Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK

PERCOBAAN

“PEMURNIAN BAHAN MELALUI KRISTALISASI”

Disusun Oleh:

Nama : Devis Saputra

NIM : 24030122120029

Hari, tanggal : Selasa, 12 September 2021

Kelompok :2

Asisten : Livia Felanisa

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
PERCOBAAN 2

PEMURNIAN BAHAN MELALUI KRISTALISASI

1. TUJUAN PERCOBAAN

I.1 Mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan


penerapannya pada pemurnian garam dapur kasar

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kristalisasi

Kristalisasi merupakan proses pembentukan kristal – kristal padat


dalam fase homogen.Peristiwa ini terjadi ketika zat cair berubah menjadi
padatan kristal saat suhu dan tekanan diubah.Prinsip dari kristalisasi yaitu
senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan
dengan pelarut dingin.Kristalisasi sering digunakan untuk memisahkan zat
murni dari campuran atau untuk menghasilkan produk dengan kemurnian
tinggi.Ketika suatu senyawa dijenuhkan dalam suhu yang tinggi lalu
didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan kemudian akan
mengendap,membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor.Kemurnian
zat yang diperoleh tersebut disebabkan pertumbuhan kristal zat
terlarut,sehingga dapat dipisahkan dari pengotor.(Sukmawati dan Merina,
2019)

II.2 Proses Kristalisasi

Proses kristalisasi dalam kimia adalah suatu proses di mana zat dalam
bentuk cair atau zat cair yang jenuh (larutan jenuh) berubah menjadi kristal
yang teratur secara struktural.Langkah – langkah umum pada proses kristalisasi
: Pembentukan larutan,peningkatan kejenuhan,nukleasi,pertumbuhan
kristal,pemurnian,pengeringan.Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi
adalah untuk pemisahan dan pemurnian dengan sasaran menghasilkan produk
kristal kristal yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan.Kualitas kristal
ditentukan 3 parameter yaitu distribusi ukuran kristal,kemurnian kristal,dan
bentuk kristal.(Umam, 2019)

II.3.Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat itu setelah dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai.Rekristalisasi bertujuan untuk memurnikan suatu zat dengan
cara menghilangkan kotoran atau zat – zat yang tidak diinginkan dalam zat
tersebut.(Umam, 2019)

II.4. Proses Rekristalisasi

Pada dasarnya peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi


pengendapan.Rekristalisasi merupakan teknik pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilarutkan dengan pelarut (solven) yang sesuai. Prinsip dasar yang
digunakan yaitu perbedaan kelarutan. Proses rekristalisasi melibatkan beberapa
tahap, yaitu:
1. Pelarut: melarutkan zat pengotor pada kristal.
2. Penyaringan: memisahkan zat pengotor dari larutan kristal yang
dihasilkan.
3. Pencucian: mencuci kristal dengan pelarut yang sesuai untuk
menghilangkan sisa-sisa zat pengotor.
4. Pengeringan: mengeringkan kristal dengan cara yang sesuai untuk
menghasilkan kristal yang murni.

(Umam, 2019)

II.5. Hasil Kali Kelarutan

Hasil kali kelarutan adalah konsep dalam kimia yang mengacu pada
perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh. Misalnya, jika suatu larutan
elektrolit memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 0,1 M dan konsentrasi ion Cl-
sebesar 0,1 M, maka hasil kali larutan (Ksp) untuk senyawa HCl adalah 0,01 M2.
Hasil kali larutan sering digunakan dalam perhitungan kesetimbangan ionik dan
pengendapan senyawa ionik.(Dari dkk., 2019)
II.6. Salting out

Salting out merupakan teknik pemurnian yang menggunakan penurunan


kelarutan molekul-molekul tertentu dalam larutan dengan kekuatan ionik yang
sangat tinggi. Teknik ini juga dikenal dengan sebutan salt-induced precipitation,
salt fractionation, anti-solvent crystallization, precipitation crystallization, atau
drowning out. Metode Salting Out merupakan metode yang tidak mengandung
larutanpenghambat PCR, mudah digunakan, dan membutuhkanharga yang relatif
lebih murah.(Sains dkk., 2018)

II.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kristal

Kristalisasi merupakan suatu proses pemurnian dan pembentukan partikel


dalam bentuk padatan yang dihasilkan melalui fasa homogen.Salah satu penentu
keberhasilan dari proses kristalisasi ini yaitu tercapainya kondisi supersaturasi.
Ketika kondisi supersaturasi telah tercapai, banyak inti kristal baru (nukleus) yang
akan terbentuk dan kemudian nukleus tersebut akan tumbuh menjadi kristal baru
(crystal growth). Kondisi supersaturasi dapat diciptakan melalui metode
pendinginan (cooling crystallization).Variabel yang mempengaruhi laju
pembentukan kristal adalah suhu, viskositas, kecepatan pengadukan/agitasi,
kecepatan pendinginan, adanya bahan tambahan dan pengotor, serta tekanan antar
permukaan antara pelarut dan zat terlarut.(Khairunisa dkk., 2019)

II.5.Analisis Bahan

II.5.1. Aquades

1.Sifat Fisik

 Bentuk : Cair
 Warna : Tidak berwarna
 Bau : Tidak berbau
 Titik Lebur: 0 °C
 Titik Didih : 100 °C pada 1.013 hPa
 Densitas : 1,00 gr/cm3 pada 20 °C

2.Sifat Kimia

 PH : pada 20 °C netral
 Tidak beracun
 Tidak mudah meledak
 Tidak mudah terbakar
(MSDS, 2021)

II.5.2. Kristal Garam Dapur ( Sodium Klorida )

1.Sifat Fisik

 Bentuk : Padat
 Warna : Putih
 Bau : Tidak berbau
 Titik lebur : 801 °C
 Titik didih : 1461 °C pada 1.013 hPa
 Densitas : 2,17 g/cm3 pada 20 °C

2.Sifat Kimia

 PH : 4,5 – 7,0 pada 100 g/l 20 °C


 Stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar

 Tidak mudah meledak

 Tidak mudah terbakar


(MSDS, 2019)

II.5.3. HCL
1.Sifat Fisik
 Bentuk : Cair
 Warna : Tidak berwarna
 Bau : Pedih
 Densitas : 1,09 g/cm3 pada 20 °C
2.Sifat Kimia
 PH : 1,2 pada 20 °C
 Dapat korosif terhadap logam
 Tidak mudah meledak
 Tidak mudah terbakar
(MSDS, 2023)

II.5.4. H2SO4

1.Sifat Fisik

 Bentuk : Cair
 Warna : Tidak berwarna
 Bau : Tidak berbau
 Densitas : 1,1 g/cm3 pada 20 °C
 Kelarutan : Larut dalam air

2.Sifat Kimia

 PH : Kira – kira 1 pada 20 °C


 Korosif terhadap logam
 Tidak mudah meledak
 Tidak mudah terbakar
(MSDS, 2022)

II.5.5. Ba(OH)2

1.Sifat Fisik

 Bentuk : Padat
 Warna : Putih
 Bau : Tak berbau
 Titik lebur: 78 °C
 Densitas : 2,180 g/cm32,180 g/cm3

2.Sifat Kimia

 PH : 12,5 pada 50 g/l pada 20 °C


 Stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar
 Tidak mudah meledak

(Acs dan Eur, 2022)

II.5.6. (NH4)2CO3

1.Sifat Fisik

 Bentuk : Padat
 Warna : Tidak berwarna
 Bau : Seperti amonia
 Kelarutan : 320 g/l pada 20 °C dalam air

2.Sifat Kimia

 PH : 9,4 pada 100 g/l pada 20 °C


 Tidak mudah menyala
 Tidak mudah meledak

(MSDS, 2022)

II.5.7. CaO

1.Sifat Fisik

 Bentuk : Padat
 Warna : Putih
 Bau : Tak berbau
 Titik lebur: >450 °C
 Titik didih: 2.850 °C
 Densitas : 3,300 g/cm3 pada 20 °C

2.Sifat Kimia

 PH : 12,6 pada 20 °C (larutan jenuh)


 Tidak mudah menyala
 Tidak mudah meledak
 Stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar

( MSDS, 2022)
III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Kristal garam
1. Neraca analitik 8. Pipa U
dapur
2. Pengaduk gelas 9. Set pemanas
2. (NH4)2CO3
3. Cawan listrik
3. CaO
4. Erlenmeyer 10. Hot plate
4. HCl
5. Gelas beker 11. Gelas ukur
5. Ba(OH)2
6. Corong 12. Tabung reaksi
6. H2SO4 pekat
7. Kertas saring
7. Aquades

III.2 Skema Kerja

III.2.1. Perlakuan Awal

62,5 mL H2O
Gelas Beker

 Pemanasan sampai mendidih


 Penambahan 20 g NaCl pasaran
 Pengadukan
 Pemanasan sampai mendidih
 Penyaringan

Larutan
Endapan
Gelas Beker

 Pembagian
menjadi 2 bagian

Larutan 1 Larutan 2
III.2.2. Kristalisasi Melalui Penguapan

Larutan 1
Gelas Beker

 Penambahan garam 0,5 gram


CaO
 Penambahan larutan Ba(OH)2
 Penambahan 30 gram/L
(NH4)2CO3
 Pengadukan
 Penyaringan

Filtrat Residu
Gelas Beker Kertas Saring

 Penetralan dengan
HCl encer
 Pengukuran dengan
PH meter
 Penguapan hingga
kering
Kristal NaCl

 Pengamatan
 Pembandingan dengan
pengendapann

Hasil
III.2.3. Rekristalisasi Melalui Pengendapan

Larutan 2 NaCl + H2SO4 pekat


Tabung Reaksi
Tabung Reaksi

Penjenuhan dengan gas HCl

Kristal

 Penimbangan
 Perhitungan

Hasil
IV. Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil
Perlakuan Awal

 62,5 mL H2O + pemanasan  NaCl larut dalam


(mendidih) + 20 gram NaCl aquades,suhu meningkat
+ pengadukan + pemanasan

1  Penyaringan  Terdapat residu berwarna


putih keruh berfasa padat
dan filtrat berwarna
 Dibagi menjadi dua bagian : bening cair
larutan 1 dan larutan 2

Kristalisasi Melalui Penguapan

 Larutan 1 + 0,5 g CaO  Larutan berwarna putih


keruh
 Penambahan larutan  Endapan sedikit larut
Ba(OH)2

 Penambahan larutan  Endapan larut


(NH4)2CO3

 Penyaringan  Residu tersaring berwarna


kecoklatan,filtrat berwarna
2
putih

 Penambahan HCl encer  Perubahan warna pada


untuk penetralan indikator pH menunjukkan
 Pengukuran dengan pH 7 (netral)
pH meter
 Penguapan  Terbentuk kristal murni
 Penimbangan berwarna putih
Rekristalisasi Melalui Pengendapan

 Larutan 2 + H2SO4 + NaCl  Terbentuk gas (HCl)


 Tabung ditutup  Terbentuk kristal pada
dinding tabung reaksi
 Penyaringan
3  Filtrat berwarna bening
 Pengeringan dan residu berupa kristal
 Penimbangan berwarna putih

 Diperoleh kristal murni 0,2


gram
V. Pembahasan

Telah dilakukan percobaan 2 yang berjudul “ Pemurnian Garam Melalui


Kristalisasi “ dengan tujuan untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu
rekristalisasi dan penerapannya pada pemurnian garam dapur kasar.Percobaan ini
menggunakan metode penguapan dan pengendapan melalui prinsip daya larut dua
zat yaitu yang dimurnikan berupa NaCl dengan zat pengotor yang terdapat dalam
NaCl sehingga akan mendapatkan NaCl murni.Pemurnian kembali dengan
memisahkan NaCl dari pengotornya disebut rekristalisasi. Tujuan dari
rekristalisasi sendiri yaitu untuk memurnikan suatu zat dengan cara
menghilangkan kotoran atau zat – zat yang tidak diinginkan dalam zat.(Umam,
2019)

V.1. Perlakuan Awal

Perlakuan awal pada percobaan ini bertujuan untuk melarutkan garam


NaCl kasar sampai terbentuk larutan garam.Langkah awal yang perlu dilakukan
adalah menyiapkan NaCl sebanyak 20 gram serta melakukan pemanasan aquades
62,5 mL hingga mendidih.Tambahkan NaCl yang telah di ke dalam aquades yang
telah mendidih.Hal tersebut bertujuan untuk membantu proses reaksi agar
mempermudah pelarutan NaCl sembari diaduk dengan batang pengaduk untuk
mempercepat reaksi.NaCl dapat larut dalam air disebabkan karena molekul air
memiliki sifat polar dengan muatan positif lebih berpusat pada hidrogen dan
muatan negatif pada atom oksigen.Dalam proses pelarutan NaCl, kutub negatif
oksigen dari molekul air akan mengepung dan menarik kation (natrium) dan kutub
positif atom hidrogen akan mengepung dan menarik anion (klorida). Proses
pelarutan NaCl dalam air dapat dituliskan seperti pada persamaan berikut :

NaCl(s) + H2O(aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

(Umarni dkk., 2017)

Selain itu NaCl dapat larut dalam aquades juga disebabkan karena harga Ksp dari
NaCl lebih besar daripada hasil kali ion-ionnya yang terbentuk saat
pelarutan.Pemanasan dilakukan kembali untuk meningkatkan interaksi tumbukan
antar ion dalam larutan sehingga mempercepat daya larut NaCl tersebut.

Langkah berikutnya yakni menyaring larutan NaCl tadi untuk memperoleh


filtrat hasil penyaringan dengan menggunakan kertas saring.Diperoleh juga residu
berupa padatan berwarna putih sedikit kecoklatan.Filtrat yang didapatkan
berwarna bening kemudian dibagi menjadi dua bagian dalam tabung reaksi
(larutan 1 dan larutan 2).Kedua larutan ini akan digunakan untuk rekristalisasi
melalui penguapan dan rekristalisasi melalui pengendapan.

V.2. Kristalisasi Melalui Penguapan

Dilakukannya percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan NaCl murni


menggunakan metode rekristalisasi melalui penguapan dengan prinsip perbedaan
antara titik didih dari pelarut dengan titik leleh dari pelarut,dimana titik didih dari
pelarut ini harus lebih kecil daripada titik leleh zat terlarut.Titik leleh dari NaCl
itu sendiri yakni 801°C sedangkan titik didih air adalah 100°C.(Redjeki dkk.,
2020).

Langkah awal yang perlu dilakukan yakni penambahan 0,5 gram CaO ke
dalam salah satu tabung yang berisi filtrat dari perlakuan sebelumnya ( larutan
1 ).Fungsi dari penambahan CaO adalah untuk memutihkan garam yang
dihasilkan serta memperbesar perbedaaan dari daya larut antara NaCl dengan
pelarut dan zat pengotornya,dimana CaO ini akan menarik ion Cl- yang
mengakibatkan terbentuknya endapan CaCl2 berwarna putih.(Syafpoetri dkk.,
2018)

2 NaCl(aq) + CaO(s) + H2O → CaCl2↓ + 2 Na+ + 2 OH-

(Maulana dkk , 2017)


Terjadinya pengendapan karena nilai Qc yang lebih besar dari Ksp
sehingga membuat larutan lewat jenuh dan membentuk endapan.CaO juga
berperan untuk mengikat pengotor berupa
karbonat dan sulfat pada NaCl.Reaksinya
sebagai berikut :

(Maulana dkk , 2017)

Langkah yang selanjutnya yaitu penambahan larutan Ba(OH)2 tetes demi tetes
hingga endapan yang terbentuk
terlarutkan.Penambahan
Ba(OH)2 ini bertujuan agar ion Cl- dapat terpisah dari CaCl2 dan terikat dengan
Ba2+ sehingga membentuk reaksi seperti berikut:

(Maulana dkk , 2017)

Selain itu Ba(OH)2


berfungsiountukomengi kat pengotor dari NaCl
berupa ion Mg2+ dan Fe2+ yang tersisa. Proses pengikatan tersebut dapat diamati
dari reaksi yang terjadi sebagai berikut :

(Maulana dkk , 2017)

Dari reaksi tersebut terlihat terjadinya pembentukan endapan Fe(OH) 2 dan


Mg(OH)2 yang disebabkan karena Ksp dari kedua larutan lebih kecil dari pada
hasil kali dari ion – ion penyusun kedua endapan. Adapun Ksp dari Fe(OH) 2
adalah 4,8 x 10-6 dan pada Mg(OH)2 sebesar 3.4 x 10-11.
Reaksi yang terjadi :
2NaCl (aq) + CaO (s) + Ba(OH)2 (aq) + H2O→ BaCl2↓+ Na+ + 4OH- + Ca2+

(Murni dkk , 2011)


Selanjutnya larutan ditambahkan dengan (NH4)2CO3 tetes demi tetes
sembari dilakukan pengadukan agar proses reaksi menjadi cepat saat pengikatan
ion Ba2+ dan ion Ca2+ .Penambahan (NH4)2CO3 bertujuan untuk menghilangkan
pengotor Ca2+ pada larutan NaCl dimana akan dihasilkan endapan putih.

Reaksi yang terjadi :


BaCl2↓+ Na+ + 4OH- + Ca2+ + (NH4)2CO3→ BaCO3↓+ NH3↑ + Na2CO3 + CaCl2
(Murni dkk , 2011)

Jika, semakin kecil nilai dari kelarutan suatu zat maka zat tersebut akan semakin
sukar larut di dalam pelarutnya. Apabila, pelarutnya ialah air maka nilai Ksp juga
akan semakin kecil. Begitu pula dengan sebaliknya, semakin besar nilai dari
kelarutan suatu zat maka zat tersebut kan semakin mudah larut di dalam
pelarutnya. Apabila, pelarutnya ialah air maka nilai Ksp juga semakin besar.

Langkah selanjutnya larutan disaring kembali menggunakan kertas saring


untuk memisahkan endapan yang terbentuk.Hasil dari penyaringan diperoleh
residu yang berupa endapan putih dan filtrat yang berwarna bening.Filtrat yang
diperoleh dari penyaringan ditambahkan dengan HCl yang bertujuan untuk
menetralkan larutan yang semula basa akibat Ba(OH)2 dan (NH4)2CO3. Fungsi dari
penetralan adalah agar garam dapat terbentuk kembali, sebab pada dasarnya
garam bersifat netral. Apabila filtrat tersebut tidak bersifat netral, maka tidak akan
terbentuk endapan NaCl.Sebelumnya sembari diukur nilai pH,jika nilai pH sudah
mencapai 7 maka penambahan HCl dihentikan. HCl pada proses ini tidak dapat
digantikan dengan asam kuat lainnya karena dikhawatirkan akan terbentuk
pengotor baru yang mempengaruhi hasil kristal yang didapatkan.Ketika larutan
telah netral langkah sealnjutnya yaitu penguapan yang bertujuan untuk
menghilangkan zat pelarut dan ion – ion yang mudah menguap seperti NH4+
sehingga akan didapatkan kristal NaCl murni berwarna putih.Setelah diperoleh
kristal NaCl langkah selanjutnya yaitu penimbangan.

Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah NaCl murni


yang berupa kristal berwarna putih sebanyak 0,9 gram dan kemurnian
rendemen sebesar 4,5%.Rendemen presentase yang dihasilkan kurang
dari 100% karena kristal yang didapatkan masih belum murni dan
tercampur dengan zat-zat pengotor lainnya, serta dapat diakibatkan
karena garam yang terbentuk merupakan garam asam, dimana
semakin netral suasana yang diperoleh dari larutan garam, maka
kristal yang dihasilkan akan semakin banyak. Pengaruh pH pada
kristalisasi, jika dilihat dari konsentrasi dari masing-masing ion akan
berpengaruh pada nilai Ksp dimana semakin besar konsentrasi yang
diperoleh maka nilai Qc akan semakin besar dibandingkan dengan
Ksp yang mengakibatkan larutan melewati titik jenuh.

V.2. Rekristalisasi Melalui Pengendapan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mendapatkan garam


yang lebih murni dari NaCl menggunakan metode rekristalisasi dengan
pengendapan berdasarkan prinsip penambahan ion sejenis akan memeperkecil
kelarutan suatu larutan.Langkah awal yang perlu dilakukan adalah penjenuhan
filtrat yang berasal dari perlakuan awal dengan gas HCl. Gas HCl yang digunakan
dibuat dengan cara mereaksikan antara NaCl dan H2SO4 pekat menggunakan pipa
U, dimana gas HCl akan berjalan pada pipa U dari tabung reaksi yang berisi NaCl
ke tabung reaksi yang berisi larutan filtrat. Penambahan gas HCl ini berfungsi
untuk menjenuhkan NaCl sehingga dapat menyebabkan terbentuknya endapan
dari NaCl murni. H2SO4 dalam proses ini dapat digantikan dengan asam kuat jenis
lain seperti contohnya HNO3. Pada saat penjenuhan dengan gas HCl larutan II
mengalami perubahan warna dari bening menjadi keruh. Gas HCl ini nantinya
akan membuat larutan II lewat jenuh hingga akan terbentuk endapan garam dapur
NaCl yang lebih murni. Adapun reaksi NaCl dengan H2SO4 sebagai berikut :

2NaCl(s) + H2SO4(aq) → 2HCl(g) + Na2SO4(aq)


(Mungkin, 2018)
Gas HCl yang dialirkan melalui pipa yang dihubungkan dengan dua tabung berisi
filtrat akan menimbulkan gelembung dan pengendapan bila ditambahkan H2SO4.
Endapan ini dapat terjadi karena adanya penambahan ion sejenis yaitu ion Cl- dari
gas HCl. Penambahan ion Cl- akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri
atau ke arah NaCl, dengan adanya ion sejenis yaitu Cl- maka akan meningkatkan
konsentrasi ion Cl- dalam larutan NaCl. .Ion jenis ini akan meningkatkan
konsentrasi Cl- dan menyebabkan NaCl menjadi jenuh dan nilai kelarutan NaCl
menurun sama halnya dengan Ksp dimana jika Qc > Ksp menyebabkan lewat
tepat jenuh sehingga terbentuk endapan NaCl.Setelah terbentuk endapan garam
kemudian disaring menggunakan kertas saring.Dari hasil penyaringan diperoleh
filtrat yang berwarna bening dan residu berwarna putih.Filtrat yang dihasilkan
dipanaskan untuk mempercepat proses pengeringan dan pengendapan.Dari
percobaan tersebut dihasilkan kristal putih sebanyak 0,2 gram dengan presentase
rendemen sebesar 1%. Remenden presentase yang dihasilkan kurang dari 100%
karena karena kristal yang didapatkan masih belum murni dan tercampur dengan
zat-zat pengotor lainnya.
Setelah dilakukan pemurnian garam dengan kristalisasi melalui
penguapan dan rekristalisasi melalui pengendapan, didapatkan hasil bahwa kristal
NaCl yang dihasilkan melalui pengendapan lebih banyak dibanding dengan kristal
NaCl yang dihasilkan melalui penguapan. Namun, kristal yang dihasilkan melalui
pengendapan jauh lebih murni dimana warna kristalnya lebih putih dibanding
kristal NaCl yang dihasilkan dari penguapan. Serta kristal yang dihasilkan dengan
kristalisasi melalui pengendapan didapatkan kristal dengan bentuk lebih kecil dan
halus, serta proses pembentukan kristal yang cepat. Proses melalui pengendapan
juga lebih sederhana dan tidak butuh banyak bahan daripada dengan proses
penguapan,sehingga akan lebih terjangkau dan praktis walaupun produk yang
dihasilkan lebih sedikit.
I. PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.1.1 Pemurnianogarampdapurpdilakukan dengan dua metode yakni
rekristalisasi melalui penguapan dan melalui pengendapan.
VI.1.2 Metode kristalisasi pengendapan merupakan metode yang
lebih efektif untuk digunakan dalam pemurnian garam dapur.
VI.1.3 Hasil kristal yang diperoleh dari kedua percobaan tersebut 0.9
gram 4,5 % pada metode kristalisasi pengendapan dan 0,2
gram 1 % pada metode rekristalisasi penguapan.
VI.2 Saran
VI.2.1 Reagen H2SO4 pada metode kristalisasi pengendapan dapat
diganti dengan asam kuat lain seperti HNO3.
VI.2.2 Praktikan diharapkan melakukan proses penyaringan dengan
baik dan benar.
VI.2.3 Diharapkan praktikan dapat melakukan proses penambahan
reagen dengan hati – hati agar perubahan dapat teramati.
DAFTAR PUSTAKA

Acs, E., dan Eur, R. P. 2022. Barium hidroksida oktahidrat untuk analisis.
Kategori 4, 1–10.
Articles, I. 2017. Peningkatan Kualitas Garam Bledug Kuwu Melalui Proses
Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO , Ba ( OH ) 2 , dan. 2(1), 42–
46.
Dari, D., Berpikir, K., Terhadap, L., Jazuli, A. Z., Saputro, S., dan Mulyani, B.
2019. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA MATERI POKOK
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN ( Ksp ) PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 1 SRAGEN. 8(2), 226–
235.
Khairunisa, L. F., Widyasanti, A., dan Nurjanah, S. 2019. Kajian Pengaruh
Kecepatan Pengadukan terhadap Rendemen dan Mutu Kristal Patchouli
Alcohol dengan Metode Cooling Crystallization Study on Effect of Strring
Speed to Yield and Quality of Crystal Patchouli Alcohol with Cooling
Crystallization Method. 7(1), 55–66.
Kuwu, G., dan Gas, P. 2011. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Pemurnian NaCl
dengan Penambahan Bahan Pengikat Impurities. 14(1), 8–11.
Menangani, B. Y. 2017. Lembaran data keselamatan bahan. 1253(1907), 1–17.
Mungkin, M. 2018. Studi Pengaruh Bahan Aditif NaCl dan Na-EDTA pada
Elektrolit Baterai Berbahan Filtrasi Air Jeruk Nipis. 3(1), 2–7.
Produk, N. 2022. Asam sulfat c ( H2SO4 ) = 1 mol / l ( 2 N ) Titripur ®. 1272, 1–
11.
Produk, N. 2023. Larutan penyangga pH 1 . 00 ( 25 GRAD C ) Certipur ®. 1272,
1–13.
Produk, N., dan Darurat, N. T. 2022a. Amonium karbonat EMPROVE ®
ESSENTIAL. 1272, 1–12.
Produk, N., dan Darurat, N. T. 2022b. Calcium oxide from marble bongkahan
kecil. Kategori 3, 1–10.
Produk, N., Produk, K., Informasi, U., Darurat, T., Kimia, R., dan Molekul, B.
2019. Lembar data keselamatan bahan. 1907, 1–8.
Produk, N., Produk, K., Informasi, U., Darurat, T., Kimia, R., dan Molekul, B.
2021. Lembar data keselamatan bahan. 1907, 1–7.
Redjeki, S., Muchtadi, D. F. A., dan Putra, M. R. A. 2020. Garam Sehat Rendah
Natrium Menggunakan Metode Basah. J. Tek. Kim., 14(2), 63–67.
Sains, F., Ar-raniry, U. I. N., dan Aceh, B. 2018. Jurnal bioleuser. 2(1), 20–23.
Sukmawati, W., dan Merina, M. 2019. Pelatihan Pembuatan Mipelatihan
Pembuatan Minuman Herbal Instan Untuk Meningkatkan Ekonomi
Warganuman Herbal Instan Untuk Meningkatkan Ekonomi Warga. J.
Pengabdi. Kpd. Masy., 25(4), 210.
Syafpoetri, N. A., Djauhari, Z., dan Olivia, M. 2018. Karakteristik Mortar Dengan
Campuran Abu Kerang Lokan Dalam Rendaman NaCl. J. Rekayasa Sipil,
14(1), 63.
Umam, F. U. 2019. Pemurnian Garam dengan Metode Rekristalisasi di Desa
Bunder Pamekasan untuk Mencapai SNI Garam Dapur. J. Ilm. Pangabdhi,
5(1).
Umarni, W. U. S., Uhendar, D. E. D. E. S., Ko, D. A. N. E., dan Adisantoso, P. R.
H. 2017. KLORIDA DALAM BEBERAPA MINYAK YANG DIPANASKAN.
4(2).
LAMPIRAN
Lampiran Perhitungan

a) Kristalisasi Menggunakan Penguapan


Diketahui :
Massa NaCl awal = massa teoritis = 20 gram
Massa NaCl akhir = massa nyata = 0,9 gram

massa nyata
%rendemen = x 100%
massa teoritis
0 , 9 gram
%rendemen = x 100%
20 gram
%rendemen = 4,5%

b) Rekristalisasi Menggunakan Pengendapan


Diketahui :
Massa NaCl awal = massa teoritis = 20 gram
Massa NaCl akhir = massa nyata = 0,2 gram

massa nyata
%rendemen = x 100%
massa teoritis
0 ,2 gram
%rendemen = x 100%
20 gram
%rendemen = 1%
Lampiran Gambar

Penyaringan Diperoleh residu Perhitungan PH


menggunakan kertas berupa endapan menggunakan indikator
saring berwarna putih pH

Penyaringan pada Diperoleh kristal Pengeringan agar


larutan 2 setelah NaCl murni tersisa garam saja
terbentuk kristal

Penimbangan kristal Penimbangan kristal

Anda mungkin juga menyukai