salah satu alasan minyak ikan di hubungkan dengan
penurunan risiko penyakit jantung.  Minyak ikan juga dikenal sebagai anti-
inflamasi yang efektif dan antidepresi alami, sertamelindungi dari penyakit
Alzheimer dan attention deficit hyperactivity disorder  (ADHD). Sementara itu,
pastikan Anda memeroleh bentuk murni dari minyak ikan, artinya bebas zat
merkuri dan kontaminan lainnya.
2) Ikan Laut
Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan.
Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung
asam lemak omega-3. Lemak pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu
pertumbuhan, perkembangan fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular.
3) Daging
Daging merupakan makanan yang kaya akan sumber lemak. Daging sapi
dianggap pilihanyang paling populer dari semua daging merah. Daging sapi tanpa
lemak mengandung 60 persen dari nilai kecukupan harian untuk protein hanya
dalam 100 gram. Namun, daging sapimengandung lemak jenuh yang tinggi dan
dianggap meningkatkan risiko kanker.
4) Telur
Selama ini telur dikenal sebagai sumber protein. Nyatanya, selain
mengandung protein, telur juga mengandung banyak lemak. Bagian telur yang
mengandung protein adalah bagian putih telurnya, sedangkan yang mengandung
lemak adalah kuning telur.
5) Susu
Komposisi susu diantaranya terdiri atas air, bahan kering lemak, bahan
kering tanpa lemak, protein, dan laktosa. Susu sapi memiliki kadar lemak 3,1%,
protein 2,8%, bahan kering 11,2%, bahan kering tanpa lemak 8,1%. Sedangkan
komposisi susu kambing terdiri atas kadar lemak 6,34%, protein 4,97%, bahan
kering 15,32%, bahan kering tanpa lemak 8,97%. Berdasarkan hasil komposisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan kering, kadar lemak, dan protein susu
kambing lebih tinggi dari pada susu sapi. Nah, itulah beberapa jenis sumber lemak
nabati dan lemak hewani yang bisa dikonsumsi dalam menu sehari-hari. Tapi
ingat, konsumsi lemak berlebihan dapat berakibat buruk bagi kesehatan Anda.
Umumnya kebutuhan lemak tubuh berkisar antara 0,5-1 gram lemak per 1kg berat
badan per hari.

B. Metabolisme Lipid
1. Transpor Lemak
Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah orang makan makanan yang
mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan kembali normal.
Dalam darah lemak diangkut dalam tiga bentuk kilomikron, partikel lipoprotein
yang sangat kecil, dan bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin.
Kilomikron yang menyebabkan darah tampak keruh terdiri atas lemak 81-82%,
protein 2%, fosfolipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan hilang dan datah
menjadi jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh
atau jaringan-jaringan, karenanya terjadilah proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan, dan
terdapat dalam jumlah yang banyak pada jaringan adipose dan otot jantung.
Sebagian besar lemak yang diabsorbsi diangkut ke hati. Disini lemak diubah
mmenjadi fosfolipid yang kemudian diankut ke organ-organ maupun jaringan
tubuh.

2. Oksidasi Asam Lemak Jenuh


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang
dinamakan oksidasi β . Oksidasi β adalah proses pemecahan asam lemak menjadi
asetil KoA, yang akan diproses lebih lanjut menghasilkan energi dalam bentuk
ATP. Proses pemecahan/ degradasi asam lemak pada eukariotik terjadi di
mitokondria, jadi asam lemak yang ada di sitoplasma harus dibawa ke
mitokondria dulu agar dapat berlangsung oksidasi β . Sebelum dikatabolisir dalam
oksidasi β , asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA
sebelum masuk ke mitokondria. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam
lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA


Asil KoA (asam lemak yang sudah diaktifkan) yang berantai panjang tidak
dapat menembus membran mitokondria dengan mudah. Oleh karena itu, Asil KoA
akan diubah menjadi asilkarnitin oleh karnitin parmitoiltransferase-I (karnitin
asiltransferase-I) yang ada di sitoplasma.
Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui
mekanisme pengangkutan karnitin
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan
sebagai berikut:
 Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir
oleh enzim tiokinase.
 Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria
menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa
tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
 Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan
karnitin keluar.
 Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II
yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin
dibebaskan.
 Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi β .
Asil KoA yang telah masuk mitokondria kemudian akan menjalani β
Oksidasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
 Proses dehidrogenasi asil lemak-KoA dengan enzim asil-KoA
dehidrogenase menghasilkan senyawa enoil-KoA. Pada reaksi ini FAD
sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2.
 Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi hidroksiasil-KoA oleh
enzim enoil Ko-A hidratase.
 Hidroksiasil Ko-A dioksidasi menjadi ketoasil-KoA menggunakan enzim
β hidroksiasil-KoA dehidrogenase. Pada reaksi ini NAD sebagai koenzim
direduksi menjadi NADH. 
 Reaksi tahap akhir dimana β hidroksiasil-KoA bereaksi dengan KoA bebas
menghasilkan asetil-KoA dan sisa asam lemak, reaksi tersebut karena
aktivitas enzim asetil-KoA asiltransferase. 
 Asetil-KoA akan lepas dan meninggalkan sisa asam lemak yang akan
dipotong-potong lebih lanjut menjadi asetil-KoA yang lain.

Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat


Dalam satu oksidasi β dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu
kali oksidasi β adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak
atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi β kembali dan
kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya
hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh
oksidasi β ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

3. Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh


Seperti pada asam lemak jenuh, tahap pertama oksidasi asam lemak tidak
jenuh adalah pembentukan asilkoenzim A. Selanjutnya molekul asil koenzim A
dari asam lemak tidak jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses β
oksidasi seperti molekul asam lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa –sis-sis-asil
KoA atau trans-sis-asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada
molekul tersebut. Sebagian besar asam lemak tak jenuh berada dalam konfigurasi
cis sedangkan enzim enoyl-CoA hidratase hanya bekerja pada senyawa trans.
Sehingga konversi cis menjadi trans dilakukan oleh dua enzim tambahan yaitu
enzim enoyl-CoA isomerase dan 2,4-dienoyl-CoA reductase.
Linoleil KoA yang terbentuk pada tahap pertama, kemudia dipecah melalui
proses β oksidasi, sehingga menghasilkan 3 molekul asetil KoA dan ∆ 3 sis- ∆ 6 –
sis-dienoil KoA, yang oleh enzim isomerase diubah menjadi ∆ 2 -trans- ∆ 6 –sis-
dienoil KoA. Senyawa ini kemudian mengalami proses α oksidasi sehingga
menghasilkan 2 molekul asetil KoA dan ∆ 2 -sis-enoil KoA yang oleh enzim
hidratase diubah menjadi D(-) β –hidroksiasil KoA dan selanjutnya mengalami
proses epimerisasi yang dibantu oleh enzim epimerase membentuk L(+) β –
hidroksiasil KoA. Senyawa ini kemudian mengalami proses β oksidasi dan
dengan terbentuknya 4 molekul asetil KoA maka selesailah rangkaian reaksi
kimia pada proses oksidasi asam linoleat tersebut. Dari 1 molekul asam lenoleat
terbentuk 9 molekul asetil KoA.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh

4. Pembentukan dan Metabolisme Keton


Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut
dalam siklus asam sitrat apabila penguraian lemak dan karbohidrat seimbang.
Dalam siklus asam sitrat, asitil koenzim A bereaksi dengan asam oksaloasetat
menghasilakan asam sitrat jadi ikut sertanya asetil koenzim A dalam siklus asam
sitrat tergantung pada tersediannya asam oksaloasetat dan hal ini tergantung pula
pada konsentrasi karbohidrat. Dalam keadaan berpuasa atau kekurangan makan,
konsentrasi karbohidrat (glukosa) berkurang sehingga sebagian dari asam
aksaloasetat diubah menjadi glukosa. Karenanya asetil koenzim A dari lemak
tidak masuk dalam siklus asam sitrat, tetapi diubah menadi asam oksaloasetat,
asam hidroksibutirat dan aseton. Ketiga Senyawa tersebut dinamakan senyawa
keton. Senyawa keton terjadi dari asetil koenzim A apabila penguraian lemak
terdapat dalam keadaan berlebihan. Metabolisme glukosa di atur oleh hormon
insulin yang dikeluarkan oleh pankreas. Apabila seseorang kekurangan insulin,
maka kadar glukosa akan meningkat, tetapi tidak dapat digunakan oleh sel karena
tidak dapat diubah menjadi glukosa-6-pospat. Hal tersebut dialami oleh penderita
diebates. Oleh karena itu sel tidak dapat menggunakan glukosa, maka energi yang
diperlukan diperoleh dari penguraian lemak dan metabolisme protein. Sebagai
akibatnya pembentukan asetil koenzim A bertambah banyak dan hal ini
menyebabkan terbentuknya senyawa keton secara berlebih.
Dalam keadaan normal, jaringan dalam tubuh menggunakan senyawa keton
dengan jumlah yang sama dengan yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi senyawa
keton dalam darah sangat rendah (kurang dari 1 mg per 100 ml darah) dan kurang
dari 0,1 gram yang dikeluarkan bersama urin setiap hari pada penderita diabetes
yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80 mg per 100 ml darah.
Hal ini disebabkan oleh karena produksi senyawa keton lebih besar daripada
penggunaannya. Penimbunan senyawa keton dalam darah disebut ketosis dan
pengeluaran melalui urin dapa mencapai 100 gram atau lebih tiap hari (ketonuria).
Asam aseosetat terbentuk dari asetil koenzim A melalui tiga tahap reaksi.
Tahap pertama dua molekul asetil koenzim A berkondensasi membentuk
asetoasetil koenzim A. Enzim ketotilase bekerja sebagai katalis pada reaksi tahap
pertama ini. Selanjutnya pada reaksi tahap kedua asetoasetil koenzim A bereaksi
dengan asetil koenzim A dan air menghasilakan 3-hidroksi-3-metilglutaril
koenzim A. Dalam reaksi ini enzim hidroksi-metilglutaril koenzim A dan
sintetase bekerja sebagai katalis. Reaksi tahap ketiga ialah pemecahan 3-hidroksi-
3-metilglutaril koenzim A menjadi asetil koenzim A dan asam asetoasetat. Bila
reaksi tahap 1 sampai dengan tahap 3 dijumlahkan maka dapat dituliskan sebagai
berikut:
2 asetil SkoA + H2O
asam asetoasetat + 2HSKoA + H+

Asam asetoasetat yang terjadi,


secara spontan membentuk aseton
dengan jalan dekarboksilasi. Disamping
itu asam 3-hidroksi-butirat dapat
dibentuk dari asam asetoasetat dengan
jalan reduksi. Enzim yang bekerja di sini
ialah D-3-hidroksibutirat dehidrogenase
dengan NADH sebagai koenzim.

Sintesis Badan
Gambar Keton
: sintesis badan keton

5. Sintesis Asam Lemak


 Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian asam
lemak, artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui jalur
metabolik lain, walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui
kebalikan dari reaksi  penguraian asam lemak dalam mitokondria.
Biosintesis asam lemak diawali oleh pembentukan Malonil-koA dari Asetil-
koA dengan bantuan Biotin Karboksilase dan enzim karboksil Transferase. Jalur
anaboliknya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Malonil-koA yang diperoleh selanjutnya menjadi prekursor dari asam lemak.
Adapun tahap-tahap reaksi dari jalur anabolik biosintesis asam lemak (khususnya
asam Palmitat) “Sintesis de Novo” ada 4 langkah  sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah Reaksi Kondensasi gugus asil dari Asetil-koA
dengan dua karbon berasal dari Malonyl-koA, sambil melepas CO 2 dari
kelompok Malonyl. Hasilnya adalah perpanjangan rantai asil dua karbon
dengan produk senyawa β-keto asil yaitu Asetoasetil-ACP
2. Langkah kedua adalah Reaksi Reduksi pada gugus karbonil β-keto
menjadi bentuk senyawa Alkohol yaitu Hidroksibutiril-ACP
3. Langkah ketiga adalah Reaksi Dehidrasi melepas ikatan rangkap pada C2
dan C3 pada D-β-hydroxybutyryl-ACP membentuk senyawa Alkohol yaitu
Butenoil-ACP
4. Langkah keempat adalah Reaksi Reduksi membentuk senyawa Asil  yaitu
Butiril-ACP
Senyawa asil yang dihasilkan berikutnya akan mengalami pemanjangan
dengan cara masuk kembali ke langkah pertama dengan berkondensasi dengan
Malonil-koA dan begitu seterusnya secara berulang sampai terbentuk asil
berkarbon 16 (asam palmitat)
6. Biosentesis Trigliserida
Triasilgliserol (trigliserida) merupakan lipida cadangan yang dapat
disintesis secara akrif dalam jaringan sel hewan dan tumbuhan terutama di dalam
sel lemak dan sel hati hewan mamalia.
Senyawa awal untuk biosintesis trigliserida ini adalah dengan gliserol-
3fosfat dan senyawa koenzim-A asil asam lemak. Gliserol-3-fosfat pada
umumnya terbentuk dari senyawa-antara proses glikolisis, yaitu dihidroksiaseton
fosfat dengan menggunakan katalis enzim gliserol-3-fosfat dehidrogenase yang

dibantu oleh sistem NAD+/NADH sebagai koenzimnya diubah menjadi L-


gliserol-3-fosfat. Berikut ini adalah proses pembetukan gliserol-3-fosfat
:
Gambar Reaksi Pembentukan Gliserol-3-fosfat

Setelah terbentuknya senyawa gliserol-3-fosfat yang dihasilkan oleh


dihidroksi aseton fosfat, kemudian dilanjutkan pembentukan triasilgliserol yang
terdiri dari empat tahap reaksi. Pada tahap pertama dan kedua yang terjadi dalam
reaksi ini adalah proses asilasi gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat. Tahap reaksi
pertama menghasilkan asam lisofosfat, reaksi ini diakatalisis oleh enzim
gliserolfosfat asiltransferase. Dalam reaksi ini gugus asil asam lemak pada
koenzim-A asil asam lemak dipindahkan ke gugus hidroksil pada gliserol- 3-fosfat
secara bertahap sampai pada tahapan reaksi yang kedua. Reaksi yang kedua ini
juga dikatalisis oleh enzim gliserol asiltransferase. Sehingga di tahap reaksi kedua
menghasilkan fosfatidat untuk dilanjutkan menuju tahapan reaksi berikutnya.
Berikut adalah tahapan reaksi pertama dan kedua pada proses biosintesis
trigliserol:

Gambar Biosintesis Trigliserol Tahap 1 dan 2


Pada tahap reaksi ketiga biosintesis trigliserol, asam fosfatidat dihidrolisis dengan
enzim fosfatidat fosfatase untuk melepas gugus fosfat pada senyawa fosfatidat
sehingga dihasilkan senyawa diasilgliserol. Kemudian pada tahap reaksi terakhir,
diasilgliserol bereaksi dengan koenzim-A asil asam lemak dan dikatalisis oleh
enzim diasilgliserol asiltransferase menghasilkan triasilgliserol. Berikut adalah
pembentukan reaksi triasilgrliserol pada tahap ketiga dan keempat

Gambar Biosintesis Trigliserol Tahap 3 dan 4

Sehingga keseluruhan tahap reaksi pada pembentukan triasilgliserida dapat


dituliskan sebagai berikut:
Di hati gliserol 3
fosfat dapat diperoleh dari
fosforilasi gliserol dan dari
glikolisis. Gliserol yang ada
di hati difosforilasi oleh
enzim gliserol kinase.
Sayangnya jaringan adiposa
tidak memiliki enzim gliserol
kinase ini sehingga pasokan
gliserol 3 fosfat di jaringan
adiposa hanya diperoleh dari
jalur glikolisis. Gambar di bawah adalah gambar bagaimana proses pembentukan
triasilgliserol. Jalur glikolisis dimulai dari bahan glukosa hingga menjadi bentuk
DHAP (Dalam gambar tersebut jalur glikolisis hanya ditampilkan secara singkat,
tidak dipaparkan secara jelas).
Dihidroksiaseton fosfat (DHAP) selanjutnya direduksi oleh gliserol 3
fosfat dehidrogenase menjadi gliserol 3 fosfat. Proses selanjutnya dapat
diterangkan dengan tahap-tahap berikut:
1. Gliserol 3-fosfat yang sudah tersedia (baik dari fosforilasi gliserol maupun
dari jalur glikolisis) akan ditambahkan dengan grup asil. Proses ini
dikatalisis oleh gliserol 3-fosfat asiltransferase sehingga akan membentuk
asam lysofosfatidat.
2. Grup asil lainnya akan ditambahkan pada asam lysofosfatdat untuk
membentuk asam fosfatidat. Proses ini juga dikatalisis oleh enzim
asiltransferase.
3. Asam fosfatidat mengalami defosforilasi dan menghasilkan diasilgliserol.
4. Diasilgliserol bergabung dengan grup asil yang lain yang dikatalisis oleh
asiltransferase hingga membentuk triasilgliserol. Tiga asam lemak yang
ditemukan di triasilgliserol bukanlah asam lemak yang sama. Pada karbon
1 ditemukan asam lemak jenuh (misal asam palmitat) sedangkan pada
karbon 2 dan 3 dapat ditemukan asam lemak tidak jenuh (as. Oleat).
7. Bioseintesis Fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen utama pembentuk membrane yang
tersusun atas double layer. Membran lipid tersebut bersifat amfipatik
(Mengandung daerah hidrofobik dan hidrofilik sekaligus) karena memiliki ujung
yang bersifat hidrofobik (polar) dan ujung lainnya bersifat hidrofilik. Pada
gliserolfosfolipid dan beberapa spingolipid, molekul bagian kepala yang polar
berikatan dengan gugus hidrofobik melalui ikatan fosfodiester.

Gambar : struktur fosfolipid


Beberapa sifat membran sel yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut
: membran sel hanya dapat dilewati oleh air, gas dan molekul hidrofobik kecil.
Asam lemak yang mengisi area hidrofobik harus dalam kondisi cair (fluid).
Kondisi ini untuk mempertahankan fungsi membrane sel. Fluiditas asam lemak
terjaga, karena adanya asam lemak tidak jenuh( titik beku asam lemak tidak jenuh
lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh) dan asam lemak bercabang.
Biosintesis fosfolipid dimulai dari reduksi dihidroksi aseton fosfat (senyawa
antara glikolisis) menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P). Dua Molekul protein acyl
carrier protein (ACP) mentransfer gugus asam lemak ke G3P menghasilkan asam
fosfatidat. Reaksi ini dikatalisis gliseraldehid 3-fosfat asil transferase. Asam
fosfatidat merupakan fosfolipid pertama yang dihasilkan. Asam fosfatidad
diproses lagi menjadi derivate fosfolipid lainnya, misalnya fosfatidil serin,
fosfatidil etanolamin, dan kardiolipin.

Biosintesis Fosfolipid
Asam fosfatidat kemudian bereaksi dengan sitidin trifosfat (CTP)
menghasilkan citidin difosfat diasil gliserol dan pirofosfat. Reaksi ini dikatalisis
citidin difosfat digliserida sintase. Penambahan sistein pada citidin difosfat diasil
gliserol akan menghasilkan fosfatidil serin. Reaksi ini dikatalisis fosfatidil serin
sintase. Fosfatidil serin dekarboksilase melakukan dekarboksilasi fosfatidil serin
menghasilkan fosfatidil etanolamin. Secara terpisah, citidin difosfat diasil gliserol
bereaksi dengan gliserol fosfat menghasilkan fosfatidil gliserol fosfat. Reaksi ini
dikatalisis fosfatidil gliserol fosfat sintase. Hidrolisis fosfatidil gliserol fosfat
menghasilkan fosfatidil gliserol (dan melepaskan fosfat). Reaksi ini dikatalisis
fosfatidil gliserol fosfat fosfatase. Dua molekul fosfatidil fosfat bereaksi
menghasilkan kardiolipin (difosfatidil gliserol). Reaksi ini dikatalisis kardiolipin
sintase.
8. Biosintesis Kolestrol
Kolesterol merupakan lemak yang diproduksi oleh manusia terutama didalam
liver (hati). Dari segi kimia kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang
dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi antara lain membuat
hormone seks, Vitamin D,dan untuk membuat garam empedu yang membantu
usus untuk menyerap lemak.

Kolesterol disintesis dari asetil-KoA melalui serangkaian reaksi yang terjadi


dalam sitosol yang melalui 3 tahapan.
Tahap I: Pembentukan Mevalonat
Pada tahap ini, terjadi pembentukan senyawa dengan 6 atom C dari senyawa
dengan 2 atom C. Sebagian reaksinya sama dengan reaksi pembetukan senyawa
keton, di mana 2 molekul asetil-KoA berkondensasi membentuk asetoasctil-KoA,
yang diikuti oleh sekali lagi pengikatan asetil-KoA, membentuk -hidrokst
betametil
glutaril-KoA (HMG-KoA). Hanya saja di sini reaksinya terjadi di dalam
mitokondria. Jadi, ada 2 “pool” HMG-KoA dalam tubuh. Satu pool terdapat
dalam mitokondria, dipergunakan untuk pem bentukan keton, dan pool yang lain
pada sitosol. Untuk sintesis kolesterol. Berlainan dengan sintesis senyawa keton,
pada sintesis mevalonat HMG-KoA, selanjutnya mengalami reduksi oleh
NADPH.
Biosintesis mevanolat
Enzim HMG-KoA reduktase yang diperlukan untuk pembentukan mevalonat
ini merupakan ”rate limiting enzyme” yang mengendalikan keseluruhan sintesis
kolesterol. HMGKoA reduktase di hati dihambat oleh kolesterol yang berasal dari
makanan. Sedangkan HMG-KoA reduktase di jaringan ekstrahepatik (kecuali
usus) dihambat oleh kolesterol yang berasal dari partikel LDL. Sintesis kolesterol
di usus dihambat oleh asam-asam empedu (Murry,K., 2002). Selain oleh
kolesterol sendiri, aktivitas HMG-KoA reductase dipengaruhi juga oleh beberapa
hormon. Insulin dan hormone tiroid meningkatkan aktivitasnya, sedangkan
glukokortikoid menurunkan aktivitas HMG-KoA reduktase (Murray, K., 2002).

Tahap II : Pembentukan squalen dari mevalonat


Di sini terjadi pembentukan suatu senyawa dengan 30 atom C dari senyawa
dengan 5 atom C (unit-unit isoprenoid) yang berasal dari senyawa dengan 6 atom
C yang mengalami dekarboksilasi. Mevalonat mengalami 3X phosporilasi
dengan ATP membentuk mevalonat 3-phospo 5-pirophospat. Senyawa ini sangat
labil dan segera mengalami karboksilasi dengan kehilangan l-gugus phospat,
membentuk unit-unit isoprenoid piroptiospat dan isomernya, dimetil alil
piraphospat. Dimetilalil pirophospat mengalami 2X penambahan isopentenil
pirohphospat, membentuk farnesil pirophospat (15 atom C) Kemudian 2 molekul
farnesil pirophospat berkondensasi, dengan kehilangan gugus phospat dan
mengalami reduksi dengan NADPH membentuk squalene. Sebagian dari
dimetilalil pirophospat. melalui trans metilglukonat shunt membentuk kembali
HMG-KoA, sehingga mengurangi pembentukan kolesterol. Ini merupakan suatu
cara lain pengendalian sintesis kolesterol, agar tidak dibentuk berlebih.
Biosintesis Squalen
Tahap III : Pembentukan kolesterol dari squalen
Squalene, suatu senyawa yang rnempunyai 30 atom C dengan bentuk rantai
terbuka, serta akhirnya akan membentuk kolesterol, yang merupakan senyawa
dengan 27 atom C dengan bentuk rantai tertutup. Untuk itu, squalen mengalami
siklisasi (Penutupan Rantai) dan hidroksilasi, membentuk lanosterol, yang
selanjutnya kehilangan 3 gugus metil dan mengalami reduksi salah satu ikatan
rangkapnya oleh NADH dan terjadi perpindahan ikatan rangkap ke rantai lain
membentuk kolesterol. Rangkaian reaksi sejak squalen berlangsung dengan
senyawa-senyawa yang terlibat berikatan dengan ”sterol carrier protein” untuk
memungkinkan senyawa-senyawa tersebut larut dalam sitosol.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-
pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Lipid adalah
sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam pembentukkan
ATP.
2. Metabolisme lemak adalah proses internal untuk menghancurkan asam lemak,
merupakan bagian penting dari makanan, menjadi komponen-komponen yang
dapat digunakan. Asam lemak mempunyai fungsi untuk membangun protein
baru dan untuk menyimpan energi. Asam lemak akan mengalami oksidasi
yang disebut dengan oksidasi beta. Oksidasi beta merupakan oksidasi utama
bagi asam lemak karena pada proses oksidasi ini akan menghasilkan asetil
KoA dan energi dalam bentuk ATP.

B. Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada
rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih
dalam tentang bagaimana lipid dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Depok: FKM UI.

Campbell, N. A., dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Harjasasmita. 2003. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta: FKUI

Maghfur, I. M. Dan Fauzi M. F. 2016. Biosintesis Trigliserida dan Fosfolipid.


Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Murray, K., dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Poedjiadi, A., Supriyanti, F. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jaakarta: UI-Press.

Sembiring, S. 2010. Biokimia Metabolisme Lemak. Medan: Morpostlab E-book


Press: Medan

Syarifuddin. 2006. Anatommi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:


EGC.

Anda mungkin juga menyukai