Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN IV

“FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)”

Disusun oleh:

Devis Saputra

NIM.24030122120029

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN 3
“ION KOMPLEKS KARBONATOTETRAAMMINKOBALTAT (III)”

Semarang, 26 September 2023

Mengetahui,

Asisten Laboratorium Praktikan

Nama Devis Saputra


NIM NIM.24030122120029
PERCOBAAN IV

FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)

I.Tujuan Percobaan

I.1. Mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
kegunaannya untuk cetak biru.

II. Tinjauan Pustaka

II.1. Fotokimia

Fotokimia adalah bidang studi yang mempelajari reaksi kimia yang dipicu
oleh paparan cahaya. Dalam reaksi fotokimia, atom atau molekul dapat menyerap
energi dalam bentuk foton dari cahaya. Penyerapan foton cahaya dapat
mengakibatkan elektron - elektron dalam molekul menjadi tereksitasi. Keadaan
tereksitasi dari elektron - elektron ini dapat memicu terjadinya reaksi kimia dalam
molekul tersebut. Beberapa contoh reaksi kimia yang termasuk dalam kategori
fotokimia antara lain : reaksi antara hidrogen dan oksigen, polimerisasi radikal, reaksi
berantai, dan reaksi penataan ulang.

(Anwar & Liliasari, 2016)

II.2. Hukum Fotokimia

Grotthus dan Draper mengembangkan prinsip dasar fotokimia yang


menyatakan bahwa perubahan kimia yang terjadi akibat cahaya hanya dapat dipicu
oleh cahaya yang benar-benar diserap oleh sistem. Radiasi yang tidak diserap oleh
sistem dapat mendorong molekul yang tereksitasi untuk memancarkan sinar. Artinya,
hanya cahaya yang sepenuhnya diserap oleh sistem yang memiliki kemampuan untuk
mengakibatkan perubahan kimia fotokimia. Hukum fotokimia yang dirumuskan oleh
Grotthus dan Draper adalah yang dikenal sebagai Hukum Fotokimia I. Jika cahaya
memasuki medium dengan Intensitas (I0), sebagian akan terpantulkan pada
permukaan (Ir)dan diserap oleh media (Ia) maka intensitas cahaya yang muncul (It)
dari media yang dilalui

Itotal = I0 – Ia – Ir

(Jannah & Nonipratiwi, 2019)

Einstein-Stark mengemukakan bahwa ketika suatu spesies menyerap radiasi,


maka setiap kuantum radiasi yang diserap akan mengakibatkan satu partikel menjadi
tereksitasi. Oleh karena itu, jumlah foton yang diserap dan jumlah molekul yang
mengalami eksitasi elektronik berbanding lurus. Berdasarkan prinsip ini, dapat
diprediksi produk dari suatu reaksi fotokimia berdasarkan jumlah foton yang diserap
atau diserahkan. Jumlah molekul yang terbentuk dalam reaksi fotokimia sesuai
dengan jumlah foton yang telah diserap. Hukum ini dikenal sebagai Hukum
Fotokimia II. (Jannah & Nonipratiwi, 2019)

II.3. Cetak biru


Pembuatan cetak biru merupakan proses yang relatif sederhana. Biasanya,
kertas cetak biru dilapisi dengan senyawa ammonium sitrat besi dan kalium
ferisianida, yang memiliki sensitivitas terhadap cahaya. Proses penggambaran
dilakukan pada media tembus cahaya seperti kain atau kertas, yang ditempatkan di
atas lembaran kertas cetak biru dan kemudian dibiarkan terkena cahaya yang kuat.
Paparan cahaya mengubah ammonium sitrat besi menjadi senyawa garam besi, dan
ketika kertas tersebut direndam dalam air, senyawa garam besi ini bereaksi dengan
kalium ferisianida, menghasilkan larutan biru pekat yang mewarnai kertas. Zat kimia
pada kertas dilindungi dari cahaya oleh area yang tidak terpapar cahaya, sehingga
menghasilkan gambar atau cetakan berwarna biru, sementara area yang terpapar
cahaya akan menjadi putih. (Zakiyah et al., 2020)

II.4. Reaksi redoks


Oksidasi adalah proses di mana suatu zat kehilangan elektron, sementara
reduksi adalah proses di mana suatu zat menerima elektron. Reaksi oksidasi-reduksi
adalah tipe reaksi kimia yang melibatkan perpindahan elektron. Elektron yang
dilepaskan oleh zat yang mengalami oksidasi akan ditransfer kepada zat yang
mengalami reduksi. Reaksi redoks adalah jenis reaksi kimia yang terjadi karena
terjadinya perubahan dalam bilangan oksidasi. Konsep reaksi redoks melibatkan
reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi di mana bilangan oksidasi
suatu zat mengalami penurunan melalui penangkapan elektron.
(Kurniasari et al., 2019)

II.5. Senyawa Kompleks


Senyawa kompleks merujuk kepada senyawa yang terbentuk melalui
pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dengan
atom nonlogam. Senyawa kompleks, yang sering dikenal sebagai senyawa koordinasi,
terdiri dari ion logam pusat bersama dengan satu atau lebih ligan yang berkontribusi
dengan satu atau lebih pasangan elektron bebasnya. (Nidhofatin, 2020)

II.6. Pembentukan warna senyawa kompleks


Senyawa kompleks mempunyai kemampuan menyerap cahaya dengan baik
pada rentang cahaya inframerah, ultraviolet dan cahaya tampak. Larutan ion
kompleks logam transisi yang bisa memberikan warna adalah ion yang punya atom
pusat dengan konfigurasi d1 – d9 sedangkan untuk konfigurasi d0 – d10 tidak
memberikan warna. Secara makroskopis, pembentukan warna ion kompleks terjadi
ketika atom pusat dengan konfigurasi d 1 – d9 berikatan dengan ligan. Sedangkan
secara mikroskopis,timbulnya warna pada ion kompleks terjadi karena atom pusat
dengan konfigurasi d1 – d9 mengalami transisi elektron d – d. (Nidhofatin, 2020)

II.7. Analisa bahan


II.7.1. Besi (III) Klorida
Sifat fisika : berbentuk serbuk berwarna hijau sampai hitam,berbau
pedih, titik lebur pada 306°C
Sifat kimia : Tidak mudah terbakar, berpotensi sebagai oksidator,
kelarutan dalam air 920 g/l pada 20 °C
(Smartlab, 2019a)
II.7.2. Diammonium hidrofosfat
Sifat fisika : berbentuk padatan warna putih, titik lebur pada 155°C
Sifat kimia : Ph 7,5 – 9,0 pada 132,1 g/l pada 25 °C, tekanan uap
0,076 Pa pada 20 °C
(Merck, 2022)
II.7.3. Asam oksalat
Sifat fisika : berbentuk padatan putih tidak berbau,titik lebur pada
189°C
Sifat kimia : ph 1 pada 100 g/l 20 °C,bukan merupakan oksidator,
kelarutan dalam air kira-kira108 g/l pada 25 °C
(Smartlab, 2019)
II.7.4. Kertas kalkir

Sifat fisika : transparan,ringan

Sifat kimia : bisa menjadi media dalam berbagai teknik transfer tulisan

(Pasco, 2016)

II.7.5. Kertas Saring

Sifat fisika : berbentuk padat,tipis

Sifat kimia : mampu menyaring partikel – partikel tipis

(Macherey Nagel, 2019)

II.7.6. HCl

Sifat fisika : berbentuk cair tak berwarna,tidak berbau

Sifat kimia : Ph 1,2,larut dalam air

(Smartlab, 2017)

II.7.7. K3Fe(CN)6

Sifat fisika : berbentuk padatan,berwarna merah tua dan tak


berbau,suhu penguraian pada >300°C

Sifat kimia : pH kira – kira 6 pada 50 g/l 20 °C, kelarutan dalam air
464 g/l pada 20 °C
(Smartlab, 2019)

II.7.8. K2CrO7

Sifat fisika : berwujud kristalin berwarna jingga,tidak berbau,titik lebur


pada 398°C

Sifat kimia : Ph 3,6 pada 100 g/l, kelarutan dalam air kira-kira115 g/l

(Smartlab, 2019)

II.7.9. Tinta Cina

Sifat fisika : berwujud cairan hitam

Sifat kimia : dapat menempel pada kertas


III. Metodologi Percobaan

III.1 Alat

 2 buah gelas beker 400 ml


 Ruang gelap
 Keping kaca
 Neraca analitik

III.2. Bahan

 Asam oksalat
 Diamonium hidrofosfat
 Besi (III) klorida
 Kertas tik dan kertas kalkir
 Larutan HCl
 Larutan K3Fe(CN)6 0,1 M
 Larutan K2CrO7 0,03 m
 Tinta cina

III. Skema kerja

100 mL larutan besi (III) klorida + 200 mL larutan


diamonium hidrofosfat
Gelas beker

- Pencampuran larutan

- Penyimpanan dalam ruang gelap

- Penambahan 100 mL asam oksalat

- Pengadukkan
Hasil
4 helai kertas tik
Gelas beker
- Pencelupan kertas ke dalam larutan
campuran besi (III) klorida dan diamonium
hidrofosfat
- Pengeluaran kertas
- Peletakkan kertas diantara 2 kertas saring
- Pendiaman selama 10 – 15 menit

Hasil

Objek yang akan dicetak

Kertas tik

- Pembuatan objek yang akan dicetak dengan


tinta cina

- Peletakkan objek di atas plastik


- Penjepitan dengan 2 keping kaca
- Penyinaran dengan sinar matahari kurang
lebih 5 – 7 menit

Kertas tik yang telah disinari

- Pencelupan ke dalam larutan kalium


heksasianoferat ( III) 0,1 M
- Pengeluaran kertas

Hasil
IV. Hipotesis

Pada percobaan ini yang memiliki judul “Fotokimia Reduksi Besi (III)” yang
memiliki tujuan untuk mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan
mempelajari kegunaannya untuk cetak biru. Prinsip yang digunakan dalam percobaan
ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang dikenai oleh sinar. Metode yang
digunakan adalah metode fotokimia yang asalnya dari radiasi ultraviolet serta sinar
tampak menggunakan kertas kalkir dan cetak biru. Pada percobaan ini,hasil yang akan
diperoleh terdapat pada kertas tik yang tertutup tinta dan yang tidak tertutup tinta
menjadi warna biru.
Daftar Pustaka

Anwar, M., & Liliasari. (2016). Implementasi Pembelajaran Aktif-Kooperatif pada


Topik Fotokimia untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Calon Guru
Kimia. Universitas Negeri Makassar, 22(1).

Jannah, M., & Nonipratiwi. (2019). MAKALAH KIMIA FISIKA III FOTOKIMIA.
Universitas Mataram.

Kurniasari, D., Simponi, N. I., & Haqiqi, A. K. (2019). Integrasi Nilai-Nilai


Keislaman Pada Reaksi Redoks dan Elektrokimia Terhadap Rahasia Kekuatan
Benteng Besi Iskandar Zulkarnain. Walisongo Journal of Chemistry, 2.

Macherey Nagel. (2019). MSDS FILTER PAPER. Macherey Nagel.


http://www.mn-net.com/SDS

Merck. (2022). MSDS Di-Ammonium Hydrophosphate. Merck.

Nidhofatin, N. (2020). SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA


KOMPLEKS Fe(II) DENGAN LIGAN TURUNAN TRIAZOL SEBAGAI
SENSOR ALKOHOL. Universitas Negeri Semarang.

Pasco. (2016). MSDS Tracing Paper. Pasco Scientific.

Smartlab. (2017). MSDS HYDROCHLORIC ACID. Smartlab. www.smartlab.co.id

Smartlab. (2019). MSDS IRON (III) CHLORIDE ANHYDROUS. Smartlab.


www.smartlab.co.id

Smartlab. (2019). MSDS Oxalic Acid. Smartlab. www.smartlab.co.id

Smartlab. (2019). MSDS POTASSIUM DICHROMATE. Smartlab.


www.smartlab.co.id

Smartlab. (2019). MSDS POTASSIUM FERRICYANIDE. Smartlab.

Zakiyah, Z., Komalasari, M., & Nurafina, A. (2020). PENERAPAN TEKNIK


CETAK BIRU CYANOTYPE PADA BUSANA READY TO WEAR AP.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. https://hyperallergic.com

Anda mungkin juga menyukai