Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Fotokimia


Reduksi Ion Besi (III)” disusun oleh:

Nama : Herdiana

NIM : 101304016

Kelas : A

Kelompok : IV

telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan
diterima.

Makassar, Juni 2012

Koordinator Asisten Asiten

(Abdur Rahman Arif, S.Si) (Nurfiansyah, S.Si)

Dosen Penanggung Jawab

(Dr. Netti Herawati, S.Pd, M.Si)


I. JUDUL PERCOBAAN
Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)

II. TUJUAN PERCOBAAN


Mempelajari reaksi ion besi (II) secara fotokimia dan mempelajari
pemanfaatan cetak biru

III. LANDASAN TEORI


Banyak reaksi yang diinisiasikan dengan absorpsi sinar yang paling
penting adalah proses fotokimia yang menangkap energi pancaran matahari.
Beberapa reaksi ini menyebabkan pemenasan di atmosfer pada siang hari karena
absorpsi dalam daerah ultra ungu. Reaksi lainnya meliputi absorpsi sinar merah dan
biru oleh klorofil dan penggunaan berikutnya dari energi, untuk menghasilkan
sintesis karbohidrat dari karbondioksida dan air. Tanpa proses fotokimia dunia ini
hanya akan berupa batuan steril yang hangat (Atkins, 1997: 372).
Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh
proses fotokimia yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar yang akan
mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas
oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi
karena interaksi antara polutan primer dengan sinar (Prabu, 2008).
Ada dua jenis radiasi, yaitu elektromagnetik dan partikel. Contoh-contoh
kedua jenis radiasi tersebut diberikan didalam tabel
Radiasi Elektromagnetik Radiasi Partikel
Radiasi inframerah Partikel α (Inti (He))
Cahaya tampak Partikel β (elektron)
Radiasi ultraviolet Sinar katode (elektron)
Sinar-X Berkas elektron proton, denterian dsb
Sinar-Ɣ yang dihasilkan dalam suatu accelator
Reaksi kimia akibat kedua jenis radiasi tersebut dikenal sebagai reaksi radiasi kimia
(Radiational-Chemical Reaction) atau reaksi fotokimia (Photochemical reaction).
Perbedaan jenis akibat radiasi tersebut tidak begitu tajam. Radiasi yang frekuensi
tinggi dapat mengakibatkan ionisasi, dan bila ini terjadi maka reaksi yang terjadi
masuk kedalam kategori reaksi radiasi kimia. Di pihak lain, bila radiasi tersebut
sampai mengakibatkan ionisasi, maka reaksi yang terjadi masuk dalam kategori
reaksi fotokimia (Mulyani, 2002: 178).
Besi merupakan jenis logam yang kelimpahannya dialam nomor dua
setelah aluminium. Sebagian besar berada dalam bentuk nematite (Fe2O3), magnetite
Fe3O4, dan siderite FeCO3. Logam besi mudah larut dalam asam-asam mineral
encer. Dengan asam-asam non oksidator dan bebas udara, besi akan larut menjadi ion
besi (II), sedangkan jika ada udara atau digunakan asam-asam oksidator akan
dihasilkan besi (III). Ion besi (II) dan besi (III) dapat membentuk kompleks yang
hampir semuanya berbentuk oktahedral. Ion kompleks heksasianoferrat (II) yang
biasa dikenal dengan ferrosianida merupakan contoh kompleks besi (II) yang sangat
stabil. Ion ini dapat membentuk garam dengan beberapa kation (Tim Dosen Kimia
Anorganik, 2012: 13).
Garam rangkap Mohr FeSO4(NH4)2SO4.6H2O, berwarna hijau pucat dan
sangat stabil dalam larutan air hingga dapat diipakai sebagai larutan standar. Garam
ini sesungguhnya memberikan ion kompleks [Fe(H2O)6]2+, yang cukup stabil dalam
suasana asam. Demikian juga FeSO4.7H2O juga mengandung ion kompleks
[Fe(H2O)6]2+ sekalipun dalam larutan air relatif lebih mudah teroksidasi oleh udara
terbuka menjadi besi (III). Besi (II) karbonat maupun hidroksida menjadi berwarna
putih ternyata mudah teroksidasi menjadi berwarna kecokelatan. Fe(OH)2 bersifat
agak amfoterik, larut dalam NaOH pekat. Kompleks [Fe(OH)6]4- dapat diperoleh dari
campuran serbuk besi dan natrium hidroksida (50%) yang didihkan. Dengan
ammonia sukar membentuk senyawa [Fe(CN)6]4. Besi (III) seperti halnya besi (II)
dalam larutan air memberikan ion kompleks [Fe(H2O)6]5+ bila berada dalam suasana
asam yang cukup tinggi, namun dalam suasana netral akan mengalam hidrolisis dan
dalam suasana basa hidrolisis menjadi lebih lanjut sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+ + H2O [Fe(H2O)5(OH)]2+ + H3O+
[Fe(H2O)5(OH)]2+ + 2 H2O [Fe(H2O)3(OH)3] + 2 H3O+
(Sugiyanto, 2001: 12).
Ion heksaaquobesi (III) cukup asam nitrat bereaksi dengan ion karbonat
yang bersifat basa lemah. Jika menambahkan larutan natrium karbonat ke larutan
yang mengandung ion heksaaquobesi (III) dengan pasti akan memperoleh endapan
seperti jika kamu menambahkan larutan natrium hidroksida atau larutan ammonia.
Ion karbonat yang menghilangkan ion hidrogen dari ion heksaaquo dan menghasilkan
kompleks netral. Berdasarkan pada perbandingan ion karbonat dengan ion heksaaquo,
akan memperoleh ion hidrogen karbonat maupun gas karbon dioksida dari reaksi
antara ion hidrogen dengan ion karbonat. Persamaan reaksi menunjukkan
pembentukan karbon dioksida.
2 [Fe(H2O)6]3+ + 3 CO32- 2 [Fe(H2O)3(OH)3] + 3 CO2 + 3H2O
Selain karbon dioksida, tidak terdapat sesuatu yang baru pada reaksi ini (Clark,
2007).
Dalam percobaan ini akan dipelajari fotokimia reaksi besi (III) menjadi
besi (II) yang dimanfaatkan pada proses percetakan. Ion besi (III) dapat direduksi
oleh asam oksalat menjadi besi (II) dan laju reaksi ini dapat dipercepat dengan
menyinar pereaksi. Ion besi (II) dapat bereaksi dengan ion heksanoferrat (III)
membentuk kompleks berwarna biru. Banyaknya ion besi (III) yang tereduksi
menjadi besi (II) oleh pengaruh cahaya dapat ditunjukkan dengan kepekatan warna
biru (biru timbul). Oleh karena reaksi redoks yang terjadi sangat cepat oleh pengaruh
cahaya, maka untuk memperlambat proses reaksi redoks yang terjadi sangat cepat
oleh pengaruh cahaya, maka untuk memperlambat proses reaksi dalam suatu
percetakan sehingga dapat dilakukan dalam cahaya difusi laboratorium perlu
ditambahkan diamonium hidrofosfat kedalam pereaksi. Apabila tidak ditambahkan
diamonium hdrofosfat maka proses harus dilakukan dalam ruang gelap (Tim Dosen
Kimia Anorganik, 2012: 14).

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi 2 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Piring plastik 3 buah
d. Keping kaca 2 buah
e. Gelas ukur 10 mL dan 100 mL 1 buah
f. Penjepit kertas 1 buah
g. Batang pengaduk 1 buah
h. Pipet tetes 3 buah
i. Gelas kimia 600 mL 1 buah
j. Pinset 1 buah
2. Bahan
a. Besi (III) klorida (FeCl3) 0,5 M
b. Asam oksalat (H2C2O4) 0,5 M
c. Diamonium hidrofosfat ((NH4)2HPO4) 0,5 M
d. Kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,03 M
e. Asam klorida (HCl) 0,1 M
f. Larutan ion heksasianoferrat [Fe(CN)6]2-
g. Aquades (H2O)
h. Kertas kalkir
i. Tinta cina
j. Tissue
k. Lidi
V. PROSEDUR KERJA
A. Reaksi Warna Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)
1. a. Memasukkan 10 tetes FeCl3 kedalam tabung reaksi
b. Menambahkan 2 tetes ion [Fe(CN)6]2-
c. Menyimpan tabung pada ruang gelap
d. Mengamati apa yang terjadi
2. a. Memasukkan 10 tetes FeCl3 kedalam tabung
b. Menambahkan 2 tetes (NH4)2SO4
c. Menjemur tabung dibawah sinar matahari
d. Mengamati apa yang terjadi
B. Fotokimia Reaksi Reduksi Besi (III)
1. Membuat campuran 50 mL FeCl3 dengan 10 mL larutan (NH4)2HPO4 dalam
beker 600 mL
2. Menyimpan larutan dalam ruang gelap
3. Menambahkan 50 mL asam oksalat kedalam larutan yang ada dalam lemari
4. Mengaduk larutan dalam ruang gelap. Menutup dan membuka lemari hanya
pada saat diperlukan
5. Mengambil 1 helai kertas kalkir dan mencelupkannya kedalam larutan yang
ada dalam lemari
6. Mengupayakan agar semua kertas tercelup larutan
7. Mengeluarkan kertas kalkir dan meletakkan diantara dua kertas saring selama
10 menit sampai kertas tersebut kering. Langkah ini masih dalam ruang gelap.
Setelah kering, kertas ini digunakan sebagai kertas peka
8. Membuat objek dalam kertas kalkir yang ditulis dengan tinta cina
9. Meletakkan objek diatas kertas peka
10. Menjepit kertas dengan 2 keping kaca kemudian menjemur dibawah sinar
matahari
11. Mengambil kertas peka yang telah disinari kemudian mencelupkan kedalam
larutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M dalam piring
12. Mengeluarkan kertas dan mencelupkannya kedalam larutan kalium dikromat
encer
13. Mengeringkan kertas, akan diperoleh cetakan berwarna biru

VI. HASIL PENGAMATAN


A. Reaksi Warna Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)
a. 10 tetes FeCl3 (larutan orange) + 2 tetes ion [Fe(CN)6]2- (larutan kuning)
larutan hijau kehitaman disimpan diruang gelap larutan
hijau kehitaman
b. 10 tetes FeCl3 (larutan orange) + 2 tetes (NH4)2SO4 (larutan bening) + 10
tetes H2C2O4 (larutan bening) larutan orange dijemur dibawah sinar
2-
matahari laarutan orange + ion [Fe(CN)6] (larutan kuning)
larutan biru prusi
B. Fotokimia Reaksi Reduksi Besi (III)
 50 mL larutan FeCl3 (larutan orange) + 10 mL (NH4)2SO4 (larutan bening)
larutan orange disimpan dalam ruang gelap + 50 mL H2C2O4
(larutan bening) larutan orange
 1 helai kertas kalkir dicelupkan dalam larutan aktif kertas kalkir (warna
putih) diletakkan dikertas saring kertas peka
 1 helai kertas kalkir membuat tulisan dengan tinta cina objek tulisan
 Objek tulisan diletakkan dikertas peka + dijepit dengan 2 keping kaca
djemur selama ± 30 menit objek tulisan berwarna putih
 Objek tulisan dicuci larutan [Fe(CN)6]2- 0,1 M (larutan
kuning) objek tulisan (warna biru) dicuci larutan
K2Cr2O7 0,03 M (larutan orange) dicuci larutan HCl 0,1 M dicuci

H2O objek tulisan (berlatar biru prusi + tulisan (putih


kebiruan)) dikeringkan objek tulisan
VII. PEMBAHASAN
Percobaan Fotokimia Reduksi Ion Besi (III) bertujuan untuk
mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
pemanfaatan cetak biru. Pertama-tama dilakukan pengujian dalam tabung reaksi
dengan mereaksikan FeCl3 dengan [Fe(CN)6]2- pada tabung I menghasilkan larutan
hijau kehitaman, perlakuan ini dialakukan didalam ruang gelap. Hasil tersebut
membuktikan bahwa ion besi (II) tidak dapat tereduksi oleh ion besi (III), dan pada
tabung II FeCl3 direaksikan dengan (NH4)2SO4 dan H2C2O4 mengahsilkan larutan
berwarna orange, kemudian dijemur dibawah sinar matahar lalu ditambahkan ion
[Fe(CN)6]2- menghasilkan larutan biru prusi. Hasil tersebut membuktikan bahwa ion
besi (III) dapat mereduksi ion besi (II) ditandai dengan adanya larutan biru prusi.
Percobaan selanjutnya yakni dilakukan dengan mereaksikan larutan
FeCl3 dengan (NH4)2SO4 menghasilkan larutan orange, perlakuan dilakukan diruang
gelap (lemari). FeCl3 sebagai penyedia ion besi (III) yang direduksi, kemudian fungsi
penambahan (NH4)2SO4 untuk memperlambat reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ dan
disimpan diruang gelap karena cahaya matahari dapat mempercepat proses Fe3+
menjadi Fe2+. Reaksi yang terjadi adalah:
FeCl3 + (NH4)2HPO4 FePO4 + HCl + 2 NH4Cl
Setelah itu, larutan ditambahkan asam oksalat menghasilkan larutan orange bertujuan
sebagai reduktor yang akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Reaksinya adalah:
2 FePO4 + H2C2O4 2 FeC2O4 + 2 H3PO4 + 2 CO2
Reduksi: Fe3+ + e Fe2+ x2
Oksidasi: C2O42- 2 CO2 + 2e x1
Reduksi: 2 Fe3+ + 2e 2 Fe2+
Oksidasi: C2O42- 2 CO2 + 2e
2 Fe3+ + C2O42- 2 Fe2+ + 2 CO2
Perlakuan selanjutnya mencelupkan sehelai kertas kalkir kedalam
larutan aktif sampai selutuh permukaan kertas tercelup sempurna, kemudian kertas
kalkir dikeringkan dengan meletakkan pada kertas saring. Semua perlakuan masih
dalam tempat gelap. Kertas kalkir yang tadi digunakan sebagai kertas peka.
Kemudian membuat objek pada kertas kalkir baru dengan menggunakan tinta cina.
Karena tinta cina mempunyai partekel yang sangat rapat warna hitam yang sangat
tajam, kemudian dijepit dengan 2 keping kaca kemudian dijemur dibawah sinar
matahari bertujuan agar perpindahan yang terjadi dapat berlangsung sempurna.
Setelah kering kertas peka dicelupkan kedalam larutan ion heksasianoferrat (III)
bertujuan untuk memperjelas tulisan yang ada pada kertas peka yang membentuk
kompleks berwarna biru membuktikan adanya ion besi sebagaimana hasil dari
pengujian warna yang dilakukan sebelumnya.
Hasil reaksi didapat kertas kalkir berwarna biru prusi dan objek yang
tertulis pada kertas objek menghalangi cahaya matahari sehingga pada kertas peka
terdapat bagian yang putih sesuai model objek yang tertulis di kertas objek.
Kemudian kertas peka dicelupkan kedalam larutan kalium dikromat, bertujuan untuk
mengikat kotoran-kotoran dari ion heksasianoferrat (III) kemudian dicuci dengan HCl
untuk mengikat kotoran-kotoran yang tidak hilang dari pencucian sebelumnya
kemudian dicuci dengan mengalirkan aquades bertujuan menghilangkan ion pengotor
yang tersisa dari pencucian HCl kemudian kertas peka dikeringkan. Setelah kertas
peka kering terlihat bahwa background tulisan berwarna biru prusi dengan tulisan
berwarna putih. Hasil tersebut disebabkan karena karena pada kertas objek tulisannya
kurang tebal sehingga tidak terlalu menghalangi cahaya sinar matahari ke kertas peka
dan kertas objek sedikit berkerut pada lempeng kaca karena dipengaruhi oleh sinar
matahari dan digunakan kertas kalkir karena memiliki pori kertas kalkir sangat rapat
dan tebal, tidak mudah robek.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Ion besi (II) dapat direduksi menjadi besi (II) dengan bantuan sinar matahari
dilakukan dengan cara fotokimia
2. Reaksi antara besi (III) dan ion heksasianoferrat (III) menghasilkan warna
biru prusi dan diperoleh kertas peka dengan background warna biru prusi dan
tulisan berwarna putih (sedikit kebiruan)
B. Saran
Diharapkan untuk praktikan selanjutnya agar melakukan percobaan
dengan hati-hati dan teliti, terutama pada saat melakukan perlakuan pada ruang gelap
dan jangan sampai terkena sinar matahari dan juga pada saat penulisan objek harus
tebal sehingga cahaya matahari tidak tembus pada kertas peka
DAFTAR PUSTAKA

Akhlus Syafsir dan Nurul Widiastuti. 2005. Perolehan Kembali NaOH dari Limbah
White Liqour Hasil Pergelantangan Sistem Fotosensitizer Katil
Bergerak. Akta Komindo Vol. 1 No. 1 Oktober: 35-40

Atkins, P. W. 1997. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Clark, Jim. 2007. Besi. http://www.chem-is-try.org. diakses pada tanggal 21 April


2012. Jam 18.00

Mulyani, Sri dan Hendrawan. 2002. Kimia Fisika II. Jakarta: Universitas Pendidikan
Indonesia

Prabu, Putra. 2008. Oksidan Fotokimia. http://www.putraprabu.wordpres.com.


Diakses pada tanggal 21 April 2012. Jam 18.00

Sugiyanto, Kristian. H. 2001. Kimia Anorganik III. Yogyakarta. Universitas Negeri


Yogyakarta

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar: Universitas Negeri Makassar
JAWABAN PERTANYAAN

1. Ion besi (III) pH-nya akan lebih rendah karena ion besi (III) dalam air membentuk
ion kompleks yang memiliki kecenderungan untuk mengalami hidrolisis
[Fe(H2O)6]3- [Fe(H2O)]5(OH)]2+ + H+
H+ yang dihasilkan menyebabkan larutan akan bersifat asam karena H+ mampu
meningkatkan keasaman sehingga pH-nya rendah
2. Karena ion fosfat pada (NH4)2HPO4 berada pada tingkat oksidasi tertinggi jadi
(NH4)2HPO4 yang akan ikut tereduksi jika terkena sinar matahari

Anda mungkin juga menyukai