Anda di halaman 1dari 16

A.

Mekanisme Pengaruh Nutrisi Terhadap Kesehatan Jaringan Rongga mulut


Nutrisi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan
diperlukan untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Nutrisi adalah hasil akhir dari
semua interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Nutrien adalah zat organic,
zat anorganik dan zat yang memproduksi energi yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
untuk fungsi tubuh antara lain seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Manusia memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh.
Nutrisi atau zat gizi memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan tubuh pada
umumnya, dan kesehatan rongga mulut pada khususnya. Nutrisi sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan gigi serta mempengaruhi pemeliharaan jaringan rongga mulut.
Nutrisi untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena masa
pertumbuhan gigi sejalan dengan masa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Nutrisi penting
untuk kalsifikasi optimal gigi sulung, sedangkan nutrisi pada masa balita dan anak-anak penting
untuk pertumbuhan gigi tetap.
Meningkatnya masalah gizi, tentunya berdampak pula pada peningkatan prevalensi
penyakit gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan bertambah buruknya masalah gizi tersebut.
Kita perlu mengetahui hubungan antara nutrisi yang didapat dan kesehatan gigi dan mulut karena
seringkali terdapat karakteristik yang khas dari berbagai jaringan dalam rongga mulut yang lebih
sensitif terhadap defisiensi nutrisi, sehingga apabila tubuh mengalami defisiensi nutrisi seringkali
jaringan dalam rongga mulutlah yang pertama kali memperlihatkan efek defisiensi nutrisi
tersebut. (Moyers 1988)
Dalam bidang kedokteran gigi dipelajari mengenai jaringan lunak dan keras yang sensitif
terhadap kebutuhan gizi. Nutrisi merupakan pemasukan, penyerapan, pemakaian dan
penyimpanan makanan oleh jaringan tubuh. Berdasarkan komposisi atau penggunaannya dalam
tubuh, nutrisi dibagi atas :
1. Protein
2. Karbohidrat
3. lemak
4. Mineral
5. Vitamin
Fungsi nutrisi adalah :
1. Pertunbuhan
2. Pemelihara dan perbaikan jaringan tubuh
3. Mekanisme pertahanan tubuh
4. Proses metabolisme dalam tubuh
Dari pembagian nutrisi diatas dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Protein
Adalah komponen organik yang terdiri dari elemen-elemen seperti nitrogen, karbon,
sulfur, fosfat, oksigen yang membentuk asam amino
Asam amino terdiri dari 2 macam :
a. Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesisi oleh tubuh tapi
terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh
b. Asam amino non esensial yaitu asam amino yang bisa disintesis oleh tubuh
Klasifikasi protein :
a. Berdasarkan struktur kimia :
1) Simple protein, hanya terdiri dari asam amino. Contoh: albumin, globulin
2) Compound protein, terdiri dari simple protein dan non protein. Contoh: glikoprotein
b. Berdasarkan jumlah dan macam asam amino yang terdapat dalam bahan makanan protein
lengkap / sempurna dan Protein tidak lengkap / tidak sempurna
Kebutuhan protein pada tingkatan umur juga berbeda dimana untuk anak-anak
yaitu 1,6-3,3 gr/KgBB dan dewasa yaitu 1gr/KgBB atau dapat meningkat. Protein sangat
berperan terutama pada masa pertumbuhan jaringan termasuk perkembangan gigi sejak
awal pertumbuhannya. Selain itu protein berperan dalam pembentukan antibodi yang
melindungi seluruh jaringan termasuk mukosa mulut dan darerah sekitarnya terutama dari
infeksi yang mungkin menyerang jaringan periodontal serta mencegah terjadinya angular
cheilitis.
Hasil malnutrisi protein sedang dan berat adalah perubahan dalam pertumbuhan
dan fungsi kelenjar ludah. Hasil yang dilaporkan telah bervariasi tergantung pada titik
dalam siklus hidup di mana kekurangan gizi terjadi. Ketika kekurangan protein
berlangsung pada tahap awal, ukuran kelenjar submandibular telah berkurang atau
menjadi irreversible. Efek yang terjadi selama tahap awal perkembangan mungkin tidak
sepenuhnya terbalik apabila diet seperti protein yang memadai . Malnutrisi protein
diinduksi pada tikus dewasa muda mengakibatkan berat kelenjar parotis meningkat dan
kepadatan β-adrenoceptor menurun, sedangkan kelenjar submandibulars, berat badan dan
kepadatan sel- β keduanya berkurang.
Johnson dkk mengevaluasi efek pada pertumbuhan kelenjar parotis dan fungsi
sekresi dari hewan yang diberi makan dengan diet protein yang berbeda konsentrasinya
(20% atau 7%) dan konsistensi yang berbeda (bubuk atau padat). Berat kelenjar parotis
berkurang ditemukan di tikus yang diberi makan protein rendah (7%) . Hal ini
mengurangi berat kelenjar diamati pada diet rendah protein ketika makan sebagai salah
satu bentuk padat atau bubuk. Namun, berat kelenjar parotis diamati pada hewan yang
diberi diet rendah protein mirip dengan hewan yang diberi diet protein normal (20%)
dalam bentuk bubuk. Komposisi air liur kelenjar parotis prolin lebih tinggi pada yang
kaya protein dalam kedua kelompok hewan pada diet rendah protein. Laju aliran air liur
parotis secara signifikan dikurangi oleh kedua konsistensi diet dan konsentrasi protein
diet. Meskipun kekurangan protein memiliki efek ditandai pada pertumbuhan kelenjar
ludah dan fungsi, tekstur makanan, yang mempengaruhi persyaratan untuk pengunyahan,
juga ditemukan menjadi faktor yang signifikan. Hal ini didukung oleh peneliti lain di
mana perubahan volume air liur, berat kelenjar, dan komposisi saliva telah ditemukan
selama malnutrisi protein.
2. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai :
a. Sebagai sumber energi
b. Mempertahankan suhu tubuh
c. Membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh
Karbohidrat terbagi dalam monosakarida (glukosa, fruktosa), disakarida(sukrosa,
laktosa, maltosa), dan polisakarida (selulosa, glikogen, pati).
Meskipun banyak penelitian menyebutkan bahwa karbohidrat sebagai penyebab
timbulnya berbagai penyakit gigi dan mulut, namun dari fungsinya sebagai katalis dalam
proses metabolisme terhadap zat gizi lain ( mineral, vitamin, dan lemak ) dan
meningkatkan konsumsi zat gizi lain serta peran sebagai imunopolisakarida dalam
menangkal infeksi,berperan penting pada masa pra erupsi dan pasca erupsi, maka
karbohidrat juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
3. Lemak
Lemak atau lipid mengengkut vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu A,
D, E, K. Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen
utama y/ang membentuk membran semua jenis sel.
Lemak berfungsi sebagai:
a. Mengatur suhu tubuh
b. Menghasilkan asam lemak esensial untuk pembangunan dan perawatan jaringan
tubuh.
c. Mengangkut vitamin yang larut dalam lemak ke peredaran darah
Lemak berperan sebagai pengangkut vitamin yang memiliki peran dalam menjaga
kesehatan gigi yang mulut. Salah satu jenis lemak adalah lemak jenuh. Lemak ini
memainkan peranan penting terhadap kesehatan tulang dan gigi. Agar kalsium dapat
bersatu dengan struktur tulang kerangka dan gigi secara efektif, sedikitnya 50 persen
lemak makanan seharusnya mengandung lemak jenuh.

4. Mineral
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah
lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang
dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari
0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro
utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium(Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida
(Cl),dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga
(Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).

Mineral adalah zat anorganik dari bahan makanan atau bahan anorganik lain,
digolongkan atas Mineral esensial dan terdapat dalam jumlah banyak contohnya adalah
Ca, P, Na, K, Mg 2. Mineral non esensial yang diperlikan tubuh tapi hanya dalam jumlah
sedikit seperti Fe, Co, Cu dan I
Fungsi umum dari mineral adalah :
a. Bahan pembentuk tulang dan gigi
b. Pengatur fungsi tubuh
c. Pembentuk garam-garam dalam cairan tubuh
Mineral-mineral yang penting bagi tubuh :
a. Kalsium (Ca),Phospor, flour, iodine, kalium, ferum, magnesium, seng, zat besi.
b. Besi
Berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serat jaringan mukosa
mulut. Mineral ini banyak terdapat pada daging, bayam, dan sayuran berwarna hijau.
c. Seng
Berperan besar dalam penyembuhan luka pada mukosa mulut. Seng banyak terdapat
pada seafood, hati, daging, dan sereal gandum.
Defisiensi mineral yang bermanifestasi dalam rongga mulut adalah defisiensi
kalsium, fosfor, magnesium, besi dan flour. Manifestasi defisiensi kalsium dalam rongga
mulut adalah terjadi absorpsi tulang rahang yang merata dan destruksi ligamentum
periodontal dan berkurangnya kekuatan gigi. Manifestasi defisiensi fosfor dalam rongga
mulut adalah terjadinya gangguan pertumbuhan rahang dan erupsi gigi. Juga adanya
pertumbuhan kondili yang lambat disertai maloklusi. Defisiensi magnesium dalam jangka
waktu yang lama dapat terjadi hipoplasia enamel. Manifestasi defisiensi besi dalam
rongga mulut adalah terjadinya glossitis yang merupakan penyakit pada lidah, di mana
lidah tampak merah dan sakit. Manifestasi Defisiensi flour dalam rongga mulut yang
paling utama adalah kerentakan gigi terhadap terjadinya karies gigi.Protein banyak
terdapat pada daging, telur, susu, ikan dan jagung. Manifestasi defisiensi protein dalam
rongga mulut adalah lidah tampak berwarna merah karena hilangnya papila, terjadi
angular cheilitis dan fissura bibir atau bibir pecah-pecah. Selain itu rongga mulut terasa
kering dan nampak kotor. Resistensi terhadap infeksi mengalami penurunan sehingga
mudah terjadi infeksi pada jaringan periodontal.
5. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang esensial bagi pertimbuhan, pemeliharaan, dan
menjamin berlangsungnya proses faal dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan
kesehatan tubuh, vitamin dibagi atas :
a. Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K
b. Vitamin yang tidak larut dalam lemak : B, C
c. Vitamin yang di butuhkan tubuh adalah ; Vitamin A 2. Vitamin B1 (aneurin) 3.
Vitamin B2 (riboflavin) 4. Vitamin B3 ( niacin = asam nikonat) 5. Vitamin B12 ( anti
pernicious anemia factor) 6. Vitamin C 7. Vitamin D 8. Vitamin K, dengan
keterangan sebagai berikut :
1) Vitamin A
Vitamin A diperlukan untuk kesehatan gingiva. Penting untuk menjaga selaput
lendir mulut dan jaringan mukosa mulut. Memelihara jaringan epitel, membantu
perkembangan gigi serta pertahanan terhadap infeksi. Vitamin A banyak terdapat
pada sayuran yang berwarna hijau atau kuning, buah dengan warna yang
mencolok, susu, telur dan minyak ikan.
2) Vitamin D
Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat yang sangat berperan pada
pembentukan dan pertahanan gigi. Absorpsi ini berlangsung di usus halus. Selain
itu berperan penting pada pembentukan rahang. Vitamin ini paling banyak
terdapat pada susu, minyak ikan dan sereal.
3) Vitamin E
Mencegah pertumbuhan bercak putih tebal di mulut (leukoplakia). Mencegah
kanker oral selain itu vitamin E juga berperan sebagai anti oksidan. Vitamin E
banyak terdapat pada telur, susu, daging, dan kacangkacangan.
4) Vitamin K
Berperan dalam proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya pendarahan
spontan dalam rongga mulut. Vitamin K banyak terdapat pada sayuran berwarna
hijau.
5) Vitamin C
Diperlukan untuk kesehatan periodontal dan gingiva, faktor dalam penyembuhan
luka. Diperlukan untuk produksi kolagen dan mencegah perdarahan gingival.
Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran hijau dan tomat.
6) Vitamin B kompleks
Membantu struktur wajah berkembang dengan benar sehingga wanita hamil perlu
mengkonsumsi vitamin ini untuk perkembangan janinnya. Selain itu fungsi
vitamin B kompleks adalah mencegah timbulnya rasa sakit, warna kemerahan dan
pendarahan givival, keretakan dan luka di sudut mulut dan lidah. Vitamin ini
banyak terdapat pada kacang-kacngan, ragi, sayuran hijau, hati, susu, beras,
jagung dan lainlain.

Defisiensi Vitamin :
a. Vitamin A menyebabkan terjadinya gingivitis, hiperplasia gingiva serta penyakit
periodontal dan hipoplasia enamel. Defisiensi vitamin A juga mengakibatkan :
Xeropthalmia, darriers disease, mulut kering (xerostomia), hyperplasia gingival,
gingivitis dan lesi-lesi periodontal
b. Vitamin E menyebabkan terjadinya pendarahan gingival, keluarnya pus dari
poket dan periodontal serta leukoplakia. Defisiensi vitamin K menyebabkan
terjadinya pendarahan spontan pada gingival atau setelah menggosok gigi.
c. Vitamin C menyebabkan rentannya gingival terhadap iritasi lokal sehingga terjadi
hiperplasia gingival, mudah berdarah dan dapat terjadi ulserasi yang biasa disebut
Scurvy.
1) Scurvy akut : gingival membesar, warna merah tua dan mudah berdarah
2) Mukosa mulut mudah terkena infeksi sekunder
3) Gigi mudah terlepas
Defisiensi vitamin C, kurangnya pembentukan kolagen dan peningkatan
permeabilitas endotoksin dari mukosa oral telah diamati dalam studi histologis.
Studi telah menunjukkan bahwa defisiensi vitamin C dapat meningkatkan
motilitas leukosit polimorfonuklear, sehingga menurunkan respon host kekebalan
tubuh.
d. Tiamin (B1) menyebabkan terjadinya pembesaran papila fungiformis pada perifer
lidah, adanya retakan pada bibir dan sensitifitaspada gigi dan mukosa mulut
meningkat. Manifestasi defisiensi vitamin B1 di mulut
1) Gigi, mukosa mulut sensitif
2) Mukosa mulut merah tua, mengkilat kadang-kadang ada ulserasi
3) Papila fungiformis banyak dan lidah menjadi merah terang, licin, mengkilat
4) Gingival berwarna merah tua, mengkilat Neuralgia
e. Ribofavin (B2) menyebabkan terjadinya angular cheilitis dan atrofi papilla
fungiformis. Manifestasi dalam mulut adalah sebagai berikut angular chelitis,
glosotis, papila fungi formis besar, lidah berwarna magenta (merah terang)
d. Niasin (B 3) menyebabkan manifestasi dalam mulut seperti ;
1) Glositis yang ditandai dengan warna merah terang, papila lidah hilang,
ulserasi sepanjang tepi lidah
2) Lidah kering dan licin
3) Keadaan lebih berat kadang terasa sakit dan ada plak putih pada punggung
lidah yang sulit diangkat
e. Asam Nikotinat (B 5) menyebabkan terjadinya atrofi papilla di mana lidah
tampak merah, gingivitis kronis dan periodontitis.
f. Peridoksin ( B 6 ) menyebabkan terjadinya angular cheilitis, glossis, serta rasa
tidak enak pada mulut.
g. Asam Pentotenat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, ulserasi, dan nekrosis
pada gingiva. Terlihat juga mukosa mulut dan bibir warna merah mengkilat.
h. Asam Folat Manifestasi defisiensinya adalah pembengkakan pada lidah,
gingivitis, angular cheilitis dan ulkus pada lidah.
i. Sianokobalamin ( B 12 ) Manifestasi defisiensinya adalah gingival nampak pucat
dan mudah terjadi ulserasi. Lidah tampak merah licin dan mengkilat serta lebih
sensitif (glositis hurteri). Manifestasi defisiensi B12 dalammulut lainnya adalah :
1) Glosodynia (rasa sakit pada lidah)
2) Glssopyrosis (rasa terbakar pada lidah)
Kekurangan vitamin B12 menyebabkan dysplasia reversible yang menyebabkan
perubahan pada mukosa oral dan ulser rekuren.. Kekurangan thiamin
menyebabkan rasa terbakar, seperti halnya kekurangan riboflavin dan B6.
Vitamin B12 juga telah dikaitkan dengan stomatitis (radang mukosa mulut), yang
umum pada pasien dengan anemia. Vitamin B12 juga menyebabkan atrofi pada
papilla lingual.
Glossitis umum terjadi pada pasien dengan anemia defisiensi zat besi. Namun,
glositis yang merupakan gejala awal kekurangan zat besi muncul sebelum anemia.
Cheilosis, atau peradangan pada bibir adalah tanda umum dari kekurangan vitamin B
kompleks, dikaitkan dengan deficiensi riboflavin, folat, dan piridoksin.

B. Mekanisme Pengaruh Hormon Terhadap Kesehatan Jaringan Rongga mulut


Pada wanita hamil, tentu banyak sekali perubahan yang terjadi kepada fisik dan juga
kepada jaringan di dalamnya itu sendiri. Perubahan itu terjadi beriringan dengan tumbuh
kembang janin dalam kandungan. Perubahan-perubahan yang terjadi itu dapat disebabkan oleh
berbagai macam faktor salah satunya yaitu hormon. Hormon merupakan zat yang disekresi oleh
kelenjar, tanpa saluran, dan bereaksi di target organ, atau mediator kimia yang mengatur organ
atau sel tertentu, hormon seksual steroid telah menunjukkan secara langsung dan tidak langsung
gangguan terhadap proliferasi sel, diferensiasi dan pertumbuhan pada sel target, termasuk
keratin dan fibroblast pada gingiva.
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan meliputi peningkatan konsentrasi
hormon seks yaitu estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan hormon seks kehamilan
yang utama. Kadarnya meningkat sampai bulan kedelapan kehamilan dan menjadi normal
kembali setelah melahirkan. Kadar estrogen meningkat secara lambat sampai akhir kehamilan.
Pada awal kehamilan, estrogen dan progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Kemudian
terjadi pergantian fungsi korpus luteum kepada plasenta, yang terjadi pada minggu keenam
sampai minggu kedelapan kehamilan, dimana plasenta berperan sebagai organ endokrin yang
baru.
Pada akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen mencapai level puncaknya yaitu
100 ng/ml dan 6 ng/ml, yang merupakan 10 dan 30 kali lebih tinggi dari konsentrasinya pada
saat menstruasi.
Estrogen dan progesteron memiliki aksi biologi penting yang dapat mempengaruhi sistem
organ lain termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan progesteron dapat ditemukan pada
jaringan periodontal. Akibatnya, ketidakseimbangan sistem endokrin dapat menjadi penyebab
penting dalam patogenesis penyakit periodontal. Penelitian yang dilakukan oleh Mascarenhas P
dkk telah menunjukkan bahwa perubahan kondisi periodontal dapat dihubungkan Minggu
kehamilan Minggu kehamilan dengan perubahan kadar hormon seks.
Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota
subgingiva, sel spesifik periodontal dan sistem imun lokal selama kehamilan. Beberapa
perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan periodontal selama kehamilan adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman saku periodontal.
2. Peningkatan kerentanan bagi terjadinya infeksi.
3. Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi.
4. Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas gingivalis).
5. Peningkatan sintesis PGE2
Berikut ini mekanisme hormone-hormon kehamilan yang berpengaruh terhadap
kesehatan jaringan rongga mulut :
A. Progesteron
Progesteron adalah hormon steroid yang terutama dihasilkan oleh indung telur, setelah
ovulasi. Jika pembuahan dan kehamilan terjadi, plasenta akan mulai memproduksi progesteron.
Hormon progesteron dalam kandungan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan pembuluh
darah di endometrium (lapisan rahim). Tindakan ini bertujuan untuk membuat fit dinding rahim
untuk embrio yang dibuahi untuk dapat melekat. Progesteron juga merangsang kelenjar tertentu
dalam endometrium untuk mensekresikan cairan yang dimaksudkan untuk member makan
sperma dan embrio (Sridianti,2014).
Dalam hubungannya dengan jaringan di rongga mulut progesteron yang jumlahnya
kurang dari normal dapat mengakibatkan stomatitis aftosa rekuren (SAR). Croley dan Miers
(Croley, 2011) meneliti bahwa pengaruh hormon esterogen yang ternyata merangsang maturasi
lengkap sel epitel mukosa mulut dan progesteron yang menghambatnya (Jones, 2003). Selain itu
tampak jelas adanya perubahan pada lapisan mukosa mulut, dan peningkatan jumlah bakteri
dalam jaringan yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, sedangkan progesteron berperan dalam
jaringan periodonsium. Progesteron juga mengubah tingkat dan pola produksi dalam gingival
yang menyebabkan gangguan perbaikan dan pemeliharaan. Estrogen dan progesterone dalam
dalam jaringan ikat mempengaruhi proliferasi fibroblast dan pematangan kolagen. Protein
nonkolagen jaringan ikat seperti glikosaminoglikan yang tinggi.
Peningkatan hormone progesterone berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh darah
gingiva dan meningkatkan kerentanan terhadap iritasi mekanis. Hormone progesterone
menyebabkan efek nyata pada mikrovaskuler gingiva, perubahan permeabilitas kapiler dan
penambahan aliran cairan krevikuler. Metabolism jaringan juga dipengaruhi oleh berkurangnya
respon imun seluler selama kehamilan. Derajat keparahan peradangan gingiva pada masa
kehamilan juga dipengaruhi perkembangan flora microbial anaerob di cairan krevikuler.
Perubahan microbial yang terjadi karena hormone estrogen dan progesterone
mempengaruhi faktor pertumbuhan kuman pathogen pada jaringan periodontal mikroorganisme
yang meningkat secara signifikan pada masa kehamilan adalah P.Intermedia. Peningkatan ini
berhubungan dengan meningkatnya progesterone dan bersamaan dengan itu terjadi peningkatan
pada gingiva (Bimo, 2006)

B. Estrogen
Hormon seksual mempunyai peran penting pada fisiologis periodontal dan juga pada
perkembangan dan keparahan penyakit periodontal. Estrogen diduga mempunyai peran pada
berbagai penyakit periodontal. Efek biologis estrogen diperantarai oleh reseptor estrogen.
Reseptor estrogen adalah faktor transkripsi yang memediatori efek pleiotropik hormon steroid
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan bermacam-macam jaringan (Indonesian
Journal of Dentistry, 2008). Estrogen mempengaruhi proliferasi, diferensiasi dan keratinisasi
epitel gingiva melalui pengaturan produksi beberapa protein yang terlibat dalam proliferasi sel
dan pengaturan siklus sel.
Salah satu kondisi tubuh yang penting untuk dipertimbangkan yaitu penggunaan hormon
seksual estrogen yang diduga menjadi faktor resiko penyakit periodontal. Estrogen berperan
dalam mengubah sistem mikrosirkulasi gingiva. Reseptor estrogen yang ada di gingiva manusia
bertanggung jawab terhadap peningkatan hormon estrogen di jaringan gingival. Fungsi hormon
estrogen yaitu meningkatkan proliferasi seluler, diferensiasi dan menurunkan keratinisasi
Menurut Goodman, banyaknya reseptor hormon dipengaruhi oleh konsentrasi hormon di
ruang interseluler. Kadar estrogen pada wanita menopause akan merangsang pembentukan
reseptor estrogen yang lebih banyak, namun belum dipastikan keterkaitan antara kadar estrogen
dengan keberadaan reseptor estrogen. Menurut pendapat penelitian, pada kerusakan jaringan
periodontal, reseptor estrogen α dibutuhkan sebagai faktor pertumbuhan untuk mempercepat
penyembuhan luka sedangkan reseptor estrogen β dibutuhkan untuk menahan agar reaksi
peradangan yang menyebabkan kerusakan jaringan tidak berlebihan.

C. Peningkatan Konsentrasi Hormon Seks dan Respon Imun Maternal

Reaksi imunologi berperan penting dalam patogenesis penyakit periodontal. Terdapat


beberapa observasi penting yang menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada jaringan
periodontal dapat merupakan akibat dari pengaruh hormon seks steroid pada sistem imun.
Reseptor seks steroid telah ditemukan terdapat pada komponen sistem imun dan dapat mengatur
aksi dari sel sistem imun tersebut.Estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh plasenta
selama masa kehamilan, dapat turut berperan dalam mengatur sistem imun lokal dan membantu
melindungi janin yang sedang berkembang dari reaksi penolakan tubuh si ibu.
Lapp dkk melaporkan bahwa tingginya konsentrasi progesteron selama kehamilan
meningkatkan terjadinya inflamasi gingiva dengan menghambat produksi interleukin6 (IL-6). IL-
6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T dan mengaktifkan sel makrofag dan
sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke
sirkulasi darah, sehingga dengan dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingiva kurang
efisien dalam melawan serangan inflamasi dari bakteri.

Progesteron juga merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2 merupakan


mediator yang poten dalam respon inflamasi. Dengan PGE2 yang berperan sebagai
imunosupresan, mengakibatkan

inflamasi gingiva semakin meningkat ketika konsentrasi PGE2 dan mediator PGE2 tinggi.

D. Peningkatan Konsentrasi Hormon Seks dan Perubahan Komposisi Plak Subgingiva

Perubahan komposisi plak subgingiva selama kehamilan disebabkan oleh lingkungan


mikro subgingiva yang berubah akibat meningkatnya akumulasi progesteron aktif yang
metabolismenya berkurang selama kehamilan dan kemampuan Prevotella Intermedia untuk
mengganti faktor esensial pertumbuhan yang penting, yaitu vitamin K dengan progesteron dan
estrogen.Selama kehamilan, rasio bakteri anaerob meningkat dibanding bakteri aerob, dalam hal
ini adalah Bacteroides melaninogenicus dan Prevotella intermedia. Peningkatan ini terkait
dengan tingginya level sistemik estrogen dan progesteron.

Penelitian Jansen dkk melaporkan bahwa terjadi 55 kali lipat peningkatan proporsi
bakteri P. Intermedia pada wanita hamil dibanding wanita tidak hamil sebagai kontrol. Hal ini
membuktikan bahwa progesteron berperan penting dalam pergantian mikroorganisme. Kornman
dan Loesche melaporkan bahwa flora subgingival berubah menjadi flora yang lebih bersifat
anaerob seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron juga dimanfaatkan
oleh patogen periodontal seperti Prevotella intermedia dan Porphyromonas gingivalis sebagai
sumber makanan mereka. Bakteri-bakteri tersebut secara umum meningkat dalam cairan sulkular
gingiva wanita hamil, suatu kondisi yang secara positif berkaitan dengan keparahan gingivitis
kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai