4. Mineral
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah
lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang
dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari
0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro
utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium(Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida
(Cl),dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga
(Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Mineral adalah zat anorganik dari bahan makanan atau bahan anorganik lain,
digolongkan atas Mineral esensial dan terdapat dalam jumlah banyak contohnya adalah
Ca, P, Na, K, Mg 2. Mineral non esensial yang diperlikan tubuh tapi hanya dalam jumlah
sedikit seperti Fe, Co, Cu dan I
Fungsi umum dari mineral adalah :
a. Bahan pembentuk tulang dan gigi
b. Pengatur fungsi tubuh
c. Pembentuk garam-garam dalam cairan tubuh
Mineral-mineral yang penting bagi tubuh :
a. Kalsium (Ca),Phospor, flour, iodine, kalium, ferum, magnesium, seng, zat besi.
b. Besi
Berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serat jaringan mukosa
mulut. Mineral ini banyak terdapat pada daging, bayam, dan sayuran berwarna hijau.
c. Seng
Berperan besar dalam penyembuhan luka pada mukosa mulut. Seng banyak terdapat
pada seafood, hati, daging, dan sereal gandum.
Defisiensi mineral yang bermanifestasi dalam rongga mulut adalah defisiensi
kalsium, fosfor, magnesium, besi dan flour. Manifestasi defisiensi kalsium dalam rongga
mulut adalah terjadi absorpsi tulang rahang yang merata dan destruksi ligamentum
periodontal dan berkurangnya kekuatan gigi. Manifestasi defisiensi fosfor dalam rongga
mulut adalah terjadinya gangguan pertumbuhan rahang dan erupsi gigi. Juga adanya
pertumbuhan kondili yang lambat disertai maloklusi. Defisiensi magnesium dalam jangka
waktu yang lama dapat terjadi hipoplasia enamel. Manifestasi defisiensi besi dalam
rongga mulut adalah terjadinya glossitis yang merupakan penyakit pada lidah, di mana
lidah tampak merah dan sakit. Manifestasi Defisiensi flour dalam rongga mulut yang
paling utama adalah kerentakan gigi terhadap terjadinya karies gigi.Protein banyak
terdapat pada daging, telur, susu, ikan dan jagung. Manifestasi defisiensi protein dalam
rongga mulut adalah lidah tampak berwarna merah karena hilangnya papila, terjadi
angular cheilitis dan fissura bibir atau bibir pecah-pecah. Selain itu rongga mulut terasa
kering dan nampak kotor. Resistensi terhadap infeksi mengalami penurunan sehingga
mudah terjadi infeksi pada jaringan periodontal.
5. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang esensial bagi pertimbuhan, pemeliharaan, dan
menjamin berlangsungnya proses faal dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan
kesehatan tubuh, vitamin dibagi atas :
a. Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K
b. Vitamin yang tidak larut dalam lemak : B, C
c. Vitamin yang di butuhkan tubuh adalah ; Vitamin A 2. Vitamin B1 (aneurin) 3.
Vitamin B2 (riboflavin) 4. Vitamin B3 ( niacin = asam nikonat) 5. Vitamin B12 ( anti
pernicious anemia factor) 6. Vitamin C 7. Vitamin D 8. Vitamin K, dengan
keterangan sebagai berikut :
1) Vitamin A
Vitamin A diperlukan untuk kesehatan gingiva. Penting untuk menjaga selaput
lendir mulut dan jaringan mukosa mulut. Memelihara jaringan epitel, membantu
perkembangan gigi serta pertahanan terhadap infeksi. Vitamin A banyak terdapat
pada sayuran yang berwarna hijau atau kuning, buah dengan warna yang
mencolok, susu, telur dan minyak ikan.
2) Vitamin D
Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat yang sangat berperan pada
pembentukan dan pertahanan gigi. Absorpsi ini berlangsung di usus halus. Selain
itu berperan penting pada pembentukan rahang. Vitamin ini paling banyak
terdapat pada susu, minyak ikan dan sereal.
3) Vitamin E
Mencegah pertumbuhan bercak putih tebal di mulut (leukoplakia). Mencegah
kanker oral selain itu vitamin E juga berperan sebagai anti oksidan. Vitamin E
banyak terdapat pada telur, susu, daging, dan kacangkacangan.
4) Vitamin K
Berperan dalam proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya pendarahan
spontan dalam rongga mulut. Vitamin K banyak terdapat pada sayuran berwarna
hijau.
5) Vitamin C
Diperlukan untuk kesehatan periodontal dan gingiva, faktor dalam penyembuhan
luka. Diperlukan untuk produksi kolagen dan mencegah perdarahan gingival.
Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran hijau dan tomat.
6) Vitamin B kompleks
Membantu struktur wajah berkembang dengan benar sehingga wanita hamil perlu
mengkonsumsi vitamin ini untuk perkembangan janinnya. Selain itu fungsi
vitamin B kompleks adalah mencegah timbulnya rasa sakit, warna kemerahan dan
pendarahan givival, keretakan dan luka di sudut mulut dan lidah. Vitamin ini
banyak terdapat pada kacang-kacngan, ragi, sayuran hijau, hati, susu, beras,
jagung dan lainlain.
Defisiensi Vitamin :
a. Vitamin A menyebabkan terjadinya gingivitis, hiperplasia gingiva serta penyakit
periodontal dan hipoplasia enamel. Defisiensi vitamin A juga mengakibatkan :
Xeropthalmia, darriers disease, mulut kering (xerostomia), hyperplasia gingival,
gingivitis dan lesi-lesi periodontal
b. Vitamin E menyebabkan terjadinya pendarahan gingival, keluarnya pus dari
poket dan periodontal serta leukoplakia. Defisiensi vitamin K menyebabkan
terjadinya pendarahan spontan pada gingival atau setelah menggosok gigi.
c. Vitamin C menyebabkan rentannya gingival terhadap iritasi lokal sehingga terjadi
hiperplasia gingival, mudah berdarah dan dapat terjadi ulserasi yang biasa disebut
Scurvy.
1) Scurvy akut : gingival membesar, warna merah tua dan mudah berdarah
2) Mukosa mulut mudah terkena infeksi sekunder
3) Gigi mudah terlepas
Defisiensi vitamin C, kurangnya pembentukan kolagen dan peningkatan
permeabilitas endotoksin dari mukosa oral telah diamati dalam studi histologis.
Studi telah menunjukkan bahwa defisiensi vitamin C dapat meningkatkan
motilitas leukosit polimorfonuklear, sehingga menurunkan respon host kekebalan
tubuh.
d. Tiamin (B1) menyebabkan terjadinya pembesaran papila fungiformis pada perifer
lidah, adanya retakan pada bibir dan sensitifitaspada gigi dan mukosa mulut
meningkat. Manifestasi defisiensi vitamin B1 di mulut
1) Gigi, mukosa mulut sensitif
2) Mukosa mulut merah tua, mengkilat kadang-kadang ada ulserasi
3) Papila fungiformis banyak dan lidah menjadi merah terang, licin, mengkilat
4) Gingival berwarna merah tua, mengkilat Neuralgia
e. Ribofavin (B2) menyebabkan terjadinya angular cheilitis dan atrofi papilla
fungiformis. Manifestasi dalam mulut adalah sebagai berikut angular chelitis,
glosotis, papila fungi formis besar, lidah berwarna magenta (merah terang)
d. Niasin (B 3) menyebabkan manifestasi dalam mulut seperti ;
1) Glositis yang ditandai dengan warna merah terang, papila lidah hilang,
ulserasi sepanjang tepi lidah
2) Lidah kering dan licin
3) Keadaan lebih berat kadang terasa sakit dan ada plak putih pada punggung
lidah yang sulit diangkat
e. Asam Nikotinat (B 5) menyebabkan terjadinya atrofi papilla di mana lidah
tampak merah, gingivitis kronis dan periodontitis.
f. Peridoksin ( B 6 ) menyebabkan terjadinya angular cheilitis, glossis, serta rasa
tidak enak pada mulut.
g. Asam Pentotenat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, ulserasi, dan nekrosis
pada gingiva. Terlihat juga mukosa mulut dan bibir warna merah mengkilat.
h. Asam Folat Manifestasi defisiensinya adalah pembengkakan pada lidah,
gingivitis, angular cheilitis dan ulkus pada lidah.
i. Sianokobalamin ( B 12 ) Manifestasi defisiensinya adalah gingival nampak pucat
dan mudah terjadi ulserasi. Lidah tampak merah licin dan mengkilat serta lebih
sensitif (glositis hurteri). Manifestasi defisiensi B12 dalammulut lainnya adalah :
1) Glosodynia (rasa sakit pada lidah)
2) Glssopyrosis (rasa terbakar pada lidah)
Kekurangan vitamin B12 menyebabkan dysplasia reversible yang menyebabkan
perubahan pada mukosa oral dan ulser rekuren.. Kekurangan thiamin
menyebabkan rasa terbakar, seperti halnya kekurangan riboflavin dan B6.
Vitamin B12 juga telah dikaitkan dengan stomatitis (radang mukosa mulut), yang
umum pada pasien dengan anemia. Vitamin B12 juga menyebabkan atrofi pada
papilla lingual.
Glossitis umum terjadi pada pasien dengan anemia defisiensi zat besi. Namun,
glositis yang merupakan gejala awal kekurangan zat besi muncul sebelum anemia.
Cheilosis, atau peradangan pada bibir adalah tanda umum dari kekurangan vitamin B
kompleks, dikaitkan dengan deficiensi riboflavin, folat, dan piridoksin.
B. Estrogen
Hormon seksual mempunyai peran penting pada fisiologis periodontal dan juga pada
perkembangan dan keparahan penyakit periodontal. Estrogen diduga mempunyai peran pada
berbagai penyakit periodontal. Efek biologis estrogen diperantarai oleh reseptor estrogen.
Reseptor estrogen adalah faktor transkripsi yang memediatori efek pleiotropik hormon steroid
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan bermacam-macam jaringan (Indonesian
Journal of Dentistry, 2008). Estrogen mempengaruhi proliferasi, diferensiasi dan keratinisasi
epitel gingiva melalui pengaturan produksi beberapa protein yang terlibat dalam proliferasi sel
dan pengaturan siklus sel.
Salah satu kondisi tubuh yang penting untuk dipertimbangkan yaitu penggunaan hormon
seksual estrogen yang diduga menjadi faktor resiko penyakit periodontal. Estrogen berperan
dalam mengubah sistem mikrosirkulasi gingiva. Reseptor estrogen yang ada di gingiva manusia
bertanggung jawab terhadap peningkatan hormon estrogen di jaringan gingival. Fungsi hormon
estrogen yaitu meningkatkan proliferasi seluler, diferensiasi dan menurunkan keratinisasi
Menurut Goodman, banyaknya reseptor hormon dipengaruhi oleh konsentrasi hormon di
ruang interseluler. Kadar estrogen pada wanita menopause akan merangsang pembentukan
reseptor estrogen yang lebih banyak, namun belum dipastikan keterkaitan antara kadar estrogen
dengan keberadaan reseptor estrogen. Menurut pendapat penelitian, pada kerusakan jaringan
periodontal, reseptor estrogen α dibutuhkan sebagai faktor pertumbuhan untuk mempercepat
penyembuhan luka sedangkan reseptor estrogen β dibutuhkan untuk menahan agar reaksi
peradangan yang menyebabkan kerusakan jaringan tidak berlebihan.
inflamasi gingiva semakin meningkat ketika konsentrasi PGE2 dan mediator PGE2 tinggi.
Penelitian Jansen dkk melaporkan bahwa terjadi 55 kali lipat peningkatan proporsi
bakteri P. Intermedia pada wanita hamil dibanding wanita tidak hamil sebagai kontrol. Hal ini
membuktikan bahwa progesteron berperan penting dalam pergantian mikroorganisme. Kornman
dan Loesche melaporkan bahwa flora subgingival berubah menjadi flora yang lebih bersifat
anaerob seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron juga dimanfaatkan
oleh patogen periodontal seperti Prevotella intermedia dan Porphyromonas gingivalis sebagai
sumber makanan mereka. Bakteri-bakteri tersebut secara umum meningkat dalam cairan sulkular
gingiva wanita hamil, suatu kondisi yang secara positif berkaitan dengan keparahan gingivitis
kehamilan.