Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METABOLISME MAKROMINERAL

Dosen Pengampu:
Dr. Anita Joeliantina, S.Kep.Ns., M.Kep
NIP : 197107231995032002

Penyusun:
1. Lusy Ariani (P27820723075)
2. Sonia Listyana Devi (P27820723059)
3. Sophia Maharani (P27820723063)
4. Winica Sucahyati (P27820723073)

TINGKAT 1 REGULER B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
karunia dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok “Metabolisme
Makromineral” dan Terima kasih juga untuk teman saya yang telah berkontribusi dalam
pembuatan tugas ini sehingga kami mampu dalam menyelesaikannya.

Dalam penyusunan artikel ini, kami menemui berbagai kendala dan kesulitan, namun dengan
rahmat Allah SWT hadir dengan kesabaran, ketekunan dan usaha serta pertolongan dari para
pihak yang telah tulus dalam ikhlas membantu baik fasilitas tenaga dan pikiran. Sehingga,
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran dan kritik sangat penting bagi kami demi terciptanya
tujuan yang ingin dicapai,

Atas bantuan dan kritikan serta saran dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima
kasih. Semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Senin, 16 Oktober 2023


Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral adalah substansi anorganik yang terdapat di dalam kerak bumi dan memiliki
struktur kristal yang teratur. Mineral menurut pandangan nutrisi adalah bahan anorganik
yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Seperti
halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin akan bereaksi dengan interaksi. Tanpa interaksi
antar keduanya maka beberapa vitamin/mineral tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg per hari.
Dan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100
mg per hari. Makromineral, seperti kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, dan
klorida, diperlukan dalam jumlah yang lebih besar daripada mikromineral. Kekurangan
makromineral dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti
osteoporosis, kelemahan otot, dan masalah keseimbangan elektrolit. Untuk menjaga
kesehatan yang optimal, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan
makromineral dan menjaga keseimbangan yang tepat dalam asupan nutrisi. Unsur yang
termasuk mineral makro antara lain kalsium, fosfor, magnesium, natrium, klor, kalium, dan
sulfur. Untuk mineral mikro adalah zat besi, seng, tembaga, iodium, mangan, molibden,
dan kobal. Salah satu mineral makro yaitu kalsium. Kalsium memiliki peranan penting pada
bayi yaitu pembentukan tulang. Pada tahap pertumbuhan, janin dibentuk matriks sebagai
cikal bakal tulang tubuh, bentuknya sama dengan tulang tetapi masih lunak dan lentur
sampai lahir. Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang
terbuat dari protein kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin (Almatsier,2009). Selain
itu, kalsium berperan dalam mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologik
dan pembentukan gigi. Gigi permanen mengalami kalsifikasi ketika anak berumur 3 bulan
dan 3 tahun, jika kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan
kerentanan terhadap kerusakan gigi. Jika darah kalsium kurang dari normal, maka otot tidak
bisa mengendurse sudah kontraksi, tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.
Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan dalam sehari untuk anak umur 7-12 bulan
berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebesar 400 mg,
sementara dari ASI telah memberikan sumbangan kalsium sebesar 200 mg, maka
kandungan kalsium tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 200 mg/hari.
Berdasarkan Kepmenkes No.224/Menkes/SK/II/2007 tentang persyaratan MP-ASI tidak
tercantum ketentuan anjuran kalium, begitu juga dengan anjuran kalium pada AKG
menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), tidak tertera kadar kalium yang
dianjurkan dalam sehari. Namun, dalam buku (PotassiumOver View) disebutkan anjuran
AKG kalium anak usia 7 - 12 bulan sebesar 700 mg/hari, sementara dari ASI telah
memberikan sumbangan kalium sebesar 350mg, maka kandungan kalium tambahan yang
harus ada dalam MP-ASI sebesar 350 mg/hari. Sehingga, Mengonsumsi makanan yang
kaya akan makromineral dan menjaga keseimbangan yang tepat dalam asupan nutrisi
adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu metabolisme makromineral?
2. Apa saja fungsi makromineral?
3. Apa saja jenis-jenis makromineral?
4. Apa saja gangguan dari metabolisme makromineral?

1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud metabolisme makromineral
2. Untuk dapat mengetahui fungsi dari makromineral
3. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis dari makromineral
4. Untuk dapat mengetahui apa gangguan dari metabolisme makromineral
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme Makromineral
Metabolisme makromineral adalah proses penting yang terjadi di dalam tubuh manusia
untuk memetabolisme dan mengatur konsentrasi makromineral yang penting bagi
kesehatan. Makromineral merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
relatif besar yaitu lebih dari 100 mg sehari. Metabolisme makromineral adalah proses
penting yang terjadi di dalam tubuh manusia untuk memetabolisme dan mengatur
konsentrasi makromineral yang penting bagi kesehatan. Makromineral, seperti kalsium,
fosfor, dan magnesium, diperlukan dalam jumlah yang lebih besar daripada mikromineral
untuk menjaga keseimbangan ionik dalam tubuh. Metabolisme makromineral adalah
proses yang kompleks dan penting untuk menjaga keseimbangan mineral dalam tubuh
manusia. Metabolisme makromineral melibatkan berbagai mekanisme yang kompleks,
seperti absorbsi, transportasi, dan ekskresi, yang terjadi di berbagai organ dan sistem
tubuh. Dengan memastikan proses metabolisme makromineral yang sehat, kita dapat
mendukung kesehatan dan kinerja tubuh secara keseluruhan. Metabolisme makromineral
merujuk pada proses tubuh dalam mencerna, menyerap, menggunakan, dan mengeluarkan
makromineral yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang optimal. Makromineral yang
penting untuk tubuh manusia termasuk kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, dan
klorida. Proses metabolisme makromineral dimulai ketika makanan yang mengandung
makromineral dikonsumsi. Setelah dicerna dalam sistem pencernaan, makromineral akan
diserap ke dalam aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Metabolisme
makromineral juga melibatkan hormon dan enzim yang mempengaruhi penyerapan,
penggunaan, dan pengeluaran mineral tersebut. Ada 7 jenis makromineral yang akan di
uraikan dibawah ini. Ketujuh jenis mineral makro tersebut ialah kalsium (Ca), fosfor (p),
belerang (S), Kaliumm (K) Natrium (Na), Klor (Cl) dan Magnesium (Mg).

2.2 Fungsi Makromineral


Terdapat beberapa fungsi terhadap makromineral, yaitu:
1. Memelihara Keseimbangan pH dan Asam
Fungsi ini memungkinkan seseorang untuk dapat beraktivitas dengan baik. PH dan
asam yang stabil akan menghindarkan seseorang dari serangan penyakit hipertensi dan
penyakit berbahaya lainnya. Makanan yang mengandung mineral makro ini adalah
garam dapur, unggas, ikan, telur. Oleh karena itu anda disarankan untuk mengetahui
tentang bahaya kekurangan kalsium bagi tubuh.
2. Memelihara Keseimbangan Air dalam Sel Tubuh
Fungsi makromineral selanjutnya adalah menjaga keseimbangan air dalam sel-sel
tubuh. Kondisi tersebut akan memungkinkan seluruh sel dalam tubuh Anda berfungsi
dengan baik. Selain itu, akan melindungi tubuh Anda dari berbagai penyakit seperti
kelemahan otot dan detak jantung tidak teratur. Makanan yang mengandung
makromineral antara lain daging, unggas, biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Oleh karena itu, ada baiknya mengetahui mineral makro ini dalam tubuh Anda. Selain
itu, Anda juga harus mengetahui akibat kekurangan zat besi dan magnesium dalam
tubuh.
3. Memelihara Keseimbangan Tubuh dan Nilai Osmotik
Peran ini dapat ditingkatkan jika Anda rutin mengonsumsi makanan yang
mengandung makromineral seperti daging, buah-buahan, unggas, dan biji-bijian.
Kondisi ini juga akan membantu Anda terhindar dari kelemahan otot, sesak napas, dan
serangan jantung. Selain itu, Anda juga harus mengetahui gejala anemia.
4. Mengatur Permeabilitas Sel
Kondisi ini akan membantu Anda terhindar dari segala penyakit seperti gangguan
jantung dan ginjal, kejang otot, dan kelelahan. Sel-sel yang diatur oleh mineral makro
ini akan mampu tumbuh dengan baik dan menjaga kesehatan Anda. Anda harus
mengetahui mineral makro yang ada dalam tubuh Anda. Selain itu, Anda juga harus
mengetahui akibat dari kekurangan garam.
5. Memelihara Denyut Jantung
Detak jantung yang normal akan menyelamatkan Anda dari segala jenis penyakit
jantung. Kesehatan jantung akan tetap terjaga karena takikardia pada dasarnya
merupakan reaksi ketika jantung bekerja berlebihan. Oleh karena itu, disarankan
untuk menyediakan makromineral dalam jumlah yang cukup pada makanan yang
Anda konsumsi. Selain itu, Anda juga harus mengetahui tentang Gangguan Akibat
Kekuranga Yodium (GAKY).
6. Membantu Kontraksi Otot dan Pertumbuhan
Makromineral baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Oleh karena itu, disarankan
khususnya pada anak Anda untuk menambah asupan makromineral anak melalui pola
makan anak Anda. Makanan yang mengandung makromineral ini biasanya
mengandung kalium, seperti daging, unggas, sayur mayur, dan buah-buahan.
7. Berperan dalam Proses Pembekuan Darah
Kondisi ini membuat darah Anda lebih sehat dan mencegah penyakit yang menyerang
darah, seperti kanker darah. Kandungan makromineral yang bekerja dengan cara ini
adalah kapur.
8. Mengatur Aktivitas Hormonal
Kondisi ini akan menjaga kesuburan Anda. Selain itu, juga membantu meningkatkan
kualitas sperma pada pria. Fungsi yang diberikan oleh makromineral adalah fosfor.
Makanan yang mengandung zat ini adalah susu, kuning telur dan lain-lain.
9. Berperan dalam Sintesis Protein
Kondisi ini akan membuat seluruh organ dalam tubuh Anda dapat berfungsi dengan
baik. Zat yang menjalankan fungsi ini adalah magnesium. Makanan yang
mengandung zat ini adalah kacang-kacangan, biji-bijian, dan nasi.
10. Meningkatkan Kinerja Enzim
Kondisi ini akan melindungi Anda dari serangan berbagai penyakit. Zat yang
menjalankan fungsi ini adalah belerang. Makanan yang mengandung zat ini adalah
buah-buahan, sayuran, tanaman polong dan lain lain.

2.3 Jenis-jenis Makromineral


1. Kalsium
Sebagian besar kalsium dalam tubuh ditemukan di jaringan keras seperti tulang dan
gigi, sisanya ditemukan di bagian tubuh lain. Makanan hewani seperti susu, keju, dll.
merupakan sumber kalsium yang baik. Kalsium juga ditemukan dalam kacang-
kacangan, roti, ikan, dll. Asupan yang cukup untuk remaja dan dewasa adalah 1.000
hingga 13.000 mg per hari. Faktor yang memperlancar penyerapan kalsium adalah
vitamin D, asam lambung, laktosa dan kebutuhan tubuh akan kalsium. Faktor
penghambat penyerapan kalsium adalah asam oksalat, asam fitat, lemak,
ketidakstabilan, emosi, peningkatan motilitas saluran cerna dan kurangnya aktivitas
fisik. Kalsium berfungsi membentuk tulang dan gigi, mengatur kontraksi otot
termasuk detak jantung, berperan membuka darah, dan menjadi katalisator reaksi
biologis. Kalsium mempunyai peranan penting bagi bayi, yaitu pembentukan tulang.
Selama fase pertumbuhan, janin membentuk matriks tulang tubuh mirip embrio.
Bentuknya seperti tulang namun tetap lunak dan lentur hingga lahir. Matriks yang
mewakili 1/3 tulang terdiri dari serat yang terbuat dari protein kolagen yang dilapisi
gelatin (Almatsier, 2009). Konsumsi kalsium yang kurang atau berlebihan akan
menyebabkan metabolisme tidak normal. Kekurangan kalsium menyebabkan
osteoporosis dan osteomalasia, sedangkan kelebihan kalsium dapat menyebabkan
hiperkalsemia, kejang, dan pengerasan kalsium.
2. Fosfor
Fosfor adalah mineral terbanyak kedua di tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Sekitar
85% fosfor dalam tubuh berbentuk garam kalsium fosfat. Pada orang dewasa,
sebagian fosfor yang ada di tulang berbentuk kalsium fosfat, dan sisanya
didistribusikan ke sel-sel tubuh dan otak. Fosfor juga berperan dalam reaksi biologis,
terutama pelepasan dan penyimpanan energi. Fosfor memainkan sejumlah peran
penting dalam tubuh, yaitu pengaturan pelepasan energi, komposisi membran sel dan
DNA, penyerapan dan pengangkutan nutrisi, dan bagian dari senyawa esensial tubuh,
pengapuran tulang dan gigi, serta pengaturan asam. -keseimbangan dasar. Peranan
fosfor penting dalam tumbuh kembang bayi, seperti pengapuran tulang dan gigi
diawali dengan pengendapan fosfor dalam matriks tulang yang mengatur perpindahan
energi melalui fosforilasi fosfor, aktivasi berbagai enzim dan vitamin B. .dalam
konversi energi menjadi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Fosfor
merupakan mineral yang ditemukan di semua makanan, termasuk daging merah,
makanan yang mengandung susu, ikan, unggas, roti, nasi, dan gandum. Asupan yang
tepat untuk remaja dan dewasa adalah 700 mg per hari. Defisiensi fosfor jarang terjadi
karena melimpah pada makanan, namun defisiensi fosfor bisa terjadi jika Anda
menggunakan antasida yang menetralkan asam lambung seperti aluminium hidroksida
dalam jangka waktu lama. dapat menurunkan jumlah kalsium dalam tubuh sehingga
meningkatkan risiko patah tulang. Kelebihan fosfor juga dapat menyebabkan kejang
(Almatsier, 2009).
3. Belerang
Belerang ditemukan di sebagian besar sel dan terkonsentrasi di sitoplasma. Belerang
konsentrasi tinggi terdapat pada rambut, kulit dan kuku dalam bentuk asam amino
metionin dan sistein yang membentuk protein keratin. Belerang dapat bergabung
dengan atom hidrogen dan berperan dalam pembekuan darah dan reaksi transfer
energi. Belerang juga berperan dalam sintesis kolagen dan mukopolisakarida.
Belerang merupakan bagian dari vitamin, asam pantotenat dan asam lipoat. Belerang
diperlukan untuk antioksidan glutathione dan belerang juga merupakan bagian dari
koenzim-A. Belerang adalah mineral yang terdapat secara alami dalam berbagai
bentuk dalam makanan. Belerang juga digunakan dalam bentuk sulfat dan sulfit
sebagai bahan tambahan dalam berbagai makanan olahan.
4. Kalium
Kalium adalah mineral yang ditemukan di sebagian besar makanan. Sumber kalium
dapat diperoleh dari sayuran (kacang panjang, mentimun) dan buah-buahan (pisang,
belimbing), kacang-kacangan, susu, ikan, kerang, daging sapi, ayam, kalkun, dan roti.
Asupan yang cukup untuk orang dewasa adalah 4,7 gram per hari. Intinya, seluruh
potasium dalam makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus halus. Usus besar
juga mampu secara aktif menyerap kalium melalui proses yang dimediasi oleh
H.KATPase. Ekskresi kalium dari makanan terjadi melalui urin dan feses. Kalium
berperan beberapa penting, di antaranya mengontrol keseimbangan cairan dalam
tubuh dan mampu menurunkan tekanan darah. Di dalam tubuh, kalium ada sebagai
ion kalium bebas di dalam sel dan di enzim piruvat kinase. Defisiensi kalium akibat
asupan makanan yang tidak mencukupi relatif jarang terjadi namun biasanya terjadi
karena sebagian besar hilang melalui saluran pencernaan. Kekurangan kalium terjadi
pada anak akibat diare dan muntah. Gejalanya meliputi kelemahan otot, kembung,
dan masalah jantung seperti jantung berdebar-debar, serta berkurangnya kemampuan
memompa darah. Mengonsumsi terlalu banyak kalium dapat menyebabkan
hiperkalemia. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk
membuang kelebihan kalium dari tubuh.
5. Natrium
Sumber utama natrium dalam makanan adalah garam meja, yang secara kimia
berbentuk NaCl. Sumber natrium lainnya adalah perasa masakan, khususnya
monosodium glutamat, dan soda kue, khususnya natrium bikarbonat. Natrium
ditemukan secara alami dalam jumlah kecil di semua makanan, namun dalam jumlah
besar ditambahkan ke makanan olahan seperti daging, sereal, sarapan, keju, roti, dan
banyak saus lainnya. Jadi, sumber natrium yang sehat adalah sayur-sayuran dan buah-
buahan serta biji-bijian. Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan
tekanan darah sehingga menyebabkan stroke dan serangan jantung. Natrium
dikeluarkan melalui urin dan diatur oleh hormon aldosteron yang disekresikan oleh
kelenjar adrenal ketika kadar natrium darah menurun (Almatsier, 2009).
6. Klor
Sumber utama klorin bagi tubuh adalah garam meja. Sebagai bagian dari HCL, Cl
berfungsi menjaga keasaman lambung. Selain S dan P, Cl juga berperan dalam
menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. Klorin juga diperlukan untuk
pertumbuhan, termasuk pembentukan cairan ekstraseluler, tulang, dan jaringan ikat.
7. Magnesium
Magnesium memiliki sejumlah fungsi penting: merupakan komponen penting sel,
terutama mitokondria, anggota enzim, katalis biologis dalam reaksi yang
menggunakan dan melepaskan energi, dan metabolisme asam nukleat, reaksi yang
melibatkan karbohidrat, lemak dan protein. Kekurangan magnesium dapat
menyebabkan muntah, transit gastrointestinal yang cepat, jaringan otot yang tidak
terkontrol, dan kalsifikasi jaringan lunak. Kelebihan magnesium dalam tubuh disebut
hipermagnesemia.

2.4 Gangguan Metabolisme Makromineral


Gangguan metabolisme makroineral adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan
dalam proses pengaturan dan penyerapan makroineral seperti kalsium, fosfor, dan
magnesium dalam tubuh. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
gangguan hormonal, penyakit ginjal, atau kekurangan nutrisi. Salah satu contoh gangguan
metabolisme makroineral yang umum adalah hipokalsemia, yang ditandai dengan kadar
kalsium yang rendah dalam darah hingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
seperti kelelahan, kejang, atau osteoporosis. Penting untuk mengidentifikasi gangguan
metabolisme makroineral sejak dini agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Diagnosis
gangguan ini biasanya melibatkan tes darah untuk mengukur kadar makroineral dalam
tubuh. Setelah diagnosis, pengobatan yang sesuai dapat direkomendasikan oleh dokter atau
ahli gizi. Pengobatan ini mungkin melibatkan suplemen makroineral, perubahan diet, atau
pengobatan penyebab yang mendasari gangguan metabolisme. Pencegahan juga
merupakan langkah penting dalam mengatasi gangguan metabolisme makroineral.
Menerapkan pola makan seimbang yang kaya akan makroineral seperti kalsium dan fosfor
dapat membantu menjaga keseimbangan dalam tubuh. Menghindari faktor risiko seperti
konsumsi alkohol yang berlebihan atau kekurangan aktivitas fisik juga dapat membantu
mencegah gangguan ini. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk
mendapatkan saran yang tepat mengenai pencegahan dan pengelolaan gangguan
metabolisme makroineral.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mineral adalah substansi anorganik yang terdapat di dalam kerak bumi dan memiliki
struktur kristal yang teratur. Mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah lebih dari 100 mg per hari. Dan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg per hari. Makromineral, seperti kalsium, fosfor,
magnesium, natrium, kalium, dan klorida, diperlukan dalam jumlah yang lebih besar
daripada mikromineral. Metabolisme makromineral adalah proses yang kompleks dan
penting untuk menjaga keseimbangan mineral dalam tubuh manusia. Metabolisme
makromineral melibatkan berbagai mekanisme yang kompleks, seperti absorbsi,
transportasi, dan ekskresi, yang terjadi di berbagai organ dan sistem tubuh. Fungsi
metabolisme makromineral sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia.
Makromineral, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium, berperan dalam mempertahankan
keseimbangan asam basa di dalam tubuh. Secara keseluruhan, metabolisme makromineral
sangat penting untuk memastikan tubuh manusia tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

3.2 Saran
Penting untuk memahami konsep dasar metabolisme makromineral dan hubungannya
dengan kesehatan tubuh manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari mekanisme
penyerapan, transportasi, dan penggunaan makromineral dalam tubuh. Selain itu, penting
juga untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi metabolisme makromineral, seperti
keadaan nutrisi, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo. 2006. Biokimia. Jakarta: SundaKelapaPustaka.


SunitaAlmatsier. 2009. PrinsipDasarIlmuGizi. Jakarta: Erlangga.
TejAsari. 2005. Nilai-NilaiGiziPangan. Bandung: GrahaIlmu.

Anda mungkin juga menyukai