Anda di halaman 1dari 5

REDUKSI FOTOKIMIA GARAM BESI (III)

(Cetak Biru)
(Laporan Praktikum Kimia Anorganik II)

Oleh

Gustin Lestiani
1817011035

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
A. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :


1. Mempelajari reaksi garam besi (III) secara fotokimia.
2. Membuat cetak biru (blue print).

B. Hasil dan Pembahasan

a. Data Pengamatan

Lama Penyinaran (Menit) Hasil


5 Berhasil, tidak tercetak sempurna dan blur.

10 Berhasil, hampir tercetak semua dan blur.

15 Berhasil, tercetak sempurna dan jelas.

20 Berhasil, hampir semua dan jelas.

b. Pembahasan
Berdasarkan praktikum online yang telah dilaksakan mengenai percobaan reduksi
fotokimia garam besi (III). Tahapan awal percobaan ini yaitu menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan, selanjutnya tahap demi tahapan prosedur percobaan
dilakukan. Tahapan prosedur yang pertama yaitu dengan memasukkan 10 mL asam
oksalat, 20 mL larutan diamonium fosfat, dan 100 mL larutan besi (III) klorida
kedalam gelas kimia 400 mL dalam keadaan cahaya difusi kemudian dilakukan
pegadukan agar seluruh komoponen tercampur. Selanjutnya dimasukkan 4 potong
kertas hvs sesuai dengan besar kaca yang digunakan, kemudian dicelupkan kedalam
larutan yang telah dibuat beberapa saat setelah itu diangkat dan dikeringkan
diantara kertas saring sampai benar-benar kering Dibuat satu “negative” pada kertas
kalkir dengan menggunakan tinta Cina karen tinta cina memiliki kerapatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tinta biasa. Kemudian diletakkan kertas kalkir
diatas kertas peka dan dijepit dengan dua keping kaca kemudian dilakukan
penyinaran dengan beberapa variasi waktu yaitu selama 5,10,15, dan 20 menit.
Selanjutnya kertas peka yang telah dikenai sinar matahari dimasukkan kedalam
gelas kimia 400 mL berisi larutan K3FeCN6 0,1 M , setelah itu dicelupkan kedalam
larutan kalium dikromat 0,03 M kemuadian dilakukan proses pencucian dengan
menggunakan larutan HCl 0,1 M dan dibilas menggunakan qir keran dan diamati
hasilnya untuk masing-masing kertas dengan variasi waktu penyinaran yang telah
ditentukan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum sebelumnya, dapat dilihat dari
data pengamatan bahwa hasil cetakan yang diperoleh unuk masing-masing kertas
yang digunakan dengan variasi waktu yang berbeda memperlihatkan hasil yaitu
pada variasi waktu 5 menit, proses pencetakan berhasil, namun tidak tercetak
sempurna dan blur. Pada variasi waktu 10 menit, tulisan hampir tecetak semua dan
blur, kemudian pada variasi waktu 15 menit tulisan tercetak sempurna dan jelas.
Selanjutnya, untuk variai waktu selama 20 menit tulisan hampir tercetak empurna
dan jelas.
Hasil cetakan yang diperoleh untuk masing-masing kertas yang digunakan
disebabkan karena cahaya mengubah besi ammonium sitrat menjadi senyawa
garam dari besi, kemudian ketika kertas direndam di dalam air, senyawa garam dari
besi bereaksi dengan kalium ferisianida untuk membentuk larutan biru pekat yang
membuat kertas menjadi berwarna biru. Zat kimia pada kertas dilindungi dari
cahaya oleh garis dari kertas atau melarutkan gambar dan mengakibatkan kertas
atau gambar menjadi putih. Cetak biru dikembangkan dengan memancarkan cahaya
pada senyawa besi. Dalam dunia fotografi senyawa perak dan halogen mengalami
perubahaan oleh cahaya. (Biddle,1949). Hal ini terjadi setelah proses pencelupan
kertas kedalam larutan Fe yang telah dibuat sebelumnya. Warna biru yang
dihasilkan disebabkan karena muncul kompleks besi ketika proses pencelupan
tersebut. Reaksi yang terjadi pada pencelupan tersebut adalah sebagai berikut :
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- → Fe3+ + [Fe(CN)6]4-
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- → 4Fe[Fe(CN)6]3
(Leliya dkk, 2014)
Perbedaan hasil yang diperoleh pada percobaan ini tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu lamanya waktu
penyinaran.
Menurut (Leliya dkk, 2014) Semakin lama penyinaran maka warna biru akan
semakin pekat dan objek akan semakin jelas. Hasil tersebut merupakan bukti telah
tereduksinya besi (III) menjadi besi (II). Namun, pada percobaan ini hasil optimum
yang diperoleh terjadi pada variasi waktu 15 menit, sedangkan pada variasi waktu
terlama yaitu selama 20 menit hasil yang diperoleh justru kurang maksimal. Hal ini
mengindikasikan bahwa bukan hanya lama waktu penyinaran saja yang dapat
memepengaruhi hasil cetakan melainkan ada faktor lain yang menyebabkan hail
yang diperoleh kurang optimum meskipun meskipun waktu penyinaran yang
dilakukan lebih lama. Salah satu penyebabnya yaitu karena reaksi fotokimia
memiliki rentang waktu yang optimal untuk penyinaran yaitu 10-15 menit,jika
sampai 20 menit maka kemungkinan bagian yang tertutup oleh tinta sedikit ikut
teroksidasi sehingga menyebabkan menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda
dengan area disekitarnya yang tidak tertutup tinta (Leliya dkk, 2014). Penyebab lain
juga dapat disebabkan karena larutan heksasioanoferat yang digunakan pada menit
ke 10 harus diganti, karena larutan tersebut telah dipakai sebelumnya sehingga
kandungan ion dalam larutan tersebut sudah berkurang (Safitri, 2014).

Pertanyaan/Diskusi

1. Jika ada dua larutan masing-masing berisi ion besi (II) dan ion besi (III),
perkirakan mana yang memiliki pH lebih rendah, jelaskan.
2. Mengapa larutan diamonium hidrofosfat dapat menghambat reaksi redoks antara
ion besi (III) dan asam oksalat.

Jawaban

1. Dimisalkan ion besi membentuk ion kompleks dengan ligan yang sama
Fe3+ + 6 CN- [Fe(CN)6]3-
Fe2+ + 6 CN- [Fe(CN)6]4-
Jika ion kompleks tersebut membentuk asam,
3 H+ + [Fe(CN)6]3- H3[Fe(CN)6] (1)
+ 4-
4 H + [Fe(CN)6] H4[Fe(CN)6] (2)
Dalam larutan, kompleks tersebut akan terurai, kompleks (2) menghasilkan jumlah
ion H+ lebih banyak dari kompleks (2), sehingga kompleks (2) lebih asam dari
kompleks (1).
Kesimpulannya, pH larutan yang mengandung ion Besi(II) lebih rendah dari larutan
yang mengandung ion Besi(III) (Astuti,2011).

2. larutan diammonium hidrofosfat dapat menghambat reaksi redoks antar ion besi
(II) dengan asam oksalat diebabkan oleh reaki ebagai berikut :
FeCl3 + (NH4)2HPO4 FePO4 + 2NH4Cl + HCl
Berdasarkan reaksi tersebut terlihat bahwa diamonium hidrofosfat dapat
memperlambat reaksi reduksi Fe3+ karena Fe3+ akan bereaksi dengan
PO43- membentuk FePO4 dengan ikatan yang stabil sehingga membutuhkan energi
yang besar untuk mereduksi Fe3+ (Ahmar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmar, wiwi. 2013. Percobaan fotokimia reduksi ion besi (III). Wordpress. Jakarta.
Astuti, Desi. Fotokimia reduksi Ion Besi (III). UGM. Yogyakarta.
Biddle,H.C. 1949. Chemistry Today. Rand Mcalley and Company. USA.
Leliya, Efty., Ichsan, Wibowo.,Tia, Wahyuni. 2014. Laporan Praktikum Kimia
Anorganik. UNNES. Semarang.
Saftri, ayu.2014. laporan reduksi garam besi (III) dengan cahaya. UIN Sultan
Alaudin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai